Data Sluran Sumber Data

Aris Primadi Alfarisi, 2016 STUDI SISTEM KOORDINASI HIDROTERMAL MENGGUNAKAN METODE MINIMAX OPTIMIZATION PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Grafik beban harian tertanggal 5 Januari 2015 Gambar 3.1 menunjukan grafik pola pembebanan sistem interkoneksi 500 kV Jawa-Bali selama 24 jam. Dari data beban tersebut diketahui bahwa beban puncak terjadi pada pukul 14.00 WIB yaitu sebesar 10870.04 MW. Tidak seperti biasanya, pada tanggal 5 Januari 2015 beban puncak terjadi antara pukul 17.00- 22.00 WIB. Hal ini bisa disebut dengan kondisi beban anomali, beban anomali berarti kondisi beban yang berbeda dengan kondisi-kondisi normal.

3.1.2 Data Sluran

Sistem interkoneksi 500 kV Jawa-Bali berfungsi untuk transfer energi antar region. Uuntuk memenuhi fungsinya sistem interkoneksi terdiri dari bus-bus baik bus pembangkit ataupun bus beban yang merupakan gardu induk. Energi listrik yang dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik dikirim melalui saluran transmisi setelah tegangan-nya dinaikan menjadi tegangan transmisi 500 kV. Tiba di gardu induk tegangan diturunkan menjadi tegangan transmisi 150 kV kemudian energi listrik didistribusikan di dalam region masing-masing. Gambar 3.2 merupakan one line diagram sistem 500 kV Jawa-Bali. 2000 4000 6000 8000 10000 12000 01. 00 02. 00 03. 00 04. 00 05. 00 06. 00 07. 00 08. 00 09. 00 10. 00 11. 00 12. 00 13. 00 14. 00 15. 00 16. 00 17. 00 18. 00 19. 00 20. 00 21. 00 22. 00 23. 00 24. 00 Load MW Waktu Total Beban Sistem Aris Primadi Alfarisi, 2016 STUDI SISTEM KOORDINASI HIDROTERMAL MENGGUNAKAN METODE MINIMAX OPTIMIZATION PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suralaya Kembangan Balaraja Gandul Cilegon Cibinong Bekasi Cawang Muaratawar Depok Tasikmalaya Pedan Kediri Tanjung Jati Paiton Saguling Cirata Cibatu Ungaran Gresik Ngimbang Mandirancan Bandung Selatan Grati Surabaya Barat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Gambar 3.2 One line diagram sistem 500 kV Jawa-Bali Saluran transmisi sitem 500 kV terdiri dari 25 bus. Dari 25 bus tersebut dibagi menjadi dua kelompok bus yaitu bus pembangkit dan bus beban Berikut adalah data pengelompokan bus dan parameter saluran transmisi yang terdapat dalam sistem interkoneksi 500 kV Jawa-Bali. Tabel 3.2 merupakan pengelompokan bus, untuk saluran transmisi sistem 500 kV data-data yang diperlukan terdapat pada tabel 3.3. Data saluran transmisi akan digunakan dalam mencari nilai rugi-rugi pada saluran transmisi yang akan dianggap sebagai total beban yang harus dipenuhi oleh pembangkit. Tabel 3.2 Data pengelompokan bus No.Bus Pembangkit No. Bus Beban 1 Suralaya 2 Cilegon 8 Muaratawar 3 Baralaja 11 Saguling 4 Kembangan 12 Cirata 5 Gandul 19 Grati 6 Cibinong Aris Primadi Alfarisi, 2016 STUDI SISTEM KOORDINASI HIDROTERMAL MENGGUNAKAN METODE MINIMAX OPTIMIZATION PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 20 Gresik 7 Depok 21 Paiton 9 Bekasi 25 Tanjung Jati 10 Cawang 13 Cibatu 14 Bandung Selatan 15 Mandirancan 16 Ungaran 17 Ngimbang 18 Surabaya Barat 22 Kediri 23 Pedan 24 Tasikmalaya Tabel 3.3 Data saluran transmisi sistem 500 kV Bus nl Bus nr R p.u X p.u ½ B p.u Lines 2 1 0.00014 0.00141 0.00568 1 2 3 0.00125 0.01401 0.00057 1 2 6 0.00735 0.07066 0.00011 1 3 7 0.01313 0.14692 0.00005 1 5 4 0.00302 0.03385 0.00023 1 5 6 0.00595 0.05724 0.00014 1 7 14 0.00822 0.09199 0.00008 1 9 7 0.00444 0.04267 0.00008 1 9 8 0.00197 0.01896 0.00042 1 10 5 0.00069 0.00667 0.00119 1 10 7 0.00182 0.01753 0.00045 1 11 7 0.00621 0.05967 0.00013 1 11 8 0.00562 0.05404 0.00014 1 12 11 0.00564 0.05422 0.00014 1 12 13 0.00547 0.05264 0.00015 1 Aris Primadi Alfarisi, 2016 STUDI SISTEM KOORDINASI HIDROTERMAL MENGGUNAKAN METODE MINIMAX OPTIMIZATION PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 14 13 0.00294 0.02833 0.00028 1 14 16 0.00391 0.04380 0.00018 1 15 10 0.02811 0.31449 0.00002 1 17 16 0.01398 0.13433 0.00005 1 17 19 0.02695 0.25898 0.00003 1 19 18 0.01353 0.15140 0.00005 1 19 20 0.00903 0.08681 0.00009 1 19 21 0.02347 0.22558 0.00003 1 20 15 0.03062 0.34257 0.00002 1 21 22 0.00059 0.05740 0.00013 1 22 19 0.02979 0.28622 0.00002 1 22 24 0.00797 0.08919 0.00008 1 23 22 0.00280 0.02691 0.00029 1 25 20 0.02058 0.23025 0.00003 1 26 24 0.00887 0.09924 0.00008 1 26 25 0.02058 0.23025 0.00003 1

3.2 Data Pembangkit