1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tentu kita ketahui Indonesia memiliki bayak kota dari berbagai provinsi yang ada, dari banyaknya kota yang ada di Indonesia pada setiap kota mempunyai
daya tarik tersendiri mulai dari budaya, keindahan alam atau makanan khas yang berbeda. Salah satu kota besar yang ada yaitu kota Bandung, kota Bandung adalah
ibu kota dari provinsi Jawa Barat, kota Bandung atau lebih dikenal dengan sebutan kota kembang ini menjadi salah satu kota yang banyak diminati para turis
lokal, selain terkenal karena kulinernya kota bandung juga dikenal sebagai kota fashion.
Selain itu seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan masyarakat yang semakin cepat, kini kota Bandung menjadi salah satu kota
terpadat di Jawa Barat. Karena daya tarik yang dimiliki kota Bandung mampu mendorong arus urbanisasi dari daerah sekitar. Dan sebagaimana masalah yang
sering dihadapi pada kota – kota besar yang memiliki jumlah penduduk cukup
padat, kota Bandungpun tidak luput dari kemacetan. Seiring aktivitas yang dilakukan baik oleh masyarakat setempat ataupun masyarakat dari kota lain yang
datang ke Bandung setiap harinya, selain itu pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang tidak seimbang dengan pertumbuhan jaringan lalulintas yang ada
maka kepadatan arus lalulintaspun tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu penentuan rute dari satu tempat ke tempat lain dengan menentukan jalan
terpendek atau terdekat manjadi sangatlah penting. Selain mampu mempercepat aktivitas perjalanan diharapkan mampu mentertibkan lalulintas yang ada, dan
tentunya dari sisi lain diharapkan juga mampu menstabilkan system perekonomian untuk daerah setempat.
Dalam pencarian jalur terpendek tentunya merupakan suatu permasalahan untuk menentukan sebuah jalur yang mempunyai dua simpul atau node yaitu node
awal dan node akhir atau tujuan dengan jumlah bobot minimal. Dalam proses pencarian rute terpendek dari satu lokasi kelokasi lain tentu kita membutuhkan
suatu peta pembantu, dan dalam kasus pencarian rute terpendek pada sebuah peta sebuah node akan merepresentasikan suatu lokasi pada peta tersebut, dan suatu
bobot akan merepresentasikan jarak atau waktu tempuh untuk melakukan perjalanan dari dua lokasi yaitu lokasi asal kelokasi tujuan.
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam proses pencerian jalur terpendek yaitu dengan menggunakan algoritma
Floyd Warshall. Algoritma Floyd Warshall yaitu salah satu metode untuk mencari lintasan terpendek dalam graf berbobot dengan bobot sisi negative atau positif.
Pengertian Wikipedia : Algoritma Floyd-Warshall memiliki input graf berarah dan berbobot V,E, yang berupa daftar titik nodevertex V dan daftar sisi edge E.
Jumlah bobot sisi-sisi pada sebuah jalur adalah bobot jalur tersebut. Sisi pada E diperbolehkan memiliki bobot negatif, akan tetapi tidak diperbolehkan bagi graf
ini untuk memiliki siklus dengan bobot negatif. Algoritma ini menghitung bobot terkecil dari semua jalur yang menghubungkan sebuah pasangan titik, dan
melakukannya sekaligus untuk semua pasangan titik. Dalam hal ini penulis
mencoba menentukan rute terpendek menggunakan taksi dengan rute Leuwi Panjang
– Dipati Ukur menggunakan algoritma Floyd Warshall. Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah di jelaskan di atas maka
penulis mengajukan
judul :
“Pencarian Rute Terpendek Dengan Menggunakan Algoritma Floyd Warshall Untuk Taksi Dengan Rute
Terminal Leuwi Panjang - Dipati Ukur ”.
1.2. Indentifikasi dan Rumusan Masalah