Pengaruh Ketinggian Pemangkasan Dengan Mesin Potrum SRT 03 Terhadap Torsi Pemangkasan dan Kualitas Lapangan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) Tiff Way 146

PENGARUH KETINGGIAN PEMANGKASAN DENGAN
MESIN POTRUM SRT-03 TERHADAP
TORSI PEMANGKASAN DAN KUALITAS LAPANGAN
RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon) TIFF WAY 146

I PUTU SURYA WIRAWAN

PROGRAM STUDI ILMU KETEKNIKAN PERTANIAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh
Ketinggian Pemangkasan Dengan Mesin Potrum SRT-03 Terhadap Torsi
Pemangkasan dan Kualitas Lapangan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon)
Tiff Way 146 adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini

Bogor, September 2008

I Putu Surya Wirawan

ABSTRACT
I PUTU SURYA WIRAWAN. The effect of the mowing height on mowing
torque and quality of turfgrass Tiff Way 146 with Potrum SRT-03 machine.
Under direction of I NENGAH SUASTAWA and NIZAR NASRULLAH.
Rotary mower is one of mowing tools commonly used to maintain lawn or
turfgrass. Mowing height and mowing torque are important factors that should be
taken into account in sustaining grass quality and designing a rotary mower. The
study was addressed to recognize the influence of mowing height to required
mowing torque and turfgrass quality. The mowing torque was measured at
mowing height of 2, 3 and 4 cm. Measurement of mowing torque in the field was
done by using a specially designed turfgrass rotary mowing apparatus that
representing a rotary mower mowing mechanism. The apparatus was equipped
with torque measurement system. The measured average torque was used to
calculate the power requirement of mowing. The needs of maximum and

minimum mowing torque to mow turfgrass for all mowing height were 0,68 Nm
and 0,05 Nm. The average mowing torque were 0,51 Nm, 0,24 Nm, and 0,08 Nm,
at mowing height of 2, 3 and 4 cm respectively. The average power that required
to mowing was 146,8 watt, 96,1 watt, and 23 watt respectively. The grass quality
was evaluated in terms of color, density, yield and bundle of grass. The best
quality of turfgrass surface was achieved when it was mowed at the height of 3
cm. It had density of 350 grass shoots/100 cm2, yield of 9 g/m2, and green color.
Key words: mowing, rotary mower, turf grass.

RINGKASAN
I PUTU SURYA WIRAWAN. Pengaruh Ketinggian Pemangkasan Dengan Mesin
Potrum SRT-03 Terhadap Torsi Pemangkasan dan Kualitas Lapangan Rumput
Bermuda (Cynodon dactylon) Tiff Way 146. Dibimbing oleh I NENGAH
SUASTAWA dan NIZAR NASRULLAH
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 33 provinsi dengan
370 kabupaten dan 95 kota (BPS, 2008). Data statistik yang diperoleh tahun 2008,
jumlah stadion sepak bola se-Indonesia adalah sebanyak 82 lapangan (PSSI,
2008) dan jumlah lapangan golf se-Indonesia adalah sebanyak 210 (PGI, 2008).
Jumlah lapangan rumput yang banyak ini, memerlukan sumber daya manusia dan
mesin pemangkas dalam pemeliharaan rumput lapangan. Pemeliharaan lapangan

rumput merupakan salah satu faktor yang penting agar rumput lapangan berfungsi
sesuai dengan tujuannya. Salah satu mesin pemangkas rumput yang paling umum
dipakai adalah mesin pemangkas rumput tipe rotari.
Sejak tahun 2002 telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku dan
mekanisme pemangkasan rumput dengan menggunakan pisau rotari. Salah satu
penelitian tentang mesin pemangkas rumput tipe rotari yang dilakukan adalah
mesin pemangkas tipe rotari dengan sistem pengatur ketinggian pemangkasan
yang memiliki sistem empat batang penghubung (Suastawa, 2002). Hasil dari
penelitian tersebut menghasilkan prototipe mesin pemangkas rumput Potrum
SRT-03 dengan menggunakan motor listrik. Mesin Potrum SRT-03 ini,
merupakan pengembangan desain dari mesin pemangkas rumput SRT-01 dan
SRT-02. Mesin pemangkas rumput tipe rotari yang dijual di pasaran (pabrikasi)
sudah cukup banyak diproduksi baik dari tipe gendong tipe dorong sampai tipe
dikendarai (riding mower).
Penelitian ini dilakukan di Turfgrass Teaching Farm, University Farm IPB,
unit Sindang Barang, Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ketinggian pemangkasan dengan mesin Potrum SRT-03 terhadap torsi
pemangkasan serta kualitas visual dan fungsional rumput Bermuda Tiff Way 146
di lapangan rumput percobaan. Perlakuan yang diamati pada penelitian ini ada
dua, pertama adalah ketinggian pemangkasan 2, 3, dan 4 cm dengan variabel

berupa kebutuhan torsi, kualitas visual rumput dan kualitas fungsional rumput.
Kedua adalah kinerja mesin Potrum SRT-03 dan pabrikasi pada pola lintasan
kontinyu, maju mundur, head land, sirkuit dari pinggir ke tengah lapangan dan
sirkuit dari tengah ke pinggir lapangan. Variabel yang diamati adalah kapasitas
lapangan teoritis (KLT), kapasitas lapangan efektif (KLE), dan efisiensi lapangan.
Pada pengujian di lapangan, pengukuran torsi pemangkasan dilakukan untuk
menduga kebutuhan daya yang diperlukan untuk memangkas rumput. Proses
pemangkasan rumput dilakukan dengan apparatus uji pemangkas rumput yang
sengaja dibuat dengan mekanisme kerjanya mewakili Potrum SRT-03.
Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan pada lapangan rumput yang
seragam. Lapangan rumput dibuat dengan ukuran 16 m x 13 m. Rumput yang
digunakan adalah rumput Bermuda Tiff Way 146. Lapisan media tanam lapangan
rumput percobaan terdiri dari 3 lapisan dari bawah ke atas yaitu ijuk, koral dan
pasir beton. Waktu yang dibutuhkan sejak penanaman rumput hingga rumput
menjadi rapat adalah 3 bulan.

Kadar air rumput pada saat pemangkasan adalah 64% (bb). Torsi maksimum
dan minimum untuk memangkas rumput pada keseluruhan ketinggian pangkas
adalah 0,68 Nm dan 0,05 Nm. Torsi pemangkasan rata-rata pada ketinggian
pangkas 2, 3, dan 4 cm adalah masing-masing 0,51 Nm, 0,24 Nm dan 0,08 Nm.

Daya pemangkasan rumput rata-rata yang dibutuhkan untuk memangkas rumput
pada ketinggian pangkas 2, 3, dan 4 cm adalah masing-masing sebesar 146,8 watt,
69,1 watt, dan 23 watt.
Nilai efisiensi lapangan tertinggi mesin Potrum SRT-03 diperoleh pada pola
lintasan pemangkasan maju mundur, sedangkan pada mesin pabrikasi efisiensi
tertinggi diperoleh pada pola lintasan pemangkasan kontinyu. Kualitas rumput
yang terbaik didapatkan pada ketinggian pangkas 3 cm dengan warna daun hijau
tua (skor 4), densitas 350 tunas/100cm2, jumlah yield 9 g/m2, dan panjang akar 812 cm, 4 hari setelah proses pemangkasan dilakukan.
Kata kunci : pemangkasan, mesin pemangkas tipe rotari, lapangan rumput

@Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebut sumber:
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.


PENGARUH KETINGGIAN PEMANGKASAN DENGAN
MESIN POTRUM SRT-03 TERHADAP
TORSI PEMANGKASAN DAN KUALITAS LAPANGAN
RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon) TIFF WAY 146

I PUTU SURYA WIRAWAN

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian

PROGRAM STUDI ILMU KETEKNIKAN PERTANIAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Penguji luar komisi : Dr. Ir. Radite P.A. Setiawan, M.Agr


Judul tesis

: Pengaruh Ketinggian Pemangkasan Dengan Mesin Potrum SRT03 Terhadap Torsi Pemangkasan dan Kualitas Lapangan
Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) Tiff Way 146
Nama
: I Putu Surya Wirawan
NRP
: F.151060041
Program Studi : Ilmu Keteknikan Pertanian

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Dr.Ir. I Nengah Suastawa,M.Sc.
Ketua

Dr.Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr.
Anggota


Mengetahui,

Ketua Program Studi
Ilmu Keteknikan Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Armansyah H. Tambunan, M.Agr.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 12 Agustus 2008

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian
ini dilaksanakan di Turfgrass Teaching Farm, University Farm IPB, unit Sindang
Barang, Bogor sejak bulan Pebruari sampai Mei 2008. Penelitian ini diberi judul

Pengaruh Ketinggian Pemangkasan dengan Mesin Potrum SRT-03 terhadap Torsi
Pemangkasan dan Kualitas Lapangan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) Tiff
Way 146.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr.Ir. I
Nengah Suastawa, M.Sc, dan Bapak Dr.Ir.Nizar Nasrullah, M.Agr, masingmasing selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan arahan dari perencanaan hingga penulisan karya ilmiah ini
selesai.
Disamping itu, terima kasih penghargaan penulis sampaikan kepada :
1. Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan beasiswa BPPS.
2. Bapak Dr.Ir. Radite P.A. Setiawan, M.Agr, sebagai penguji yang telah
memberikan arahan, masukan, dan saran dalam penyusunan tesis ini.
3. Bapak Ir. Fahmi yang telah membantu dalam pengadaan bibit rumput
4. Bapak Dr.Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr yang telah banyak membantu
dalam pembuatan program
5. Bapak Abbas Mustafa yang telah membantu dalam perbaikan apparatus uji
dan Potrum SRT 03
6. Rekan-rekan di Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian angkatan 2006 yang
telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penelitian serta saudara Doni
dan Ilham yang selalu membantu dalam pengujian di lapangan.
7. Bapak Ropik yang telah membantu dalam pemeliharaan rumput di lapangan

8. Kedua Orangtua tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam
penyelesaian karya ilmiah ini .
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini bermanfaat

Bogor,

September 2008

I Putu Surya Wirawan

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tabanan pada tanggal 25 Agustus 1976 sebagai anak
tunggal dari ayah bernama I Wayan Suarya dan Ibu I Nengah Winanti.
Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Lulus tahun 1999. Pada tahun 2002
sampai sekarang penulis sebagai staf pengajar di Program Studi Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Pendidikan Pascasarjana dimulai pada tahun 2006, di Program Studi Ilmu
Keteknikan Pertanian, Pascasarjana IPB melalui beasiswa BPPS-DIKTI dari
Pemerintah Republik Indonesia.


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................

xv

PENDAHULUAN ................................................................................................

1

Latar Belakang .............................................................................................

1

Tujuan ..........................................................................................................

3

Hipotesa .......................................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................

4

Budidaya Rumput ........................................................................................

4

Kriteria Rumput Lapangan Olah Raga ........................................................

5

Mesin Pemangkas Rumput Tipe Rotari .......................................................

6

Mekanisme Pemangkasan Mesin Pemangkas Rumput Tipe Rotari ............

8

Torsi Pemangkasan ......................................................................................

9

Daya Pemangkasan ......................................................................................

10

Pemeliharaan Rumput Lapangan Olah Raga ...............................................

11

Kualitas Rumput ..........................................................................................

12

Kinerja Mesin Pemangkas ...........................................................................

15

METODE PENELITIAN ......................................................................................

16

Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................

16

Alat dan Bahan ............................................................................................

16

Rancangan Penelitian...................................................................................

17

Tahapan Penelitian.......................................................................................

19

Pembuatan Lapangan Rumput Percobaan...........................................

20

xii

Kalibrasi Apparatus Uji ......................................................................

21

Pengukuran Torsi Pemangkasan .........................................................

21

Kualitas Pemangkasan ........................................................................

23

Kinerja Mesin Pemangkas Rumput.....................................................

24

Analisis Data Hasil Pengukuran Torsi di Lapangan ...........................

25

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................

26

Lapangan Rumput Percobaan ......................................................................

26

Hasil Kalibrasi Instrument Uji .....................................................................

27

Torsi Pemangkasan ......................................................................................

28

Kualitas Lapangan Rumput Percobaan Setelah Pemangkasan ....................

32

Warna Daun Rumput ..........................................................................

33

Densitas Rumput dan Yield .................................................................

34

Kinerja Mesin Pemangkas ...........................................................................

36

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................

37

Simpulan ......................................................................................................

37

Saran ............................................................................................................

37

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

38

LAMPIRAN ..........................................................................................................

40

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Karakteristik rumput landsekap pada daerah tropis ........................................

4

2

Ketinggian dan frekuensi pemangkasan rumput di berbagai kondisi lahan ....

5

3

Rancangan penelitian ......................................................................................

17

4

Warna dan notasi rumput lapangan .................................................................

18

5

Kebutuhan daya (watt) berbagai ketinggian pangkas .....................................

32

6

Hasil pengujian warna daun rumput tiap ketinggian pangkas ........................

34

7

Hasil densitas rumput pada lapangan percobaan ............................................

34

8

Jumlah Yield pada ketinggian pangkas ...........................................................

35

9

Uji kinerja mesin .............................................................................................

36

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Contoh pisau pemangkas rumput tipe rotari dan tipe reel ..............................

7

2

Contoh pisau pemangkas tipe flail ..................................................................

7

3

Kurva locus trochoidal untuk pisau rotari (Sakai, 1998) ................................

9

4

Tekstur beberapa jenis rumput ........................................................................

11

5

Skema pengujian .............................................................................................

18

6

Diagram alir tahapan penelitian ......................................................................

19

7

Desain lapangan .............................................................................................

21

8

Contoh kalibrasi sensor pada poros pisau .......................................................

22

9

Metode pengukuran torsi di lapangan percobaan............................................

22

10 Contoh penentuan warna daun rumput ...........................................................

23

11 Pola pemangkasan ...........................................................................................

24

12 Tahapan pembuatan lapangan rumput percobaan ...........................................

26

13 Hubungan antara tegangan dengan strain .......................................................

28

14 Hubungan strain-torsi ......................................................................................

28

15 Pola pemangkasan 2 pisau, R = 0,2 m, n = 2751 rpm, v = 0,27 m/s...............

29

16 Contoh luas daerah rumput yang terpangkas ..................................................

30

17 Kebutuhan torsi rata-rata berbagai tinggi pemangkasan .................................

31

18 Torsi rata-rata pada berbagai tinggi pemangkasan..........................................

31

19 Hasil pemangkasan pada ketinggian pangkas. ................................................

33

20 Hasil pemangkasan : (a) potrum SRT-03, (b) mesin pabrikasi .......................

33

21 Sampel lempeng rumput yang diambil tiap ketinggian pangkas ....................

35

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No
1

Teks

Halaman

Denah lapangan rumput percobaan .................................................................

41

2 Pembuatan lapangan rumput. ..........................................................................

42

3

Pertumbuhan rumput Bermuda Tiff way 146 ..................................................

43

4

Potrum SRT- 03, apparatus uji, dan mesin pabrikasi ......................................

44

5

Instrument pengukuran dan perekam data ......................................................

45

6

Hasil kalibrasi instrument uji ..........................................................................

46

7

Hasil pengukuran kebutuhan torsi tanpa beban ..............................................

47

8

Hasil kebutuhan torsi saat gesekan .................................................................

48

9

Hasil pengukuran kebutuhan torsi pada ketinggian pangkas 2 cm .................

49

10 Hasil pengukuran kebutuhan torsi pada ketinggian pangkas 3 cm. ................

50

11 Hasil pengukuran kebutuhan torsi dan daya pada tinggi pangkas 4 cm .........

51

12 Contoh kebutuhan torsi hasil pengukuran pada berbagai kondisi...................

52

13 Hasil kebutuhan torsi dan daya rata-rata pada berbagai kondisi .....................

54

14 Perhitungan torsi pemangkasan secara teoritis saat mesin tanpa
memangkas dan gesek.. ...................................................................................

55

15 Gambar proses melubangi pipa pada saluran drainase ...................................

56

16 Perhitungan kapasitas lapangan teoritis (KLT), kapasitas lapangan
efektif (KLE) dan efisiensi lapangan ...............................................................

57

17 Perhitungan luas daerah pemangkasan............................................................

62

18 Gambar instrument ..........................................................................................

63

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 33 provinsi dengan
370 kabupaten dan 95 kota (BPS, 2008). Bidang olah raga di Indonesia khususnya
sepak bola dan golf berkembang dengan baik, terbukti dengan diadakannya kompetisi
antar klub sepak bola dan golf baik di Indonesia maupun di tingkat internasional.
Data statistik yang diperoleh tahun 2008, jumlah stadion sepak bola se-Indonesia
adalah sebanyak 82 lapangan (PSSI, 2008) dan jumlah lapangan golf se-Indonesia
sebanyak 210, (PGI, 2008). Jumlah lapangan golf di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 70-an terdapat 48 lapangan, pada tahun
80-an dan 90-an terdapat 68 dan 118 lapangan. Pada tahun 2000-an meningkat
dengan pesat menjadi 210 lapangan.
Jumlah lapangan rumput yang cukup banyak ini, tentunya memerlukan
sumber daya manusia dan mesin dalam pemeliharaan rumput. Pemeliharaan lapangan
rumput merupakan salah satu faktor yang penting agar rumput berfungsi sesuai
dengan tujuannya. Salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas lapangan
rumput adalah pemeliharaan yang teratur (Emmons, 2000). Kualitas rumput dapat
diperoleh dari pengelolaan pemeliharaan rumput yang tepat seperti peremajaan,
pemeliharaan, dan pemangkasan (Beard, 1973) dan (Tjahjono, 1993).
Pekerjaan utama dalam pemeliharaan lapangan rumput adalah pemangkasan
rumput secara teratur. Khusus untuk lapangan sepak bola dan golf yang memiliki
intensitas penggunaan yang tinggi, pemangkasan rumput yang teratur dengan
ketinggian pangkas yang sesuai dengan tujuan dan fungsi lapangan rumputnya mutlak
dilakukan. Ketinggian pemangkasan dapat mempengaruhi tingkat kehalusan daun
rumput (Emmons, 2000). Salah satu indikator lapangan rumput yang berkualitas
adalah keadaan rumputnya yang baik. Kualitas rumput lapangan dapat mempengaruhi
kecepatan mengelindingnya bola pada permainan sepak bola (Puhalla, 1988).
Salah satu mesin pemangkas rumput yang paling umum dipakai adalah mesin
pemangkas rumput tipe rotari. Mesin pemangkas rumput tipe rotari banyak digunakan

2

untuk memangkas rumput lapangan sepak bola. Mesin jenis ini dapat memberikan
hasil pangkasan yang dapat diterima pada berbagai jenis kondisi areal lapangan
rumput. Konstruksi, mekanisme, dan pemeliharaannya tidak serumit mesin
pemangkas rumput tipe reel.
Sejak tahun 2002 telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku dan
mekanisme pemangkasan rumput dengan menggunakan pisau rotari. Salah satu
penelitian tentang mesin pemangkas rumput tipe rotari yang dilakukan adalah mesin
pemangkas tipe rotari dengan sistem pengatur ketinggian pemangkasan yang
memiliki sistem empat batang penghubung (Suastawa, 2002). Hasil dari penelitian
tersebut menghasilkan prototipe mesin Potrum SRT-03 dengan menggunakan motor
listrik. Mesin Potrum SRT-03 ini, merupakan pengembangan desain dari mesin
pemangkas rumput SRT-01 dan SRT-02. Dari pengujian mesin pemangkas rumput
SRT-03 ini, diketahui bahwa mesin ini dapat memangkas rumput dengan rapi pada
berbagai ketinggian pangkas, dan rumput pangkasan (clippings) dapat langsung
ditampung ke dalam kantung.
Mesin pemangkas rumput tipe rotari yang dijual di pasaran (pabrikasi) juga
sudah cukup banyak diproduksi baik tipe gendong, tipe dorong dan tipe yang
dikendarai. Dengan meluasnya penggunaan mesin pemangkas tipe rotari ini,
pengembangan mesin ini sangat penting untuk dilakukan untuk menghasilkan
prototipe mesin pemangkas rumput tipe rotari yang lebih baik terutama dari segi
efisiensi kebutuhan daya pemangkasan rumput.
Lapangan rumput pada daerah tropis yang umum digunakan yaitu rumput
Gajahan/Carpetgrass

(Axonopus

compressus),

rumput

Bermuda/Bermudagrass

(Cynodon dactylon), rumput jepang/Zoysiagrass (Zoysia spp), Bahiagrass (Paspalum
notatum), Centipedegrass (Eremochloa ophiuroides), Agrotis/Bentgrass (Agrotis
polutris) dan St.Augustinegrass (Stenotaphrum secundatum) (Beard,1973) dan
(Tjahjono, 1993).

Jenis rumput Bermuda merupakan jenis rumput yang paling

banyak dipergunakan pada lapangan sepak bola karena rumput ini mempunyai
beberapa keunggulan, yaitu warnanya menarik, tekstur daun halus, dapat beradaptasi
pada daerah iklim panas, dapat tumbuh pada kondisi tanah berbagai jenis, laju

3

pertumbuhan cepat dan responsif terhadap pemupukan dan pengairan (Beard, 1973)
dan (Tjahjono, 1993). Menurut Hopkin (2000), rumput memiliki kegunaan dalam
penyediaan permukaan yang ideal untuk permainan dengan lentingan dan luncuran
bola terprediksi. Hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991) yang dilakukan pada
satuan tunas rumput menunjukkan bahwa kecepatan pemangkasan berpengaruh
terhadap kebutuhan energi dan hasil pemangkasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian pemangkasan
mesin Potrum SRT-03 terhadap torsi pemangkasan serta kualitas rumput Bermuda
Tiff Way 146 di lapangan rumput. Pengukuran torsi pemangkasan dilakukan untuk
menduga kebutuhan daya pemangkasan rumput. Pengukuran torsi pemangkasan di
lapangan rumput dengan apparatus uji pemangkas rumput yang sengaja dibuat
dengan mekanisme kerjanya mewakili Potrum SRT-03. Selain itu, dilihat juga
kualitas visual rumput dan fungsional rumput pada ketinggian pangkas. Kinerja
mesin Potrum SRT-03 dibandingkan dengan mesin pemangkas rumput tipe rotari
yang dijual di pasaran (pabrikasi) dengan berbagai pola lintasan pemangkasan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi lapangan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian pemangkasan
dengan mesin Potrum SRT-03 terhadap torsi pemangkasan, kualitas visual dan
kualitas fungsional lapangan rumput Bermuda (Cynodon dactylon) Tiff Way 146,
disamping itu ingin diketahui kinerja mesin Potrum SRT-03 dibandingkan dengan
mesin pemangkas rumput tipe rotari yang dijual di pasaran (Pabrikasi)
Hipotesa
Semakin pendek pemangkasan rumput, maka semakin besar kebutuhan torsi
pemangkasannya. Semakin banyak waktu kerja yang hilang pada suatu pola lintasan
pemangkasan, maka efisiensi kerja mesin pangkas akan semakin rendah.

TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya Rumput
Rumput merupakan tanaman monokotil yang lambat pertumbuhannya,
memiliki

toleransi

yang

tinggi

terhadap

pemangkasan

(Munandar

dan

Hardjosuwignyo, 1990). Rumput dapat diperbanyak secara generatif yaitu dengan
benih dan vegetatif yaitu dengan stolon, rhizome dan lempengan (Sulistyantara,
1992). Lingkungan tumbuh rumput terdiri atas suhu, kelembaban, cahaya, angin,
lokasi, dan bahkan faktor manusia. Faktor manusia adalah yang sangat penting ketika
menanam rumput (Rodney, 2004).
Rumput yang dibudidayakan untuk tanaman landsekap pada umumnya terdiri
dari enam jenis, dimana empat diantaranya digunakan untuk taman dan lapangan
olahraga dan lainnya digunakan untuk penguat teras dan pencegah erosi. Empat jenis
rumput untuk taman dan lapangan olahraga pada umumnya rumput jenis bermuda,
manila, gajahan dan agrotis. Karakteristik rumput pada daerah tropis dapat dilihat
pada Tabel 1 (Beard,1973) dan (Tjahjono, 1993).
Tabel 1 Karakteristik rumput landsekap pada daerah tropis
No Jenis Rumput

Tekstur

Warna

1
2
3
4
5
6
7

Kasar
Cukup Halus
Halus
Halus
Halus
Cukup halus
Sangat kasar

Hijau
Hijau muda
Hijau
Hijau muda
Hijau tua
Hijau
Hijau

Gajahan/Carpetgrass(Axonopus compressus)
Jepang/Zoysiagrass (Zoysia spp)
Bermuda/Bermudagrass (Cynodon Dactylon)
Agrotis/Bentgrass(Agrotis polustris)
Bahiagrass (Paspalum notatum)
Centipedegrass (Eremochloa ophiuroides)
St.Augustinegrass (Stenotaphrum secundatum)

Pemeliharaan rumput lapangan dilakukan dengan tujuan agar kondisi rumput
tetap rapat, seragam dan memenuhi kualitas visual maupun fungsional (Munandar,
1990). Pemeliharaan rumput di lapangan meliputi :
1. Peremajaan rumput
Peremajaan rumput dilakukan untuk mendapat kondisi rumput yang baik dimana
kegiatan peremajaan meliputi verticutting, coring, top dressing dan sodding.
Verticutting merupakan pemangkasan tanaman rumput secara vertikal untuk

5

merangsang pertumbuhan akar baru dan membuang akar yang sudah tua. Coring
adalah pembuatan lubang pada tanah agar tanah tetap gembur sehingga kadar
oksigen tanah tetap stabil. Top dressing adalah penaburan pasir pada permukaan
tanah yang berfungsi untuk menutup lubang coring sehingga rumput dapat
tumbuh dengan baik. Sodding adalah kegiatan penambahan rumput yang rusak
dengan menggunakan lempengan rumput.
2. Pemeliharaan rumput
Perawatan rumput dilakukan dengan pemupukan yang teratur, penyiangan gulma,
dan irigasi yang baik agar kualitas rumput tetap terjaga.
3. Pemangkasan rumput
Pemangkasan rumput bertujuan untuk menjaga ketinggian rumput sesuai dengan
standar lapangan rumput yang ada. Pemangkasan rumput merupakan hal yang
paling mendasar dari pemeliharaan rumpur landsekap. Ketinggian dan frekuensi
pemangkasan masing-masing tempat lapangan rumput terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Ketinggian dan frekuensi pemangkasan rumput di berbagai kondisi lahan
Lokasi

Ketinggian (mm)

Greens (lapangan golf)
Fairway (lapangan golf)
Tee box (lapangan golf)
Rough, slope bunker, dan
slope danau (lapangan golf)
Collar and apron
(lapangan golf)
Lapangan sepak bola
Lapangan bermain
Lapangan taman rumah

Frekuensi

3,75 - 6
8,00 - 4
7,00 - 10

Tiap hari
2 kali seminggu
3 kali seminggu

30,0 - 135

3 kali seminggu

70,0 - 100
25,0 - 40
50
37,5

tiap hari
1-2 kali sebulan
1-2 kali sebulan
1-2 kali sebulan

Kriteria Rumput Lapangan Olah Raga
Menurut Munandar (1990), rumput untuk lapangan olah raga menghadapi
berbagai tekanan, yang utama berupa aktivitas lalu lintas dengan frekuensi tinggi di
atas padang rumput. Secara biologi, rumput untuk lapangan olah raga harus
mempunyai kemampuan tumbuh yang baik. Rumput harus memiliki penutupan yang
luas dan kemampuan jelajah yang tinggi, daya regenerasi tinggi, serta ketebalan

6

penutupan karena stolon, rhizoma maupun cabang-cabang lateral cukup tebal
sehingga menjamin elastisitas yang baik. Selain itu, rumput juga harus memiliki daya
adaptasi terhadap air dan suhu yang baik. Tiap rumput memiliki toleransi yang
berbeda-beda. Rumput juga harus memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tanah.
Rumput Zoysia dan Bermuda adalah rumput yang dapat beradaptasi dengan baik
terhadap kondisi tanah yang kurang menguntungkan, seperti kondisi top soil yang
relatif tipis pada kebanyakan lapangan olah raga.
Rumput harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi
aktivitas-aktivitas lari, melompat dan menginjak-injak dalam kegiatan olah raga.
Aktivitas menginjak-injak dalam derajat ringan akan memperpendek stolon dan
ukuran tunas, mengurangi ketebalan dan meningkatkan jumlah anakan atau tunas,
stolon dan helai daun. Akan tetapi jika berlebihan, aktivitas tersebut akan
merobohkan rumput, mengubah warna pangkal-pangkal daun menjadi lebih putih dan
pucat, menyobek helai daun rumput, memadatkan tanah, dan meluruhkan pelepah
daun rumput. Rumput yang baik untuk olah raga hingga batas tertentu mempunyai
fleksibilitas dan toleransi yang baik terhadap kerusakan-kerusakan tersebut sehingga
lapangan rumput (turf) tampak selalu hijau (Munandar, 1990).
Mesin Pemangkas Rumput Tipe Rotari
Pemangkasan rumput dilakukan dengan berbagai macam alat pemangkas, baik
secara manual maupun dengan menggunakan mesin. Faktor peralatan yang
mempengaruhi kualitas pemangkasan rumput adalah kecepatan putar pisau,
ketajaman pisau dan pemasangan pisau pemangkas, sedangkan faktor operator yang
mempengaruhi pemangkasan adalah kecepatan maju operator (Tjahjono, 1994).
Mesin pemangkas rumput menurut jenisnya dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
reel mower, rotary mower dan flail mower. Contoh gambar pisau pemangkas rumput
tipe rotari dan reel dapat dilihat seperti Gambar 1. Mesin rumput yang umum
dipergunakan untuk pemeliharaan lapangan rumput untuk olahraga dan taman adalah
tipe rotary dan tipe reel. Tipe flail mower biasanya digunakan untuk padang rumput

7

pada kawasan gulma semak berkayu. Contoh gambar pisau pemangkas tipe flail dapat
dilihat seperti Gambar 2.

(a) Pisau pemangkas rumput tipe rotari

(b) Pisau pemangkas rumput tipe reel

Gambar 1 Contoh pisau pemangkas rumput tipe rotari dan tipe reel
Mesin pemangkas rumput tipe rotari adalah mesin pemangkas rumput yang
memangkas berdasarkan benturan pisau terhadap rumput (free cutting), pisau
berputar secara horizontal, sejajar dengan permukaan tanah. Hasil pemangkasan
dengan menggunakan pemangkas rumput tipe rotari relatif kurang rapi dibandingkan
dengan tipe reel, tetapi dapat memberikan hasil pemangkasan yang dapat diterima
pada hampir semua kondisi areal pangkas. Toleransi pada cutting unitnya tidak terlalu
kritis seperti pada tipe reel. Pemangkas rumput jenis ini baik digunakan untuk lahan
yang miring dan datar, serta kurang memerlukan kerapian yang sangat tinggi.

Gambar 2 Contoh pisau pemangkas tipe flail
Pada lapangan golf, mesin pemangkas rumput tipe rotari digunakan untuk
memangkas rumput pada pinggir bunker sedangkan mesin pemangkas tipe reel
digunakan pada hampir semua areal golf kecuali untuk daerah sekitar bunker. Hal ini

8

dilakukan karena tipe pemangkas tipe reel sangat sesuai pada lahan yang memiliki
elevasi yang tidak rata, memerlukan ketinggian yang seragam dan kerapian
pemangkasan yang tinggi.
Pada mesin pemangkas tipe rotari, variabel yang berpengaruh terhadap hasil
pemangkasan

adalah

kecepatan

putar

pisau

pemangkas,

kecepatan

maju

pemangkasan, ketajaman dan jenis pisau pemangkas serta sudut pemasangan pisau.
Kecepatan pemangkasan akan berpengaruh terhadap energi spesifik pemangkasan
dan hasil pemangkasan. Hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991), menunjukkan
bahwa pemangkasan rumput secara free cutting yang efisien mempunyai kecepatan
kritis antara 25-30 m/s. Pada kecepatan di bawah kecepatan kritis defleksi batang
sebelum pemangkasan terjadi secara menyeluruh sehingga energi pemangkasan yang
dibutuhkan tinggi. Energi spesifik pemangkasan yang dibutuhkan pisau tumpul dua
kali lebih besar jika dibandingkan pisau tajam, serta hasil pemangkasan lebih kasar
(Dogherty and Gale, 1991). Hasil penelitian Setiadi (2000), juga menunjukkan
adanya pengaruh kecepatan putar pemangkasan terhadap kebutuhan tenaga
pemangkasan. Semakin tinggi kecepatan putar pemangkasan, semakin kecil tenaga
pemangkasan dibutuhkan dikarenakan dengan kecepatan putar pemangkasan tinggi,
kebutuhan torsi yang diperlukan semakin kecil. Tetapi pada kecepatan lebih rendah,
peningkatan sudut pisau

menghasilkan peningkatan jumlah tunas yang tidak

terpangkas.
Mekanisme Pemangkasan Mesin Pemangkas Rumput Tipe Rotari
Pemangkas rumput tipe rotari adalah mesin pemangkas yang memangkas
berdasarkan benturan pisau terhadap benda secara langsung dengan kecepatan tinggi
(free cutting). Mekanisme pemangkasan ini biasa digunakan untuk benda-benda kecil
atau tipis seperti rumput (Sitkey, 1986). Free cutting dimungkinkan terjadi jika gaya
maksimum pemangkasan melebihi gaya reaksi yang timbul pada areal yang
dipangkas. Komponen gaya pada free cutting adalah mass inersia dari batang yang
dipangkas dan gaya reaksi statis dari bending untuk batang dan perubahan sudut
(displacement anguler) dari luas permukaan yang dipangkas.

9

Lintasan gerak pemangkasan pada pemangkas rumput tipe rotari merupakan
lintasan gerak relatif benda berputar, yaitu gerak rotasi pisau relatif terhadap gerak
maju alat. Persamaan gerak untuk gerakan ini adalah persamaan kurva locus dari
gerak trochoidal (Sakai, 1998). Pola pemangkasan pisau pemangkas rumput tipe
rotari secara umum dapat dilihat pada Gambar 3. Pemangkasan seperti ini secara
umum menghasilkan gesekan yang cukup tinggi antara permukaan bawah pisau
dengan rumput yang telah terpangkas sehingga perlu dipikirkan cara untuk
mengurangi gesekan tersebut.
P(x,y)
P’(x’,y’)

Gambar 3 Kurva locus trochoidal untuk pisau rotari (Sakai, 1998)
Persamaan kurva locus secara umum untuk pisau yang berputar relatif
terhadap gerakan maju adalah :

x = vt − RSin(ϖt )

merupakan kecepatan pada sumbu x......................... (1)

y = R(1 − Cos (ϖt )

merupakan kecepatan pada sumbu y......................... (2)

Dimana v adalah kecepatan maju alat (m/s), t adalah waktu tempuh (s), dan ω adalah
kecepatan putar pisau (radian/s), dan R adalah jari-jari putaran pisau (m).
Torsi Pemangkasan

Penelitian tentang torsi pemangkasan sudah banyak dilakukan. Setiadi (2000)
melakukan kajian tentang pengaruh sudut pemangkasan terhadap torsi pemangkasan
rumput tipe slasher di lapangan rumput tetapi kondisi rumput tidak seragam. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa torsi semakin besar pada pemangkasan dengan

10

sudut mata pisau 0o. Wirza (2002) dan Sanjaya (2002) melakukan kajian terhadap
torsi pemangkasan pada turf bin dengan rumput Bermuda. Sementara Suharyatun
(2002) juga melakukan kajian tentang mekanisme pemangkasan rumput pada turf bin
dengan menggunakan rumput Bermuda. Kajian ini menghasilkan persamaan untuk
menghitung kebutuhan torsi pemangkasan rumput seperti pada Persamaan 3.
Penelitian tentang torsi pemangkasan pada lapangan rumput yang seragam belum
pernah dilakukan.

⎡ πnt (i − 1)2π π ⎡
⎤⎤⎤


30v
−1 ⎡ R

T = R cos λ −
cos ⎢

− − ⎢sin ⎢ ⎢ sin λ ⎥ − λ ⎥ ⎥ ⎥
nk cos λ
k
2 ⎢⎣
⎢⎣
⎢⎣ 30

⎣ ⎣ Ri
⎦⎥ ⎥⎦ ⎥⎦

xp

⎤⎤

60vd r
⎡ πnt (i − 1)2π π ⎡ −1 ⎡ ⎡ R
cos ⎢

− − ⎢sin ⎢ ⎢ sin λ ⎥ − λ ⎥ ⎥ ....................... (3)
nkj cos λ
k
2 ⎢⎣
⎣ 30

⎣ ⎣ Ri
⎦ ⎥⎦

Dimana T adalah torsi (Nm), R adalah jari-jari pemangkasan (m), dr adalah
diameter rumput (mm), n adalah kecepatan putar (rpm), k adalah jumlah pisau, j
adalah jarak antar rumput (mm),

adalah sudut pemasangan pisau, p adalah gaya

spesifik pemangkasan rumput. Besarnya gaya spesifik pemangkasan rumput
menggunakan hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991), sebesar 17,5 Nmm, dengan
diameter rumput rata-rata 2,61 mm, sementara v = kecepatan maju pemangkasan
(m/s). Pemangkasan rumput dengan pisau rotari dilakukan secara free cutting, karena
pemangkasan dengan menggunakan mata pisau yang tajam dan kecepatan tinggi,
gaya tangensial pemangkasan dapat diabaikan.
Daya Pemangkasan

Giancoli (1998) menyebutkan bahwa daya pemangkasan (watt) merupakan
perkalian antara torsi pemangkasan (Nm) dengan kecepatan sudut pemangkasan
(rad/s). Persamaan daya pemangkasan (watt) dapat dituliskan secara matematis
sebagaimana pada Persamaan 4.
P = Tω ............................................................................................. (4)

11

Dimana P adalah daya pemangkasan (watt), T adalah torsi pemangkasan
(Nm), dan ω adalah kecepatan sudut (rad/s).
Pemeliharaan Rumput Lapangan Olah Raga

Menurut Emmons (2000), pemeliharaan rumput lapangan olah raga dapat
menjadi sulit karena efek merusak aktifitas olah raga yang dilakukan di atasnya.
Rugbi, sepakbola, baseball, lacrosse dan hoki lapangan adalah olah raga yang
biasanya dilakukan pada lapangan rumput. Permasalahan utama pada lapangan olah
raga adalah pemadatan dan kualitas rumput yang buruk. Permasalahan ini dapat di
atasi dengan konstruksi lapangan yang baik dan pemilihan spesies dan kulitivar
rumput yang sesuai. Kunci utama dalam membuat lapangan olah raga yang baik
dengan menyediakan zona akar yang cukup. Drainase dan irigasi yang baik sangat
diperlukan untuk menjaga rumput agar tetap padat dan subur. Beberapa contoh
tekstur jenis rumput yang dipakai pada lapangan olahraga seperti terlihat pada
Gambar 4.
Lapangan rumput dengan media pasir memerlukan irigasi yang hati-hati
karena zona perakaran sangat mudah kehilangan air. Penyiraman sebaiknya tidak
dilakukan sehari sebelum lapangan digunakan agar lapangan tidak digenangi air.
Penyiraman dilakukan setelah lapangan rumput digunakan untuk mempercepat
pemulihan rumput. Lapangan yang menggunakan tanah liat akan mengeras jika tidak
disiram secara reguler. Coring untuk mengurangi kepadatan sangat penting. Coring
adalah pembuatan lubang pada tanah untuk menjaga agar tanah menjadi gembur,
terjaga porositasnya, terjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan mengurangi
kepadatan tanah (Emmons, 2000).

(a)

(b)

Rumput Bermuda

Rumput Manila

(c)

Rumput Gajahan

Gambar 4 Tekstur beberapa jenis rumput

12

Rumput dapat mengalami kerusakan yang parah sehingga harus diganti atau
ditambal. Kegiatan penggantian ini dilakukan dengan sodding. Rumput harus
dipupuk dengan baik untuk menghasilkan lapangan rumput yang padat, tingkat
pemulihan diri yang baik dan sehat. Pemupukan beberapa minggu sebelum lapangan
digunakan sangat diperlukan (Emmons, 2000). Kegiatan pemangkasan rumput
mempengaruhi

kualitas

rumput

lapangan.

Pemangkasan

terlalu

rendah

mengakibatkan rumput itu mengalami stres akibat penguapan dan kehilangan
karbohidrat yang tinggi, dan sebaliknya apabila pemangkasan terlalu tinggi
mengakibatkan rumput mudah rebah atau tidak tegar sehingga kualitas lapangan
kurang (Beard, 1982). Pemangkasan rumput mengikuti hukum 1/3 (one third law)
yaitu pemangkasan mengambil 1/3 dari tinggi rumput sebelum dilakukan
pemangkasan (Puhalla, 1988).
Kualitas Rumput

Menurut Emmons (2000), rumput merupakan penutup tanah yang sangat baik
untuk lapangan olah raga dan tempat rekreasi. Rumput dapat membuat permukaan
yang kuat dan tahan lama yang sangat baik. Ketika luka, rumput mempunyai
kemampuan menyembuhkan diri yang baik. Rumput juga dapat menyediakan
permukaan yang baik untuk pijakan atlet dan permukaan yang lembut untuk menahan
atlet ketika jatuh. Kualitas rumput dapat dilihat dari fungsinya, dan penampilannya.
Rumput untuk lapangan olah raga yang utama adalah kualitas permainannya
(playability). Kualitas visual rumput secara umum dapat diukur melalui empat
karakter yaitu :
1. Warna rumput
Warna rumput merupakan ukuran cahaya yang direfleksikan oleh rumput. Pada
umumnya, semakin hijau rumput semakin menarik dipandang. Kebanyakan orang
lebih menyukai warna hijau yang gelap. Warna hijau yang jelek biasanya
disebabkan oleh kekurangan nitrogen, kekeringan, suhu, penyakit, hama atau hal
yang lain. Normal saja bagi beberapa spesies memiliki warna hijau terang.
Kurangnya warna hijau gelap bukan berarti rumput kondisinya tidak sehat.

13

2. Tekstur rumput
Tekstur rumput menandakan ukuran dari daun rumput. Rumput yang memiliki
ukuran lebar daun yang lebih kecil dianggap lebih menarik. Pemangkasan yang
sering dan semakin tinggi densitas menyebabkan daun menjadi lebih kecil.
3. Densitas rumput
Indikator yang paling penting adalah densitas rumput. Densitas rumput adalah
banyaknya tunas rumput yang terdapat dalam sebuah area. Densitas juga
merupakan ukuran dari kemampuan rumput dalam beradaptasi dengan
lingkungannya. Rumput dalam sebuah lapangan sepakbola akan menjadi jarang
jika pertumbuhan rumputnya buruk.
4. Keseragaman rumput
Keseragaman rumput adalah kombinasi dari ketiga karakter yang telah
disebutkan. Rumput yang menarik memiliki penampilan seragam dan konsisten.
Menurut Turgeon (1994), kualitas rumput ditentukan melalui dua hal, yaitu
kualitas visual dan kualitas fungsional. Kualitas visual rumput terdiri atas densitas,
tekstur, keseragaman, warna, tipe pertumbuhan, dan kehalusan. Keempat bagian
kualitas visual di atas dapat diuraikan seperti berikut :
1. Tipe pertumbuhan rumput dibagi menjadi tiga tipe, diantaranya Bunch-type,
Rhizoma-type dan Stoloniferous. Bunch-type adalah pertumbuhan rumput yang
dipengaruhi oleh kualitas biji dimana apabila kualitas bijinya tinggi maka akan
menghasilkan rumput yang seragam. Sebaliknya, kualitas biji yang rendah akan
menghasilkan rumput yang tidak seragam. Rhizoma-type adalah tipe rumput yang
perbanyakannya melalui akar bawah tanah yang disebut Rhizomes. Karena akar
memiliki jangkauan yang luas, maka rumput yang dihasilkan akan seragam.
Stoloniferous adalah tipe rumput yang perbanyakannya melalui tunas horizontal
di atas permukaan tanah yang disebut stolon.
2. Kehalusan rumput adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada
kualitas visual dan kualitas permainan. Kecepatan dan durasi perputaran bola
akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam.

14

Kualitas fungsional terdiri dari rigiditas, elastisitas, kemampuan menahan
beban, yield, perakaran, kemampuan memulihkan diri dengan pengertian berikut ini:
1. Rigiditas rumput adalah ketahanan daun rumput terhadap tekanan dan
berhubungan dengan ketahanan tanaman rumput. Hal ini dipengaruhi oleh
komposisi kimiawi dari jaringan tanaman, kandungan air, suhu, ukuran tanaman,
dan densitas.
2. Elastisitas rumput adalah kemampuan rumput untuk kembali tegak setelah
tekanan di atasnya berpindah. Elastisitas rumput akan berkurang secara dramatis
apabila rumput membeku.
3. Kemampuan menahan beban adalah kemampuan rumput dalam menyerap beban
tanpa merubah karakteristik permukaannya. Pada beberapa kasus, ketahanan ini
dipengaruhi oleh daun rumput dan akar. Pada lapangan golf, ketahanan ini dapat
menahan bola secara baik sehingga dapat dibidikkan sesuai target. Pada lapangan
sepakbola, ketahanan ini membantu dalam mengurangi potensi cedera pemain.
4. Yield adalah ukuran jumlah sisa pangkasan rumput yang telah dipangkas. Hal ini
merupakan indikasi pertumbuhan rumput terhadap pemupukan, irigasi dan faktorfaktor alami lainnya. Jumlah yield yang berlebihan mengindikasikan penggunaan
pupuk yang berlebihan, terutama nitrogen dan indikasi lainnya seperti perakaran
lemah, toleransi terhadap stres dan ketahanan terhadap penyakit.
5. Perakaran adalah jumlah pertumbuhan akar dalam satu masa tanam. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya jumlah akar yang berwarna putih dan kedalamannya.
Semakin banyak jumlahnya dan semakin dalam perakarannya maka semakin baik
kualitas rumputnya.
6. Kemampuan memulihkan diri adalah kemampuan rumput dalam memulihkan diri
setelah terserang hama penyakit, penggunaan di atasnya dan sebagainya.
Kemampuan memulihkan diri sangat bervariasi bergantung kepada genotip
rumput dan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam maupun buatan. Faktor-faktor
yang mengurangi kemampuan memulihkan diri adalah kepadatan tanah yang
kurang baik, pemupukan yang berlebihan atau kurang, kelembaban, suhu yang

15

kurang baik, penyinaran yang kurang baik, tanah yang masih menyimpan residu
racun, dan penyakit.
Kedua aspek di atas harus diperhatikan untuk mencapai kualitas rumput yang
baik, karena apabila kedua aspek tersebut diabaikan maka selain mempengaruhi
penampilan dan pertumbuhan rumput juga mempengaruhi kualitas permainan.
Kinerja Mesin Pemangkas

Uji kinerja mesin ditentukan oleh kapasitas lapangan teoritis (KLT), dan
kapasitas lapangan efektif (KLE). Efisiensi kinerja mesin di lapangan merupakan
perbandingan antara KLE dan KLT, sementara KLT dan KLE masing-masing
ditampilkan pada Persamaan 5 dan Persamaan 6.
KLT = lv ........................................................................................

(5)

Dimana KLT adalah kapasitas lapangan teoritis (m2/s), l adalah lebar
pemangkasan (m), dan v adalah kecepatan maju pemangkasan (m/s).
Kapasitas efektif lapangan (KLE) dihitung dengan cara menghitung luas areal
lapangan rumput yang dipangkas dibagi dengan waktu yang diperlukan dari awal
pengoperasian mesin pemangkas sampai proses pemangkasan selesai.

KLE =

L
...................................................................................... (6)
Wk

Dimana KLE adalah kapasitas efektif lapangan (m2/s), L adalah luas areal
yang dipangkas (m2), dan Wk adalah waktu kerja (jam). Sementara efisensi lapangan
dari mesin pemangkas dapat disajikan seperti pada Persamaan 7.

Ef =

KLE
100% ............................................................................. (7)
KLT

Dimana Ef adalah efisiensi lapangan (%), KLE adalah kapasitas efektif
lapangan (m2/s), dan KLT adalah kapasitas teoritis lapangan (m2/s).

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Turfgrass Teaching Farm, University Farm IPB,
unit Sindang Barang, Bogor. Penelitian dilakukan selama 4 bulan, mulai dari bulan
Pebruari sampai Mei 2008.
Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mesin pemangkas rumput tipe rotari Potrum SRT-03 (Lampiran 4).
2. Apparatus Uji Mesin Pemangkas yang dilengkapi dengan tranducer torsi dan
perekam data dimana mekanisme kerja apparatus uji sama dengan mesin Potrum
SRT-03 (Lampiran 4).
3. Mesin pemangkas rumput tipe rotari pabrikasi dengan daya 4 HP dengan
kecepatan putar 3000 rpm (Lampiran 5).
4. Instrumen pengukuran yang digunakan terdiri dari :
a. Marketing and Merchandising color pocket untuk pengujian kualitas warna
lapangan rumput, alat pengukur ketinggian pemangkasan.
b. Strain Gage (Kyowa, KFG-3-20-D16-11)
c. Clamp meter
d. Strain Amplifier (Kyowa, DPM-603A). Alat ini berfungsi untuk menguatkan
tegangan dari strain gage.
e. Bridge box (Kyowa, DB-120). Bridge box berfungsi untuk menghubungkan
kabel dari strain gage dengan strain amplifier
f. Slip ring (Michigan scientific), berfungsi sebagai terminal antara kabel dari
strain gage dengan kabel penghubung pada bridge box.
g. Handy Strain meter ( Kyowa,UCAM-1A) untuk mengukur regangan.
h. Data recorder (RTP-50A) untuk merekam data analog terhadap regangan
pisau pada pengujian di lapangan.

17

i. Tachometer berfungsi sebagai alat ukur kecepatan putar pisau pemangkas
rumput.
j.

Analog Digital Converter (PCL 711-S) berfungsi untuk merubah data analog
yang direkam oleh data recorder menjadi data digital.

k. Hole cutter
l. Stop watch.
m. Kaset untuk merekam data.
n. Kamera digital Nikon S 500 dan PC.
Gambar instrument Marketing and Merchandising color pocket, strain gage
strain amplifier, bridge box, slip ring, handy strain meter, data recorder,
tachometer, analog digital converter, dan hole cutter disajikan pada Lampiran 18.
5. Bahan yang digunakan pada pembuatan lapangan rumput percobaan adalah pasir
beton, koral, ijuk, pipa PVC dengan diameter 5 inchi, dan dalam pemeliharaan
rumput digunakan pupuk NPK (15:15:15), Insektisida

(DursbanTM 200 EC)

dengan bahan aktif klorpirifos 200g/l, dan fungisida (Dithane M-45 ) dengan
bahan aktif mankozeb 80%.
Rancangan Penelitian

Perlakuan dan variabel yang diamati dalam penelitian