Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Rancangan Data Pengamatan

persamaan mixing model. Metode regresi digunakan untuk mengetahui mixing model mana yang memiliki akurasi paling tinggi untuk memprediksi porositas batuan.

1. Simulasi dan Komputasi

Simulasi bertujuan untuk mendukung hipotesa teori terkait hubungan porositas terhadap kapasitansi batuan. Model sensor dan batuan disesuaikan dengan sifat fisis sebenarnya. Model sensor yang dibuat menggunakan software COMSOL Multiphysic. Sesungguhnya, simulasi tetap menggunakan persamaan fisika dan metode numerik untuk meminimalkan nilai error sehingga hasil simulasi mendekati hasil eksperimen. Prosedur simulasi pada penelitian ini akan dijelaskan pada diagram alir gambar 3.2. Gambar 3.2 Prosedur dasar simulasi

a. Desain Sensor

Model geometri sensor dan batuan shalegas dibuat secara 3 dimensi dengan batuan software COMSOL Multiphysic. Geometri sensor diperlihatkan pada gambar 3.3 dengan jarak pemisah antara dua elektroda bagian tepi sebesar 5 mm dan pemodelan batuan shalegas diperlihatkan pada gambar 3.4. Gambar 3.3 Desain sensor kapasitansi a desain sensor b sensor tampak atas c desain elektroda d tinggi sensor a b c d Gambar 3.4 Model batuan shalegas Untuk mengurangi medan tepi membesar pada sisi-sisi elektroda dan dapat mengurangi akurasi pengukuran kapasitantasi, bentuk elektroda Rx berbeda dengan elektroda Tx. Setelah geometri berhasil di import-kan kedalam COMSOL Mutlipysic, langkah selanjutnya mendeskripsikan material pada setiap geometri.

b. Parameter Materials

Parameter ini menjelaskan material yang akan digunakan pada subdomain dan boundary dari geometri. Material dibutuhkan untuk mengetahui sifat elektromagnetik ketika diberi medan listrik. Material yang digunakan pada simulasi ini antara lain adalah : udara standar, tembaga copper dan matrik batuan shalegas yang ditunjukkan pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Parameter material Bagian-bagian sensor gambar 3.3 seperti elektroda dan ground, material yang digunakan adalah tembaga. Untuk material batuan gambar 3.4 dibagi menjadi dua buah material yaitu matriks batu dan pori udara. Untuk material matriks batuan memiliki permitivitas 10 karena rata-rata batuan shale memiliki nilai permitivitas 5-15 tabel 2.1 dan pori bersifat hidrokarbon gas udara dengan permitivitas 1 tabel 2.1.

c. Parameter Elektrostastik

Parameter ini menjelaskan elektrostatik pada bahanmaterial, berapa besar porositas material Porous Media pada gambar 3.6 dan memberikan nilai tegangan pada elektroda transmitter pada gambar 3.7 dan reciever pada gambar 3.8. Pada elektroda transmitter diberi masukkan 18 volt dan reciever diberi nilai 0 volt. Gambar 3.6 Porous media Gambar 3.7 Parameter elektroda transmitter Gambar 3.8 Parameter elektroda reciever Pada elektroda transmitter diberi tegangan positif dan elektroda reciever tidak diberi tegangan sehingga terjadi beda potensial antara dua elektroda. Seperti prinsip kapasitor, ketika elektroda terhubung pada sumber tegangan beda potensial muatan akan berpindah dari satu elektroda ke elektroda sampai jumlah muatan positif dan negatif sama. Jumlah muatan Q yang berpindah sebanding dengan beda potensial V seperti yang dijelaskan pada persamaan 2.20.

d. Parameter Meshing

Mesh merupakan bagian unit terkecil dari geometri sensor dengan bentuk sederhana. Meshing adalah pembagian domain geometri sensor ke domain lebih kecil mesh Pengaturan mesh dapat diatur sekecil apapun sesuai dengan kemampuan tingkat komputasi dari komputer yang digunakan. Umumnya semakin halus ukuran mengurangi nilai error yang diperoleh, tetapi ukuran memori komputer juga harus besar jika tidak akan memperlambat proses komputasi. Untuk mempermudah proses simulasi ukuran mesh normal jumlah elemen: 12571 sudah cukup. Gambar 3.9 memperlihatkan hasil meshing sensor. Gambar 3.9 Meshing

e. Parameter Solver

Solver adalah teknik untuk mencari solusi metode numerik. Solver bertujuan untuk mengatur sistem penyelesaian masalah simulasi sesuai dengan teorema fisika, dalam hal ini masalah medan listrik. Pengaturan parameter solver pada COMSOL Multiphysic harus bersesuaian dengan kasus yang akan diselesaikan. Kemudian ekstrak nilai kapasitansi dari hasil simulasi seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.10. Gambar 3.10 Data kapasitansi sensor

f. Analisis Data

Setelah simulasi selesai, langkah selanjutnya menggunakan data kapasitansi untuk dianalisis secara regresi dengan menggunakan persamaan mix model VAT dan CRIM untuk mengetahui akurasi dari masing-masing mix model.

2. Eksperimen

Pada bagian eksperimen pengambilan data kapasitansi menggunakan 2 perangkat yaitu rangkaian C-V-converter dan capacitometer. Sampel batuan yang digunakan sebelumnya telah dilakukan pengujian porositas dengan porosimeter sehingga nilai porositas batuan diketahui. Setiap pengujian menggunakan sensor kapasitansi. Gambar 3.11 merupakan diagram alir eksperimen. Gambar 3.11 Diagram alir rancangan eksperimen

a. Uji Permeabilitas dan Porositas

Sampel yang digunakan telah dilakukan pemeriksaan permeabilitas dan porositas. Tujuannya sebagai data acuan untuk mengetahui hubungan kapasitansi dengan porositas batuan, sehingga mempermudah penelitian.

b. Rangkaian C-V Converter

Rangkaian C-V converter terdiri dari komponen IC AD827, resistor dan kapasitor. Rangkaian C-V converter dapat dilihat pada gambar 3.12 dengan spesifikasi Cf sebesar 20pF dan Rf 10kΩ. Gambar 3.12 Spesifikasi rangkaian C-V Converter Pada eksperimen ini perangkat yang digunakan antara lain rangkaian C-V converter Osiloskop, Signal Generator, Sensor kapasitansi dan komputer. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi serta tegangan optimal, sedangkan komputer untuk menyimpan data pengukuran. Hasil dari pengukuran ini, bisa menjadi pembanding dengan nilai porositas sampel batuan. 20 pF 10 k Ω IC AD827 Sensor Gambar 3.13 . Ilustrasi eksperimen menggunakan rangkaian C-V converter Deskripsi ilustrasi eksperimen menggunakan rangkaian C-V pada gambar 3.13: 1 Masukkan sampel batuan ke dalam sensor kapasitansi dengan garis batuan sejajar dengan garis sudut putar sensor kapasitansi. 2 Kemudian mengatur nilai input frekuensi dan tegangan signal generator yang akan dihubungkan ke channel Tx sensor dan osiloskop. 3 Tegangan output yang keluar dari sensor kemudian akan menjadi tegangan input rangkaian C-V converter. Tegangan ouput tersebut akan terbaca dengan osiloskop. 4 Data pengukuran tegangan input Vi dan tegangan output Vo kemudian dimasukkan ke dalam komputerlaptop untuk di analisis data pengukuran. 5 Data pengukuran yang terkumpul tersebut di analisa untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap kapasitansi. 5 Derajat Diputar 180 Derajat Batuan Tx Rx Sensor Sensor Tampak Atas Sinyal Generator Rangkaian Konverter C-V Osiloskop Garis Tanda Orientasi

c. Capacitometer

Capacitometer adalah perangkat akusisi data yang digunakan untuk mengolah data pengukuran kapasitansi dengan frekuensi tunggal 2,5 MHz dan tegangan input 18,4 Vpp. Capacitometer memiliki keunggulan yang mampu mengukur kapasitansi ukuran orde femto farad sedangkan LCR tidak bisa. Fungsi dari alat ini untuk mengukur kapasitansi dari batuan material. Gambar 3.14 memperlihatkan ilustrasi percobaan menggunakan capacitometer. Gambar 3.14 Sketsa eksperimen menggunakan Capacitometer Prosedur penggunaan capacitometer untuk mengukur kapasitansi batuan: 1 Meletakkan sampel batuan ke dalam kapasitansi yang telah dihubungkan ke Capacitometer. 2 Melakukan pengaturan pada perangkat capacitometer pada bagian menu berikut: CF, Gain, Frame Rate, offset untuk mendapatkan set optimal terhadap pengukuran. Berikut adalah keterangan-keterangan dari fungsi set menu pada capacitometer a CF adalah pengaturan rentang pengukuran dalam piko farad dimana pengaturan ini adalah mengatur nilai kapasitansi feedback yang ada di dalam rangkaian C-V. Tx Rx Sensor Capacitometer Tx Rx Kursor Layar b Gain adalah menu pengaturan penguatan pada pengukuran kapasitansi. c Frame Rate adalah menu untuk mengatur kecepatan transfer paket data dari sistem ke PC yang dihitung dalam framedetik. d Tegangan offset adalah menu untuk mengatur tegangan offset supaya tegangan pengukuran mendekati volt sehingga gain dapat di tingkatkan. 3 Setelah pengaturan di perangkat selesai, melakukan pengaturan pada program matlab yang disesuaikan dengan pengaturan capacitometer. 4 Kemudian running program, save data Cx Cref Vref Vcf untuk di analisis data pengukurannya. Cx : Nilai kapasitansi terukur Cref : Nilai Kapasitansi referensi rangkaian V1 : Tegangan Output Vref : Tegangan referensi rangkaian 5 Nilai kapasitansi dari capcito meter akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh nilai porositas sampel batuan terhadap pengukuran kapasitansi.

d. Analisis Data

Setelah data eksperimen diperoleh, langkah selanjutnya menggunakan data kapasitansi untuk dianalisis dengan metode regresi dengan menggunakan persamaan mix model VAT dan CRIM untuk mengetahui akurasi dari masing- masing mix model. Gambar 3.15 Diagram alir analisis data

D. Rancangan Data Pengamatan

Setelah perancangan penelitian selesai, selanjutnya adalah pengambilan data penelitian. Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 berikut merupakan tabel rencana data pengamatan. Tabel 3.1 Rancangan Hasil Pengamatan Simulasi No Jenis Batuan Kapasitansi Terukur Porositas Pemodelan Porositas Simulasi Error 1 Batuan A 2 3 4 Tabel 3.2 Rancangan Hasil Pengamatan Eksperimen No Jenis Batuan Kapasitansi Terukur Porositas Pemodelan Porositas Porosimetri Error 1 Batuan A 2 Batuan B 3 Batuan C 4 Batuan D Data Kapasitansi Analisis Regresi Koefisien Persamaan VAT dan CRIM Pengujian Nilai Regresi dengan Porositas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa. 1. Sensor kapasitansi mampu mengukur perbedaan kapasitansi pada setiap sampel batuan dengan karakteristik porositas batuan yang berbeda. Pada batuan shalegas kapasitansi terukur 3,12pF-5,96pF dan pada batuan sandstone kapasitansi terukur 1,43pF-5,55pF. 2. Pada batuan sandstone hubungan porositas berbanding terbalik dengan nilai kapasitansi batuan. Pada batuan shalegas hubungan porositas berbanding lurus dengan nilai kapasitansi batuan, hal ini dikarenakan dielektrik bahan lebih dominan dibandingkan besar porositas. 3. Frekuensi pengukuran optimal kapasitansi batuan shalegas dan sandstone pada frekuensi 500kHz-1MHz karena pada frekuensi ini nilai kapasitansi yang terukur maksimal. 4. Hubungan nilai kapasitansi terhadap sudut orientasi pemindaian menunjukkan sampel batuan 1H sandstone bersifat anistropik karena pada sudut orientasi 0 o -90 o terjadi perubahan nilai kapasitansi yang signifikan dari 5,55pF sampai 4,12pF. Sedangkan pada sampel yang lain bersifat isotropik karena tidak terjadi perubahan kapasitansi yang signifikan.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini sebagai acuan perkembangan riset selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Perlu penambahan sampel batuan yang memiliki komposisi material yang homogen, agar mempermudah perkembangan riset terkait hubungan kapasitansi dan porositas. 2. Mempelajari sifat elektromagnetik konstanta dielektrik campuran pada jenis batuan berbeda. DAFTAR PUSTAKA Anderson, B. I., Barber, T., and Luling, M. 2006. Observations of large dielectric effects on induction logs, or, can source rocks be detected with induction measurements SPWLA 47th.Annual Logging Symposium. Beck, M.S., Byars, M., Dyakowski.T. Principles And Industrial Applications Of Electrical Capacitance Tomography.1997. Measurement and Control. Vol. 30. pp 197 – 200. Bouledjnib, Leila and Sahli, Salah.2010. Investigation of Pores Influence On Dielectric Constant Value In Low K Material Using Monte Carlo. Universitie Mentouri de Constantine, LMI, Vol 12. Butt, Ali Shehzad.2012. Shale Characterization Using X-Ray Diffraction. Tesis Master Of Engineering, Universitas Dalhousie. Halifax, Nova Scotia. Brenner, S.C and Scott, L.R. 1994. The Mathematical Theory of Finite Element Methods.Springer. Baxter, L. K.1997. Capacitive Sensors Design and Applications.IEEE Press. New York Cassidy, Nigel J.2009.Ground Penetaring Radar Theory And Elsavier Science Applications.Universitas Wisconsin-Eau Claire.UK. Conyers, Lawrence. 2013. Radar for Archaeology Third Edition. Amerika: Alta Mira Press Curtis, J.B.2002.Fractured Shale Gas systems. AAPG Bulletin vol 86. no.11 p. 1921-1938. Das, Subir et al.2014. A Semi-Cylidrical Capacitive Sensor Used For Soil Moisture Measurement.International Journal of Electrical, Computer, Energetic, Electronic and Communication Engineering.India Directorate General of Oil and Gas.2012. Indonesia’a Unconventional Oil Gas : Policies,Regulation and Opportunities on Upstream Oil Gas Business Development. www.migas.esdm.go.id. Donthi, Sarath Subash. 2004.Capacitance Based Tomography for Industrial Application.Electronic System Group EE Dept. IIT Bombay. Giancoli, Douglas.2005.Fisika Dasar Jilid 2.Erlangga.Jakarta. Hakim, Ahmad Novian Rahman. 2008. Algoritma Rekonstruksi Citra Pada Electrical Capacitance Volume Tomography ECVT Untuk Sistem Pencitraan Tubuh Manusia. Departemen Fisika Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Halliday, D and Resnick, R.1997. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2.Jakarta:Erlangga. Hayes, R R., Newill, P A.,Wodd, F J W.2010.An investigation into the use of a mixture model for simulating the electrical properties of soil with varying effective saturation levels for sub-soil imaging using ECT.Journal of Physic University of Manchester, UK. IOP Publishing. Ismarani, T.2004. Karakteristik Abu Hasil Pembakaran Batubara Bukit Asam Tarahan, Lampung.Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Lee, W.E. and Rainforth, W.M.1994.Structure Oxides I:Al 2 O 3 and Mullite in Ceramic Micro Structure: Property Control by Processing. Chapman and Hall. London. P. 290.316. Marashdeh, Warsito and Fan, L.S. 2008. Electrical Capacitance Tomogrpahy-A Perspective Q. IEC research industrial Engineering Chemistry Research.Ohio State Univ.ACS Publications. Ind. Eng. Chem. Res. 47, 3708, 3719. Marzoug, A., AlGhamdi, T., Sassi, K.H., Badri, M.2013.Advanced Characterization Of Shale Gas Rocks Using Dual Range FTIR And Dielectric Dispersion. The International Symposium of Society of Core Analysts, California,USA. Publish Saudi Aramco and Sclumberger Dhahran Reserach Center, SCA 2013-042. Muhtadi, Almas Hilman. 2012. Citra Fungsional Otak Berbasis Metode Tomografi Electrical Capacitance Volume Tomography. Jurusan Fisika Skripsi. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Potter. 1981. Sedimentology of Shale. Blackwell Science: New York Rajeshwar, K., and Inguva, R .1985.Application of dielectric spectroscopy to chemical characterization of oil shales.Fuel vol. 64.