Pangeran Antasari Perjuangan Tokoh Daerah untuk Mengusir Penjajah Belanda

114 SD Kelas V kan oleh Letnan Jenderal N. Terpoorten kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia. Babak baru pun dimulai. Jepang mulai melakukan penjajahan dan pendudukan di Indonesia. Jepang berusaha menarik hati bangsa Indonesia. Untuk mencapai mak- sudnya itu, Jepang mengumandangkan semboyan Gerakan Tiga A. Yakni Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia. Jepang membebaskan pemimpin-pemimpin yang ditahan pada masa penjajah- an Belanda. Di antaranya Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir. Jepang juga memperbolehkan bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh Indonesia. Bahkan, sewaktu Jepang akan da- tang ke Indonesia diperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman melalui radio. Di samping itu, Jepang me- larang penggunaan bahasa Belanda di Indonesia. Kemudian menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah. Setelah menguasai Indonesia, Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah pertahanan. Wilayah I Jawa dan Madura, wilayah II Sumatra dan kepulauan di sekitarnya, dan wilayah III Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara.

2. Sebab dan Akibat Pengerahan Tenaga Romusha oleh Jepang terhadap Penduduk Indonesia

Pada mulanya, bangsa Indonesia tertarik dengan propaganda Jepang. Akan tetapi, sikap dan tindakan Jepang tidak berbeda dengan kaum penjajah lainnya. Jepang bertindak kejam, menindas, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Kekejaman penjajahan Jepang, antara lain kerja paksa atau romusha.

a. Sebab-sebab Pengerahan Tenaga Romusha

Pada Perang Dunia II, Jepang berada di bawah pemerintahan militer. Semua kebijakan politik, ekonomi, dan sosial, ditujukan untuk kepentingan perang melawan sekutu. Untuk kepentingan itu Jepang memerlukan banyak sumber daya alam dan tenaga manusia. Gambar 6.13 Pertemuan mengharukan antara bekas tawanan sekutu dengan para penyam- butnya Sumber: 50 thn Indonesia Merdeka 115 Pergerakan Nasional Untuk memenuhi tenaga manusia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa di negara jajahannya. Orang-orang dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang yang dinamakan romusha. Para romusha di- paksa bekerja berat tanpa menerima upah. Mereka diperlakukan sewenang-wenang. Mereka dipaksa bekerja untuk memban- gun lapangan terbang, kubu-kubu perta- hanan, dan jalan kereta api. Tenaga romusha kebanyakan diambil dari desa-desa, terutama dari Pulau Jawa. Mereka dipekerjakan ke luar Jawa. Bahkan ada yang dikirim ke luar negeri, seperti Ma- laysia, Burma Myanmar, dan Thailand. Diperkirakan lebih dari 230.000 orang Indo- nesia dipekerjakan sebagai romusha.

b. Akibat Pengerahan Tenaga Romusha

Keadaan para pekerja romusha sangat memprihatinkan. Mereka diperlaku- kan secara kasar dan kejam. Mereka bekerja siang malam namun kesehatan dan makanannya tidak terjamin. Akibatnya, banyak para romusha yang meninggal karena kelaparan dan penyakit malaria. Pengerahan tenaga romusha menye- babkan penduduk Indonesia berkurang akibat meninggal dunia. Penderitaan itu meninggalkan rasa ketakutan bagi mereka yang pernah mengalaminya. Pendudukan Jepang di Indonesia mem- bawa malapetaka bagi rakyat Indonesia. Propaganda dan janji-janji Jepang hanya tipuan belaka. Selama dijajah Jepang, rakyat Indonesia semakin miskin, bodoh, dan menderita. Gambar 6.14 Para tenaga romusha siap dikirim dengan kereta api menuju Malaysia, Myanmar, dan Thailand Sumber: 50 thn Indonesia Merdeka Gambar 6.15 Ilustrasi kekejaman Jepang ke- pada para romusha. Sumber: dok. penerbit