33 mengungkap  kesiapan  dalam  implementasi  sekolah  kategori  mandiri  secara
lengkap dan akurat.
G. Metode Penelitian 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  Evaluasi  Kesiapan  Implementasi  Program  Sekolah  Kategori Mandiri  ini  dilaksanakan  di  Sekolah  Menengah  Pertama  Negeri  SMPN  2
Banguntapan  Bantul.  Waktu  pelaksanaan  penelitian  pada  bulan  Mei  –  Agustus 2010.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu subyek informan dalam hal ini Dinas Pendidikan, dan  subyek  key  informan,  yaitu  kepala  sekolah  atau  wakil  kepala  sekolah,  guru,
staf administrasi dan siswa.
3. Pendekatan Evaluasi
Pendekatan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan kuantitatif  yang  didukung  dengan  pendekatan  kualitatif.  Pendekatan  kuantitatif
digunakan  untuk  mendapatkan  hasil  evaluasi  yang  berupa  tanggapan  yang disajikan  dalm  bentuk  angket  yang  ditujukan  kepada  kepala  sekolah,  guru  dan
siswa  didasarkan  pada  pertimbangan  bahwa  penelitian  ini  merupakan  proses kesiapan implementasi sekolah kategori mandiri. Pendekatan ini digunakan untuk
menangani  data-data  yang  bersifat  kuantitatif  dengan  demikian  diharapkan  dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang lebih menyeluruh mengenai  kesiapan
implementasi  sekolah  kategori  mandiri.  Pendekatan  kualitatif  digunakan  dengan pertimbangan  bahwa  gejala  penelitian  ini  merupakan  proses  yang  dilakukan
dengan membandingkan suatu kejadian, kegiatan, dan produk dengan standar dan program  yang  telah  ditetapkan  Fernandes,1984:9-10  melalui  kajian  terhadap
perilaku  atau  aktifitas  para  pelaku  yang  terlibat  di  dalamnya,  yang  diungkap secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena yang ada.
34 Mengadakan  evaluasi  berarti  melakukan  dua  langkah  kegiatan  yaitu
kegiatan  mengukur  dan  kegiatan  menilai  Suharsimi,  2006:2.  Menurut  Allen Yen  Djemari  Mardapi,  2004:13,  mengukur  adalah  kegiatan  penentuan  angka
dengan  cara  yang  sistematik  untuk  menyatakan  keadaan  individu.  Berkaitan dengan hal itu, menurut Djemari Mardapi 2004:13, pengukuran membandingkan
hasil pengamatan dengan kriteria, assessment menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku.
Berdasarkan  uraian  pengertian  di  atas,  maka  pilihan  model  Discrepancy sebagai  model  yang  digunakan  dalam  penelitian  evaluasi  ini  diharapkan  dapat
memberi  metode  yang  sistematis  untuk  mengevaluasi  antara  tujuan  yang diharapkan  dengan  kenyataan  riil  yang  ada    dalam  kesiapan  implementasi  di
sekolah kategori mandiri SMP N 2 Banguntapan Bantul. Komponen  dalam  evaluasi  model  kesenjangan  menurut  Malcolm  Provus
dapat dibedakan menjadi empat jenis ditinjau dari kepentingannya yaitu: a.
Design  stage  yaitu  penyusunan  desain,  di  dalamnya  tercakup Penyusunan  Program  serta  menentukan  orang-orang  yang  berperan
dalam melaksanakan kesiapan dalam implementasi Sekolah Mandiri b.
Installed  programme  atau  pemasangan  instalasi,  mencakup  usaha untuk  melihat  apakah  program  yang  telah  berjalan  itu  selaras  dengan
perencanaannya. c.
Process  atau  proses,  mencakup  bagaimana  proses  kesiapan implementasi  Sekolah  Kategori  Mandiri  SMP  N  2  Banguntapan
Bantul. d.
Product  atau  produk,  mencakup  kegiatan  pengukuran  untuk mengetahui apakah implementasi Sekolah Kategori Mandiri SMP N 2
Banguntapan Bantul sudah tercapai pada tujuan akhir. e.
Comparation programme atau model perbandingan yaitu antara model
35 sekolah  SMP    Formal  Standar  dengan  model  SMP  Negeri  2
Banguntapan Bantul Sekolah Kategori Mandiri
4. Metode Pengumpulan Data