PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN DESA PULUNG KENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI
DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN
DESA PULUNG KENCANA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
(Skripsi)
Oleh
Muji Slamet Lestari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
ABSTRACT
A SHIFT IN THE VALUE OF THE MUTUAL SOCIETY OF FARMERS
IN THE PROCESSING OF THE VILLAGE FARMLAND
PULUNG KENCANA WEST TULANG BAWANG
By:
Muji Slamet Lestari
This research aims to examine about a shift in the value of the mutual society of
farmers in the processing of the village farmland Pulung Kencana, West Tulang
Bawang.
This research uses descriptive methods. The population of this research take two
RK, a total of 394 KK, used 10% (39 heads of families). Data collection with the
techniques of observation, questionnaires,interview, documentation, and libraries.
Data analysis with basic tabulation and percentages as the interpretation and
description in making research report.
This research showed that: 1). Using the services of peasants more pratical with
the cost belongs to cheap, making farmers prefer using the services of peasants
compared to mutual. 2). Modern technology can help farmers complete job with a
fast time, and at a cost that is relatively cheap. The thing that drives farmers prefer
modern technology compare to mutual.
Keywords : shift, mutual, farmer
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI
DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN
DESA PULUNG KENCANA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Oleh
Muji Slamet Lestari
(S k r i p s i)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Muji Slamet Lestari, dilahirkan di Pulung
Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada tanggal 2
April 1993, putri dari (Alm) Bapak Hadi Wardoyo dan Ibu Sri
Sugiarti. Penulis Merupakan Anak ke-enam dari enam
bersaudara
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Pulung Kencana
pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4
Tulang Bawang Tengah pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Tumijajar, selesai pada tahun 2011.
Tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur seleksi SNMPTN
UNDANGAN. Pada tahun 2014 bulan Juli-September penulis telah melaksanakan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N. 1 Pagar Dewa dan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Pekon Basungan, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung
Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan
serta kerendahan hati,
Sebentuk karya kecil ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta Almarhum Ayahanda Hadi Wardoyo dan Ibunda
Sri Sugiarti yang selalu mendo akan, memberikan dukungan dan memotivasi
penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.
Mas-masku dan mbak-mbakku tercinta , serta keluarga besarku, yang selalu
mendo akan dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku
Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi
motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
Almamater tercinta Universitas Lampung
MOTO
Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang
lain adalah bersyukur kepada Allah SWT
(Ibnu Mas ud)
Jika kau tak mampu berlari, maka melangkahlah, jika kau tak
sanggup juga melangkah maka merangkaklah, tapi janganlah
berhenti dan berbalik arah
(Muji Slamet Lestari)
Kekuatan terhebat yang aku punya saat ini adalah orang
tuaku tercinta
(Muji Slamet Lestari)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si.,
selaku Dosen Pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan
semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Ibu Dra.Nani Suwarni,
M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada
penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus ikhlas kepada:
1.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak. Dr. Abdurahman, M.S., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
3.
Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
4.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang
telah diberikan.
5.
Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung sekaligus sebagai Penguji Utama yang telah memberikan
bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama perkuliahan maupun
selama penyusunan skripsi.
6.
Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8.
Orang tuaku tercinta Hadi Wardoyo dan Sri Sugiarti, mas-masku, mbakmbakku, serta adik-adikku yang tak henti menyayangiku, memberikan doa,
dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku.
9.
Bapak Dul Radjak selaku Kepala Desa Pulung Kencana yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Pulung Kencana.
10. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2011 di program studi S1
Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya dalam
menuntut ilmu dan menggapai impian.
11. Teman-teman kosan tercinta Mbak Rita, Mbak Tanti, Mbak Eni, Mbak Intan,
teman kosan seperjuanganku mbak Iwik, Ate Sinta, dan adik-adik kosan yang
manis-manis dan baik hati Ika, Era, Anggun, Lora, Riska, Chida, Mahya,
Asri, Putri, dan Isti terima kasih atas keramaian yang kalian lakukan,
sehingga bisa menjadi obat kejenuhanku.
12. Ibu Peratin Pekon Basungan dan perangkat desa lainnya, yang telah banyak
membantu kami dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan KKN-PPL, serta
teman-teman KKN-PPL seperjuanganku di Pekon Basungan, Adel, Aima,
Angga, Gilang, Hamdan, Haris, Rini, Siska, dan Tika terima kasih telah
menjadi penyemangat serta motivasi bagiku.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung,
Penulis,
September 2015
Muji Slamet Lestari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………….............
i
DAFTAR TABEL………………………………………………………....
iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
vi
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang……………………………………………………..
Rumusan Masalah ..........................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Kegunaan Penelitian ......................................................................
Ruang Lingkup Penelitian..............................................................
1
6
6
7
7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
1. Pengertian Geografi .................................................................
2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi .................................
3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong ........................................
4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam.................................
5. Masyarakat ...............................................................................
6. Pergeseran Nilai Gotong Royong ............................................
6.1.Buruh Tani...........................................................................
6.2. Teknologi Pertanian............................................................
6.3.Masuknya Unsur Ekonomi ..................................................
B. Kerangka Pikir ... ...........................................................................
9
9
10
10
11
13
14
16
16
17
17
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .........................................................................
B. Populasi dan Sampel .....................................................................
1. Populasi....................................................................................
2. Sampel......................................................................................
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............
1. Variabel Penelitian...................................................................
19
20
20
20
23
23
ii
2. Definisi Operasional Variabel ................................................
2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani ............................................
2.2 Teknologi Baru..................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
1. Teknik Observasi .....................................................................
2. Teknik Koesioner.....................................................................
3. Teknik Wawancara .................................................................
4. Dokumentasi ............................................................................
5. Studi Kepustakaan ...................................................................
E. Teknik Analisis Data .....................................................................
23
23
24
24
24
25
25
26
26
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis Desa Pulung Kencana.....................................
1. Sejarah singkat dan perkembangan Desa Pulung Kencana ....
2. Letak Astronomis.....................................................................
3. Letak Administratif, Luas, dan Batas ......................................
4. Kondisi Topografi ....................................................................
5. Iklim .........................................................................................
6. Kondisi Sosial Ekonomi ..........................................................
7. Demografi ................................................................................
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................
1. Identitas Responden ................................................................
1.1.Umur Responden ...............................................................
1.2.Tingkat Pendidikan Responden .........................................
2. Penggunaan Jasa Buruh Tani ...................................................
2.1.Luas Lahan Garapan ..........................................................
2.2.Mulai Digunakan Tenaga Bayaran ....................................
2.3.Pengolahan Lahan ..............................................................
2.4.Biaya Upah Buruh Tani .....................................................
2.5.Kepraktisan Penggunaan Jasa Buruh Tani.........................
3. Teknologi Pertanian ................................................................
3.1.Kepraktisan Penggunaan Teknologi Pertanian ..................
3.2.Biaya Penggunaan Mesin Pertanian...................................
C. Pembahasan....................................................................................
27
27
29
29
33
33
36
37
44
45
45
46
47
47
49
50
52
53
54
54
56
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
64
65
i
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2015......................................................
4
2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa
Pulung Kencana Tahun 2014.. ............................................................
5
3 Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 Rk Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2015 …………………………………………..........................
20
4 Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan
RK 6 Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2015………………………..
22
5 Pergantian Kepala Desa Pulung Kencana…………………………….
29
6 Data Curah Hujan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2001-2010…………………………….
34
7 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth-Ferguson……………………….
35
8 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jenis kelamin Desa Pulung
Kencana Tahun 2014 ………………………………………………...
37
9 Komposisi Penduduk Menurut Etnis Desa Pulung Kencana Tahun
2014…………………………………………………………………...
41
10 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pulung Kencana
Tahun 2014…………………………………………………………...
42
11 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pulung
Kencana Tahun 2014…………………………………………………
43
ii
12 Jumlah Responden Berdasarkan Umur di Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2014…………………………………………………………..
45
13 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pulung
Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2014…………………………………………………...
46
14 Luas Lahan Garapan Petani Padi di Desa Pulung Kencana Kecamatan
Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat…………………………………………………………………..
48
15 Cara Perawatan Lahan Pertanian Padi di Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.......................................................
51
16 Biaya Upah Buruh Tani yang di Keluarkan oleh Petani di Desa
Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat………………………………………………..
53
17 Penggunaan Jasa Buruh oleh Petani di Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat………………………………………………………………......
54
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1. Peta Administratif Desa Pulung Kencana…………………....
32
Gambar 2. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing
Tipe Curah Hujan Schmidth-Ferguson………………........
35
Gambar 3. Diagram Penduduk Menurut Agama
di Desa Pulung Kencana Tahun 2014…………………......
42
Gambar 4. Diagram Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan di Desa Pulung Kencana Tahun 2014…………
43
Gambar 5. Wawancara Terhadap Responden………………….................
49
Gambar 6. Penggunaan Teknologi Pertanian
di Desa Pulung Kencana………………….............................
55
Gambar 7. Penggunaan Teknologi Pertanian
di Desa Pulung Kencana…………………..............................
56
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Rekapitulasi Data Responden…………………………
66
Lampiran 2. Kuesioner Petani Padi………………….…............ …………
67
Lampiran 3. Rencana Judul Kajji Tindak Skripsi………………………...
70
Lampiran 4. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing………………….
71
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian………………........................ ………..
72
Lampiran 6. Surat Balasan Izin Penelitian……………….......... ………...
73
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan (seminar dan lokakarya geografi tathun 1988 yang diprakarsai oleh
Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 2001:11).
Ilmu geografi terdiri dari dua aspek, yakni aspek fisik yang mengkaji tentang
keadaan alam dan aspek sosial yang mengkaji tentang manusia.
Geografi secara garis besar dapat diklsifikasikan menjadi dua cabang, yaitu:
a. Geografi fisik, yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari
permukaan bumi yang meliputi air, tanah, dan udara (atmosfer) yang
berhubungan dengan aktivitas manusia. Cabang ilmu dari geografi fisik
antara lain Geomorfologi, Geologi, Ilmu Tanah, Oseanogarfi, Hidrologi,
Mineralogi dan Petrologi, Meteorologi dan Klimatologi.
b. Geografi manusia, yaitu cabang geografi yang mempelajari aspek
keruangan gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi yang
mengambil manusia sebagai objek pokok. Cabang ilmu geografi manusia
antara lain Geografi Penduduk, Geografi Pedesaan, Geografi Sosial,
10
Geografi Budaya, Geografi Pariwisata, Demografi, Geografi Ekonomi,
Sosiologi, dan Geografi Politik.
2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi
Geografi pedesaan merupakan bagian dari Human Geography atau geografi
manusia. Munculnya geografi pedesaan sebagai suatu studi dalam ilmu geografi
yang berdiri sendiri sebagai sub disiplin ilmu belum cukup lama.
Menurut A. J. Suhardjo dalam diktat matakuliah geografi pedesaan (UNY)
menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang studi ilmu geografi
yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta perubahanperubahannya di wilayah pedesaan dalam keterkaitannya dengan berbagai faktor
penentunya baik yang bekerja pada tingkat lokal, regional, maupun global.
Berdasarkan pengertian tersebut, geografi pedesaan adalah cabang ilmu dari
geografi manusia yang membicarakan berbagai bentuk konkret dari keadaan alam
disekitarnya, pada pedesaan terdapat budaya yang tumbuh dan dijalankan oleh
masyarakat pedesaan.
3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong
Abdurrahmat Fathoni (2005:66-68), menyatakan bahwa, konsep gotong royong
yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya
dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Istilahnya
Jawa, tetapi sebagian besar rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris. istilah
gotong royong untuk pertama kali tampak dalam bentuk karangan-karangan
tentang aspek-aspek sosial dari pertanian (terutama di Jawa Timur).
11
Dalam kehidupan Desa Jawa, gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan
tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan pada
masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok tanam di sawah.
Untuk keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani
meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk membantu dalam
mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki
saluran air, dan pematang-pematang, mencangkul, membajak, dan lain
sebagainya).
Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari untuk
temannya yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain
tidak ada, tetapi yang meminta bantuan, tiap saat bersedia apabila mereka
memerlukan bantuan. Di desa-desa di Jawa kerja sama tolong menolong dalam
bercocok tanam seperti itu dilakukan para petani yang memiliki bidang-bidang
yang berdekatan letaknya. Dengan masuknya uang menjadi unsur penting dalam
kehidupan ekonomi pedesaan, yang di beberapa daerah di Jawa sudah mulai
dalam abad ke-19. di daerah Blitar, dalam tahun 20-an merupakan daerah yang
cukup padat, banyak petani sudah tidak mempunyai lahan lagi sehingga terdapat
penawaran buruh tani yang sangat tinggi dengan upah yang sangat rendah.
4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:67), gotong royong merupakan suatu sistem
pengarahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi
kekurangan pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok
12
tanam di sawah. Keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap,
seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk
membantu dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru
(memperbaiki
saluran-saluran
air
dan
pematang-pematang,
mencangkul,
membajak dan lainnya).
Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang hari untuk temannya
yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada,
tetapi yang minta bantuan tadi, setiap saat besedia membantu apabila mereka
memerlukan bantuannya.
Kegiatan tolong menolong atau gotong royong dalam bercocok tanam. Dapat
terjadi, apabila lahan yang diolah cukup luas. Dengan lahan yang luas tersebut,
maka tuan rumah pemilik lahan, membutuhkan bantuan orang lain. Dengan
adanya pertolongan yang diberikan dapat meringankan pekerjaan dan, orang yang
menolong tersebut menginginkan timbal baik, namun bukan dalam berbentuk
upah, tetapi dalam bentuk tenaga seperti yang telah mereka lakukan. Adanya
gotong-royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian.
Tashadi dkk (1982 :52) mengemukakan, dalam setiap kegiatan gotongroyong tolong menolong atau sambatan ini, setiap orang dapat
mengikutinya. Bahkan kalau hal ini dianggap sebagai suatu kewajiban sosial
bagi warga masyarakat itu semuanya akan terlibat. Akan tetapi dalam
bidang mata pencaharian, khususnya di daerah pedesaan adalah bidang
pertanian, maka kegiatan ini hanya melibatkan beberapa orang sebagai
pesertanya, yang jelas mereka yang terlibat itu adalah petani atau penduduk
di desa yang mempunyai pekerjaan sebagai petani, naik ia petani yang
memiliki tanah pertanian maupun ia sebagai buruh tani. pengelolaan
pertanaman padi memerlukan jumlah tenaga banyak dalam waktu tertentu
yang singkat, sehingga anggota petani sendiri tak mampu
menyelesaikannya, (2) setiap tani kita praktis mengusahakan tanaman padi
sehingga dalam pembalasan jasa nampak sungguh keseimbangannya dan (3)
13
perasaan senasib antara petani, menyebabkan mereka tak ingin bahwa
temannya sampai mengalami kesulitan dalam pengelolaan padi, suatu jenis
tanaman pokok yang merupakan urat nadi kehidupan.
5. Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut Society yang berasal dari kata latin
Socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab syaraka
yang berarti “ikut serta atau berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”
(Koenjaraningrat, 2002:144).
Kemudian Soerjono Soekanto (1984:197) mengatakan bahwa sebenarnya suatu
masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama manusia yang memiliki ciri-ciri
pokok, sebagai berikut:
1. Manusia yang hidup bersama, secara teoritis jumlah minimum manusia yang
hidup bersama adalah dua orang. Meskipun dalam sosiologi tidak ada batasan
tertentu tentang jumlah manusia yang hidup bersama.
2. Bercampur dalam waktu yang cukup lama, mengakibatkan timbulnya sistem
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dalam
kelompok tersebut.
3. Adanya suatu kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama menimbulkan kebudayaan
dan berusaha mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan tersebut.
Dengan demikian, yang dimaksud masyarakat adalah kumpulan dari individuindividu, dalam hal ini individu yang saling berorganisasi dan menetap di Desa
Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat melakukan interaksi antara orang yang satu dengan lainnya dalam waktu
yang lama dan dalam lingkungan yang sama.
14
6. Pergeseran Nilai Gotong Royong
Bergeser
adalah
bekerja
sejajar
atau
menyinggung
permukaan
(web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/10), pergeseran terrsebut menimbulkan sebuah
perubahan. Menurut Selo Soemardjan dalam buku Soerjono Soekanto (2012:263),
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilainilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi
struktur masyarakat lainnya
Perubahan itu sendiri dibedakan manjadi dua yaitu:
a. Perubahan sosial secara lambat (Evolusi): perubahan sosial secara lambat
hanya apabila dilihat dari waktunya. Biasanya waktu perubahan ini terjadi
secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil secara lamban yang
ditunjukan oleh sikap dan perilaku masyarakat yang menyesuaikan dirinya
dengan adanya pergeseran sosial sesuai dengan keperluan, keadaan, dan
kondisi, yang baru dan sejalan dengan adanya proses pertumbuhan ini.
b. Perubahan sosial secara cepat (Revolusi): perubahan secara cepat akan terjadi
pada sendi-sendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu
lembaga-lembaga kemasyarakatan) lazimnya dinamakan revolusi. Unsurunsur pokok dari revolusi yaitu adanya perubahan secara cepat pada sendisendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu
maupun terjadi tanpa perencanaan.
Berdasarkan pendapat tersebut, selaras dengan masyarakat di Desa Pulung
Kencana yang menciptakan unit baru yaitu menjadikan upah sebagai pengganti
tenaga yang dikeluarkan oleh petani yang melakukan gotong royong dalam
mengolah lahan pertanian.
15
Nilai gotong royong menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:72-73), yaitu nilai yang
merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar warga
sedesa. Dalam sistem ini nilai budaya orang Indonesia mengandung empat
konsep, ialah:
a. Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,
masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem makrosmos
tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja, yang ikut
terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar.
b. Dengan demikian, dalam segala aspek kehidupannya manusia pada
hakikatnya tergantung pada sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama
rasa.
c. Karena itu, ia harus berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan
baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa.
d. Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan
bersama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama
tinggi sama rendah.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diuraikan bahwa kehidupan masyarakat
pedesaan masih kental dengan rasa gotong royong, seperti yang terdapat di Desa
Pulung kencana. Dengan keadaan alam yang berupa daerah persawahan dan
sebagian besar masyarakat bekerja pada bidang pertanian. Terdapat perasaan yang
sama, perasaan ingin membantu atau meringankan pekerjaan dalam mengolah
lawan sawah, karena mereka tau, sulit untuk mengolah lahan sawah mereka tanpa
bantuan orang lain, maka timbulah rasa ingin mambantu antar petani, dalam
mengolah lahan yang mereka miliki.
Pada saat ini, semakin bertambahnya jumlah penduduk, bentuk kerjasama atau
gotong royong yang awalnya, tidak memerlukan upah atau pamrih, mulai
mengalami pergeseran, sehingga munculnya pamrih dalam membalas imbalan
jasa dari kegiatan gotong royong tersebut. Menurut Abdurrahmat Fathoni
(2005:68) banyak petani mulai meninggalkan adat gotong royong dalam produksi
16
pertanian, dan menganggap lebih praktis untuk menyewa buruh yang diberi upah
berupa uang.
6.1. Buruh Tani
Buruh tani adalah seseorang yang berkerja di bidang pertanian dengan cara
melakukan pengelolaan tanah yang berjuang untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman
tersebut. Buruh tani bekerja untuk lahan pertnian milik orang lain dengan upah
dari sang tuan rumah (http://id.wikipedia.org/wiki/Buruh_tani). Dari pengertian
tersebut bahwa buruh tani bekerja untuk membantu tuan rumah petani dalam
mengolah lahan, dan kemudian jasanya dibayar dengan upah, sesuai dengan
kerjanya.
6.2.Teknologi Pertanian
Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada
kegiatan pertanian. Definisi lain tentang teknologi pertanian menurut para ahli
adalah penerapan prinsip-prinsip matematik dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya
alam untuk kesejahteraan manusia
(http://www.mentari-dunia.com/2013/01/makalah-teknologi-pertanian-dan.html).
Perkembangan teknologi, seperti kemajuan teknologi pertanian, membuat
kegiatan yang dikerjaan dapat selesai dalam waktu yang singkat. Kemajuan
teknologi pada bidang pertanian membuat kegiatan bercocok tanam, menjadi
17
lebih mudah. Hal ini terjadi pada kegiatan mengolah lahan pada pertanian
masyarakat Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
6.3.Masuknya Unsur Ekonomi
Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya
uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem
pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih
praktis menggunakan buruh tani.
Dari penjelasan tersebut arti dari masuknya unsur uang artinya saat ini, uang
merupakan unsur materil yang sangat berperan dalam kehidupan. Segala sesuatu
dinilai dengan uang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang saat ini
cenderung
semakin
tinggi.
Tetangga-tetangga
yang
dahulunya
bersedia
melakukan kegiatan gotong royong, tanpa adanya pemberian upah, namun saat ini
mengharapkan adanya imbalan berupa uang dari pekerjaan gotong royong. Hal
tersebut yang menyebabkan adanya pergeseran dari kegiatan gotong royong ke
sistem pengerahan tenaga dengan sistem upah.
B. Kerangka Pikir
Masyarakat desa erat hubungannya dengan alam atau lahan, sebagai salah satu
sumber kehidupan mereka. Dalam pengolahan lahan pertaniannnya. Dimasa
lampau, biasanya dilakukan bersama-sama dengan meminta bantuan warga desa
dengan istilah sambatan atau gotong royong, sampai selesai mengolah lahan
pertanian yang dimiliki.
18
Pada saat ini masyarakat petani di pedesaan nampaknya telah mengalami
pergeseran dalam mengolah lahan pertaniannya karena munculnya perkembangan
teknologi mekanisasi pertanian yang membantu dalam mengolah lahan dan hasil
pertanian, dan memudahkan petani dalam melakukan kegiatannya.
Berdasarkan pola pemikiran tersebut, maka cukup menarik untuk dilakukan
penelitian yang berjudul “Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani
Dalam Pengolahan Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat”
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan
masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan
kebanyakan
masyarakatnya
bermatapencaharian
sebagai
petani.
Menurut
Daldjoeni (1998:53), bahwa desa dalam arti umum adalah permukiman manusia
yang letaknya di luar kota dan penduduknya bermatapencaharian dibidang agraris.
Sehubungan dengan pendapat tersebut, bahwa masyarakatnya desa yaitu manusia
yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya dari
lahan pertanian yang dimilikinya. Kegiatan gotong royong dalam mengolah lahan
sangat dibutuhkan petani. Sebagai bentuk dari partisipasi antara masyarakat
petani.
Adapun ciri-ciri desa menurut Bintarto (1968:96), yaitu: (1) Desa dan
masyarakat desa sangat erat hubunganya dengan lingkungan alam, (2)
Iklim berpengaruh pada kehidupan petani, sehingga banyak tergantung
dari perubahan musim, (3) Struktur ekonominya didominasi sektor agraris,
(4) Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban/gemeinschaft
Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa masyarakat desa dalam kehidupannya
erat dengan alam. Ekonomi warganya, lebih banyak didominasi oleh pertanian
karena, masyarakat desa sebagian besar bermatapencaharian petani, dan
masyarakatnya merupakan suatu paguyuban. Kehidupan masyarakat pedesaan
2
merupakan suatu ikatan keluarga yang erat, dipenuhi dengan rasa perduli antara
warga masyarakat, seperti dilakukan kegiatan gotong royong, merupakan suatu
wujud sikap kepedulian yang ditujukan antara warga desa, khususnya tolong
menolong dalam mengolah lahan pada pertanian.
Tolong menolong atau gotong royong dianggap para petani menjadi suatu hal
yang penting, sehingga kehidupan masyarakat petani merupakan suatu keluarga.
Pengolahan lahan yang dilakukan pada umumnya dengan melakukan gotongroyong. Tolong menolong yang sudah turun temurun ada, menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat desa. Menurut Koenjtaraningrat (2002:6) bahwa sistem
sosial terdiri aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubung serta
bergaul satu sama lain.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, bahwa tolong menolong terjadi karena
aktivitas manusia yang berinteraksi, karena manusia merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Interaksi yang terjadi membuat manusia
melakukan hubungan saling membantu, yang bertujuan untuk pemenuhan
kepentingan kebutuhan hidup, selaras dengan yang dinyatakan oleh Abdurrahman
Fathoni (2005:66), bahwa:
Tolong menolong, dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antar warga
komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya pembayaran berupa
upah atau pembayaran dengan uang, sehingga partisipasi ini tidak
selamanya perlu dibentuk kepanitiaan secara resmi melainkan cukup adanya
pemberitahuan pada warga mengenai kegiatan dan waktu pelaksanaannya,
kemudian pekerjaan dilaksanakan setelah selesai bubar dengan sendirinya.
Akhir-akhir ini, aktivitas gotong royong pada kehidupan masyarakat di wilayah
pedesaan sudah memudar. Berbagai daerah pedesaan di Indonesia tidak
3
menjalankan kegiatan tolong menolong dalam mengolah lahan pertanian, karena
adanya mekanisasi pertanian, serta lebih memilih mempekerjakan buruh tani saat
bercocok tanam sampai pemanenan.
Hal tersebut juga terjadi di Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang
Barat. Kegiatan gotong royong yang ada pada saat ini tidak sekuat dulu, berbagai
pekerjaan yang dilakukan tidak lagi dilakukan secara sukarela. Pekerjaan yang
dilakukan sudah dinilai dengan uang atau benda lainnya yang dianggap seperti
keuntungan materi dari pekerjaan yang dilakukan, sejalan dengan pendapat
Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya
uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem
pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih
praktis menggunakan buruh tani.
Dahulunya Desa Pulung Kencana merupakan wilayah tujuan transmigrasi yang
terjadi pada tahun 1973 dan gelombang kedua terjadi pada tahun 1974. Lebih
banyak masyarakat pendatang dari provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah, jumlah
kepala keluarga yang ditransmigrasi berjumlah 400 KK. Pada tahun 2014 jumlah
penduduk mencapai 8098 orang yang didominasi oleh masyarakat Suku Jawa, dan
sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.
Menurut wawancara yang dilakukan kepada salah satu masyarakat desa yang
merupakan masyarakat transmigran pada tahun 1973 yaitu Bapak Sarijo, umur 71
Tahun asal daerah transmigrasi dari Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, yang
dilakukan pada tanggal 7 februari 2015, berpendapat bahwa.
4
Di zaman dahulu, pada awal pembukaan lahan untuk pertanian dan
pengolahan lahan garapan, masyarakat di Desa Pulung Kencana, para
petani masih menggunakan kegiatan kegiatan sambatan (gotong royong),
petani yang memiliki lahan sawah yang berdekatan membantu petani
lainnya yang sedang dalam pengerjaan lahan sawahnya, mereka membantu
tanpa ada pemberian upah.
Desa Pulung Kencana termasuk wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang
memiliki luas 1.806 Ha. Dengan luas 1.062 Ha diperuntukan untuk sawah, dan
393 Ha diperuntukan untuk pemukiman perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2014
Penggunaan Lahan (Land use)
Pemukiman
Tegalan/perladangan
kebun karet
Kebun kopi
Kebun sawit
Kebun coklat
Sawah irigasi tehnis
Sawah tadah hujan
Kantor pemerintah desa
Pasar desa
Lain-lain (jalan, mushola, masjid, dan
lainnya)
Jumlah
Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Luas (ha)
393
214
114
2,25
2,25
2,75
1027
35
0,25
1
14,55
Persentase (%)
21,76
11,85
6,31
0,12
0,12
0,15
56,87
1,94
0,01
0,06
0,80
1.806
100
Dilihat dari tabel di atas, bahwa penggunaan lahannya, pemanfaatannya lebih
banyak untuk tanah sawah dengan persentase sebesar 58,81% dari luas desa, serta
sisanya diperuntukan untuk penggunaan lahan, seperti jalan, mushola, masjid, dan
lainnya.
5
Masyarakat Desa Pulung Kencana yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di
bidang pertanian serta perkebunan karet dan perkebunan sawit , namun terdapat
profesi lainnya seperti pedagang dan PNS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pulung
Kencana Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mata Pencaharian
Jumlah (Jiwa)
Petani
3756
Buruh tani
488
PNS
184
Pengrajin industri rumah tangga
14
Pedagang
45
Jasa
8
Polri
7
Pengusaha kecil dan menengah
7
Pegawai Swasta
7
Jumlah
4516
Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014
Persentase (%)
83,17
10,80
4,07
0,31
0,99
0,17
0,15
0,15
0,16
100
Jumlah mata pencaharian terbanyak yaitu petani dengan jumlahnya sekitar
83,17%. Berdasarkan profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014, jumlah keluarga
petani 1043 keluarga.
Desa pulung Kencana, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Keseluruhan petani yang ada di Desa Pulung kencana umumnya menggunakan
jasa buruh. Para petani lebih memilih mempercayakan dalam pengerjaan lahan
pertanian pada orang lain dan dibayar dengan sistem upah. Selain itu
perkembangan teknologi baru pada bidang pertanian, banyak digunakan petani
dalam proses pengolahan lahan seperti proses persiapan, dan pemanenan hasil
pertanian.
6
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul ” Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani Dalam Pengolahan
Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah adanya buruh tani menjadi penyebab terjadinya pergeseran nilai
gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa
Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?
2. Apakah adanya teknologi baru menjadi penyebab terjadinya pergeseran
nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian
Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi tentang adanya buruh tani menjadi penyebab
terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam
pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat
2. Memperoleh informasi tentang adanya teknologi baru menjadi penyebab
terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam
pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat
7
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah,
khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial dan kajian
kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penambah wawasan terhadap
kebudayaan gotong royong pada bidang pertanian yang terjadi di Desa
Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.
4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan
wawasan, serta diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi yang akan
melakukan penelitian tentang kebudayaan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1) Ruang lingkup objek penelitian pergeseran nilai gotong royong masyarakat
tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten
Tulang Bawang Barat.
2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah petani padi di Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3) Ruang lingkup tempat dan waktu di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat pada tahun 2015.
8
4) Ruang lingkup penelitian ini adalah Geografi Pedesaan. Menurut A.J. Suharjo
menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang ilmu geografi
yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta perubahanperubahannya di wilayah pedesaan dengan berbagai faktor penentunya..
Berkaitan dengan pendapat tersebut, Seperti kehidupan masyarakat pedesaan
yang bertempat tinggal di Desa Pulung Kencana, masyarakatnya dominan
bermatapencaharian sebagai petani, seperti masyarakat desa lain di Indonesia.
Sistem kekeluargaan yang masih erat, serta ekonominya dominan pada sektor
agraris.
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, menurut
Sumadi Suryabrata (2000:18), bahwa metode penelitian deskriptif yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:195), yang
menyatakan
bahwa
metode
yang
bersifat
deskriptif
bertujuan
untuk
menggambarkan suatu keadaan atau fenomena.
Berdasarkan pendapat tersebut maka, akan digunakan metode deskriptif yang
bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi, serta diuraikan secara
sistematis. Adapun pengumpulan fakta-fakta tersebut adalah dengan cara
mengamati suatu objek, kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam suatu wilayah
tertentu, seperti dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan foto-foto yang
terkait dengan kejadian tersebut. Berhubungan dengan penelitian ini, maka
fenomena yang akan dilihat adalah mengenai pergeseran nilai gotong royong
masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
20
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2006:89), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut bahwa, populasi dari penelitian ini yaitu
masyarakat petani yang berada di Desa Pulung kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat, dengan jumlah populasi 1043
keluarga petani, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 RK Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
tahun 2015.
No
Nama RK
Jumlah keluarga petani pemilik lahan padi
sawah
1.
RK 1
180 Keluarga
2.
RK 2
193 keluarga
3.
RK 3
136 keluarga
4.
RK 4
172 keluarga
5.
RK 5
161 keluarga
6.
RK 6
201 keluarga
Jumlah
1043 keluarga
Sumber: Dokumentasi di Desa Pulung Kencana Tahun 2015
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Apabila besar, dan penelti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Sugiyono (2013:81). Tahapan pertama dalam penarikan sampel pada peneltian ini
21
yaitu mempersempit lokasi penelitian berdasarkan unit analisis RK yang ada di
Desa Pulung Kencana. Penyempitan lokasi pada populasi dilakukan karena
jumlah RK yang berada di Desa Pulung Kencana yakni terdiri dari 6 RK masih
terlalu luas cakupannya. Selain itu apabila penarikan sampel mengambil dari tiaptiap RK yang ada di Desa Pulung Kencana, akan membutuhkan waktu yang lama
dan biaya yang besar.
Penentuan dan penyempitan lokasi dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Area Sampling. Menurut Sugiyono (2013:83), teknik Purposive Area
Sampling digunakan untuk menentukan sampel apabila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas. Maka penelitian mengambil daerah yang akan menjadi
lokasi pengambilan sampel penelitian mengambil 2 RK. Hal ini dikarenakan
jumlah keluarga petani yang terdapat di Desa Pulung Kencana memiliki sebaran
yang merata untuk tiap-tiap RK, sehingga jumlahnya sangat banyak. Berdasarkan
hal tersebut, peniliti mengambil sampel RK 2 dan RK 6 dari jumlah 6 Rk yang
terdapat di Desa Pulung Kencana, hal tersebut dikarenakan jumlah keluarga
petani kedua RK tersebut, memiliki jumlah keluarga petaninya lebih banyak,
dibandingkan dengan RK yang lainnya, seperti yang terdapat pada tabel 3.
Pengambilan sampel untuk kedua RK, dianggap sudah mewakili untuk dilakukan
penelitian.
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability
Sampling, yakni jenis Simple Random Sampling. Jumlah responden diambil
sebanyak 10% dari jumlah populasi yang ada ditiap-tiap RK yang telah
ditentukan.
22
Menurut Sugiyono (2013:82), teknik Probabilitiy Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sugiyono juga menambahkan
bahwa teknik pengambilan sampel mengggunakan Probability Sampling jenis
Simple Random Sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi. Jadi pengambilan sampel tidak mempertimbangkan
hal-hal spesifik yang dimiliki anggota populasi, semua anggota populasi dalam
penelitian ini dianggap homogen, artinya tidak ada petani yang dikhususkan,
misalnya pengelompokan usia, kepemilikan lahan, dan lainnya.
Adapun penentuan responden menggunakan undian. Daftar nama populasi ditulis
dalam tiap lembar kertas kemudian dipisahkan sesuai dengan jumlah populasi
dikedua RK tersebut, selanjutnya kertas digulung dan dimasukkan ke dalam
toples yang telah diberi label sesuai nama RK yang telah ditentukan, gulungan
kertas tersebut diambil sesuai dengan jumlah mencapai ketentuan tertentu untuk
masing-masing RK, dengan mengambil responden sebesar 10% dari populasi
keluarga petani masing-masing RK, sehingga 10% dari dari jumlah keluarga
petani RK 2 dan Rk 6 yaitu 39 keluarga petani, yaitu jumlah sampel yang diambil
untuk dua RK yaitu 39 keluarga petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di halaman berikut.
Tabel 4. Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan RK 6
Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat tahun 2015.
No
1.
2.
RK
2
6
Populasi keluarga pemilik lahan padi sawah
193
201
Jumlah
Sampel
19
20
39
23
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Sering pula
variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam penelitian
peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000:72). Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (2006:19), bahwa variabel adalah subjek atau objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian variabel tunggal yang dipusatkan pada
pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian
Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Definisi Operasional Variabel
2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani
Pergeseran terjadi yaitu sesuatu yang dahulunya ada digantikan dengan sesuatu
yang baru. Seperti kegiatan gotong royong dalam pengolahan lahan, digantikan
dengan penyewaan buruh tani dan dibayar dengan sistem upah. Adanya sistem
pengerjaan lahan oleh buruh tani, merupakan bentuk dari spesifikasi pekerjaan
bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan garapan.
Tersedianya buruh tani dengan biaya pembayaran yang murah, serta dengan
pelaksanaan kerja yang lebih cepat, merupakan pilihan bagi petani pemilik lahan
24
garapan untuk mempekerjakan buruh tani yang kemudian dibayar dengan sistem
upah.
2.2 Teknologi Baru
Adanya mekanisasi pertanian, sebagai alat bantu petani dalam kegiatan
pertaniannya seperti cara pengolahan lahan, dari mulai membajak sampai
memanennya. Mendorong bergesernya nilai gotong royong, yaitu hal yang
mengakibatkan pergantian atau tergantinya nilai gotong royong yang sudah ada
pada masyarakat petani zaman dahulu, diakibatkan oleh beberapa faktor yang
dianggap lebih membantu petani dalam pengolahan sawahnya. Perkembangan
teknologi pertanian dianggap lebih efektif dan efisien yang dilihat dari
kepraktisannya.
D. Te
DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN
DESA PULUNG KENCANA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
(Skripsi)
Oleh
Muji Slamet Lestari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
ABSTRACT
A SHIFT IN THE VALUE OF THE MUTUAL SOCIETY OF FARMERS
IN THE PROCESSING OF THE VILLAGE FARMLAND
PULUNG KENCANA WEST TULANG BAWANG
By:
Muji Slamet Lestari
This research aims to examine about a shift in the value of the mutual society of
farmers in the processing of the village farmland Pulung Kencana, West Tulang
Bawang.
This research uses descriptive methods. The population of this research take two
RK, a total of 394 KK, used 10% (39 heads of families). Data collection with the
techniques of observation, questionnaires,interview, documentation, and libraries.
Data analysis with basic tabulation and percentages as the interpretation and
description in making research report.
This research showed that: 1). Using the services of peasants more pratical with
the cost belongs to cheap, making farmers prefer using the services of peasants
compared to mutual. 2). Modern technology can help farmers complete job with a
fast time, and at a cost that is relatively cheap. The thing that drives farmers prefer
modern technology compare to mutual.
Keywords : shift, mutual, farmer
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TANI
DALAM PENGOLAHAN LAHAN PERTANIAN
DESA PULUNG KENCANA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Oleh
Muji Slamet Lestari
(S k r i p s i)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Muji Slamet Lestari, dilahirkan di Pulung
Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada tanggal 2
April 1993, putri dari (Alm) Bapak Hadi Wardoyo dan Ibu Sri
Sugiarti. Penulis Merupakan Anak ke-enam dari enam
bersaudara
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Pulung Kencana
pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4
Tulang Bawang Tengah pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Tumijajar, selesai pada tahun 2011.
Tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur seleksi SNMPTN
UNDANGAN. Pada tahun 2014 bulan Juli-September penulis telah melaksanakan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N. 1 Pagar Dewa dan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Pekon Basungan, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung
Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan
serta kerendahan hati,
Sebentuk karya kecil ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta Almarhum Ayahanda Hadi Wardoyo dan Ibunda
Sri Sugiarti yang selalu mendo akan, memberikan dukungan dan memotivasi
penulis dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.
Mas-masku dan mbak-mbakku tercinta , serta keluarga besarku, yang selalu
mendo akan dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku
Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi
motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
Almamater tercinta Universitas Lampung
MOTO
Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang
lain adalah bersyukur kepada Allah SWT
(Ibnu Mas ud)
Jika kau tak mampu berlari, maka melangkahlah, jika kau tak
sanggup juga melangkah maka merangkaklah, tapi janganlah
berhenti dan berbalik arah
(Muji Slamet Lestari)
Kekuatan terhebat yang aku punya saat ini adalah orang
tuaku tercinta
(Muji Slamet Lestari)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Drs.Zulkarnain, M.Si.,
selaku Dosen Pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan
semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Ibu Dra.Nani Suwarni,
M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada
penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus ikhlas kepada:
1.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak. Dr. Abdurahman, M.S., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
3.
Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
4.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang
telah diberikan.
5.
Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung sekaligus sebagai Penguji Utama yang telah memberikan
bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama perkuliahan maupun
selama penyusunan skripsi.
6.
Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8.
Orang tuaku tercinta Hadi Wardoyo dan Sri Sugiarti, mas-masku, mbakmbakku, serta adik-adikku yang tak henti menyayangiku, memberikan doa,
dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku.
9.
Bapak Dul Radjak selaku Kepala Desa Pulung Kencana yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Pulung Kencana.
10. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2011 di program studi S1
Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya dalam
menuntut ilmu dan menggapai impian.
11. Teman-teman kosan tercinta Mbak Rita, Mbak Tanti, Mbak Eni, Mbak Intan,
teman kosan seperjuanganku mbak Iwik, Ate Sinta, dan adik-adik kosan yang
manis-manis dan baik hati Ika, Era, Anggun, Lora, Riska, Chida, Mahya,
Asri, Putri, dan Isti terima kasih atas keramaian yang kalian lakukan,
sehingga bisa menjadi obat kejenuhanku.
12. Ibu Peratin Pekon Basungan dan perangkat desa lainnya, yang telah banyak
membantu kami dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan KKN-PPL, serta
teman-teman KKN-PPL seperjuanganku di Pekon Basungan, Adel, Aima,
Angga, Gilang, Hamdan, Haris, Rini, Siska, dan Tika terima kasih telah
menjadi penyemangat serta motivasi bagiku.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung,
Penulis,
September 2015
Muji Slamet Lestari
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………….............
i
DAFTAR TABEL………………………………………………………....
iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
vi
I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang……………………………………………………..
Rumusan Masalah ..........................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Kegunaan Penelitian ......................................................................
Ruang Lingkup Penelitian..............................................................
1
6
6
7
7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
1. Pengertian Geografi .................................................................
2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi .................................
3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong ........................................
4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam.................................
5. Masyarakat ...............................................................................
6. Pergeseran Nilai Gotong Royong ............................................
6.1.Buruh Tani...........................................................................
6.2. Teknologi Pertanian............................................................
6.3.Masuknya Unsur Ekonomi ..................................................
B. Kerangka Pikir ... ...........................................................................
9
9
10
10
11
13
14
16
16
17
17
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .........................................................................
B. Populasi dan Sampel .....................................................................
1. Populasi....................................................................................
2. Sampel......................................................................................
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............
1. Variabel Penelitian...................................................................
19
20
20
20
23
23
ii
2. Definisi Operasional Variabel ................................................
2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani ............................................
2.2 Teknologi Baru..................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
1. Teknik Observasi .....................................................................
2. Teknik Koesioner.....................................................................
3. Teknik Wawancara .................................................................
4. Dokumentasi ............................................................................
5. Studi Kepustakaan ...................................................................
E. Teknik Analisis Data .....................................................................
23
23
24
24
24
25
25
26
26
26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis Desa Pulung Kencana.....................................
1. Sejarah singkat dan perkembangan Desa Pulung Kencana ....
2. Letak Astronomis.....................................................................
3. Letak Administratif, Luas, dan Batas ......................................
4. Kondisi Topografi ....................................................................
5. Iklim .........................................................................................
6. Kondisi Sosial Ekonomi ..........................................................
7. Demografi ................................................................................
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................
1. Identitas Responden ................................................................
1.1.Umur Responden ...............................................................
1.2.Tingkat Pendidikan Responden .........................................
2. Penggunaan Jasa Buruh Tani ...................................................
2.1.Luas Lahan Garapan ..........................................................
2.2.Mulai Digunakan Tenaga Bayaran ....................................
2.3.Pengolahan Lahan ..............................................................
2.4.Biaya Upah Buruh Tani .....................................................
2.5.Kepraktisan Penggunaan Jasa Buruh Tani.........................
3. Teknologi Pertanian ................................................................
3.1.Kepraktisan Penggunaan Teknologi Pertanian ..................
3.2.Biaya Penggunaan Mesin Pertanian...................................
C. Pembahasan....................................................................................
27
27
29
29
33
33
36
37
44
45
45
46
47
47
49
50
52
53
54
54
56
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
64
65
i
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2015......................................................
4
2 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa
Pulung Kencana Tahun 2014.. ............................................................
5
3 Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 Rk Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2015 …………………………………………..........................
20
4 Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan
RK 6 Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2015………………………..
22
5 Pergantian Kepala Desa Pulung Kencana…………………………….
29
6 Data Curah Hujan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2001-2010…………………………….
34
7 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth-Ferguson……………………….
35
8 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jenis kelamin Desa Pulung
Kencana Tahun 2014 ………………………………………………...
37
9 Komposisi Penduduk Menurut Etnis Desa Pulung Kencana Tahun
2014…………………………………………………………………...
41
10 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Pulung Kencana
Tahun 2014…………………………………………………………...
42
11 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pulung
Kencana Tahun 2014…………………………………………………
43
ii
12 Jumlah Responden Berdasarkan Umur di Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2014…………………………………………………………..
45
13 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pulung
Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat 2014…………………………………………………...
46
14 Luas Lahan Garapan Petani Padi di Desa Pulung Kencana Kecamatan
Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat…………………………………………………………………..
48
15 Cara Perawatan Lahan Pertanian Padi di Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.......................................................
51
16 Biaya Upah Buruh Tani yang di Keluarkan oleh Petani di Desa
Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat………………………………………………..
53
17 Penggunaan Jasa Buruh oleh Petani di Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat………………………………………………………………......
54
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 1. Peta Administratif Desa Pulung Kencana…………………....
32
Gambar 2. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing
Tipe Curah Hujan Schmidth-Ferguson………………........
35
Gambar 3. Diagram Penduduk Menurut Agama
di Desa Pulung Kencana Tahun 2014…………………......
42
Gambar 4. Diagram Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan di Desa Pulung Kencana Tahun 2014…………
43
Gambar 5. Wawancara Terhadap Responden………………….................
49
Gambar 6. Penggunaan Teknologi Pertanian
di Desa Pulung Kencana………………….............................
55
Gambar 7. Penggunaan Teknologi Pertanian
di Desa Pulung Kencana…………………..............................
56
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Rekapitulasi Data Responden…………………………
66
Lampiran 2. Kuesioner Petani Padi………………….…............ …………
67
Lampiran 3. Rencana Judul Kajji Tindak Skripsi………………………...
70
Lampiran 4. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing………………….
71
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian………………........................ ………..
72
Lampiran 6. Surat Balasan Izin Penelitian……………….......... ………...
73
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan (seminar dan lokakarya geografi tathun 1988 yang diprakarsai oleh
Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 2001:11).
Ilmu geografi terdiri dari dua aspek, yakni aspek fisik yang mengkaji tentang
keadaan alam dan aspek sosial yang mengkaji tentang manusia.
Geografi secara garis besar dapat diklsifikasikan menjadi dua cabang, yaitu:
a. Geografi fisik, yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari
permukaan bumi yang meliputi air, tanah, dan udara (atmosfer) yang
berhubungan dengan aktivitas manusia. Cabang ilmu dari geografi fisik
antara lain Geomorfologi, Geologi, Ilmu Tanah, Oseanogarfi, Hidrologi,
Mineralogi dan Petrologi, Meteorologi dan Klimatologi.
b. Geografi manusia, yaitu cabang geografi yang mempelajari aspek
keruangan gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi yang
mengambil manusia sebagai objek pokok. Cabang ilmu geografi manusia
antara lain Geografi Penduduk, Geografi Pedesaan, Geografi Sosial,
10
Geografi Budaya, Geografi Pariwisata, Demografi, Geografi Ekonomi,
Sosiologi, dan Geografi Politik.
2. Geografi Pedesaan dalam Ilmu Geografi
Geografi pedesaan merupakan bagian dari Human Geography atau geografi
manusia. Munculnya geografi pedesaan sebagai suatu studi dalam ilmu geografi
yang berdiri sendiri sebagai sub disiplin ilmu belum cukup lama.
Menurut A. J. Suhardjo dalam diktat matakuliah geografi pedesaan (UNY)
menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang studi ilmu geografi
yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta perubahanperubahannya di wilayah pedesaan dalam keterkaitannya dengan berbagai faktor
penentunya baik yang bekerja pada tingkat lokal, regional, maupun global.
Berdasarkan pengertian tersebut, geografi pedesaan adalah cabang ilmu dari
geografi manusia yang membicarakan berbagai bentuk konkret dari keadaan alam
disekitarnya, pada pedesaan terdapat budaya yang tumbuh dan dijalankan oleh
masyarakat pedesaan.
3. Sejarah Timbulnya Gotong Royong
Abdurrahmat Fathoni (2005:66-68), menyatakan bahwa, konsep gotong royong
yang kita nilai tinggi itu merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya
dengan kehidupan rakyat kita sebagai petani dalam masyarakat agraris. Istilahnya
Jawa, tetapi sebagian besar rakyat sebagai petani dalam masyarakat agraris. istilah
gotong royong untuk pertama kali tampak dalam bentuk karangan-karangan
tentang aspek-aspek sosial dari pertanian (terutama di Jawa Timur).
11
Dalam kehidupan Desa Jawa, gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan
tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi kekurangan pada
masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok tanam di sawah.
Untuk keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani
meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk membantu dalam
mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru (memperbaiki
saluran air, dan pematang-pematang, mencangkul, membajak, dan lain
sebagainya).
Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari untuk
temannya yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain
tidak ada, tetapi yang meminta bantuan, tiap saat bersedia apabila mereka
memerlukan bantuan. Di desa-desa di Jawa kerja sama tolong menolong dalam
bercocok tanam seperti itu dilakukan para petani yang memiliki bidang-bidang
yang berdekatan letaknya. Dengan masuknya uang menjadi unsur penting dalam
kehidupan ekonomi pedesaan, yang di beberapa daerah di Jawa sudah mulai
dalam abad ke-19. di daerah Blitar, dalam tahun 20-an merupakan daerah yang
cukup padat, banyak petani sudah tidak mempunyai lahan lagi sehingga terdapat
penawaran buruh tani yang sangat tinggi dengan upah yang sangat rendah.
4. Gotong Royong dalam Bercocok Tanam
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:67), gotong royong merupakan suatu sistem
pengarahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga, untuk mengisi
kekurangan pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok
12
tanam di sawah. Keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap,
seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk
membantu dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru
(memperbaiki
saluran-saluran
air
dan
pematang-pematang,
mencangkul,
membajak dan lainnya).
Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang hari untuk temannya
yang datang membantu selama pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada,
tetapi yang minta bantuan tadi, setiap saat besedia membantu apabila mereka
memerlukan bantuannya.
Kegiatan tolong menolong atau gotong royong dalam bercocok tanam. Dapat
terjadi, apabila lahan yang diolah cukup luas. Dengan lahan yang luas tersebut,
maka tuan rumah pemilik lahan, membutuhkan bantuan orang lain. Dengan
adanya pertolongan yang diberikan dapat meringankan pekerjaan dan, orang yang
menolong tersebut menginginkan timbal baik, namun bukan dalam berbentuk
upah, tetapi dalam bentuk tenaga seperti yang telah mereka lakukan. Adanya
gotong-royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian.
Tashadi dkk (1982 :52) mengemukakan, dalam setiap kegiatan gotongroyong tolong menolong atau sambatan ini, setiap orang dapat
mengikutinya. Bahkan kalau hal ini dianggap sebagai suatu kewajiban sosial
bagi warga masyarakat itu semuanya akan terlibat. Akan tetapi dalam
bidang mata pencaharian, khususnya di daerah pedesaan adalah bidang
pertanian, maka kegiatan ini hanya melibatkan beberapa orang sebagai
pesertanya, yang jelas mereka yang terlibat itu adalah petani atau penduduk
di desa yang mempunyai pekerjaan sebagai petani, naik ia petani yang
memiliki tanah pertanian maupun ia sebagai buruh tani. pengelolaan
pertanaman padi memerlukan jumlah tenaga banyak dalam waktu tertentu
yang singkat, sehingga anggota petani sendiri tak mampu
menyelesaikannya, (2) setiap tani kita praktis mengusahakan tanaman padi
sehingga dalam pembalasan jasa nampak sungguh keseimbangannya dan (3)
13
perasaan senasib antara petani, menyebabkan mereka tak ingin bahwa
temannya sampai mengalami kesulitan dalam pengelolaan padi, suatu jenis
tanaman pokok yang merupakan urat nadi kehidupan.
5. Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut Society yang berasal dari kata latin
Socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab syaraka
yang berarti “ikut serta atau berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”
(Koenjaraningrat, 2002:144).
Kemudian Soerjono Soekanto (1984:197) mengatakan bahwa sebenarnya suatu
masyarakat merupakan suatu kehidupan bersama manusia yang memiliki ciri-ciri
pokok, sebagai berikut:
1. Manusia yang hidup bersama, secara teoritis jumlah minimum manusia yang
hidup bersama adalah dua orang. Meskipun dalam sosiologi tidak ada batasan
tertentu tentang jumlah manusia yang hidup bersama.
2. Bercampur dalam waktu yang cukup lama, mengakibatkan timbulnya sistem
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dalam
kelompok tersebut.
3. Adanya suatu kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama menimbulkan kebudayaan
dan berusaha mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan tersebut.
Dengan demikian, yang dimaksud masyarakat adalah kumpulan dari individuindividu, dalam hal ini individu yang saling berorganisasi dan menetap di Desa
Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat melakukan interaksi antara orang yang satu dengan lainnya dalam waktu
yang lama dan dalam lingkungan yang sama.
14
6. Pergeseran Nilai Gotong Royong
Bergeser
adalah
bekerja
sejajar
atau
menyinggung
permukaan
(web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/10), pergeseran terrsebut menimbulkan sebuah
perubahan. Menurut Selo Soemardjan dalam buku Soerjono Soekanto (2012:263),
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilainilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi
struktur masyarakat lainnya
Perubahan itu sendiri dibedakan manjadi dua yaitu:
a. Perubahan sosial secara lambat (Evolusi): perubahan sosial secara lambat
hanya apabila dilihat dari waktunya. Biasanya waktu perubahan ini terjadi
secara lambat, memerlukan rentetan perubahan kecil secara lamban yang
ditunjukan oleh sikap dan perilaku masyarakat yang menyesuaikan dirinya
dengan adanya pergeseran sosial sesuai dengan keperluan, keadaan, dan
kondisi, yang baru dan sejalan dengan adanya proses pertumbuhan ini.
b. Perubahan sosial secara cepat (Revolusi): perubahan secara cepat akan terjadi
pada sendi-sendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat (yaitu
lembaga-lembaga kemasyarakatan) lazimnya dinamakan revolusi. Unsurunsur pokok dari revolusi yaitu adanya perubahan secara cepat pada sendisendi atau dasar-dasar pokok dari kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu
maupun terjadi tanpa perencanaan.
Berdasarkan pendapat tersebut, selaras dengan masyarakat di Desa Pulung
Kencana yang menciptakan unit baru yaitu menjadikan upah sebagai pengganti
tenaga yang dikeluarkan oleh petani yang melakukan gotong royong dalam
mengolah lahan pertanian.
15
Nilai gotong royong menurut Abdurrahmat Fathoni (2005:72-73), yaitu nilai yang
merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar warga
sedesa. Dalam sistem ini nilai budaya orang Indonesia mengandung empat
konsep, ialah:
a. Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,
masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem makrosmos
tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja, yang ikut
terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar.
b. Dengan demikian, dalam segala aspek kehidupannya manusia pada
hakikatnya tergantung pada sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama
rasa.
c. Karena itu, ia harus berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan
baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa.
d. Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan
bersama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama
tinggi sama rendah.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diuraikan bahwa kehidupan masyarakat
pedesaan masih kental dengan rasa gotong royong, seperti yang terdapat di Desa
Pulung kencana. Dengan keadaan alam yang berupa daerah persawahan dan
sebagian besar masyarakat bekerja pada bidang pertanian. Terdapat perasaan yang
sama, perasaan ingin membantu atau meringankan pekerjaan dalam mengolah
lawan sawah, karena mereka tau, sulit untuk mengolah lahan sawah mereka tanpa
bantuan orang lain, maka timbulah rasa ingin mambantu antar petani, dalam
mengolah lahan yang mereka miliki.
Pada saat ini, semakin bertambahnya jumlah penduduk, bentuk kerjasama atau
gotong royong yang awalnya, tidak memerlukan upah atau pamrih, mulai
mengalami pergeseran, sehingga munculnya pamrih dalam membalas imbalan
jasa dari kegiatan gotong royong tersebut. Menurut Abdurrahmat Fathoni
(2005:68) banyak petani mulai meninggalkan adat gotong royong dalam produksi
16
pertanian, dan menganggap lebih praktis untuk menyewa buruh yang diberi upah
berupa uang.
6.1. Buruh Tani
Buruh tani adalah seseorang yang berkerja di bidang pertanian dengan cara
melakukan pengelolaan tanah yang berjuang untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman
tersebut. Buruh tani bekerja untuk lahan pertnian milik orang lain dengan upah
dari sang tuan rumah (http://id.wikipedia.org/wiki/Buruh_tani). Dari pengertian
tersebut bahwa buruh tani bekerja untuk membantu tuan rumah petani dalam
mengolah lahan, dan kemudian jasanya dibayar dengan upah, sesuai dengan
kerjanya.
6.2.Teknologi Pertanian
Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada
kegiatan pertanian. Definisi lain tentang teknologi pertanian menurut para ahli
adalah penerapan prinsip-prinsip matematik dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya
alam untuk kesejahteraan manusia
(http://www.mentari-dunia.com/2013/01/makalah-teknologi-pertanian-dan.html).
Perkembangan teknologi, seperti kemajuan teknologi pertanian, membuat
kegiatan yang dikerjaan dapat selesai dalam waktu yang singkat. Kemajuan
teknologi pada bidang pertanian membuat kegiatan bercocok tanam, menjadi
17
lebih mudah. Hal ini terjadi pada kegiatan mengolah lahan pada pertanian
masyarakat Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
6.3.Masuknya Unsur Ekonomi
Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya
uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem
pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih
praktis menggunakan buruh tani.
Dari penjelasan tersebut arti dari masuknya unsur uang artinya saat ini, uang
merupakan unsur materil yang sangat berperan dalam kehidupan. Segala sesuatu
dinilai dengan uang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang saat ini
cenderung
semakin
tinggi.
Tetangga-tetangga
yang
dahulunya
bersedia
melakukan kegiatan gotong royong, tanpa adanya pemberian upah, namun saat ini
mengharapkan adanya imbalan berupa uang dari pekerjaan gotong royong. Hal
tersebut yang menyebabkan adanya pergeseran dari kegiatan gotong royong ke
sistem pengerahan tenaga dengan sistem upah.
B. Kerangka Pikir
Masyarakat desa erat hubungannya dengan alam atau lahan, sebagai salah satu
sumber kehidupan mereka. Dalam pengolahan lahan pertaniannnya. Dimasa
lampau, biasanya dilakukan bersama-sama dengan meminta bantuan warga desa
dengan istilah sambatan atau gotong royong, sampai selesai mengolah lahan
pertanian yang dimiliki.
18
Pada saat ini masyarakat petani di pedesaan nampaknya telah mengalami
pergeseran dalam mengolah lahan pertaniannya karena munculnya perkembangan
teknologi mekanisasi pertanian yang membantu dalam mengolah lahan dan hasil
pertanian, dan memudahkan petani dalam melakukan kegiatannya.
Berdasarkan pola pemikiran tersebut, maka cukup menarik untuk dilakukan
penelitian yang berjudul “Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani
Dalam Pengolahan Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat”
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan
masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan
kebanyakan
masyarakatnya
bermatapencaharian
sebagai
petani.
Menurut
Daldjoeni (1998:53), bahwa desa dalam arti umum adalah permukiman manusia
yang letaknya di luar kota dan penduduknya bermatapencaharian dibidang agraris.
Sehubungan dengan pendapat tersebut, bahwa masyarakatnya desa yaitu manusia
yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan menggantungkan hidupnya dari
lahan pertanian yang dimilikinya. Kegiatan gotong royong dalam mengolah lahan
sangat dibutuhkan petani. Sebagai bentuk dari partisipasi antara masyarakat
petani.
Adapun ciri-ciri desa menurut Bintarto (1968:96), yaitu: (1) Desa dan
masyarakat desa sangat erat hubunganya dengan lingkungan alam, (2)
Iklim berpengaruh pada kehidupan petani, sehingga banyak tergantung
dari perubahan musim, (3) Struktur ekonominya didominasi sektor agraris,
(4) Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban/gemeinschaft
Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa masyarakat desa dalam kehidupannya
erat dengan alam. Ekonomi warganya, lebih banyak didominasi oleh pertanian
karena, masyarakat desa sebagian besar bermatapencaharian petani, dan
masyarakatnya merupakan suatu paguyuban. Kehidupan masyarakat pedesaan
2
merupakan suatu ikatan keluarga yang erat, dipenuhi dengan rasa perduli antara
warga masyarakat, seperti dilakukan kegiatan gotong royong, merupakan suatu
wujud sikap kepedulian yang ditujukan antara warga desa, khususnya tolong
menolong dalam mengolah lahan pada pertanian.
Tolong menolong atau gotong royong dianggap para petani menjadi suatu hal
yang penting, sehingga kehidupan masyarakat petani merupakan suatu keluarga.
Pengolahan lahan yang dilakukan pada umumnya dengan melakukan gotongroyong. Tolong menolong yang sudah turun temurun ada, menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat desa. Menurut Koenjtaraningrat (2002:6) bahwa sistem
sosial terdiri aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubung serta
bergaul satu sama lain.
Berkaitan dengan pendapat tersebut, bahwa tolong menolong terjadi karena
aktivitas manusia yang berinteraksi, karena manusia merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Interaksi yang terjadi membuat manusia
melakukan hubungan saling membantu, yang bertujuan untuk pemenuhan
kepentingan kebutuhan hidup, selaras dengan yang dinyatakan oleh Abdurrahman
Fathoni (2005:66), bahwa:
Tolong menolong, dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antar warga
komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya pembayaran berupa
upah atau pembayaran dengan uang, sehingga partisipasi ini tidak
selamanya perlu dibentuk kepanitiaan secara resmi melainkan cukup adanya
pemberitahuan pada warga mengenai kegiatan dan waktu pelaksanaannya,
kemudian pekerjaan dilaksanakan setelah selesai bubar dengan sendirinya.
Akhir-akhir ini, aktivitas gotong royong pada kehidupan masyarakat di wilayah
pedesaan sudah memudar. Berbagai daerah pedesaan di Indonesia tidak
3
menjalankan kegiatan tolong menolong dalam mengolah lahan pertanian, karena
adanya mekanisasi pertanian, serta lebih memilih mempekerjakan buruh tani saat
bercocok tanam sampai pemanenan.
Hal tersebut juga terjadi di Desa Pulung Kencana, Kabupaten Tulang Bawang
Barat. Kegiatan gotong royong yang ada pada saat ini tidak sekuat dulu, berbagai
pekerjaan yang dilakukan tidak lagi dilakukan secara sukarela. Pekerjaan yang
dilakukan sudah dinilai dengan uang atau benda lainnya yang dianggap seperti
keuntungan materi dari pekerjaan yang dilakukan, sejalan dengan pendapat
Abdurrahmat Fathoni (2005: 67-68), mengemukakan bahwa dengan masuknya
uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan, maka sistem
pengerahan tenaga (gotong royong) dirasa kurang praktis, serta menganggap lebih
praktis menggunakan buruh tani.
Dahulunya Desa Pulung Kencana merupakan wilayah tujuan transmigrasi yang
terjadi pada tahun 1973 dan gelombang kedua terjadi pada tahun 1974. Lebih
banyak masyarakat pendatang dari provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah, jumlah
kepala keluarga yang ditransmigrasi berjumlah 400 KK. Pada tahun 2014 jumlah
penduduk mencapai 8098 orang yang didominasi oleh masyarakat Suku Jawa, dan
sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.
Menurut wawancara yang dilakukan kepada salah satu masyarakat desa yang
merupakan masyarakat transmigran pada tahun 1973 yaitu Bapak Sarijo, umur 71
Tahun asal daerah transmigrasi dari Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, yang
dilakukan pada tanggal 7 februari 2015, berpendapat bahwa.
4
Di zaman dahulu, pada awal pembukaan lahan untuk pertanian dan
pengolahan lahan garapan, masyarakat di Desa Pulung Kencana, para
petani masih menggunakan kegiatan kegiatan sambatan (gotong royong),
petani yang memiliki lahan sawah yang berdekatan membantu petani
lainnya yang sedang dalam pengerjaan lahan sawahnya, mereka membantu
tanpa ada pemberian upah.
Desa Pulung Kencana termasuk wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang
memiliki luas 1.806 Ha. Dengan luas 1.062 Ha diperuntukan untuk sawah, dan
393 Ha diperuntukan untuk pemukiman perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2014
Penggunaan Lahan (Land use)
Pemukiman
Tegalan/perladangan
kebun karet
Kebun kopi
Kebun sawit
Kebun coklat
Sawah irigasi tehnis
Sawah tadah hujan
Kantor pemerintah desa
Pasar desa
Lain-lain (jalan, mushola, masjid, dan
lainnya)
Jumlah
Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Luas (ha)
393
214
114
2,25
2,25
2,75
1027
35
0,25
1
14,55
Persentase (%)
21,76
11,85
6,31
0,12
0,12
0,15
56,87
1,94
0,01
0,06
0,80
1.806
100
Dilihat dari tabel di atas, bahwa penggunaan lahannya, pemanfaatannya lebih
banyak untuk tanah sawah dengan persentase sebesar 58,81% dari luas desa, serta
sisanya diperuntukan untuk penggunaan lahan, seperti jalan, mushola, masjid, dan
lainnya.
5
Masyarakat Desa Pulung Kencana yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di
bidang pertanian serta perkebunan karet dan perkebunan sawit , namun terdapat
profesi lainnya seperti pedagang dan PNS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pulung
Kencana Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mata Pencaharian
Jumlah (Jiwa)
Petani
3756
Buruh tani
488
PNS
184
Pengrajin industri rumah tangga
14
Pedagang
45
Jasa
8
Polri
7
Pengusaha kecil dan menengah
7
Pegawai Swasta
7
Jumlah
4516
Sumber: Profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014
Persentase (%)
83,17
10,80
4,07
0,31
0,99
0,17
0,15
0,15
0,16
100
Jumlah mata pencaharian terbanyak yaitu petani dengan jumlahnya sekitar
83,17%. Berdasarkan profil Desa Pulung Kencana Tahun 2014, jumlah keluarga
petani 1043 keluarga.
Desa pulung Kencana, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Keseluruhan petani yang ada di Desa Pulung kencana umumnya menggunakan
jasa buruh. Para petani lebih memilih mempercayakan dalam pengerjaan lahan
pertanian pada orang lain dan dibayar dengan sistem upah. Selain itu
perkembangan teknologi baru pada bidang pertanian, banyak digunakan petani
dalam proses pengolahan lahan seperti proses persiapan, dan pemanenan hasil
pertanian.
6
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul ” Pergeseran Nilai Gotong Royong Masyarakat Tani Dalam Pengolahan
Lahan Pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah adanya buruh tani menjadi penyebab terjadinya pergeseran nilai
gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa
Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?
2. Apakah adanya teknologi baru menjadi penyebab terjadinya pergeseran
nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian
Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi tentang adanya buruh tani menjadi penyebab
terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam
pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat
2. Memperoleh informasi tentang adanya teknologi baru menjadi penyebab
terjadinya pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam
pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat
7
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah,
khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial dan kajian
kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penambah wawasan terhadap
kebudayaan gotong royong pada bidang pertanian yang terjadi di Desa
Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.
4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan
wawasan, serta diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi yang akan
melakukan penelitian tentang kebudayaan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1) Ruang lingkup objek penelitian pergeseran nilai gotong royong masyarakat
tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana Kabupaten
Tulang Bawang Barat.
2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah petani padi di Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3) Ruang lingkup tempat dan waktu di Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat pada tahun 2015.
8
4) Ruang lingkup penelitian ini adalah Geografi Pedesaan. Menurut A.J. Suharjo
menyebutkan bahwa geografi pedesaan adalah suatu cabang ilmu geografi
yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kultural serta perubahanperubahannya di wilayah pedesaan dengan berbagai faktor penentunya..
Berkaitan dengan pendapat tersebut, Seperti kehidupan masyarakat pedesaan
yang bertempat tinggal di Desa Pulung Kencana, masyarakatnya dominan
bermatapencaharian sebagai petani, seperti masyarakat desa lain di Indonesia.
Sistem kekeluargaan yang masih erat, serta ekonominya dominan pada sektor
agraris.
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, menurut
Sumadi Suryabrata (2000:18), bahwa metode penelitian deskriptif yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:195), yang
menyatakan
bahwa
metode
yang
bersifat
deskriptif
bertujuan
untuk
menggambarkan suatu keadaan atau fenomena.
Berdasarkan pendapat tersebut maka, akan digunakan metode deskriptif yang
bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi, serta diuraikan secara
sistematis. Adapun pengumpulan fakta-fakta tersebut adalah dengan cara
mengamati suatu objek, kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam suatu wilayah
tertentu, seperti dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan foto-foto yang
terkait dengan kejadian tersebut. Berhubungan dengan penelitian ini, maka
fenomena yang akan dilihat adalah mengenai pergeseran nilai gotong royong
masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian Desa Pulung Kencana
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
20
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2006:89), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut bahwa, populasi dari penelitian ini yaitu
masyarakat petani yang berada di Desa Pulung kencana Kabupaten Tulang
Bawang Barat, dengan jumlah populasi 1043
keluarga petani, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Jumlah Keluarga Petani Pemilik Lahan di 6 RK Desa Pulung Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
tahun 2015.
No
Nama RK
Jumlah keluarga petani pemilik lahan padi
sawah
1.
RK 1
180 Keluarga
2.
RK 2
193 keluarga
3.
RK 3
136 keluarga
4.
RK 4
172 keluarga
5.
RK 5
161 keluarga
6.
RK 6
201 keluarga
Jumlah
1043 keluarga
Sumber: Dokumentasi di Desa Pulung Kencana Tahun 2015
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Apabila besar, dan penelti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Sugiyono (2013:81). Tahapan pertama dalam penarikan sampel pada peneltian ini
21
yaitu mempersempit lokasi penelitian berdasarkan unit analisis RK yang ada di
Desa Pulung Kencana. Penyempitan lokasi pada populasi dilakukan karena
jumlah RK yang berada di Desa Pulung Kencana yakni terdiri dari 6 RK masih
terlalu luas cakupannya. Selain itu apabila penarikan sampel mengambil dari tiaptiap RK yang ada di Desa Pulung Kencana, akan membutuhkan waktu yang lama
dan biaya yang besar.
Penentuan dan penyempitan lokasi dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Area Sampling. Menurut Sugiyono (2013:83), teknik Purposive Area
Sampling digunakan untuk menentukan sampel apabila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas. Maka penelitian mengambil daerah yang akan menjadi
lokasi pengambilan sampel penelitian mengambil 2 RK. Hal ini dikarenakan
jumlah keluarga petani yang terdapat di Desa Pulung Kencana memiliki sebaran
yang merata untuk tiap-tiap RK, sehingga jumlahnya sangat banyak. Berdasarkan
hal tersebut, peniliti mengambil sampel RK 2 dan RK 6 dari jumlah 6 Rk yang
terdapat di Desa Pulung Kencana, hal tersebut dikarenakan jumlah keluarga
petani kedua RK tersebut, memiliki jumlah keluarga petaninya lebih banyak,
dibandingkan dengan RK yang lainnya, seperti yang terdapat pada tabel 3.
Pengambilan sampel untuk kedua RK, dianggap sudah mewakili untuk dilakukan
penelitian.
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability
Sampling, yakni jenis Simple Random Sampling. Jumlah responden diambil
sebanyak 10% dari jumlah populasi yang ada ditiap-tiap RK yang telah
ditentukan.
22
Menurut Sugiyono (2013:82), teknik Probabilitiy Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sugiyono juga menambahkan
bahwa teknik pengambilan sampel mengggunakan Probability Sampling jenis
Simple Random Sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi. Jadi pengambilan sampel tidak mempertimbangkan
hal-hal spesifik yang dimiliki anggota populasi, semua anggota populasi dalam
penelitian ini dianggap homogen, artinya tidak ada petani yang dikhususkan,
misalnya pengelompokan usia, kepemilikan lahan, dan lainnya.
Adapun penentuan responden menggunakan undian. Daftar nama populasi ditulis
dalam tiap lembar kertas kemudian dipisahkan sesuai dengan jumlah populasi
dikedua RK tersebut, selanjutnya kertas digulung dan dimasukkan ke dalam
toples yang telah diberi label sesuai nama RK yang telah ditentukan, gulungan
kertas tersebut diambil sesuai dengan jumlah mencapai ketentuan tertentu untuk
masing-masing RK, dengan mengambil responden sebesar 10% dari populasi
keluarga petani masing-masing RK, sehingga 10% dari dari jumlah keluarga
petani RK 2 dan Rk 6 yaitu 39 keluarga petani, yaitu jumlah sampel yang diambil
untuk dua RK yaitu 39 keluarga petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di halaman berikut.
Tabel 4. Jumlah Keluarga Petani pemilik lahan padi sawah di RK 2 dan RK 6
Desa Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat tahun 2015.
No
1.
2.
RK
2
6
Populasi keluarga pemilik lahan padi sawah
193
201
Jumlah
Sampel
19
20
39
23
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Sering pula
variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam penelitian
peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000:72). Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (2006:19), bahwa variabel adalah subjek atau objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian variabel tunggal yang dipusatkan pada
pergeseran nilai gotong royong masyarakat tani dalam pengolahan lahan pertanian
Desa Pulung Kencana Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Definisi Operasional Variabel
2.1 Penggunaan Jasa Buruh Tani
Pergeseran terjadi yaitu sesuatu yang dahulunya ada digantikan dengan sesuatu
yang baru. Seperti kegiatan gotong royong dalam pengolahan lahan, digantikan
dengan penyewaan buruh tani dan dibayar dengan sistem upah. Adanya sistem
pengerjaan lahan oleh buruh tani, merupakan bentuk dari spesifikasi pekerjaan
bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan garapan.
Tersedianya buruh tani dengan biaya pembayaran yang murah, serta dengan
pelaksanaan kerja yang lebih cepat, merupakan pilihan bagi petani pemilik lahan
24
garapan untuk mempekerjakan buruh tani yang kemudian dibayar dengan sistem
upah.
2.2 Teknologi Baru
Adanya mekanisasi pertanian, sebagai alat bantu petani dalam kegiatan
pertaniannya seperti cara pengolahan lahan, dari mulai membajak sampai
memanennya. Mendorong bergesernya nilai gotong royong, yaitu hal yang
mengakibatkan pergantian atau tergantinya nilai gotong royong yang sudah ada
pada masyarakat petani zaman dahulu, diakibatkan oleh beberapa faktor yang
dianggap lebih membantu petani dalam pengolahan sawahnya. Perkembangan
teknologi pertanian dianggap lebih efektif dan efisien yang dilihat dari
kepraktisannya.
D. Te