14
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif, dengan mengambil latar di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe. Dengan menggunakan metode
survey dengan teknik koresional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebar angket kepada responden 40 siswa. Hasil dari penelitian
ini menjelaskan bahwa angka korelasi sebesar 0,381 yang berarti terdapat korelasi positif antara kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama
Islam dengan akhlak siswa, namun korelasi tersebut tergolong lemah karena korelasinya berada diantara 0,20-0,40, berdasarkan keeratan hubungan
kedua variabel, maka diketahui koefisien determinasinya sebesar 15. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki pengaruh
terhadap akhlak siswa. Namun, kompetensi kepribadian guru bukanlah satu satunya hal yang bisa mempengaruhi akhlak siswa melainkan masih banyak
hal yang juga turut mempengaruhi akhlak siswa seperti kebijakan sekolah, teman pergaulan, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lain
sebagaianya.
19
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini menggunakan metode skala, wawancara dan
dokumentasi, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan metode survey dengan teknik korelasional.
6. Skripsi Junaedi Derajat, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga tahun 2013 yang berjudul
Peran Guru Akidah akhlak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di MTs N 2 Mataram. Hasil penelitian menunjukkan: 1 Peran guru akidah akhlak di
19
Sri Wahyuni, Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe , Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2014.
15
MTs Negeri 2 Mataram dalam membentuk karakter siswa di MTs Negeri 2 Mataram sangat banyak sekali namun yang paling menonjol antara lain
adalah, peran sebagai perencana, peran sebagai pembimbing. Peran sebagai organisator dan peran sebagai konselor. Sebagai perencana peran guru
akidah akhlak Nampak dalam perencanannya dalam memaksimalkan materi yang meliputi Planning, proses pembelajaran, manajemen kelas dan
assessement. Sebagai pembimbing Nampak dalam bimbingan yang diberikan kepada siswa didalam kelas maupun diluar kelas. Sebagai
konselor nampak dalam bantuan yang diberikan kepada siswa ketika mereka mendapatkan masalah didalam belajarnya. Sebagai organisator nampak dari
usahanya dalam menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, efektif dan efisien. 2 Cara guru Akidah Akhlak dalam
membentuk karakter siswa-siswi di MTs Negeri 2 Mataram adalah dengan cara penanaman nilai-nilai karakter secara umum, nilai-nilai yang dimaksud
yaitu, nilai religious, nilai kejujuran, nilai toleransi, nilai kedisiplinan, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai kemandirian, nilai demokratis, nilai rasa ingin
tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai cinta tanah air, nilai menghargai prestasi, nilai bersahabatkomunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar
membaca, nilai peduli lingkungan, nilai peduli social dan nilai tanggung jawab. Di MTs N 2 Mataram penanaman 18 nilai karakter secara umum
tersebut sudah terpenuhi semua walaupun belum sempurna prosesnya baik dalam proses KBM di kelas maupun dalam lingkungan sekolah.
20
Perbedaan
20
Junaedi Derajat, Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di
16
penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini menitik beratkan mengenai hubungan antara kompetensi kepribadian guru
PAI dengan akhlak siswa, sedangkan penelitian sebelumnya menitik beratkan pada peran guru akidah akhlak dalam pembentukan karakter siswa.
7. Jurnal yang disusun oleh Hj. Aminah Azis dengan judul, Pendidikan Akhlak Dalam Upaya Membina Kepribadian Siswa MAN 2 ParePare .
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Bentuk-bentuk Pelaksanaan
pendidikan akhlak dalam upaya membina kepribadian muslim bagi siswa MAN 2 Parepare ada dua ,pertama yaitu pembinaan dalam bidang syariah
dan yang kedua pembinaan dalam bidang akhlakmuamalah. Dalam bidang syariah yaitu melaksanakan shalat wajib dengan berjamaah , melaksanakan
shalat dhuha sebelum dimulai pembelajaran dan puasa senin kamis, sedangkan dalam bidang akhlakmuamalah dipersiapkan kegiatan training
dakwah dengan menyiapkan materi seperti berbuat baik sesama , saling menghargai dan saling membantu, jujur, sopan santun, berprilaku yang
baik, menggunakan pakaian yang islami. Dampak pendidikan akhlak dalam upaya membina kepribadian muslim
di MAN 2 Parepare, membawa dampak yang besar terhadap perubahan sikap siswa dan berpengaruh
terhadap perilaku ibadah dan akhlak serta pengetahuan keagamaan siswa.
21
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini menitik beratkan mengenai hubungan kompetensi kepribadian guru PAI
MTs N 2 Mataram , Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013 21Aminah Azis dengan judul, Pendidikan Akhlak Dalam Upaya Membina Kepribadian
Siswa MAN 2 ParePare , dalam Jurnal Kuriositas Edisi VII Vol.2, Desember 2014
17
dengan akhlak siswa, sedangkan penelitian sebelumnya menitik beratkan pada pendidikan akhlak dalam upaya membina kepribadian siswa.
Dari penelitian yang telah peneliti paparkan di atas, skripsi ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini lebih menitik
beratkan pada hubungan kompetensi kepribadian guru PAI dengan akhlak siswa di lingkungan sekolah SMP N 3 Tempel Tahun Pelajaran 20152016.
Skripsi ini diharapkan mampu menjadi penyempurna dan pembanding bagi skripsi-skripsi yang lainnya yang serupa serta penelitian-penelitian
sebelumnya. Sehingga dapat menambah perbendaharaan dunia pendidikan dan mampu menambah wawasan bagi pembacanya.
E. Landasan Teori
Selain kajian pustaka mengenai hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, penulis juga mencantumkan teori-teori yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti yang nantinya akan dijadikan alat untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.
1. Akhlak a. Pengertian, Dasar dan Tujuan Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jama dari kata khuluqun yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata Khalaqa atau khalqun ,
artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq , artinya
18
menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al- khaliq
, artinya pencipta dan makhluq , artinya yang diciptakan.
22
Pola pembentukan definisi akhlak
di atas muncul sebagai mediator yang menjembatani komunikasi antara Khaliq pencipta
dengan makhluk yang diciptakan secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum minallah. Dari produk hablum minallah yang
verbal, biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang disebut dengan hablum minannas pola hubungan antar sesama
makhluk.
23
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat- sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela
sesuai dengan pembinaannya.
24
Secara terminologis definisi akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana
diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
25
Dengan demikian, akhlak yaitu sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dibawa sejak lahir, bisa berupa perbuatan baik maupun
22
Beni Ahmad Saebani Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010, hal. 13.
23
Zahruddin Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, hal.2
24
Ibid, hal. 1.
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam LPPI, 2012, hal. 2.
19
buruk yang munculnya secara spontan dan tidak ada pengaruh dorongan dari luar.
Dalam islam, sumber akhlak yang menjelaskan standar baik dan buruk yaitu al-Quran dan sunah rasul. Di dalam konsep akhlak, segala
sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara Alquran dan sunnah.
26
Kedua dasar itulah yang menjadi pedoman dan sumber untuk menentukan perbuatan tersebut baik atau
buruk. Dalam al quran diterangkan sumber akhlak pada surat Al- Qalam ayat 4, bunyinya sebagai berikut:
:
Sesungguhnya engkau Muhammad adalah orang yang berakhlak sangat mulia. QS. Al- Qalam: 4”
27
Ayat tersebut merupakan pujian Allah SWT untuk nabi Muhammad Saw karena kemuliaan akhlak yang dimilikinya. Ini
didukung oleh hadits, yang berbunyi:
“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Hadis riwayat Bukhari ”
Hadis itu menunjukkan bahwa akhlak menempati posisi kunci dalam kehidupan umat manusia, maka substansi misi Rasulullah sendiri
26
Ibid., hal. 4.
27
Alwan Khoiri, dkk, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005, hal. 19.
20
yaitu untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia.
28
Menurut Aisyah istri Rasulullah, akhlak Rasulullah dalam
kehidupan sehari-hari baik perkataan, perbuatan, dan ketentuannya selaras dengan al quran, dan merupakan praktik nyata dari kandungan al
quran. Rasulullah selalu menjauhi larangan, melaksanakan perintah, dan semua isi al quran di pelajari sampai detail untuk dilaksanakannya dalam
kehidupan sehari- hari.
29
Akhlak dalam islam bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah oleh pemikiran manusia. Dan apa yang dikatakan dalam quran dan hadist
maka sampai kapan pun akan tetap berlaku. Meskipun demikian, karena ayat-ayat al- quran terbatas begitupun hadits, maka tidak setiap yang
ditemukan dalam masyarakat secara otomatis ada jawabannya dalam quran atau hadits. Untuk itu al quran menyerahkan pada para ulama
untuk menggali nilai-nilai yang terdapat dalam al quran dan hadist secara mendalam.
30
Dengan demikian, dasar akhlak yaitu al quran dan al hadis. Sebelum mengetahui tujuan dari pembentukan akhlak, terlebih
dahulu kita ketahui tujuan dari pendidikan Islam. Tujuan dari pendidikan Islam yaitu mewujudkan nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik
yang diupayakan oleh pendidik muslim melalui proses yang menghasilkan sosok anak didik yang berkepribadian muslim, beriman,
28
Ibid, hal. 20.
29
Ibid, hal. 20.
30
Munawwar Khalil, Akhlak Pembelajarannya, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suka, 2010, hal. 7.
21
bertakwa, dan berilmu pengetahuan sehingga mampu mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
31
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam yaitu mengarahkan pada terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi
manusia yang seimbang dalam arti terhadap dirinya maupun terhadap luar dirinya.
32
Sehingga terbentuk siswa yang berakhlak baik, sopan dalam berbicara dan bertindak, mulia dalam bertingkah laku, bersifat
bijaksana, jujur, adil, dan ikhlas. Dengan demikian, tujuan dari pembentukan akhlak yaitu sebagai
sarana terciptanya akhlakul karimah dalam diri peserta didik untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
b. Pembentukan Akhlak
Di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak dilakukan melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus
dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya
pribadi-pribadi Muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada ibu-bapak, sayang kepada sesama makhluk
Tuhan dan seterusnya.
33
Sedangkan anak yang tidak dibina akhlaknya , akan menjadi anak yang nakal dan selalu melakukan perbuatan tercela.
Ini menunjukkan perlu adanya pembinaan akhlak bagi anak.
31
Hamruni, Konsep Edutaiment dalam Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008, hal. 66.
32
Suwito, Filsafat Pendidikan Akhak Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Belukar, 2004, hal. 38.
33
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal.134.
22
Pembinaan ini semakin terasa diperlukan terutama pada saat di mana semakin banyak tantangan dan godaan arus globalisasi. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perlu adanya pembinaan akhlak bagi anak.
Dari penjelasan di atas kita dapat mengatakan bahwa akhlak merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh-
sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang
dengan baik, sistematik, dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau orang-orang yang baik
akhlaknya. Disinilah letak peran dan fungsi lembaga pendidikan.
34
Jadi pembentukan akhlak yaitu usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan
pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan
berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia,
termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan
pendekatan yang tepat.
35
Dengan demikin, pembentukan akhlak yaitu suatu usaha untuk membentuk pribadi yang berakhlakul karimah dalam diri siswa melalui
34
Ibid, hal. 135.
35
Ibid, hal. 135.