KAJIAN PENYEBAB TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi serta persebarannya yang tidak merata telah
mendapatkan perhatian yang cukup serius di Indonesia. Pemusatan penduduk di Pulau Jawa
membawa implikasi terhadap kesempatan ekonomi suatu wilayah akibat ketidakmerataan
fasilitas pembangunan antardaerah sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja di daerah yang
padat penduduknya. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program transmigrasi untuk
memindahkan penduduk ke luar Pulau Jawa.
Transmigrasi juga diadakan dalam upaya pemerataan penyebaran penduduk. Menurut Abu
Ahmadi (2003:29) bahwa tersebarnya penduduk dalam beberapa wilayah sangat tergantung
dari faktor-faktor: lokasi, iklim, sumber alam kemudian transportasi dan sebagainya.
Sehingga dengan program transmigrasi, diharapkan penduduk yang dipindahkan dapat
mengelola sumber daya alam di lokasi transmigrasi untuk mencapai kesejahteraannya.
Perbedaan potensi antardaerah serta pemanfaatannya menggambarkan akan adanya
diferensiasi area. Konsep diferensiasi area menunjukkan bahwa setiap tempat atau wilayah
terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat
alam atau kehidupan. Konsep ini berkaitan dengan pengelolaan transmigrasi yaitu dalam
pengadaaan survei lokasi yang menyangkut kondisi fisik dan keadaan sosial budaya
penduduk setempat. Akhirnya lokasi yang sesuai akan dipilih sebagai lokasi permukiman
(2)
Pada masa Pelita I terdapat pusat-pusat lokasi permukiman transmigran di Lampung yaitu di
Penengahan dan Palas (Kabupaten Lampung Selatan), Padang Ratu dan Bumi Nabung
(Kabupaten Lampung Tengah), Banjit (Kabupaten Way Kanan), serts Way Abung I dan II
(Kabupaten Lampung Utara).
Way Abung II yang saat ini terletak di Kabupaten Tulang Bawang Barat terpilih sebagai area
proyek transmigrasi pada waktu itu disebabkan masih adanya lahan luas yang dapat
diperuntukkan bagi transmigran. Program transmigrasi di Way Abung diselenggarakan pada
tahun 1970-1974 yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Way Abung II/1 dan Way Abung
II/2. Way Abung II/1 lebih dahulu menjadi permukiman para transmigran perintis dari Pulau
Jawa, yang selanjutnya diadakan kembali di Way Abung II/2. Berikut ini merupakan lokasi
unit desa yang menjadi permukiman transmigran di Way Abung II/1.
Tabel 1. Lokasi Permukiman Transmigrasi di Way Abung II/1 dan Penempatan Transmigran Tahun 1970-1974
No Lokasi Unit Desa Jumlah Penempatan Pokok Tahun Penempatan
KK Jiwa
1 Makarti 665 2.832 1972-1973
2 Daya Sakti 800 2.992 1970-1972
3 Daya Murni 726 3.659 1971-1972
4 Margo Mulyo 751 3.320 1973-1974
5 Margo Kencono 510 2.838 1973-1974
6 Karta Raharja 455 2.021 1973-1974
7 Karta Sari 216 877 1973-1974
8 Kagungan Ratu 616 2.894 1973-1974
Jumlah 4739 21.433
Sumber: Arsip Museum Transmigrasi
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di Way Abung II/1 terdapat delapan lokasi unit
desa transmigrasi. Beberapa Desa tersebut berkembang dengan baik dan menjadi pusat
pertumbuhan wilayah yaitu di Daya Murni, Daya Sakti dan Kagungan Ratu. Kemajuan Desa
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan letak desa yang strategis serta hadirnya para
pendatang. Keadaan ini sama halnya terjadi di Way Abung II/2. Adapun data mengenai
(3)
Tabel 2. Lokasi Permukiman Transmigrasi di Way Abung II/2 dan Penempatan Transmigran Tahun 1973-1974
No Lokasi Unit Desa Jumlah Penempatan Pokok Tahun Penempatan
KK Jiwa
1 Panaragan Jaya 668 2.999 1973-1974
2 Tirto Kencono 797 3.657 1973-1974
3 Mulyo Kencono 758 3.464 1973-1974
4 Condro Kencono 589 2.894 1973-1974
5 Pulung Kencono 575 2.542 1973-1974
6 Mulyo Asri 746 3.532 1973-1974
Jumlah 4133 19.088
Sumber: Arsip Museum Transmigrasi
Dari tabel di atas, diperoleh bahwa terdapat enam lokasi permukiman transmigran di Way
Abung II/2. Desa Tirta Kencana merupakan salah satu desa yang berada di Way Abung II/2
yang awalnya menjadi lokasi penempatan transmigran terbanyak yaitu 797 KK atau 3.657
jiwa pada tahun 1973/1974. Namun, Desa Tirta Kencana termasuk desa yang kurang
berkembang dibandingkan Desa Panaragan Jaya, Pulung Kencana, dan Mulya Asri. Hal
tersebut, dapat disebabkan karena hanya sedikit wilayah di desa ini yang menjadi lintas
kecamatan dengan sebagian besar penduduk mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
Desa Tirta Kencana terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat dengan luas wilayah 1784 ha. Penduduk di desa ini berjumlah 8219 jiwa atau
2165 KK yang terdiri dari penduduk laki-laki 4226 Jiwa (51,41%) dan perempuan 3993 Jiwa
(48, 58%). (Data Monografi Desa Tahun 2010).
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, transmigran di Tirta Kencana berasal dari Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Daerah asal mereka tersebut umumnya merupakan
daerah pertanian sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Mayoritas
transmigran yang awalnya memiliki lahan sempit atau tidak memiliki lahan mengikuti
program transmigrasi untuk mendapatkan lahan yang luas. Namun adanya permasalahan
(4)
jumlah awal, keluarga transmigran yang masih tinggal di Desa Tirta Kencana Tahun 2011
yaitu:
Tabel 3. Jumlah Keluarga Transmigran Per Dusun di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2011.
No Dusun Jumlah
Kepala Keluarga
Persentase (%)
1 1 44 13,37
2 2 42 12,77
3 3 43 13,07
4 4 52 15,81
5 5 31 9,42
6 6 45 13,68
7 7 72 21,88
Total 329 100,00
Sumber: Hasil Wawancara Kepala Kampung, Ketua Rombongan dan Kepala Dusun di Desa Tirta Kencana Pada 5 - 6 November 2011
Jumlah keluarga transmigran berdasarkan Tabel 3 adalah 329 Kepala Keluarga (KK) yang
tersebar di tujuh dusun. Keluarga transmigran terbanyak terdapat di Dusun 7 berjumlah 72
KK sedangkan paling sedikit di Dusun 5 berjumlah 31 KK. Jumlah transmigran dibandingkan
dengan jumlah awal telah berkurang 468 KK atau hanya 41% transmigran yang masih
bertempat tinggal di Desa Tirta Kencana.
Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa awalnya transmigran menghadapi berbagai masalah
diantaranya persengketaan lahan transmigrasi. Informasi dari Bapak Sukaryono (7 November
2011) selaku ketua rombongan dari Madiun II menyatakan bahwa di Tirta Kencana terdapat
83 KK yang hanya memiliki lahan 1 ha. Keadaan tersebut membuat transmigran kecewa
karena lahan yang luas merupakan idaman mereka karena akan diwariskan kepada
anak-anaknya. Untuk itu, lahan yang dimiliki saat itu cukup mempengaruhi keputusan transmigran
(5)
Lahan tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan keluarga transmigran. Namun, timbulnya kebutuhan lain seperti
pemenuhan kebutuhan rekreasi serta pendidikan anak terkadang kurang dapat dipenuhi
karena kondisi ekonomi keluarga. Mata pencaharian yang secara turun temurun dalam
mengolah lahan menimbulkan masalah ketika lahan menjadi sempit karena adanya sistem
waris lahan. Pola hidup yang sama seperti di Jawa ini dapat membuat timbulnya kembali
lingkaran kemiskinan bagi keluarga transmigran.
Kondisi tempat tinggal juga menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan
transmigran untuk tetap bertahan. Kondisi lokasi permukiman yang hebitable merupakan
bagian yang penting. Salah satu faktor yang menentukan pemilihan tempat tinggal
diantaranya yaitu aman dari gangguan kejahatan.
Lokasi permukiman yang aman merupakan idaman setiap transmigran. Semakin baiknya
ekonomi keluarga tentu akan meningkatkan kepemilikan barang berharga. Namun,
kepemilikan barang berharga tersebut mampu menjadi pemicu maraknya kejahatan di Desa
Tirta Kencana diantaranya berupa pencurian atau perampasan kendaraan milik pribadi akibat
meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor.
Meningkatnya arus transportasi di pedesaan dapat menimbulkan masalah kejahatan. Romli Atmasasmita (1984:112) mengemukakan bahwa: “Dengan semakin meningkatnya trasportasi dari desa ke kota dan sebaliknya, maka pengaruh budaya kota pada anggota masyarakat desa
akan menimbulkan konflik-konflik sosial di desa. Sehingga faktor kriminogen terbesar justru lebih banyak terjadi di desa, jika dibandingan dengan di kota.”
Munculnya suatu tindak kejahatan dapat terjadi tanpa diduga termasuk di Desa Tirta
(6)
kendaraan bermotor di tempat yang sepi terkadang diikuti dengan tindak kekerasan kepada
korbannya. Kejadian ini memberikan pengaruh terhadap rasa aman untuk bermukim di
daerah tersebut.
Seperti uraian di atas, permasalahan di pedesaan kini sudah cukup kompleks bagi transmigran
dan generasi selanjutnya yang menetap di Desa Tirta Kencana. Untuk itu, kerabat merupakan
orang terdekat yang dibutuhkan kehadirannya di tengah-tengah kehidupan setiap keluarga.
Kerabat yang paling dekat yaitu keluarga inti sedangkan yang lainnya dilihat dari garis
keturunan nenek moyang sampai generasi di bawahnya.
Dengan demikian, transmigran di Desa Tirta Kencana menghadapi masalah yang
berbeda-beda. Namun, para transmigran memiliki keputusan untuk tetap bertahan tinggal di desa
tersebut. Dari masalah yang dikemukakan, penulis tertarik untuk mengkaji tentang Penyebab
Transmigran Bertahan Tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang
akan diteliti yaitu:
1. Apakah luas lahan yang dimiliki transmigran menjadi penyebab transmigran bertahan
tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ?
2. Apakah adanya barang berharga menjadi penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa
Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
(7)
3. Apakah adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai menjadi penyebab
transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ?
4. Apakah adanya kerabat transmigran menjadi penyebab transmigran bertahan tinggal di
Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
ditinjau dari luas lahan yang dimiliki.
2. Untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
ditinjau adanya kepemilikan barang berharga.
3. Untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
ditinjau dari tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
4. Untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
ditinjau dari adanya kerabat transmigran.
(8)
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bagi pihak pengelola transmigrasi diharapkan dapat terus memajukan program
transmigrasi di Indonesia.
3. Dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang mengkaji tentang transmigrasi.
4. Sebagai suplemen bahan ajar IPS Terpadu Kelas VII semester I tentang kondisi geografis
dan penduduk di Indonesia.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup subjek penelitian adalah kepala keluarga transmigran yang masih hidup
dan bertempat tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
2. Ruang Lingkup Objek penelitian yaitu mengenai kajian tentang penyebab transmigran
bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat tahun 2012.
3. Ruang Lingkup tempat dan waktu penelitian di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
4. Ruang Lingkup Ilmu adalah Geografi Sosial, menurut Nursid Sumaatmadja, (1988:53)
sebagai berikut :
“Geografi Sosial adalah cabang geografi manusia yang studinya ditekankan pada aspek keruangan, karakteristik penduduk, sosial ekonomi penduduk, organisasi sosial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan”
(9)
Mengingat titik kajian dalam penelitian ini meliputi luas lahan yang dimiliki transmigran,
kepemilikan barang berharga, adanya sarana dan prasarana transportasi serta masih adanya
kerabat di lokasi transmigrasi maka dalam hal ini ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial
karena mengkaji unsur kemasyarakatan serta kondisi sosial ekonomi penduduk dalam aspek
keruangan di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
(10)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Sebagai landasan konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti, serta
sebagai arahan dalam penelitian, maka peneliti mengutip pendapat dari berbagai sumber yang
terkait dengan masalah yang diteliti.
1. Tinjauan Geografi dan Objek Penelitian
Menurut R.Bintarto dalam Sumadi (2003:4), mengemukakan definisi geografi sebagai ilmu
yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi dan peristiwa yang terjadi di muka
bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui
pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan. Selain itu, definisi geografi adalah ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (IGI Tahun 1988 ).
Secara garis besar, geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu pertama
Geografi Fisik (Physical Geography), kedua Geografi Manusia (Human Geography), ketiga
Geografi Regional (Regional Geography) (Nursid Sumaatmadja, 1988:52). Penelitian ini
mengemukakan kondisi sosial penduduk dalam aspek keruangan sehingga lebih menekankan
pada Geografi Sosial.
Salah satu pendekatan geografi yang digunakan dalam program transmigrasi yaitu
pendekatan keruangan. Menurut Bintarto (1979:12), analisa keruangan mempelajari
(11)
yang harus diperhatikan yaitu penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan
ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan.
Analisa keruangan dalam transmigrasi terkait dengan perancangan pemukiman transmigrasi
yang menyangkut data lokasi berupa data titik dan data areal. Data yang diperoleh yaitu
berupa data ketinggian tempat, sumber mata air, sampel tanah, luas lahan hutan, luas
alang-alang dan sebagainya.
Dengan demikian, ilmu geografi merupakan ilmu yang dibutuhkan dalam segala bidang
kehidupan salah satunya dalam pengambilan kebijakan pemerintah dalam ketransmigrasian
maupun dalam mengamati pola penyebaran penduduk.
2. Transmigrasi
2.1. Pengertian Transmigrasi
Berdasarkan Undang-Undang nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Pasal 1
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan transmigrasi adalah perpindahan yang sukarela
untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan Transmigrasi atau
lokasi Permukiman Transmigrasi.
Sedangkan H.J. Heeren (1979:6) mengemukakan bahwa transmigrasi ialah perpindahan,
dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang
penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya
penyebaran penduduk yang lebih seimbang.
Sehingga dari kedua pengertian di atas, transmigrasi merupakan perpindahan sukarela
(12)
administratif untuk meningkatkan kesejahteraan serta untuk tercapainya penyebaran
penduduk yang lebih seimbang.
2.2. Jenis Transmigrasi
Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 15 tahun 1997 Pasal 6 menyebutkan bahwa jenis
transmigrasi terdiri atas Transmigrasi Umum, Transmigrasi Swakarsa Berbantuan dan
Transmigrasi Swakarsa Mandiri.
Adapun penjelasan ketiga jenis transmigrasi tersebut yaitu :
1. Transmigrasi Umum yaitu jenis transmigrasi yang sepenuhnya diselenggarakan oleh pemerintah yang transmigrannya mendapat bantuan dan bila perlu mendapat subsidi dari pemerintah.
2. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan yaitu jenis transmigrasi yang dirancang oleh pemerintah bekerja sama dengan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran, sedangkan pemerintah membantu dalam batas tertentu untuk mendukung agar kemitrausahaannya menjadi layak.
3. Transmigrasi Swakarsa Mandiri yaitu jenis transmigrasi yang sepenuhnya merupakan prakarsa transmigran yang dilakukan ,baik melalui kerja sama dengan badan usaha maupun sepenuhnya dikembangkan transmigran atas arahan pemerintah.
Dari macam-macam jenis transmigrasi tersebut, maka transmigrasi yang dilaksanakan di
Desa Tirta Kencana adalah transmigrasi swakarsa mandiri. Ciri khas dari transmigrasi
swakarsa ini yaitu bahwa transmigran membayar semua biaya operasional dari daerah asal
sampai ke daerah tujuan.
2.3. Tujuan Transmigrasi
Berdasarkan Undang-Undang nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian pada Pasal 3
menyebutkan bahwa penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkataan dan pemerataan
(13)
kesejahteraan yang dimaksud mencakup peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial di
dalam memenuhi seluruh hajat hidup transmigran, baik bagi diri dan keluarganya maupun
bagi pengembangan generasi penerusnya.
Sehingga, tujuan transmigrasi adalah dalam upaya menciptakan kesejahteraan bagi
transmigran dan generasi penerusnya dengan mengusahakan lahan yang mereka dapatkan
untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan dalam mempercepat pembangunan daerah.
3. Lahan Transmigrasi 3.1.Pengertian Lahan
Pengertian Lahan (land) menurut Suryatna dalam Sugiyanta (2007:4) adalah permukaan
daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair dan bahkan benda gas.
Selain itu, lahan juga diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief,
tanah,air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada penggunaannya terhadap
penggunaan lahan. Termasuk didalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan
sekarang seperti tanah yang tersalinisasi (FAO, 2005) dalam Azhar Muslim (2008:197).
3.2. Kategori Lahan
Penelitian-penelitian tentang lahan di daerah beriklim tropis telah banyak dilakukan. Untuk
itu, Pribadyo Sosroatmojo (1980:11) mengemukakan tentang pembagian kategori lahan yaitu
sebagai berikut :
a. Lahan sudah diusahakan/diolah yaitu lahan yang sudah pernah ditanami untuk pertanian tanah kering seperti padi gogo, palawija dan lain-lain.
b. Lahan padang rumput, yakni lahan yang ditumbuhi atau tertutup rumput-rumputan serta tanaman perdu baik secara alami ataupun sengaja ditanam untuk tujuan – tujuan tertentu, dengan sedikit atau tanpa tanaman pohon-pohon atau semak-belukar. Dalam kategori ini bisa termasuk di dalamnya adalah lahan alang-alang.
(14)
c. Lahan padang semak-belukar, yakni lahan yang ditumbuhi oleh campuran tanaman-tanaman semak,belukar, perdu serta dibagian-bagian tertentu terkadang diketemukan padang rumput yang cukup luas. Lahan demikian banyak dijumpai di Pulau Sumba dan Timor serta Kepulauan Nusa Tenggara.
d. Lahan pohon-pohon tanaman keras, yakni lahan yang ditumbuhi oleh pohon-pohonan tanaman keras yang berkayu , baik dalam ukuran kecil maupun sedang dengan atau tanpa tanaman-tanaman perdu, semak yang biasa tumbuh dibawahnya. Terdapat dalam kategori ini adalah lahan dimana tanaman perkebunan rakyat seperti perkebunan karet-rakyat, kelapa-rakyat dan lain-lain.
e. Lahan Hutan, yakni lahan yang ditumbuhi pohon-pohonan besar dan kecil serta dibawahnya ditubuhi perdu dan semak belukar dengan lebatnya. Termasuk di dalamnya adalah sering dikenal sebagai “hutan hujan tropis”.
f. Lahan rawa-rawa yakni lahan yang selalu basah digenangi air, baik berasal dari sungai ataupun air pasang dari laut (lahan pasang surut) serta diatasnya ditumbuhioleh berbagai macam jenis pohon-pohon besar dan kecil termasuk semak belukar yang biasanya tergolong tanaman–tanaman rawa. Lahan ini banyak dijumpai di sepanjang pantaiyaitu di Pantai Utara Pulau Pulau Jawa, Pantai Timur Pulau Sumatera, Pantai Pulau Kalimantan, Bagian pantai teluk Bone di Luwu-Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Tengah dan Tenggara, Pantai Pulau-pulau Maluku bagian Selatan dan Pantai Irian Jaya.
g. Lahan Sepanjang tepian aliran sungai, yakni lahan-lahan yang dijumpai sepanjang tepian aliran sungai, tergenang air beberapa kali dalam setahun kadangkala kosong tanpa atau ditumbuhi semak belukar. Lahan ini tidak stabil dan berubah-ubah dikarenakan banjir bandang dan sedimentasi lumpur sungai.
3.3. Hak Lahan Transmigran
Transmigran swakarsa memiliki hak-hak antara lain :
a. Memperoleh lahan pekarangan seluas ½ ha
b. Memperoleh lahan usaha sesuai dengan pola yang dikembangkan c. Memperoleh bantuan pembangunan rumah untuk tempat tinggal d. Memperoleh jaminan hidup berupa pangan
e. Memperoleh bantuan kemudahan, keamanan, dan kepastian dalam proses kepindahan dan penempatan.
f. Memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan mental spiritual/agama.
g. Mendapat bimbingan , penyuluhan serta pembinaan bidang ekonomi
h. Memperoleh hak-hak lain yang termuat dalam program yang dibuat pelaksana telah disetujui Menteri Transmigrasi.
(KEP:-163/MEN/1984 Pasal 6)
Dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1973 Pasal 28 ditegaskan pula mengenai pembagian lahan / jatah para transmigran yang berbunyi:
(15)
1. Transmigran petani berhak memperoleh tanah sedikit-dikitnya dua hektar yang penggunaannya dibagi sebagai berikut :
a. 0,25 (seperempat) hektar dipergunakan untuk rumah dan pekarangan.
b. 1,75 ( satu tiga perempat) hektar digunakan untuk perladangan dan/atau persawahan. 2. Transmigran bukan petani berhak memperoleh tanah sedikit-dikitnya seluas 0,25
(seperempat) hektar yang digunakan untuk rumah dan pekarangan.
Dari ketentuan yang telah ditetapkan, maka lahan yang diperoleh transmigran yaitu seluas 2
ha. Lahan yang diterima diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga transmigran.
Namun kenyataan yang terjadi di Desa Tirta Kencana adalah terdapat sengketa lahan antara
transmigran dengan penduduk asli maupun dengan transmigran lain. Keadaan ini selanjutnya
mempengaruhi kepemilikan lahan transmigran saat ini.
4. Penyebab Transmigran Bertahan di Desa Tirta Kencana
Tempat tinggal merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia agar dapat
hidup dengan layak. Di dalam transmigrasi, salah satu bentuk pemilihan tempat tinggal atau
pemukiman menjadi hal yang penting. Program transmigrasi di Indonesia merupakan
program pemukiman kembali penduduk yang terbesar di dunia.
Transmigran di Desa Tirta Kencana memiliki keputusan yang berbeda-beda untuk bertahan di
Desa Tirta Kencana sampai saat ini. Permasalahan yang dihadapi serta sumber daya di tempat
tinggal mereka mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi. Sehingga untuk mengetahui
penyebab transmigran tetap bertahan dapat ditinjau dari variabel-variabel di bawah ini.
4.1. Luas Lahan yang Dimiliki
Lahan yang dimiliki dipedesaan mencerminkan status sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat
DH Denny dan Meneth Ginting (1984:20) yang menyatakan bahwa tanah di pedesaan
merupakan status (gengsi) seseorang. Mengenai luas lahan garapan, Hadi Prayitno dan
(16)
“Luas lahan garapan adalah jumlah tanah sawah, tegalan dan pekarangan yang digarap selama 1 tahun dan dihitung dalam satuan hektar.”
Lahan dan program transmigrasi tidak dapat dipisahkan. Karena tujuan transmigran untuk
pindah ke daerah baru untuk mendapatkan lahan yang luas. Tak hanya luas namun lahan yang
ada juga subur sehingga akan meningkatkan produksi hasil pertanian. Suwardjoko Warpant
(1990:20) mengemukakan bahwa tanah yang subur tidak banyak artinya apabila tidak
digarap, dimanfaatkan, dan dikelola secara tepat.
Permasalahan mengenai lahan memberikan pengaruh kepada transmigran untuk bertahan.
Transmigran yang pekerja keras serta memiliki inovasi yang tinggi akan mampu bertahan
walaupun tantangan yang mereka hadapi cukup berat. Sedangkan lahan yang dimiliki di
daerah transmigrasi memberikan pengaruh kehidupan yang jauh lebih baik dibandingkan di
Jawa.
Rettop dalam Arief Budiman (1985:109) mengemukakan “….Para Transmigran sudah merasa kerasan tinggal di situ. Kehidupan di Jawa mereka rasakan amat sulit. Disamping itu
ada pula yang mengalami kesulitan mendapatkan tanah di Jawa. Sedangkan di lokasi transmigrasi tersedia tanah yang luas dan air yang cukup.”
Dari pendapat di atas, transmigran dari Jawa ada yang betah tinggal di daerah transmigrasi
disebabkan tersedia tanah yang luas. Sehingga hal tersebut dapat menjadi menyebab
bertahannya transmigran tinggal di Desa Tirta Kencana.
4.2. Kepemilikan Barang Berharga
Kepemilikan adalah proses pembuatan dan cara memiliki (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(17)
bergerak adalah barang yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan, sedangkan barang
tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat berpindah sendiri atau berpindah ke tempat
lain tanpa dipindahkan dengan cara merusak sebagian atau keseluruhan dari barang tersebut
terlebih dahulu.
Kepemilikan barang berharga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu :
1. Kepemilikan rumah yang diantaranya terbagi atas milik sendiri, menyewa (kontrak)
dan menumpang.
2. Kepemilikan alat transportasi seperti motor, sepeda, mobil.
3. Kepemilikan barang-barang elektronik keluarga yang diantaranya terdiri dari radio,
televisi, kulkas, tape recorder/ VCD Player, magic com, ponsel, kompor gas.
4. Kepemilikan hewan ternak yaitu jika memiliki unggas (ayam,itik,angsa) , kambing
atau sapi/kerbau.
Barang berharga yang dimiliki transmigran di Desa Tirta Kencana merupakan usaha kerja
keras yang dilakukan oleh transmigran selama mereka tinggal disana. kepemilikan barang
berharga transmigran dapat bervariasi tergantung dari ekonomi keluarga tersebut. Jika
barang berharga yang dimiliki banyak maka menunjukkan ekonomi transmigran lebih baik.
Sehingga transmigran cenderung akan hidup menetap karena telah hidup makmur.
4.3. Sarana dan Prasarana Transportasi yang Memadai
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat
ke tempat lain (Abbas Salim, 2006:6). Sedangkan Benson dan Whitehead (1975) dalam
(18)
ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara
mengubah letak geografi barang atau orang.
Perangkutan merupakan salah satu faktor penting dalam proyek transmigrasi. Hal ini
berkaitan dengan penyediaan alat angkutan untuk pemindahan orang atau barang. Abbas
Salim (2006:17) mengemukakan transmigrasi dan penyebaran penduduk ke seluruh daerah
di Indonesia adalah salah satu faktor demand yang menentukan banyaknya jasa-jasa angkutan
yang harus disediakan oleh perusahaan angkutan.
Selain itu, sarana dan prasarana transportasi yang memadai menjadi salah satu faktor
pendukung transmigran untuk ikut transmigrasi dan bertahan tinggal di pemukiman
transmigrasi. Ramadhan K.H. (1993:177) mengemukakan bahwa:
“Pembangunan pemukiman secara fisik meliputi pembangunan prasarana jaringan jalan, fasilitas perumahan, perkantoran, penyediaan air bersih, fasilitas pertanian, pendidikan,
kesehatan dan keluarga berencana, dan lain-lain. Semuanya itu dimaksudkan untuk memungkinkan masyarakat transmigran dapat tumbuh dan berkembang secara wajar.”
Dengan demikian, sarana dan prasarana transportasi memiliki peran yang penting untuk
kelancaran ekonomi transmigran. Sesuai dengan pendapat Ramadhan K.H. (1993:178) bahwa “ Dengan bertambahnya infrastruktur, yaitu jaringan jalan penghubung, jalan poros, jalan desa, jembatan, saluran, maka timbullah usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang memperlancar ekonomi setempat.”
Adapun, bentuk perangkutan yang paling luas penggunaannya di Desa Tirta Kencana yaitu
angkutan jalan raya. (Suwardjoko Warpant, 1990:40) mengemukakan bahwa kendaraan
angkutan jalan raya dapat dikelompokkan menjadi kendaraan penumpang dan kendaraan
(19)
Dalam penggunaannya, perangkutan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Dalam
Suwardjoko Warpant (1990:26), Perangkutan memiliki manfaat dilihat dari berbagai segi
kehidupan masyarakat yaitu :
1. Manfaat Ekonomi yaitu apabila angkutan dikaitkan dengan jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografi orang
maupun barang.
2. Manfaat Sosial yaitu jika perangkutan dibutuhkan dalam menyediakan berbagai
kebutuhan dalam kegiatan sosial.
3. Manfaat Politis yaitu pemanfaatan angkutan dilihat dari kacamata politik.
4. Manfaat Kewilayahan yaitu jika angkutan dibutuhkan untuk memindahkan orang atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain yang berarti memindahkannya dari satu guna
lahan ke guna lahan yang lain.
4.4. Kerabat Transmigran
Definisi Kerabat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:554) yaitu 1). yang dekat
(pertalian keluarga) 2). Keluarga; sanak saudara 3). keturunan dari induk yang sama yang
dihasilkan dari gamet yang berbeda.
Kodiran dalam Koentjaraningrat (2004:334) menyebutkan bahwa sistem kekerabatan orang
Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral. Di dalam kebudayaan jawa, dikenal keluarga
batih yaitu keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak. Sedangkan yang dimaksud
dengan keluarga luas yaitu beberapa keluarga yang tinggal bersama dalam satu tempat
tinggal. Selain itu, kelompok kekerabatan yang lain yaitu sanak-sedulur. Dalam kelompok ini
biasanya akan saling bantu membantu jika ada acara keluarga seperti acara kematian,
(20)
waris. Kelompok ini terdiri dari semua kerabat sampai tujuh turunan sejauh masih dikenal
tempat tinggalnya.
Kerabat memiliki peran yang penting bagi transmigran. Begitu pula transmigran di Desa Tirta
Kencana yang tampaknya memilih hidup berdekatan dengan kerabatnya. Hal ini disebabkan
kerabat menjadi tempat untuk berbagi serta memberikan rasa nyaman. Kerabat yang paling
dekat adalah keluarga batih dengan hubungan yang sangat intim antaranggota dalam keluarga
tersebut. Sikap saling membantu dalam usaha pengelolaan lahan transmigrasi dilakukan oleh
anggota keluarga transmigran. Sesuai pendapat Kampto Utomo (1975:108) yang mengemukakan bahwa (…”keluarga sebagai kelompok primer dianggap sebagai satuan di dalam usaha transmigran spontan orang-orang Jawa ini.” Dengan demikian, masih adanya kerabat dapat menjadi penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana.
B. Kerangka Pikir
Menurut Hidayat dan Amirullah dalam Masyhuri (2008:113), kerangka berpikir atau juga
disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka pikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan digunakan sebagai dasar
penyusunan hipotesis.
Transmigrasi merupakan upaya pemerintah dalam pembangunan nasional dengan
memindahkan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke yang jarang sebagai upaya
untuk mendayagunakan sumber daya alam yang ada di daerah tujuan. Program ini
dilatarbelakangi dengan kelebihan tenaga kerja serta untuk mengatasi penyebaran penduduk
(21)
Transmigrasi tidak dapat dilepaskan dengan aspek geografis karena berkaitan dengan aspek
keruangan suatu wilayah. Hal ini berkaitan dengan pemilihan tempat tinggal yang cocok atau
upaya memukimkan transmigran ditempat yang baru. Program transmigrasi di Desa Tirta
Kencana yang telah cukup lama menampakkan keadaaan transmigran yang masih bertahan
tinggal di desa tersebut.
Setiap transmigran memiliki latar belakang sosial ekonomi serta permasalahan berbeda-beda.
Tetapi mereka memiliki keputusan untuk bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana. Untuk itu,
peneliti tertarik untuk mengkaji penyebab transmigran bertahan tinggal di desa tersebut
ditinjau dari luasnya lahan yang dimiliki, kepemilikan barang berharga yang banyak, sarana
dan prasarana transportasi yang memadai serta adanya kerabat transmigran di Desa Tirta
Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
Adapun, kerangka pikir dalam penelitian ini dapatdi lihat di bawah ini :
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Luasnya lahan yang dimiliki
Kepemilikan barang berharga yang banyak
Sarana dan prasarana transportasi yang memadai
Kerabat Transmigran
Penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana
(22)
(23)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam penelitian. Metodologi berarti suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan suatu metode.
Metode dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir (1995:63) :
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.”
B. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:297), populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi, populasi merupakan bagian yang penting dalam penelitian karena menjadi objek/subjek
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu transmigran yang bertempat tinggal di
Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
sebanyak 329 Kepala Keluarga.
C. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil secara representatif dalam suatu
(24)
Arikunto (2006:134) yaitu apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya
besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, karena
populasi penelitian lebih dari seratus, maka peneliti mengambil sampel sebesar 20% dari
populasi atau 20% x 329 = 66 kepala keluarga.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yaitu dengan menggunakan sampel acak
proporsional (Proporsional Random Sampling). Dalam Sudjana (1989:173) , teknik
pengambilan sampel acak proporsional adalah dimaksudkan bahwa banyak anggota dari
setiap petala diambil sebanding dengan ukuran tiap petala. Jadi, pengambilan sampel tiap
wilayah sebanding dengan banyaknya subjek yang ada di tiap wilayah tersebut. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Spl =N x Jsn Keterangan :
Spl : Jumlah sampel pada tiap-tiap sub populasi N : Jumlah responden dalam populasi
n : Jumlah responden dalam sub populasi
JS : Jumlah sampel yang dibutuhkan ( Bambang Soepeno, 1997:90)
Adapun jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4.Jumlah Sampel Per Dusun di Desa Tirta Kencana yang dipilih dengan Teknik Sampel Acak Proporsional (Proporsional Random Sampling)
No Dusun Jumlah
Kepala Keluarga Jumlah Sampel
1 1 44 9
2 2 42 8
3 3 43 9
4 4 52 10
5 5 31 6
6 6 45 9
(25)
Total 329 66
Sumber: Hasil Wawancara Kepala Kampung, Ketua Rombongan dan Kepala Dusun di Desa Tirta Kencana Pada 5 - 6 November 2011
Dari Tabel 4 di atas, maka persebaran responden dalam penelitian dapat dilihat pada peta
berikut ini :
D. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dijadikan objek pengamatan
dalam penelitian atau sering juga dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah penyebab
transmigran bertahan tinggal di Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ditinjau dari luasnya lahan yang dimiliki
transmigran, kepemilikan barang berharga, sarana dan prasarana transportasi yang memadai
(26)
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan
dan merupakan indikator untuk mendapatkan data dilokasi penelitian. Adapun definisi
operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Luas lahan yang dimiliki yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas dan keadaan
tanah sawah, tegalan,dan pekarangan yang statusnya milik pribadi dihitung dalam satuan
hektar yang mempengaruhi transmigran bertahan tinggal. Untuk mengukur penyebab
transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana karena luas lahan yang dimiliki maka
(27)
kecenderungan tetap tinggal di Desa Tirta Kencana serta kepuasan akan lahan yang
dimiliki. Adapun pengukurannya dengan menggunakan Skala Guttman sehingga apabila ketiga pertanyaan dijawab “Ya” akan mendapatkan skor maksimal 3 selanjutnya akan diperoleh interval <2 dan ≥2. Skor yang diperoleh ditabulasisilangkan dengan luas lahan yang dimiliki dan dideskripsikan untuk menjawab rumusan masalah.
2. Kepemilikan barang berharga keluarga transmigran
Kepemilikan barang berharga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barang-barang
berharga yang dimiliki oleh setiap keluarga transmigran pada tahun 2012. Adapun
indikator kepemilikan barang berharga yang dimiliki tersebut yaitu :
1. Kepemilikan rumah yang diantaranya terbagi atas milik sendiri, menyewa (kontrak)
dan menumpang.
2. Kepemilikan alat transportasi seperti motor, sepeda, mobil.
3. Kepemilikan barang-barang elektronik keluarga yang diantaranya terdiri dari radio,
televisi, kulkas, tape recorder/ VCD Player, magic com, ponsel, kompor gas.
4. Kepemilikan hewan ternak yaitu jika memiliki unggas (ayam, itik, angsa), kambing
atau sapi/kerbau.
Untuk dapat mengukur variabel ini maka tiap indikator ditetapkan skor yaitu untuk status
kepemilikan rumah diberi skor 1-3 sedangkan kepemilikan alat transportasi,
barang-barang elektronik dan hewan ternak diberi skor 0-2. Pemberian skor pada masing-masing
indikator dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini :
Tabel 5. Skor dan indikator pemilikan barang berharga
No Jenis barang berharga Skor
1. Status kepemilikan rumah a. Menumpang b. Menyewa c. Milik sendiri
1 - -
- 2 -
- - 3
(28)
Jumlah 1 2 3 2. Kepemilikan alat transportasi
- Sepeda
a. Tidak memiliki sepeda b. Memiliki Sepeda 1 c. Memiliki Sepeda > 1
0 - - - 1 - - - 2 - Motor
a. Tidak memiliki motor b. Memiliki motor 1 c. Memiliki motor > 1
0 - - - 1 - - - 2 - Mobil
a. Tidak memiliki Mobil b. Memiliki mobil1 c. Memiliki mobil >2
0 - - - 1 - - - 2
Jumlah 0 3 6
3. Kepemilikan barang elektronik - Televisi
a. Tidak memiliki b. Ukuran 14-20 inci c. Ukuran ≥ 21 inci
0 - - - 1 - - - 2 - Tape Recorder/ DVD Player
a. Tidak memiliki b. Memiliki 1 c. Memiliki >1
0 - - - 1 - - - 2 - Radio
a. Tidak memiliki b. Memiliki 1 c. Memiliki >1
0 - - - 1 - - - 2 - Ponsel
a. Tidak memiliki b. Memiliki ponsel 1 c. Memiliki >1
0 - - - 1 - - - 2 - Magic com
a. Tidak memiliki b. Memiliki 1 c. Memiliki >1
0 - - - 1 - - - 2 - Kulkas
a. Tidak memiliki b. Memiliki kulkas 1 c. Memiliki kulkas >1
0 - - - 1 - - - 2 - Kompor gas
a. Tidak memiliki
b. Memiliki kompor gas 1 c. Memiliki kompor gas >1
0 - - - 1 - - - 2
Jumlah 0 7 14
4. Kepemilikan hewan peliharaan - Sapi/kerbau
(29)
b. Memiliki sapi 1-5 c. Memiliki >5
- - 1 - - 2 - Kambing
a. Tidak memiliki
b. Memiliki kambing 1-5 c. Memiliki kambing > 5
0 - - - 1 - - - 2 - Unggas
a. Tidak memiliki b. Memiliki 1-5 c. Memiliki >5
0 - - - 1 - - - 2
Jumlah 1 3 6
Jumlah total 1 15 29
Sumber : Jurnal Penelitian Trisnaningsih, dkk (1999) yang telah dimodifikasi.
Setelah data tersebut didapatkan maka interval dicari mengggunakan rumus Kriterium
Strugess yaitu :
� =� �� −ℎ ℎ
= 9 − = 14
Selanjutnya diperoleh kriteria perhitungan skor sebagai berikut :
a. Kepemilikan barang sedikit (skor 1-14)
b. Kepemilikan barang banyak (skor 15-29)
Setelah data diperoleh,maka selanjutnya ditabulasisilangkan dan selanjutnya di deskripsikan
untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana.
3. Sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keadaan alat kendaraan serta fasilitas transportasi hubungannnya dengan
kepentingan transmigran di Desa Tirta Kencana. Indikator yang digunakan yaitu
kemudahan menemui alat transportasi, keadaan sarana dan prasarana transportasi,
kepuasan transmigran terhadap sarana dan prasarana transportasi yang tersedia serta
(30)
Variabel diukur dengan menggunakan Skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Sarana dan prasarana transportasi memadai jika skor ≥3 sedangkan tidak memadai jika skor <3. Skor tersebut kemudian ditabulasisilangkan dan dideskripsikan untuk mengetahui penyebab
transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana.
4. Kerabat adalah seseorang yang masih memiliki garis keturunan yang sama /nasab. Jadi
masih adanya kerabat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keluarga batih, keluarga
luas, sanak sedulur maupun alur waris para transmigran yang masih tinggal di Desa Tirta
Kencana. Variabel diukur dengan menggunakan skala Guttman yaitu skala yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Kriteria
pengukuran yaitu:
1. Ada : jika responden masih mempunyai keluarga batih, keluarga luas, sanak sedulur
maupun alur waris.
2. Tidak : Jika responden tidak memiliki garis keturunan/ nasab yang sama.
Setelah itu, hasil jawaban responden kemudian dideskripsikan untuk mengetahui
penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan
dokumentasi.
(31)
Peneliti menggunakan teknik observasi ini untuk mengetahui bagaimana kondisi lahan,
sarana dan prasarana transportasi serta melihat batas administratif Desa Tirta Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya (Riduwan, 2005:29). Dengan teknik ini, peneliti akan
mendapatkan informasi secara lebih mendalam tentang permasalahan yang terjadi di
lapangan. Melalui wawancara terstruktur yang mengacu pada daftar wawancara yang
telah dibuat, maka data yang diperoleh yaitu penyebab transmigran bertahan di Tirta
Kencana ditinjau dari luasnya lahan yang dimiliki transmigran, kepemilikan barang
berharga, ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai serta adanya
kerabat Transmigran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujuakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, data yang relevan penelitian ( Riduwan, 2005:31). Peneliti menggunakan
teknik ini untuk memperoleh data sekunder seperti data monografi desa, sejarah
transmigrasi di Lampung, jumlah transmigran serta data lain yang yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data primer yang didapatkan
langsung di lapangan.
(32)
Teknik analisa data dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan tabel frekuensi
dan tabulasi silang. Tabel frekuensi digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi tiap
kategori. Sofian Effendi dalam Masri Singarimbun (1995: 269) mengungkapkan bahwa
tujuan dari dari analisa satu variabel adalah menggambarkan karakteristik penelitian. Karena
setiap sampel biasanya dipilih dari populasi yang lebih luas, analisa satu variabel juga
dianggap menerangkan karakteristik populasi.
Analisa tabulasi silang digunakan pula untuk menjelaskan hubungan dalam dua variabel.
Analisa tabulasi silang atau teknik elaborasi adalah metode analisa yang paling sederhana
tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.
Setelah data diperoleh selanjutnya data akan dideskripsikan untuk mengetahui penyebab
transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Tahun 2012.
Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh maka digunakan kriteria sebagai
berikut :
a. Persentase >75% tergolong faktor yang menyebabkan transmigran bertahan tinggal di
Desa Tirta kencana .
b. Persentase 60%-75% tergolong faktor yang cukup menyebabkan transmigran bertahan
tinggal di Desa Tirta kencana .
c. Persentase < 60% tergolong faktor yang tidak terbukti menyebabkan transmigran
(33)
1
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penyebab transmigran
bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 cukup di
sebabkan karena luas lahan yang dimiliki yaitu sebanyak 40 transmigran (60,6%) mendapatkan skor ≥2. Pertanian yang mantap turut juga mendukung karena mampu menaikkan taraf hidup para transmigran tersebut.
2. Transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 tidak terbukti
disebabkan oleh adanya kepemilikan barang berharga dalam jumlah banyak
yaitu sebanyak 32 Transmigran (48,5%) berpendapat bahwa walaupun barang
berharga mereka sedikit tetapi menjadi penyebab mereka tetap bertahan.
3. Transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 di sebabkan
karena adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai yaitu sebanyak 59 transmigran (89,4%) mendapatkan skor ≥3.
4. Transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
(34)
2
karena adanya kerabat yaitu sebanyak 65 transmigran (98,65%) masih
memiliki kerabat yang memiliki hubungan darah dengan kerabat dominan
yang dimiliki adalah anak.
B. SARAN
Dari hasil kajian yang didapatkan dalam penelitian ini, maka peneliti akan
memberikan saran yaitu :
1. Transmigran seharusnya dapat memberikan dorongan kepada anaknya
agar bekerja lebih keras untuk mengusahakan lahan yang mereka miliki.
2. Transmigran yang memiliki kendaraan bermotor diharapkan dapat lebih
waspada terhadap tindakan pencurian yang terjadi di Desa Tirta Kencana.
3. Transmigran dapat menikmati fasilitas transportasi yang ada serta ikut
berpartisipasi dalam pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi yang
tersedia di Desa Tirta Kencana.
4. Selain ikut mengolah lahan orang tua, anak transmigran diharapkan
memiliki prakarsa untuk mencari matapencaharian di luar nonpertanian
(35)
ABSTRAK
KAJIAN PENYEBAB TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH
TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
Oleh
NURUL HASANAH
Desa Tirta Kencana merupakan salah satu desa yang menjadi tempat permukiman transmigran dari Jawa pada tahun 1973/1974. Lokasi permukiman yang hebitable menjadi pendukung transmigran agar tetap tinggal di lokasi transmigrasi. Kehidupan yang masih tradisional seperti di Jawa membawa implikasi pada kehidupan ekonomi keluarga transmigran dan generasi selanjutnya. Masalah semakin menyempitnya lahan dan keadaan maraknya tindakan kejahatan di Desa Tirta Kencana ternyata tidak membuat transmigran berpindah ke tempat lain. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.
Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 329 transmigran. Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 sampel dengan teknik Proporsional Random Sampling yang tersebar di tujuh dusun. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara berstruktur dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang sebagai dasar untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dan menjawab masalah yang diungkapkan.
Hasil penelitian dari 66 responden menunjukkan bahwa mereka bertahan tinggal disebabkan 1) Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai (89,4%), 2) serta adanya kerabat yang dimiliki (98,5%). Adapun 3) Luas Lahan yang dimiliki (60,6% ) cukup menyebabkan transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana dan mengenai 4) kepemilikan barang berharga tidak terbukti menjadi penyebab transmigran bertahan tinggal di Desa Tirta Kencana (48,5 %).
(36)
KAJIAN TENTANG PENYEBAB TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2012
(Skripsi)
Oleh: Nurul Hasanah
0813034035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2012
(37)
KAJIAN TENTANG PENYEBAB TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA
KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2012
Oleh
NURUL HASANAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(38)
vii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Kegunaan Penelitian ... 9
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Tinjauan Geografi dan Objek Penelitian ... 11
2. Transmigrasi ... 12
2.1. Pengertian Transmigrasi ... 12
2.2. Jenis Transmigrasi ... 13
2.3. Tujuan Transmigrasi ... 14
3. Lahan Transmigrasi ... 14
3.1. Pengertian lahan ... 14
3.2. Kategori Lahan ... 15
3.3. Hak Lahan Transmigran ... 16
4. Penyebab Transmigran Bertahan di Desa Tirta Kencana ... 17
4.1. Luas Lahan yang dimiliki ... 17
4.2. Kepemilikan barang berharga ... 18
4.3. Sarana dan Prasarana Transportasi... 19
4.4. Kerabat Transmigran ... 21
(39)
viii III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 25
B. Populasi ... 25
C. Sampel ... 26
D. Variabel Penelitian ... 27
E. Definisi Operasional Variabel ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
1. Observasi Lapangan ... 35
2. Teknik Wawancara... 35
3. Teknik Dokumentasi ... 35
G. Teknik Analisis Data ... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Fisiografis Desa Tirta Kencana ... 36
1. Letak dan Luas Wilayah... 36
1.1. Letak Astronomis dan Letak Administratif... 36
1.2. Luas Wilayah ... 37
2. Keadaan Iklim ... 39
3. Keadaan Tanah ... 42
4. Keadaan Hidrologi ... 43
5. Penggunaan Lahan ... 46
B. Keadaan Penduduk di Desa Tirta Kencana ... 47
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 48
2. Kepadatan Penduduk ... 51
2.1. Kepadatan Penduduk Aritmatik ... 51
2.2. Kepadatan Penduduk Agraris ... 53
3. Komposisi Penduduk ... 53
3.1. Umur dan Jenis Kelamin ... 54
3.2. Mata Pencaharian ... 60
3.3. Tingkat Pendidikan ... 62
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63
1. Identitas Responden ... 64
1.1. Umur Responden ... 64
1.2. Jumlah Anak Yang Dimiliki ... 64
1.3. Tingkat Pendidikan ... 65
1.4. Daerah Asal ... 66
2. Penyebab Transmigran Bertahan Tinggal di Desa Tirta Kencana ... 67
2.1. Luasnya Lahan yang Dimiliki ... 71
2.2. Kepemilikan Barang Berharga ... 77
2.3. Sarana dan Prasarana Transportasi yang Memadai ... 90
(40)
ix V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 105 B. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(41)
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lokasi Permukiman Transmigrasi di Way Abung II/1 dan
Penempatan Transmigran Tahun 1970-1974 ... 2
2. Lokasi Permukiman Transmigrasi di Way Abung II/2 dan Penempatan Transmigran Tahun 1973-1974 ... 3
3. Jumlah Keluarga Transmigran Per Dusun di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 4
4. Jumlah Sampel Per Dusun di Desa Tirta Kencana yang dipilih dengan Teknik Sampel Acak Proporsional (Proportional Random Sampling) ... 27
5. Skor dan Indikator Pemilikan Barang Berharga ... 30
6. Data Curah Hujan Desa Tirta Kencana dan Sekitarnya Tahun 2012 .. 40
7. Klasifikasi Iklim Menurut Scmidth-Ferguson ... 41
8. Penggunaan Lahan di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 46
9. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 50
10. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 55
11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 60
(42)
xi
12. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2011 ... 62
13. Jumlah Transmigran yang Menjadi Responden Menurut Umur di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 64
14. Jumlah Anak yang dimiliki Transmigran yang Menjadi Responden di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 65
15. Jumlah Transmigran Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 66
16. Daerah Asal Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 67
17. Luas Lahan yang dimiliki Transmigran di di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 68
18. Luas Lahan pada Awal Transmigrasi dan Lahan yang dimiliki Transmigran Saat ini di di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang
bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 68
19. Hasil Pengukuran Indikator Mengenai Luas Lahan Kaitannya
dengan Penyebab Transmigran Bertahan Tinggal ... 70
20. Tanaman yang ditanam Transmigran Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 71
21. Pendapatan yang diperoleh Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 73
22. Kepemilikan Barang Berharga Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 78
23. Kepemilikan Barang Berharga Transmigran dan Kaitannya dengan
(43)
xii
24. Status Rumah yang dimiliki Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 79
25. Kepemilikan Alat Transportasi yang dimiliki Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 82
26. Kepemilikan Televisi Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 83
27. Kepemilikan Tape Recorder, Radio, Ponsel, Magic Com, Kulkas, dan Kompor Gas Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
2012 ... 85
28. Hewan Peliharaan yang dimiliki Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 87
29. Kemudahan Transmigran dalam Menemukan Alat Transportasi di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 92
30. Keadaan Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 93
31. Kepuasan Transmigran Terhadap Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 94
32. Kebutuhan Transmigran Terhadap Sarana dan Prasarana Transportasi yang Memadai di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
2012 ... 95
33. Alat Angkutan Jalan Raya yang dibutuhkan Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 97
34. Keadaan Sarana dan Prasarana Transportasi Menurut Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah
(44)
xiii
35. Keberadaan Kerabat Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 100
36. Hubungan Kekerabatan Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat Tahun 2012 ... 101
37. Adanya Kerabat Transmigran dengan Keadaan Transmigran di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
(45)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ... 24
2. Peta Persebaran Responden ... 28
3. Peta Administratif Desa Tirta Kencana ... 38
4. Diagram Batas Besar Nilai Q dari Masing-Masing Tipe Curah Hujan Schmidth – Ferguson ... 41
5. Piramida Penduduk Desa Tirta Kencana... 56
6. Lahan Karet Transmigran di Desa Tirta Kencana... 72
7. Rumah Permanen yang dimiliki Transmigran ... 80
8. Rumah Nonpermanen yang dimiliki Transmigran ... 80
9. Kepemilikan Alat Transportasi Transmigran ... 81
10. Gambar Televisi dan VCD Transmigran ... 83
11. Gambar Magic Com, Ponsel, PPonsel, Kulkas, Radio, dan Kompor GasTransmigran Alat Transportasi di Desa Tirta Kencana ... 84
12. Hewan Peliharaan Transmigran di Desa Tirta Kencana ... 86
13. Jenis Sarana Transportasi yang Tersedia di Desa Tirta Kencana ... 93
14. Kondisi Jalan Baik di Dusun 7 Desa Tirta Kencana ... 94
(46)
(47)
MOTTO
“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang agama ini
merupakan penjagaan perkaraku, dan perbaikilah bagiku
duniaku yang aku hidup di dalamnya, dan perbaikilah bagiku
akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan
jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam
seluruh kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan
bagiku dari seluruh kejelekan.”
(HR. Muslim)Ubahlah pikiran Anda, maka akan mengubah dunia Anda.
(Norman Vincent Peale)Hidup tanpa tujuan bagaikan berjalan di sebuah kegelapan.
(Nurul Hasanah)(48)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ...
Sekretaris :Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Yarmaidi, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(49)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Nurul Hasanah
2. NPM : 0813034035
3. Program studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP
5. Alamat : Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan,
Nurul Hasanah NPM. 0813034035
(50)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini Untuk :
Bapak dan Ibu tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan doa serta kasih sayang tulus serta dengan sabar membimbingku sampai saat ini.
Kedua KakakKu, Yuk Siti dan Mas Agus yang memberikan dukungan dan tak lelah mendengarkan curahan isi hatiku.
Mas Hendro dan Mb Yuli, kakak Ipar yang terbaik dan menjadi bagian keluarga besar dalam hidupku.
Abdurrahman Aufa, Raihan Al-Atsari, Hasan Ubaidillah serta Irsyad Al-Azhar, keponakanku yang memberikan senyum cerianya untukku.
Para pendidikku yang telah memberikan ilmu kepadaku.
Almamater tercinta yang telah mendewasakanku dan memberikan ukiran dalam perjalanan hidupku.
(51)
Judul Skripsi : KAJIAN TENTANG PENYEBAB
TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
Nama : Nurul Hasanah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034035
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19570725 198503 1 001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.
(52)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Mulya Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,
Kabupaten Tulang Bawang Barat pada 17 Juli 1989, sebagai anak ketiga dari tiga
bersaudara, dari Bapak Sudjar dan Ibu Sumarni.
Pendidikan yang telah ditempuh yaitu Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD
Negeri 5 Mulya Kencana pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMP Negeri 3 Tulang bawang Tengah pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2007.
Pada Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) .
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi kampus yaitu UKM
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Unila Tahun 2008/2009. Penulis pernah
melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan KKL II di daerah Pangandaran, Bandung,
Kawah Kamojang, Green Canyon, dan Tangkupan Perahu. Pada tanggal 11 Juli
2011 sampai dengan 30 September 2011 penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) dan KKN Tematik di SMP Negeri 2 Trimurjo yang
beralamat di Desa Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung
(53)
SANWACANA
Assalamu alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanallah wa taala atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Kajian Tentang Penyebab Transmigran Bertahan Tinggal Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun 2012.”
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama,
dan Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Pembantu sekaligus
Pembimbing Akademik yang keduanya telah banyak memberikan arahan, saran
dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si.
selaku Dosen pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran
(54)
Selain itu, penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
4. Drs. Hi. Iskandar Syah, M. H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis
menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Drs. Zulkarnain,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
yang telah memberikan kelancaran kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah
memberi penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.
8. Kepala Desa Tirta Kencana dan Sekretaris Desa, terimakasih atas izin yang
(55)
9. Transmigran di Desa Tirta Kencana selaku subjek penelitian yang telah
bersedia meluangkan waktunya ketika penelitian.
10. Rekan-rekan (Ria, Hesty, Data, Khusnul, Nunik, Lusi) yang senantiasa
saling memberi motivasi, dukungan, membantu dan menjadi tempat curhat
dalam suka dan duka serta seluruh teman Geo’08 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan
selama menempuh perkuliahan.
11. Kakak angkatan (2005-2007) dan adik tingkat (2009-2011), terima kasih
atas sumbangan pemikiran dan dorongan semangat yang telah kalian
berikan.
12. Saudara-saudara Dj Dorm Crews Mb Pit, Mb Siti, Mb Mimi, Dudu, Irma,
Sufi, Nyunie, Ayu dan Mb Oka, Jazakillah khoiron katsiron, atas semua
bantuan dan kebersamaan selama ini yang telah memberikan banyak
pelajaran untuk penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap bahwa semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini
dapat berguna dan bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis,
(1)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini Untuk :
Bapak dan Ibu tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan doa serta kasih sayang tulus serta dengan sabar membimbingku sampai saat ini.
Kedua KakakKu, Yuk Siti dan Mas Agus yang memberikan dukungan dan tak lelah mendengarkan curahan isi hatiku.
Mas Hendro dan Mb Yuli, kakak Ipar yang terbaik dan menjadi bagian keluarga besar dalam hidupku.
Abdurrahman Aufa, Raihan Al-Atsari, Hasan Ubaidillah serta Irsyad Al-Azhar, keponakanku yang memberikan senyum cerianya untukku.
Para pendidikku yang telah memberikan ilmu kepadaku.
Almamater tercinta yang telah mendewasakanku dan memberikan ukiran dalam perjalanan hidupku.
(2)
Judul Skripsi : KAJIAN TENTANG PENYEBAB
TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
Nama : Nurul Hasanah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034035
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19570725 198503 1 001
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600111 198703 1 001
(3)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Mulya Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada 17 Juli 1989, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Sudjar dan Ibu Sumarni.
Pendidikan yang telah ditempuh yaitu Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 5 Mulya Kencana pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 3 Tulang bawang Tengah pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2007.
Pada Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) .
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi kampus yaitu UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Unila Tahun 2008/2009. Penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan KKL II di daerah Pangandaran, Bandung, Kawah Kamojang, Green Canyon, dan Tangkupan Perahu. Pada tanggal 11 Juli 2011 sampai dengan 30 September 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan KKN Tematik di SMP Negeri 2 Trimurjo yang beralamat di Desa Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.
(4)
SANWACANA
Assalamu alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanallah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kajian Tentang Penyebab Transmigran Bertahan Tinggal Di Desa Tirta Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.”
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Pembantu sekaligus Pembimbing Akademik yang keduanya telah banyak memberikan arahan, saran dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si. selaku Dosen pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
(5)
Selain itu, penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
4. Drs. Hi. Iskandar Syah, M. H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam pelayanan administrasi.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Drs. Zulkarnain,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan kelancaran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberi penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.
8. Kepala Desa Tirta Kencana dan Sekretaris Desa, terimakasih atas izin yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
(6)
9. Transmigran di Desa Tirta Kencana selaku subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya ketika penelitian.
10. Rekan-rekan (Ria, Hesty, Data, Khusnul, Nunik, Lusi) yang senantiasa saling memberi motivasi, dukungan, membantu dan menjadi tempat curhat dalam suka dan duka serta seluruh teman Geo’08 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan selama menempuh perkuliahan.
11. Kakak angkatan (2005-2007) dan adik tingkat (2009-2011), terima kasih atas sumbangan pemikiran dan dorongan semangat yang telah kalian berikan.
12. Saudara-saudara Dj Dorm Crews Mb Pit, Mb Siti, Mb Mimi, Dudu, Irma, Sufi, Nyunie, Ayu dan Mb Oka, Jazakillah khoiron katsiron, atas semua bantuan dan kebersamaan selama ini yang telah memberikan banyak pelajaran untuk penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap bahwa semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat berguna dan bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis,