Teori Motivasi Motivasi 1. Konsep Motivasi

dalam Asrori 2009: 183 motivasi dapat diartikan sebagai: 1 dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2 usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Bimo Walgito Siswanto, 2012: 48 Motivasi mempunyai tiga aspek. Tiga aspek itu adalah: 1 keadaan terdorong dalam diri organisme adriving state yaitu kesiapan bergerak karena adanya kebutuhan; 2 perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tertentu; 3 tujuan goal yang dituju oleh perilaku seseorang. Berbagai pendapat mengenai motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

2.3.2. Teori Motivasi

Ada beberapa teori motivasi, antara lain: 2.3.2.1. Model Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow Berbagai macam teori motivasi juga mampu menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha sebagai seorang wirausaha, salah satunya adalah Motif Kebutuhan Maslow TeoriHirarki Kebutuhan Maslow, 1970. Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Teorinya tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dari pentingnya. Teori hirarki kebutuhan Maslow mampu menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha. Maslow membagi tingkatan motivasi kedalam hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang rendah sampai yang berprioritas tinggi, di mana kebutuhan tersebut akan mendorong orang untuk melakukan kegiatan usaha. Menurut Maslow Alma, 2010: 89 ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu: Physiological need, security safety need, social affiliation need, esteem recognition need, dan self actualization need. Di bawah gambar tingkatan atau hirarki kebutuhan menurut Maslow. Self actualization need Esteem recognition need Social affiliation need Security safety need Physiological need Gambar 2. Tingkatan Kebutuhan Menurut Maslow a. Physiological need Motivasi seorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, fisiologi seperti; makan, minum, kebutuhan hidup layak secara fisik dan mental. b. Security safety need Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa aman atas sumberdaya yang dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi, dan lain-lain. c. Social affiliation need Motivasi seseorang melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial, berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas. d. Esteem recognition need Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa kebanggaan, diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis. e. Self actualization need Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keingginan wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat. 2.3.2.2. Teori Hygiene dari Frederick Herzberg Teori motivas hygiene adalah hasil studi Herzberg di Pittsburg. Kesimpulan Herzberg ialah ada dua kategori yang berlainan yang mempengaruhi perilaku. Menurut Herzberg 1966, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Ia menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka mereka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempat bekerjanya. Sebaliknya bila orang merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan memperhatikan pekerjaannya. Dua faktor itu disebutnya adalah: a Faktor Higiene: faktor yang memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah administrasi dan kebijaksanaan perusahaan, supervisi, hubungan antar manusia, imbaklan, kondisi lingkungan kerja, dan sebagainya faktor ekstrinsik. b Faktor motivator: faktor yang memotivasi seseorangu untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah prestasi, pengakuanatau penghargaan atas pekerjaan, kemajuan tingkat kehidupan, tantangan pekerjaandan sebagainya faktor intrinsik. 2.3.2.3. Teori Motivasi Berprestasi Achievement Theory McClelland Mc Clelland telah melakukan penelitian yang ekstensif dalam mengembangkan teori prestasi. Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga kebutuhan: 1. Kebutuhan akan kekuasaan need for power 2. Kebutuhan akan afiliasi need for affiliation 3. Kebutuhan akan keberhasilan need for achievement Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada prestasi achievement-oriented behaviour yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap terciptanya standart of excellent. Menurut teori tersebut, seseorang yang mempunyai need for achievement yang tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan untuk melaksanakan sesuatu, selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan yang akan dilakukan itu cukup menantang atau tidak. Seandainya pekerjaan itu cukup memberikan tantangan, maka kemudian ia memikirkan kendala-kendala apa yang mungkin dihadapi dalam pencapaian tujuan, strategi apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dan mengantisipasi konsekuensinya Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi high achievers memiliki tiga ciri umum yaitu: a Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat b Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran. c Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. 2.3.2.4. Teori Clyton Alderfer Teori “ERG” Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu: E= Existence kebutuhan akan eksistensi, R= Relatedness kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G= Growth kebutuhan akan pertumbuhan. Berikut penjelasannya: a Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya. b Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan. c Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar. 2.3.2.5. Teori Ekspetasi harapan Vroom 1964 Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori motivasi Vroom. Teori dari Vroom 1964 tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: a Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas. b Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu. c Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan, motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

2.3.3. Ciri-ciri Motivasi