Optimalisasi Shale Gas Sebagai Alternati

Optimalisasi Shale Gas Sebagai Alternatif Ketahanan Energi Nasional

ESSAY
Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah EBTKE-Conex 2013

Disusun Oleh :
TIM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PURBALINGGA
2013

1

Optimalisasi Shale Gas Sebagai Alternatif Ketahanan Energi Nasional
Author : Rizal Tawakal A., Dimas Aji R., Sandy

Tahun 2003 adalah pertama kalinya Indonesia mengalami defisit minyak dimana
tingkat konsumsi minyak dalam negeri melebihi tingkat produksi yang mampu dikelola,

hingga pada tahun 2010 tercatat produksi minyak hanya 986 kbpd ( thousand barrels per
day), sedangkan kebutuhan dalam negeri menembus angka 1,304 kbpd atau defisit 318

kbpd [1]. Pemerintah telah beberapa kali menaikkan harga minyak sebagai implikasi
kenaikan harga minyak dunia dan rendahnya daya produksi dalam negeri. Permasalahan
energi khususnya minyak menjelaskan betul bahwa Indonesia bukanlah negara dengan
cadangan minyak yang cukup besar [2], maka perlu alternatif lain yang harus
pemerintah tetapkan untuk prioritas pengembangan energi tak terbarukan dalam jangka
panjang, sebagai penyeimbang ketergantungan kebutuhan energi terhadap minyak, salah
satunya adalah gas bumi.
Gas bumi sebagaimana yang telah kita ketahui memiliki banyak kelebihan
diantaranya menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan minyak dan batubara
sehingga tidak mencemari udara, selain itu gas bumi bersifat tidak korosif, tidak
beracun dan lebih efisien. Kebutuhan gas domestik yang terus meningkat dan tantangan
untuk mengurangi ketergantungan pada konsumsi minyak bumi tentunya harus disikapi
dengan melakukan eksplorasi dan pengembangan sumberdaya gas. Gas bumi yang
diproduksi saat ini merupakan gas konvensional dan non konvensional. Gas
konvensional didapatkan dari batuan reservoir setelah bermigrasi dari batuan induk
yang ke kemudian terperangkap di bawah cap rock dengan adanya kontrol struktur
geologi maupun stratigrafi batuan tersebut, sedangkan gas non konvensional merupakan

gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas dengan
permeabilitas yang rendah (low permeability), seperti shale oil, shale gas, tight sand
gas, coal bed methane , dan methane-hydrate. Dan untuk Pengusahaan migas ini pun

memakai teknologi tertentu seperti fracturing [3]. Selain sumber energi dari minyak
bumi dan gas konvensional, inovasi harus terus dilakukan untuk mengembangkan
metode produksi gas non konvensional dan mewujudkannya menjadi sebuah sumber
energi murah yang bisa dikembangkan untuk saat ini hingga masa depan.

2

Pengelolaan minyak dan gas bumi (migas) serta batubara khususnya gas non
konvensional dengan cerdas dan efisien merupakan bagian penting untuk terlaksananya
pembangunan nasional berkelanjutan. Tersedia cukup banyak reservoar gas non
konvensional yang terpendam di bawah permukaan bumi Indonesia. Sumber daya gas
non konvensional yang telah diketahui adalah sumber daya gas yang berasal dari
batubara dan sumber daya minyak dan gas bumi yang terjebak di dalam batuan serpih
(shale gas) tertentu. Khusus yang terakhir, keberadaannya dianggap banyak karena di
Indonesia sedikitnya telah terbukti memiliki lebih dari 20 cekungan hidrokarbon dan 15
cekungan diantaranya telah diklasifikasikan sebagai cekungan prolific untuk produksi

migas [4].
Data Ditjen Migas menunjukkan potensi shale gas di Indonesia mencapai 570
triliun kaki kubik (TCF). Bila dibandingkan dengan potensi gas alam atau disebut gas
konvensional hanya 153 TCF dan coal bed methane (CBM) 453,30 TCF, potensi shale
gas bisa dikatakan yang paling besar [5]. Potensi shale gas itu berada di 8 cekungan di

Indonesia, yakni 3 cekungan di Sumatera, sedangkan di Jawa dan Kalimantan terdapat 2
cekungan dan diindikasikan juga terdapat potensi shale gas 1 cekungan di Papua [3],
berikut adalah peta persebaran shale gas di Indonesia yang di publikasikan oleh ESDM.

Gambar 1.1 Indonesia Shale Gas Potential [6]
Untuk mendapatkan gas pada kedalaman 6,000 - 7,000 ft (sekitar 2000an meter),
kita tidak perlu lagi repot-repot mencari reservoir, perangkap, jalur migrasi atau lapisan
penutup. Cukup dengan mendapatkan langsung batuan induknya (shale) yang
berkualitas dan mengindikasikan gas, kemudian bor dan lakukan fracturing (melakukan
perekahan lapisan batuan dengan pompa hidraulik yang bertekanan tinggi), lalu

3

produksikan [7]. Dari sisi produksi gas non konvensional, shale gas pun unggul diantara

jenis gas non konvensional lainnya seperti CBM. Pengekstraksian gas metana dari
batubara dilakukan dengan mengurangi tekanan pada batubara sehingga harus
mengalirkan kandungan air dalam batubara keluar. Jumlah air yang terproduksi semakin
lama semakin berkurang sedangkan jumlah gas yang ikut terproduksi bertambah. Proses
ini disebut “dewatering“. Proses dewatering ini memakan waktu yang cukup lama [8].
Berbeda dengan shale yang kebanyakan mengandung sedikit air sehingga dapat
mempersingkat waktu produksi gas bumi.
Shale gas bukan barang baru dalam industri minyak dan gas, sejak tahun 1825

Amerika Serikat telah mengekstrak shale gas sebagai sumber daya, namun baru pada
1970an diproduksi secara besar [9]. Cadangan shale gas Amerika Serikat menurut US
Energy Information Administration (EIA) mencapai 827 TCF, hal itu menyumbang 33

persen dari total gas alam yang dimiliki Amerika Serikat Produksinya sendiri terus
mengalami peningkatan yang sampai akhir 2009 sebesar 60,6 TCF. Shale gas yang
dapat meningkatkan dan memperkuat ketahanan energi suatu negara cukup beralasan
dikarenakan proses produksi mulai dari hulu sampai hilir tidak sulit dan cukup ramah
lingkungan, serta energi yang dihasilkan lebih besar dibanding energi tak terbarukan
lainnya[10].
Mengacu pada keberhasilan Amerika Serikat dalam mengembangkan shale gas,

Indonesia dengan cadangan sebesar 570 TCF dapat mengembangkan potensi Shale gas
yang ada di Indonesia. Shale gas di Indonesia sendiri diatur dalam Permen ESDM No
05 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan
Gas Bumi Non Konvensional, namun cadangan Shale ga s di Indonesia yang mencapai
570 TCF ini hingga saat ini masih belum dikembangkan secara optimal sebagai sumber
energi alternatif. Tahapan yang sedang dilakukan sampai saat ini adalah studi potensi
sumber daya yang dilakukan secara sporadis oleh beberapa perusahaan industri migas,
termasuk lembaga riset milik pemerintah yang masuk dalam joint study. Penelitian yang
dilakukan dibagi dalam dua katagori yakni penelitian potensi sumber daya shale gas
secara regional dan yang lain difokuskan pada evaluasi lahan yang lebih sempit. Guna
mempercepat

pemanfaatan

shale

gas,

diperlukan


pengembangannya

secara

komprehensif. Selain eksplorasi dan pengembangan, secara bersamaan harus dilakukan

4

pembuktian secara komersial di beberapa daearah eksplorasi yang diindikasikan
memiliki potensi shale gas yang cukup besar untuk dilakukan tahap eksploitasi.
Dalam perspektif teknis pemerintah melalui ESDM dan beberapa instansi yang
ditunjuk untuk melakukan joint study dapat menempatkan perwakilan ahlinya pada
perusahaan-perusahaan yang sebelumnya pernah melakukan pengembangan shale gas
seperti di Amerika Serikat terkait ahli operasi, engeering produksi dan procurement,
sehingga dapat terjadi transfer wawasan dan sarana belajar bagi tenaga ahli Indonesia
yang pada saatnya nanti ketika pemerintah telah siap untuk memproduksi shale gas
secara mandiri. Pembenahan masalah birokrasi harus ditata dengan cara lebih
meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak terkait antara kontraktor, kementrian
ESDM selaku pemberi tender, dan SKK migas. Diperlukan juga adanya sanksi-sanksi
tegas kepada pihak yang sengaja menghambat proses pengembangan shale gas di

Indonesia demi keuntungan pribadi, sehingga terciptanya birokrasi yang bersih dan
saling berkoordinasi, masalah birokrasi yang menghambat produksi shale gas seperti
diatas dapat diatasi. Indonesia juga harus meningkatkan kerjasama dengan kontraktor
migas luar negeri yang sudah berpengalaman dalam bidang shale gas. Hal ini perlu
dilakukan karena shale gas di Indonesia masih baru dan diperlukan pedoman serta tata
cara yang baik guna mencapai hasil produksi shale gas yang diinginkan terutama dalam
pengadaan teknologi yang dibutuhkan.
Selanjutnya adalah bagaimana agar produksi shale ga s semakin meningkat.
Salah satu langkah strategis jangka panjang yang dapat mendukung tercapainya tujuan
tersebut yaitu meningkatkan kualitas SDM dalam hal eksplorasi, eksploitasi, serta teknis
pelaksanaannya yang ditargetkan pada generasi muda penerus bangsa, diharapkan
Negeri ini akan memiliki SDM yang berkualitas dalam teknis eksplorasi dan eksploitasi
migas non konvensional khususnya pada shale gas yang notebenenya adalah solusi bagi
ketahanan energi yang sangat efektif di Indonesia. Kemudian yang tidak kalah penting
adalah melakukan pencerdasan publik kepada masyarakat agar mereka siap dalam
memanfaatkan shale gas. Terobosan baru yang pemerintah tetapkan sering kali
dimentahkan oleh gelombang protes masyarakat yang tidak siap atau bodoh menghadapi
perubahan besar dalam hidup mereka, maka dari itu selain pemerintah fokus terhadap
masalah pengembangan shale gas, pemerintah wajib terus meningkatkan kesejahteraan
dan taraf masyarakat dalam berpikir untuk menyikapi isu shale gas Potensi SDA


5

khususnya shale gas di Indonesia tentunya memiliki nilai tawar yang sangat menarik
perhatian negara-negara maju untuk menduduki posisi dalam pengelolaannya oleh
karena itu selain fokus terhadap upaya eksplorasi dan eksploitasi, pemerintah harus
menyiapkan langkah antisipasi dari penjajahan energi dari negara asing, selain
meningkatkan kualitas SDA dalam bidang tenaga ahli dari Indonesia, isu optimalisasi
shale gas ini harus dijadikan sebagai isu nasional sehingga yang pada akhirnya akan

membuat warga Indonesia bersama-sama ikut mengikuti perkembangannya dan
sekaligus menjadi media kontrol terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Pada akhirnya muara dari isu pengembangan shale gas dengan beberapa hasil
joint study yang mengemukakan potensi shale gas di Indonesia ternyata cukup besar,

perlu menjadi perhatian khusus baik dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat
Indonesia untuk bersama-sama menyikapi peluang ini secara bijak, dengan tidak hanya
melihat dari satu sudut pandang negatif saja atau pesimis terhadap kemampuan bangsa
sendiri, dimana pada akhirnya kita akan memerlukan alternatif sumber daya tak
terbarukan selain minyak sebagai produk utama di masa depan yang lebih ramah

lingkungan, pemerintah pun harus siap dengan segala tantangan dari asing yang akan
gencar masuk menduduki pengelolaan shale gas di Indonesia, cita-cita untuk
mensejahterakan rakyat dan menjadi negara maju dapat dimulai dari ketahanan energy
Nasional. Kita bisa dan kita memiliki tekad itu bersama.

6

Daftar Pustaka

[1] www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/06/02/m4xqtp-277-juta-barelcadangan-minyak-indonesia diakses pada 6 februari 2013
[2] http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/11/14/09403260/ Mengaa.BP. Migas
diakses pada 8 februari 2013
[3] Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 05
tahun 2012. Di unduh melalui http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_
website/files/37/File/Permen%20ESDM%2021%202012(1).pdf
[4] Kussuryani, Y, dkk. Lemigas. Lembar Publikasi Minyak Dan Gas Bumi. Volume
46, No. 2 Agustus 2012, diunduh melalui http://www.lemigas.esdm.
go.id/id/pdf/lembar_publikasi/LP%20Minyak%20dan%20Gas%20Bumi%20Volum
e%2046,%20No.%202,%20Agustus%202012.pdf pada 8 Februari 2013
[5] http://geologi.iagi.or.id/2010/01/11/gas-shale/ diakses pada 9 Februari 2013

[6] Hermantoro, A. Edy. Opportunities, Challenges and Strategies in Monetizing
Indonesia’s Shale Gas : Kementrian ESDM, diunduh melalui
http://dc303.4shared.com/download/_YBQnKd8/PD_3__Ditjen_Migas.pdf?tsid=20130215-141700-230c73db pada 8 Februari 2013
[7] http://gamaoilgasclub.org/?p=163 diakses pada 10 Februari 2013
[8] http://rovicky.wordpress.com/2010/07/27/sumberdaya-gas-alam-2-cbm/
diakses pada 11 Februari 2013
[9] Name the gas industry birthplace: Fredonia, N.Y.
[10] US Energy information Administration, "Summary: US Crude Oil, Natural Gas,
and Natural Gas Liquids Proved Reserves 2009", diunduh melalui
http://www.eia.gov/pub/oil_gas/natural_gas/data_publications/crude_oil_natural_ga
s_reserves/current/pdf/arrsummary.pdf pada 12 Februari 2013

7

Biodata Penulis

1. Nama

: Rizal Tawakal Alya


Alamat

: Jalan Sultan Hadiwijoyo Kenep, No.50 Demak

Universitas

: Universitas Jenderal Soedirman

Jurusan

: Teknik Geologi

No.HP

: 085640647162

Email

: [email protected]

2. Nama

: Sandy

Alamat

: Jl AL Jatimakmur RT/RW: 01/09 no.94

Universitas

: Universitas Jenderal Soedirman

Jurusan

: Teknik Geologi

No.HP

: 08566611507

Email

: [email protected]

3. Nama
Alamat

: Dimas Aji Ramadhan Prawiranegara
: Jalan vanda 1 no. 12 taman vanda, perumahan
palemsemi, tangerang

Universitas

: Universitas Jenderal Soedirman

Jurusan

: Teknik Geologi

No.HP

: 087771430301

Email

: [email protected]

8

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Modifikasi Struktur Senyawa Etil Pmetoksisinamat Melalui Proses Nitrasi- Esterifikasi dengan 1-Butanol Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

3 34 113

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Bank DKI Kantor Cabang Surabaya

0 1 21

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17