PROSES PENANAMAN NILAI MORALITAS SISWA (Studi di SMA Negeri 2 Kota Batu)

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Suatu fenomena yang luar biasa, perubahan dan perkembangan sosial sangat cepat.

Hal ini merupakan dampak dari perkembangan tehnologi terutama tehnologi komunikasi.
Interaksi semakin beragam, mudah dan cepat, sehingga terasa dunia semakin sempit.
Pergaulan tidak lagi terbatas pada lokalitas namun lebih jauh bahkan batas batas negara sudah
semakin pudar (globalisasi). Masyarakat dihadapkan pada kondisi ’Dunia yang kembar’.
Disatu sisi terjadi percepatan pergaulan yang secara nyata, melalui tatap muka, disisi yang
lain pergaulan maya juga merupakan suatu bentuk masyarakat yang kondisi dan dampak
pergaulan sama dengan masyarakat nyata. Secara otomatis masyarakat sekarang harus
menerima semua akibat dari pergaulan yang mendunia (globalisasi) ini. Baik dari akibat
perubahan, perkembangan, asimilasi, akulturasi dan semua hal yang sifatnya sudah bukan
lokalitas lagi yang harus diadaptasikan ke dalam kehidupannya. Tantangan zaman disegala
sisi kehidupan kompleks, seluruh muka bumi hampir tidak ada daerah yang terpencil.
Siapapun juga mau tidak mau harus menahan arus globalisasi yang menerpanya. Tidak peduli
dia masyarakat kota ataukah masyarakat desa yang terpencil sekalipun.

Kemampuan beradaptasi sebaik baiknya dari semua kalangan harus terjadi. Berbagai
gejala sosial yang muncul di atas memang harus disikapi yang pada akhirnya secara otomatis
akan terproses dalam kehidupan sosial itu sendiri, sehingga diharapkan pola sosial yang
terjadi selaras dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat kini. Sehingga dapat
menemukan suatu pola masyarakat globalisasi yang memang mampu mempermudah manusia
dalam menopang dan melindungi kepentingan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi apapun manusia dan masyarakat selalu ingin hidupnya lebih baik, namun tidak hanya

demikian saja manusia, selalu berusaha mencari celah yang lebih mudah pencapaiannya dan
tidak beresiko tinggi, serta mendapat sebanyak-banyaknya keinginan yang tercapai tanpa ada
atau sedikit pengorbanan juga prestasi. Inilah yang menjadi warna problema sosial akhir
akhir ini. Konsumerisme mewabah terutama di banyak negara berkembang.
Era globalisasi yang diwarnai oleh perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan,
Tehnologi dan Seni) sangat tinggi sekarang ini disajikan suatu kondisi yang sejalan dengan
kehendak tadi. Semua kebutuhannya yang instan juga banyak diperoleh dalam era ini. Namun
kembali kepada dari sifat manusia yang kadang liar tanpa batas dan buas dengan sekehendak
hatinya sendiri membawa IPTEKS tidak hanya berpengaruh positif tapi juga sering justru
membuat manusia sendiri dalam kondisi terjebak dalam kesengsaraan atau keprihatinan yang
mendalam. Bahkan kadang harus hanya sebagai penonton. Tak jarang dibuat terbelalak oleh
ulah manusia, yang kadang spektakuler pada kemajuan yang membuat kagum, dan merasa

inilah manfaat dari sebuah kemajuan. Tapi juga kadang dibuat prihatin karena dihadapkan
sebuah fenomena yang menjadikan merendahkan harkat dan martabat sebagai manusia atau
bahkan tidak ubahnya sebagai sosok binatang yang liar dan buas sehingga terjadi turun atau
melemahnya moralitas (degradasi moral).
Hasil perkembangan IPTEKS yang sekarang sangat kuat menerpa adalah kecanggihan
sistem komunikasi dan informasi. Hal ini sangat membawa pengaruh kuat pada kebudayaan
masyarakat berkembang dan berubah menuju suatu fenomena dimana terasa dunia semakin
transparan. Semua yang dilakukan manusia dapat dengan mudah

akses. Dalam kondisi ini

budaya lokal hampir dipastikan tidak dapat bertahan, sehingga internalisasi kebudayaan lokal
semakin terancam, hasil sosialisasipun melemah. Ada ketidakseimbangan antara perilaku,
norma dan nilai yang selaras, sehingga kearifan lokal tidak terbentuk sesuai dengan yang
diharapkan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tidak dapat hidup dengan sejarah saja, tetapi
setidaknya dapat membuat pola hidup yang sesuai dengan kondisi lokal walaupun harus
mengikuti perkembangan jaman. Sehingga dapat hidup nyaman di setiap perkembangan
jaman yang muncul. Kondisi ideal tersebut memang sulit merealisasikan apabila daya dukung

baik sosial, SDM, politik, ideologi maupun ekonomi tidak sejalan. Sehingga disintegrasi
budaya akan terjadi, membentuk satu kondisi baru yang kadang lebih baik tetapi tidak jarang
malah menjadi kondisi yang porak poranda.
Perkembangan globalisasi yang tidak seimbang serta virus globalisasi terus
menggerogoti bangsa ini. Sayangnya seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya,
tuntutan kemajuan di era global ini tanpa memandang (lagi) aspek kesantunan budaya negeri
ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh. Problema
sosial di Indonesia semakin kompleks sejalan dengan perkembangan jaman itu sendiri, mulai
dari pembelokan ramah tamah, gotong royong sebagai sifat bangsa Indonesia menjadi
korupsi, nepotisme, kolusi sebagai sub budaya menyimpang, juga sifat lain bangsa ini yang
mendukung adalah ciri ciri manusia Indonesia yang tidak seimbang dengan perkembangan
pembangunan secara fisik. Ciri ciri manusia Indonesia tersebut adalah mitos dan mistik,
sinkretisme, hipokritis, feodalisme,percaya kepada tahayul yang sudah dimodifikasikan, tidak
hemat, manipulasi kebenaran, suka meniru, serta rendahnya etos kerja.( Muhtar Lubis,1978:
13-45) Kondisi moralitas seperti ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, inilah nasib moral
bangsa ini terpuruk jatuh sangat dalam.
Percepatan sistem komunikasi juga penyebab semakin banyaknya persoalan muncul.
Tingkah laku apapun yang dikehendaki semakin mudah dicapai, kalau itu merupakan hal
yang baik akan senang , namun pada tingkah laku yang tidak baik atau melanggar norma dan
nilai juga semakin mudah serta daya dukung yang tinggi dari sarana dan lemahnya control

sosial. Narkoba, mimun-minuan keras dan seks bebas akhir-akhir ini memang sangat ngetren

di kalangan remaja. Ini tandanya ada bukti lagi bahwa moral remaja masa kini memang sudah
menurun. Kebudayaan timurnya sudah termakan oleh westernisasi. Sangat memprihatinkan,
sebagai contoh, saat masa kelulusan siswa SMA perayaan kelulusan yang tidak sewajarnya di
lakukan di Indonesia. Mungkin kalau di Negara barat hal seperti itu wajar. Uniknya,
merayakan kelulusan dengan melakukan sex party atau pesta sex, masih ditambah acara
nyabu bersama sama atau minum minuman keras bersama sampai mabuk. Degradasi moral
memang seharusnya mendapat perhatian lebih.
Kemajuan teknologi selain memberikan manfaat ternyata juga dampak negatif, seperti
internet dan handphone. Kedua barang hasil kemajuan teknologi ketika tidak dibarengi
dengan kematangan wawasan berpikir penggunanya akan menjadikan bumerang bagi
penggunanya, lantaran mereka tidak menggunakan untuk kegiatan yang bermanfaat namun
cenderung digunakan untuk kegiatan yang merusak mental, seperti menonton film biru/BF.
Keberadaan internet dan HP (Handphone) ini secara tidak langsung melemahkan rasa sosial
pengguna kepada masyarakat sekitarnya, namun juga membuat lemah kontrol sosial (Sosial
Control) di sekelilingnya, lantaran penggunaan yang tanpa batas.
Alasan ekonomi juga, orang tua secara tidak sengaja atau pun sengaja memposisikan
anaknya menjadi korban globalisasi. Berbagai kasus asusila dan kriminalitas terjadi karena
anak dan remaja terhimpit teknologi yang tanpa batas dan ekonomi keluarga yang kurang.

Satu demi satu peristiwa kriminalitas yang berbau asusila hingga perdagangan manusia
terjadi lantaran ketidak-mampuan membendung masuknya budaya luar yang sangat
kontradiktif dengan kearifan budaya lokal. Pemerintah Propinsi Jawa Timur menyikapi
permasalahan siswi hamil, terlibat narkoba juga kriminalitas yang dilakukan dalam masa
proses belajar terutama pada saat menghadapi ujian nasional, sebagaimana peneliti mengutip
di Harian Kompas;
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun mengatakan, siswi yang hamil saat
menempuh masa belajar merupakan bentuk kegagalan pendidikan. Sekolah sejatinya

tidak hanya menempuh kurikulum, tetapi juga mengajarkan norma dan pendidikan
karakter siswa. "Jika siswa masih melanggar norma, artinya pendidikan sekolah bisa
dikatakan tidak berhasil," katanya, Kamis (5/4/2012).
Lagi pula, kata dia, masa pendidikan formal bukanlah masa bagi orang yang sudah
menikah, apalagi hamil. Larangan bagi siswi hamil memang tidak diatur khusus
dalam aturan, tetapi hakikat sebuah pendidikan adalah mencetak manusia yang
berperilaku secara norma dalam kesehariannya. "Ada pelanggaran hakikat
pendidikan jika siswi hamil diperbolehkan mengikuti UN," ujarnya.
Harun menambahkan, sekolah sebenarnya bisa tidak meluluskan siswa yang
melanggar norma karena kelulusan siswa 60 persen dari hasil UN dan 40 persen dari
penilaian sekolah. Sama seperti terhadap siswa yang terlibat narkoba atau terlibat

aksi
kriminal,
sekolah
berhak
mengeluarkannya.http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/05/17384665/Siswi.Hami
l.Dilarang.Ikut.UN

Di wilayah Batu, (Harian Kompas:2011) - Sekitar 60 persen dari 328 pasangan calon
pengantin di Kota Batu, Jawa Timur, ditolak pendaftaran nikahnya oleh Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Junrejo Kota Batu karena mempelai perempuan hamil sebelum
menikah. Peristiwa ini sangat mengejutkan masyarakat Kota Batu. Berkurangnya perhatian,
pengawasan orang tua kepada anak serta kondisi sosial mayarakat Batu menjadi penyebab
utamanya. Dari kondisi tersebut, SMA Negeri 2 Batu yang juga berada di wilayah kerja
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Junrejo Kota Batu, berupaya keras agar dapat
menghadapi tantangan yang ada dari masyarakat sekitar agar siswa dapat menjalankan status
sebagai pelajar dengan baik seperti yang telah di teliti dalam thesis Efendi, Machfud. 2010.
Pengembangan Budaya Agama di Sekolah Melalui Model Pembiasaan Nilai Shalat
Berjamaah di SMA Negeri 2 Batu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Wujud budaya agama di SMA Negeri 2 Batu
meliputi : (a) Pembiasaan senyum, salam, dan sapa, (b) Shalat Jumat di masjid

sekolah, (c) Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI), (d) Ekstrakurikuler Keagamaan
dan Seni Baca Al-Qur’an (e) Kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), dan (f) Kegiatan
Keputrian. (2) Dukungan warga sekolah dalam mengembangkan budaya agama telah
dilakukan dengan baik berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Secara berurutan
dukungan warga sekolah terhadap pengembangan budaya agama adalah sebagai
berikut: komitmen kepala sekolah, komitmen dewan guru/karyawan, dan komitmen
seluruh siswa. (3) Hasil tindakan bersiklus pembiasaan nilai-nilai shalat berjamaah
adalah baik. Nilai-nilai shalat jamaah yang dibiasakan meliputi: (a) Nilai-nilai
‘ubudiyah, (b) Nilai-nilai akhlak al-karimah, meliputi: mindset positif, mission

statement, berpikir dan bertindak strategis, kebersamaan, tawadlu’, optomis dan
mandiri, serta networking. (c) Nilai-nilai kedisiplinan (nizhamiyah).

Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat tersebut, moralitas bagi Durkheim
memiliki tiga komponen yang harus dimiliki oleh manusia dalam pendidikan moral.( George
Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2008, 113) Pertama, moralitas melibatkan disiplin, yaitu
suatu pengertian tentang otoritas yang menghalangi dorongan dorongan idiosinkratis (sifat,
atau keadaan atau hal-hal yang menyebabkan sesuatu menjadi berlainan karena tidak
mengikuti aturan yang umum). Kedua, moralitas menghendaki keterikatan dengan
masyarakat, karena masyarakat adalah sumber moralitas. Ketiga melibatkan otomoni, suatu

konsep tentang individu yang bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Banyak hal yang menyebabkan masyarakat dikatakan terjadi degradasi moral, sebagai
indikatornya adalah ketidak disiplinan terhadap status atau kedudukannya. Masyarakat hari
ini sudah merasa menjadi masyarakat dunia dalam globalisasi, sehingga keterikatan lokalitas
mengendor. Pengaruh politik dan ekonomi tentang kekuasaan, penindasan dalam bentuk yang
terselubung demokrasi, sehingga kebebasan tidak lagi terjamin, otonomi sulit dapatkan.
Kondisi degradasi moral dalam masyarakat telah dilakukan berbagai upaya oleh
Pemerintah baik melalui program rutin kenegaraan secara legalitas atau etika kenegaraan
maupun kebijakan kebijakan yang diatur atas dasar kondisi tertentu masyarakat. Mulai
dengan adanya kebijakan tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(P4) ,
terdapatnya kurikulum yang mengajarkan tentang Pendidikan Moral Pancasila disetiap
jenjang pendidikan, pendidikan karakter yang harus diberikan kepada siswa dalam setiap
mata pelajaran yang diajarkan juga di setiap jenjang sekolah. Hal ini semua adalah upaya
untuk mendongkrak degradasi moral.
Melalui pendidikan moral berusaha mengantisipasi dampak perubahan sosial dari
akibat perkembangan IPTEK ataupun globalisasi, namun harus mempunyai visi etis bagi

kehidupan masyarakat .Visi etis moralitas mengandung arti bahwa setiap masyarakat
mempunyai suatu kearifan moralitas alamiah yang lahir dari persamaan-persamaan hak asasi
manusia dan persaman dalam menunaikan kewajiban-kewajiban moral, dari individu dan

masyarakat bersepakat menciptakan kontrak sosial dalam mengabsahkan formasi-formasi
sosial yang eksis menjamin kohesi sosial. Hal ini bukan untuk menghentikan laju globalisasi
dalam masyarakat modern, tetapi untuk menumbuhkan kesadaran dan komitmen manusia
kepada nilai-nilai moral, sehingga dampak negatif dari globalisasi dapat dikendalikan.
Persoalan degradasi moral inilah peneliti bermaksud untuk menyelidiki bagaimana
kepedulian masyarakat , pemerintah melalui institusi pendidikan untuk menekan degradasi
moral khususnya pemuda Indonesia melalui pendidikan moral yang diberikan di lembaga
pendidikan, sehingga bangsa ini tidak terlarut dalam keprihatinan yang terus menerus.
Peneliti menganggap sangat penting untuk diungkit, laju dari bangsa Indonesia sangat
tergantung kepada sepak terjang dari bangsa ini. Kejadian demi kejadian bergulir dari hari ke
hari baik dari sisi birokrasi pemerintah maupun kondisi masyarakat yang sangat memilukan
perasaan. Degradasi moral menyebabkan persoalan hidup bangsa Indonesia menjadi terpuruk.
Peneliti memilih obyek penelitian di SMA Negeri 2 Batu merupakan lembaga
pendidikan yang memiliki karakteristik khusus dalam sosialisasi moral melalui seluruh
kegiatan pembelajarannya, baik dalam kegiatan intrakulikuler maupun ekstra kulikuler,
walaupun usia berdiri SMA ini relatif muda. Namun karena tuntutan baik dari masyarakat,
Pemerintah maupun target kinerja komponen sekolah menyebabkan SMA Negeri 2 Kota
Batu berbenah diri dengan cepat. Mulai dari Visi dan Misinya, ketertiban belajar, adanya
kegiatan keagamaan, toleransi dalam multi kultur dan lain sebagainya. Memang untuk
tantangan, hambatan dalam upaya peningkatan moralitas siswa ini tidaklah mudah. Sebagai

lembaga pendidikan yang bersifat umum, berusaha dalam program kerja SMA Negeri 2 Batu
untuk lebih mendekatkan diri kepada dunia remaja dengan segala karakteristik serta

kebutuhannya. Terdapat pembagian hari efektif untuk selama satu minggu, yaitu untuk hari
Senin sampai dengan Sabtu disamping program pokok akademis, pada hari Jum’at lebih
dilaksanakan pembelajaran Agama baik Islam, Kresten, Hindu maupun Budha. Sedang hari
Sabtu dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler bagi kelas X dan XI (full day ekskul).
Pelaksanaan ketertiban sekolah juga terkesan disiplin dengan sistem control dari petugas tata
tertib yang selalu proaktif terhadap penanganan pelanggaran, walaupun tidak jarang juga
terjadi kenakalan remaja, namun dengan kecepatan penyelesaian dari seluruh komponen
sekolah maka kondisi tersebut kembali kondusif.

B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah proses penanaman nilai moralitas siswa di SMA Negeri 2 Batu?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Mendiskripsikan proses penanaman nilai moralitas siswa di SMA Negeri 2 Batu.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan secara sosiologis
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi tentang proses penanaman nilai
moralitas siswa yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah dalam membentuk
kultur sekolah sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan hasil lulusan yang
lebih bermoral ditengah derasnya arus globalisasi.

2. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini akan memberikan temuan-temuan substantif yang terkait
dengan proses penanaman nilai moralitas siswa. Diharapkan juga dapat
memberikan gambaran perkembangan dan factor factor yang mempengaruhi
moralitas dalam era globalisasi. Munculnya pengembangan penelitian tindakan
baru yang berkaitan dengan partisipasi stakeholder sekolah dalam upaya
peningkatan moralitas siswa

3. Kegunaan secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan rujukan dan masukan bagi
semua pihak, terutama sebagai pengambil kebijakan pembangunan baik di tingkat
sekolah ataupun pemerintah serta masyarakat dalam menekan laju degradasi
moral demi keberlangsungan pembangunan nasional secara utuh

E. Penegasan Istilah
Moral
Moral berasal dari kata latin mores yang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku
moral dikendalikan oleh konsep konsep moral, peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan / budaya bagi anggota suatu masyarakat dan menentukan pola perilaku
yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok(Elizabeth B. Hurlock, 1978, 74)
Perilaku moralitas yang sesungguhnya tidak saja sesuai dengan standart sosial
melainkan juga dilaksanakan secara sukarela. Ia muncul bersamaan dengan peralihan
kekuasaan eksternal ke internal dan terdiri atas tingkah laku yang diatur dari dalam,
disertai perasaan tanggung jawab pribadi untuk tindakan masing masing. Ia cukup

member pertimbangan primer pada kesejahteraan kelompok dan penempatan
keinginan atau keuntungan pribadi pada tempat kedua.

PROSES PENANAMAN NILAI MORALITAS SISWA
(Studi di SMA Negeri 2 Kota Batu)

TESIS

Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana S-2 Program Studi
Magister Sosiologi

Diajukan oleh:
Synaroch Fatimah
NIM 08250011

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
P R O G R A M P A S CA S A R J A N A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
AGUSTUS
2012

i

Judul Tesis

:PROSES PENANAMAN NILAI MORALITAS SISWA
(Studi di SMA Negeri 2 Kota Batu)

Yang diajukan oleh
Nama: Synaroch Fatimah
NIM : 08250011

Telah disetujui
Tanggal,
14 Agustus 2012

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dr. Achmad Habib,MA

Dra. Juli Astutik,M.Si

Direktur
Program Pascasarjana

Ketua Program Studi
Magister Sosiologi

Dr. Latipun, M.Kes

Dr. Vina Salviana D.S.,M.Si

ii

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama: Synaroch Fatimah
NIM: 08250011

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal,
14 Agustus 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

: Dr. Achmad Habib,MA

_________________

Sekretaris

: Dra. Juli Astutik,M.Si

_________________

Penguji I

: Dr. Muslimin Machmud,MSi

_________________

Penguji II

: Dr. Vina Salviana DS.,M.Si

_________________

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama

: Synaroch Fatimah

NIM

: 08250011

Program Studi

: Magister Sosiologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa :
1. Tesis dengan judul
PROSES PENANAMAN NILAI MORALITAS SISWA (STUDI DI SMA
NEGERI 2 KOTA BATU)
Adalah hasil karya saya, dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, bagi sebagian atau
keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS
ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengn sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang, 14 Agustus 2012
Yang menyatakan

Synaroch Fatimah

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga tesis dengan judul Proses Penanaman Nilai
Moralitas di SMA Negeri 2 Batu ini dapat terselesaikan.
Penyusunan tesis ini bertujuan untuk melengkapi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Magister Sosiologi dalam bidang Politik pada Program Pasca
Sarjana (PPS) Universitas Muhammadiyah Malang.
Terselesaikannya tesis ini tidak lepas dari dorongan dan bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, oleh karenanya penulis
menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Achmad Habib,MA selaku pembimbing utama dan Ibu Dra.
Juli Astutik,M.Si selaku pembimbing pendamping, yang secara ikhlas
penuh kesabaran meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya dalam
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini, semoga
Allah SWT senantiasa merahmati beliau.
2. Dewan Penguji: Bapak Dr. Achmad Habib,MA, Ibu Dra. Juli
Astutik,M.Si, Bapak Dr. Muslimin Machmud,MSi, Ibu Dr. Vina
Salviana DS, M.Si atas masukan dan kekritisannya yang konstruktif
sehingga tesis ini dapat diluruskan
3. Ibu Dr. Vina Salviana DS, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
Sosiologi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang
senantiasa mendorong dan memotivasi guna terselesaikannya tesis.

v

4. Bapak Drs Pamor Patriawan selaku Kepala SMA Negeri 2 Batu yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
kepada sekolah yang beliau pimpin
5. Bapak Ropingi,SPd.MM selaku Wakil Kepala SMA Negeri 2 Batu
bidang Kurikulum yang bersedia memberika informasi dan data-data
berkaitan dengan perkembangan akademis.
6. Bapak Drs. Sujoko,MM selaku Wakil Kepala SMA Negeri 2 Batu
bidang Kesiswaan yang telah bersedia untuk diwawancarai dan telah
banyak memberikan informasi berkaitan dengan data-data yang
diperlukan oleh peneliti
7. Ibu Siti Juwariyah,SPd selaku Koordinator BK yang telah bersedia
untuk meluangkan waktu untuk berdiskusi dan diwawancarai serta
telah banyak memberikan informasi berkaitan dengan data-data yang
diperlukan oleh peneliti
8. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Magister Sosiologi Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal
kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini
9. Bapak/Ibu staf Tata Usaha dan petugas Perpustakaan Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu demi
terselesaikannya tesis ini.
10. Teman-teman Magister Sosiologi yang telah memberikan dukungan
hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

vi

11. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam

penyusunan

tesis

ini.

Semoga

amal

beliau

mendapatkan balasan yang terbaik di sisi Allah SWT
Akhirnya, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 14 Agustus 2012
Penulis

Synaroch Fatimah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….....ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………iv
ABSTRAK………………………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………… x
MOTTO………………………………………………………………………..

xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan…………………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………… 9
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 10
D. Kegunaan Penelitian…………….…………………………………….. 10
E. Penegasan Istilah……………………………………………………… 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Moral…………………………………………………………………… 12
B. Penelitian yang relevan………………………………………………… 18
C. Argumentasi Pokok…………………………………………………….. 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian…………………………………………………. 23
B. Lokasi Penelitian………………………………………………………. 23
viii

C. Sumber Data Penelitian…………………………………………………24
D. Penentuan Subyek Penelitian dan Informan ………………………….. 26
E. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………………….. 30
F. Tehnik Analisa Data…………………………………………………… 32
G. Keabsahan Data………………………………………………………... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi SMA negeri 2 Kota Batu……………………………………. 37
B. Identitas Subyek Penelitian …………………………………………… 45
C. Proses Penanaman Nilai Moralitas…………………………………….. 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 80
B. Saran…………………………………………………………………… 81
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………........... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN
1. Permohonan Ijin Penelitian
2. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 02 Kota
Batu
3. Visi dan Misi SMA Negeri 02 Kota Batu
4. Program Kerja Tata Tertib SMA Negeri 02 Kota Batu tahun pelajaran
2011/2012
5. Peringkat 10 Besar hasil nilai ijazah
6. Surat Keterangan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu tentang nilai hasil
ujian nasional terbaik dan masuk dalam peringkat 10 besar tingkat SMA se
Kota Batu
7. Foto Kegiatan Penelitian

x

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2007,Sosiologi Pendidikan,Rineka Cipta,Jakarta.
Arif Rahman, 2009, Politik Ideologi Pendidikan, Laksbang Mediatama,
Yogjakarta
Bungin Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Dave Meier, 2002, The Accelerated Learning,Kaifa, Jakarta.
Elizabeth B. Hurlock, 1978,
Erlangga, Jakarta.

Perkembangan Anak, jilid 2, edisi ke enam,

Fedelis E Wawuru, 2010, Membangun Budaya berbasis Nilai, Kanisius,
Yogjakarta.
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, , 2008, Teori Sosiologi (terjemahan),
Kreasi Wacana, Yogjakarta.
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology jilid 1dan 2. Erlangga,
Jakarta.
James M Henslin, 2006 , Sosiologi.Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Kuswarno Engkus,2009, Fenomenologi, Widya Padjadjaran, Bandung
Lubis, Moctar, 1978, Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggung Jawaban),
Yayasan Idayu, Jakarta.
Lofland, John & Lyn H. Lofland, Analizing Social Settings: A Guide to
Qualitative Observation and Analysis, Belmont, Cal.: Wads worth
Publishing Company, 1984
Machfud Efendi, ,2010, Pengembangan Budaya Agama di Sekolah Melalui
Model Pembiasaan Nilai Shalat Berjamaah di SMA Negeri 2 Batu,
Thesis, Malang.
Maleong Lexy, 1988, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Martinis Yamin, 2008, Paradikma Pendidikan Konstruktivistik, GP Press,
Jakarta.
Marno dan Triyo S. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,
Bandung: Refika Aditama, Cet. I.

xi

Nata Abuddin, H, 2003 , Managemen Pendidikan, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Nicholas Abercrombie dkk, 2010, Kamus Sosiologi, Pustaka pelajar, Yogjakarta.
Noor Ms Bakry, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar,
Yogjakarta.
Nurani Soyomukti, 2008, Metode Pendidikan Marxis Sosialis, Ar Ruzz Media,
Jogjakarta .
Nurul Zuriah, 2008, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif
Perubahan, Bumi Aksara, Jakarta.
Patton, Michael Quinn, 1987, Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills:
Sage Pulications.
Piotr Sztompka, 2007,Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada, Jakarta.
Posman Simanjuntak, 2003, Antropologi, Erlangga, Jakarta.
Raco,J.R., Metode Penelitian Kualitatif, Grsindo.
Strauss Anselm & Juliet Corbin, 2003, Dasar Dasar Penelitian Kualitatif,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sugiyono, 2009,Metode Penelitian pendidikan, Bandung, Alfabeta.
Taufik Abdullah &Van Der Leeden,1986,Durkheim dan Pengantar Sosiologi
Moralitas,Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.
Wibert E. Moore, “sosiale Varandering”, 1965 , dalam Sosial Change,
diterjemahkan oleh A Basoski, Prisma Boeken, Utrecht, Antwepen.
________. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma
Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi
Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sumber Non Buku :
Administrator , Kemdiknas-Kemdagri Adakan Pendidikan Kebangsaan, tanggal
09-03-2011,
dalam
http://www.mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web
/beritamedia /1042.html diakses pada tanggal 14 Agustus 2011

xii

Achmad
Faizal,
Siswi
Hamil
Dilarang
Ikut
UN
http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/05/17384665/Siswi.Hamil.Dilara
ng.Ikut.UN, diakses pada tanggal 20 Mei 2012

Masngudin, Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang Hubungannya
Dengan
Keberfungsian
Sosial
Keluarga
Staff.uny.ac.id/sistem/files/pengabdian/saliman-drs.../kenakalanremaja.pdf diakses pada tanggal 28 Juni 2012

Paramita Agnes Wahareni, Sikap Remaja Terhadap perilaku sek bebas ditinjau
dari
tingkat
penalaran
moral
http://napzasulsel.files.wordpress.com/2011/01/sikap-remaja-terhdpprilaku-seks.pdf diakses pada tanggal 20 Juni 2011
-------, Astagfirullah!! Puluhan Siswa NTT Tak Ikut Ujian Nasional Karena
Hamil
Duluan,
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana
/2012/04/18/18718/
astagfirullah-puluhan-siswa-ntt-tak-ikut-ujiannasional-karena-hamil-duluan/ diakses pada tanggal 28 Mei 2012

xiii