2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Penelitian intensif terhadap “sinar katoda”, nama yang diberikan sebelum elektron ditemukan, pada paruh ke dua abad ke 19, terutama penelitian elegan oleh
Crookes dan Lenard, telah membuka tabir ke arah pemahaman yang lebih mendalam terhadap sifat-sifat sinar katoda. Telah ditemukan bahwa sinar katoda bergerak dalam
arah garis lurus normal terhadap katoda. Sinar katoda mempunyai energi yang bisa diubah menjadi panas. Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet
ke arah tertentu yang dengan jelas menunjukkan bahwa sinar tersebut bermuatan negatif. Hal yang lebih penting lagi bahwa sinar katoda tidak tergantung pada bahan
yang digunakan untuk membuat elektroda dan juga tidak tergantung pada gas yang mengisi tabung sinar katoda.
Pada tahun 1897, dengan memperhatikan sifat-sifat di atas, J.J. Thomson mengusulkan hipotesa bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negatif yang
diproduksi pada katoda itu sendiri dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Thomson merancang dan melakukan eksperimen sehingga perbandingan muatan terhadap
massa partikel sinar katoda em dapat ditentukan. Pada prinsipnya, metoda Thomson tersusun atas pengukuran defleksi sinar katoda dalam medan listrik dengan
syarat kecepatan partikel sinar katoda telah ditentukan lebih dahulu. Metoda Thomson ini mempunyai kelemahan karena kecilnya defleksi dan tidak uniformnya
kecepatan partikel sinar katoda. Dunnington, pada tahun 1933, berhasil menyempurnakan metode Thomson dan memperoleh hasil pengukuran em dengan
tingkat ketelitian 1 dalam 4500 atau sekitar 0,02 . Nilai terbaik yang sekarang diterima adalah 1,7588 x 10
11
Ckg Littlefield and Thorley, 1979. Menurut elektrodinamika, muatan listrik yang mengalami percepatan akan
meradiasikan energi yang berupa gelombang elektromagnetik. Besar energi yang diradiasikan menentukan frekuensi gelombang elektromagnetik. Dalam percobaan
pengukuran em dilakukan dengan cara mengamati gerakan melingkar elektron di
3 dalam medan magnet. Partikel yang bergerak melingkar setidaknya mengalami
percepatan anguler. Oleh karena itu, di sekitar berkas elektron dalam percobaan pengukuran em itu diharapkan terdeteksi adanya gelombang lektromagnetik. Setelah
dapat dipastikan bahwa gelombang elektromagnetik tersebut berasal dari elektron yang dipercepat, maka kemudian dapat ditentukan frekuensinya.
2. Rumusan Masalah