PERBEDAAN KESEGARAN JASMANI PEMAIN KIPER DENGAN PEMAIN BELAKANG PADA PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH TULUNGAGUNG ( PERSETA ) BERDASARKAN VO2 MAKSIMAL

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PERBEDAAN KESEGARAN JASMANI PEMAIN KIPER DENGAN PEMAIN BELAKANG PADA PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH

TULUNGAGUNG ( PERSETA ) BERDASARKAN VO2 MAKSIMAL

Oleh: RIO ARDONA

04020032

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(2)

xi

PERBEDAAN KESEGARAN JASMANI PEMAIN KIPER DENGAN PEMAIN BELAKANG PADA PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH

TULUNGAGUNG ( PERSETA ) BERDASARKAN VO2 MAKSIMAL

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh: RIO ARDONA

04020032

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(3)

xii

LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian

untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 8 Februari 2011

Pembimbing I

dr. Hawin Nurdiana, M.kes.

Pembimbing II

dr. Thontowi Djauhari, M.Kes.

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,


(4)

xiii Karya Tulis Akhir oleh Rio Ardona ini

telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 8 Februari 2011

Tim Penguji

dr. Hawin Nurdiana, M.kes. , Ketua

dr. Thontowi Djauhari, M.Kes. , Anggota


(5)

xiv

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Perbedaan Kesegaran Jasmani Pemain Kiper Dengan Pemain Belakang Pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Tulungagung (PERSETA) Berdasarkan VO2

Maksimal”.

Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi dorongan motivasi, bantuan dan kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

3. dr. Thontowi Djauhari, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan dengan baik dan penuh kesabaran dalam mambantu penulis menyelesaikan karya tulis akhir ini.

4. dr. Rubby Riana A, Sp.BP, selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun saat ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini. Penulis sadar tugas akhir ini sangat jauh dari kesempurnaan.


(6)

xv

5. Bapak Ibu tercinta yang telah bekerja sangat keras, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, kesabaran dan segalanya yang telah diberikan kepada ananda. Peh sepurane njih pak mbok anakmu lelet, tapi yo pie neh lha yo mung sak mene e.

6. Sodara di sekolah Dina wahyu hidayah, Ririh riwayatun, makasi buat semuanya maap aku tidak terlalu bisa berkata-kata, pokoke matur suwun banget yo. Kiki mulyono, Rian bro titofani, Crisno ary chondro suwun sing akeh yo, dan temen temen semua yang ga kesebut satu satu.

7. Dulurku lanang mas Ika arie W a.k.a bagoes dan teh sherlie, mas peri dan mba intan, ginanjar safee uki dan risky, boss bayu “Hemat” dan windy til, mat Erick dombleng dan kekasihnya suwun gae kabeh yo dulur dongo lan suportte.

8. Arlindadyahayuningtyas wish u growing mature darl, I’ill beside u dear . 9. Crew kontrakan koh hamdan huakong, koh nadia landa, koh woke dan koh peserta yang laen, plus crew ngganjingi jaran kancrit siji herwihen sugriwo thx supportnya.

10.Nowayout crew jono, bebe, rian, oman, @nvhelas thx 4 support n sorry. 11. I luv u son : Nowayout store & Hermit Seveneigthies clothing company,

dan sukses juga CV. Mars Surya Pratama.

12. People inspirising me : jose mourinho, ahmad dhani, otong KOIL, mark morton, marty friedman, travis prastana, sam hill, uji kuswanto, etc. 13.Teman-teman angkatan 2004 yang gak bisa aku sebutin satu-satu. Terima

kasih atas semua bantuan, perjuangan, dan rasa persaudaraan kita selama ini. Chayo rek!


(7)

xvi

14.Staf TU FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil) terima kasih atas bantuannya selama ini pada penulis.

15.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya Karya Tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis sadar bahwa karya tulis akhir ini pasti masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan dari karya tulis akhir ini.

Akhir kata semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Malang, Februari 2011


(8)

xvii ABSTRAK

Ardona, Rio 2010. Perbedaan Kesegaran Jasmani Pemain Kiper Dengan Pemain Belakang Pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Tulungagung (PERSETA) Berdasarkan VO2 maksimal. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Hawin Nurdiana. (2) Thontowi Djauhari.

Latar Belakang: Kesegaran jasmani dapat dipengaruhi oleh jenis latihan. Pada olahraga sepakbola terdapat posisi kiper dan pemain belakang yang memiliki jenis latihan yang berbeda baik porsi maupun intensitasnya. Untuk mengetahui derajat kesegaran jasmani, dapat diketahui dengan melihat nilai VO2 maksimal.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada PERSETA berdasarkan VO2 maksimal.

Metode Penelitian: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling, sampel dibagi menjadi sampel inklusi dan sampel eksklusi. Didapatkan sampel, 5 pemain kiper dan 8 pemain belakang yang kemudian sampel penelitian diukur nilai VO2 maksimal

menggunakan ergocycle test. Data kemudian danalisis dengan mengunakan uji- t. Hasil Penelitian: Hasil uji-t (sig < 0,01) didapatkan, terdapat perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada persatuan sepak bola seluruh Tulungagung (PERSETA) berdasarkan VO2 maksimal. Terdapatnya

perbedaan yang bermakna pada penelitian ini disebabkan karena pada pemain kiper dan pemain belakang memiliki jenis latihan yang berbeda baik porsi dan intensitas latihan, terutama perbedaan pada latihan fisik yang sangat mempengaruhi hasil VO2 maksimal pada pemain.

Kesimpulan:. Terdapat perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada persatuan sepak bola seluruh Tulungagung (PERSETA) berdasarkan VO2 maksimal.


(9)

xviii ABSTRACT

Ardona, Rio, 2010. The Difference of Physical Fitness between Goalkeeper and Back at Persatuan Sepak Bola Seluruh Tulungagung (PERSETA) Based On Maximum VO2. Thesis, Faculty of Medicine, Malang University of

Muhammadiyah. Advisors (1) Hawin Nurdiana. (2) Thontowi Djauhari. Background: Physical fitness is affected by the exercise type. In football, goalkeeper and back have different exercise either in proportion or intensity. To acknowledge the favorable physical fitness degree, it is seen from the maximum VO2.

The Objective of Research: To understand the difference of physical fitness of goalkeeper and back of PERSETA based on their maximum VO2.

Research Method: Analytic observation is used with cross sectional approach. Sampling technique is total sampling, in which the sample is divided into inclusion and exclusion samples. Five goalkeepers and eight backs are obtained as the sample who will be subjected for maximum VO2 measurement through ergo

cycle test. Data are analyzed by t-test.

Result of Research: Result of t-test (significance ≤ 0.01) indicates that the difference of physical fitness between goalkeeper and back at PERSETA is found based on maximum VO2. The difference is apparent because goalkeeper and back

have different proportion and intensity of physical exercise. This different physical exercise will influence the production of players’ maximum VO2

Conclusion: It is confirmed that the physical fitness between goalkeeper and back at PERSETA is different based on maximum VO2.


(10)

xix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Kesegaran Jasmani ... 6

2.1.1 Definisi Kesegaran Jasmani... 6


(11)

xx

2.1.2.1 Pengaruh Sistem Pemakaian Energi Tubuh Terhadap

Kesegaran Jasmani ... 9

2.1.2.2 Pengaruh Aspek Metabolisme pada Kerja Fisik... 9

2.1.2.3 Pengaruh Sistem Transpor Oksigen pada Waktu Kerja terhadap Kesegaran Jasmani... 10

2.1.2.4 Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Kesegaran Jasmani ... 12

2.1.2.5 Pengaruh Faktor Hereditas dan Adaptasi Latihan Terhadap Kesegaran Jasmani ... 13

2.1.3 Komponen Kesegaran Jasmani ... 15

2.1.3.1 Daya Tahan Kardiorespirasi ... 15

2.1.3.2 Pengaruh Latihan terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi ... 17

2.2 Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 maks) ... 21

2.2.1 Definisi Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 maks)... 21

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Vo2 Maks ... 22

2.2.3 Pengukuran VO2 maks... 26

2.2.3.1 Ergocycle test ... 26

2.2.3.2 Treadmill ... 26

2.2.3.3 Field Test ... 27

2.2.3.4 Step Test ... 27

2.3 Sepak bola ... 27

2.3.1 Definisi Olahraga Sepak bola ... 27

2.3.2 Posisi Pemain Sepak bola ... 29


(12)

xxi

2.3.3.1 Perbedaan Metabolisme Energi yang Dominan Pada Pemain Kiper dan Pemain Belakang

Sepakbola ... 31

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 33

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 33

3.2 Kerangka Konseptual Penelitian... 34

3.3 Hipotesis ... 35

BAB IV METODE PENELITIAN... 36

4.1 Jenis Penelitian ... 36

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.3 Populasi dan Sampel ... 36

4.3.1 Populasi ... 36

4.3.2 Sampel ... 36

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 36

4.3.4 Variabel Penelitian ... 37

4.3.4.1 Variabel Bebas ... 37

4.3.4.2 Variabel Tergantung ... 37

4.3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 37

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 38

4.5 Prosedur Penelitian ... 38

4.6 Analisa Data ... 41

4.7 Alur Penelitian ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 43


(13)

xxii

5.1.1 Jenis Latihan Pemain Kiper Pada PERSETA ... 43

5.1.1.1 Latihan Fisik... 44

5.1.1.2 Latihan Teknik... 44

5.1.2 Jenis Latihan Pemain Belakang Pada PERSETA ... 45

5.1.2.1 Latihan Fisik... 46

5.1.1.2 Latihan Teknik... 47

5.1.3 Karakteristik Fisik Pemain Kiper dan Pemain Belakang PERSETA ... 48

5.1.4 Kadar VO2 maks Pemain Kiper dan Pemain Belakang PERSETA ... 50

5.2 Analisa Data ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 54

6.1 Karakteristik Fisik Pemain Kiper dan Penyerang PERSETA ... 54

6.2 Perbedaan Kesegaran Jasmani Pemain Kiper dengan Pemain Belakang pada PERSETA Berdasarkan VO2 maksimal ... 55

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

7.1 Kesimpulan ... 59

7.2 Saran ... 59

7.2.1 Bagi PERSETA ... 59

7.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan ... 60

7.2.3 Bagi Penelitian Berikutnya ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(14)

xxiii

Tabel Halaman

2.1 Sistem Energi Predominan Pada Olahraga ... 30 4.1 Klasifikasi Perkiraan Kapasitas Aerobik VO2 Maks Pria ... 41

5.1 Rata-rata Karakteristik Fisik Pemain Kiper dan Pemain Belakang

PERSETA ... 48 5.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh ... 49 5.3 Nilai VO2 maks pemain kiper dan pemain belakang PERSETA ... 50

5.4 Derajat Kesegaran Jasmani Pemain Kiper dan Pemain Belakang PERSETA Berdasarkan Kategori Kesegaran Jasmani Menurut

Morehouse ... 51 5.5 Persentase Pemain Kiper dan Pemain Belakang PERSETA


(15)

xxiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

5.1. Jenis latihan Pemain Kiper Perseta ... 43 5.2. Jenis latihan Pemain Belakang Perseta ... 46


(16)

xxv

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosine Triphosphate

ATPase : Adenosine Triphosphatase CO2 : Karbondioksida

Hb : Hemoglobin

IMT : Indeks Massa Tubuh

O2 : Oksigen

PERSETA : Persatuan Sepakbola Seluruh Tulungagung VO2 maks : Volume Oksigen Maksimal


(17)

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 : Surat Persetujuan Penelitian Pemain Perseta ... 64 2 : Formulir Penelitian Perbedaan Vo2 Maks Pemain Kiper Dan Pemain

Belakang Perseta ... 65 3 : Uji Homogenitas dan Uji-T ... 66


(18)

xxvii

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong N, 2006, Aerobic Fitness of Children and Adolescent, Jornal de Pediatria

Astorin T, Robergs R, Ghiasvand S, Marks D, Burns S, 2000, Incidence of the Oxygen Plateauat VO2max during Exercise Testing to Volitional Fatigue, Journal of The American Society of Exercise Physiologists

Astrand PO and Rohdal K, 1986, Texbook of work Phsicology. Physikological Bases of Exercises New York : MC Grow – Hill

Body Mass Indexs, 1998, WHO, avalailable from URL: ( htpp: //www.obesitas.web.id )

Cooper, 1983, Aerobik, Alih Bahasa: Antonius Adiwiyoto, Jakarta P.T Gramedia CDC. Body Mass Index (BMI) for atlhetic 2-20 Years 2000. Available from

URL : http://www.cdc.gov/growthcharts.

Departemen Kesehatan, 1994, Pedoman Pengukuran Kebugaran Jasmani, Jakarta Fox EL, Bowers RW, Foss ML, 1988, The Physicological Basis Of Physical

Education and Athetic, 4th ed New York: WB Saunders Company

Fox SI, 2003, Respiratory Physiology : Hemoglobin and Oxygen Transport, In : Fox SI, Human Physiology, 8th ed. Kota : McGraw-Hill

Ganong WF., 2004, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Widjajakusumah, Irawati D, Siagian M, Moeloek D, Pendit BU. Edisi 20. Jakarta: EGC

Giam CK and The KC, 1993, Sport Medicine, Exercise and Fitness, Singapore PG Publishing Pte Ltd

Guyton AC, 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi XI, Jakarta : Penerbit EGC

Irawan MA, 2007, Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga, Jakarta, P.T Gramedia

Karhiwikarta, W. 1983 Kesegaran jasamani dan Jantung Kita. Dalam Kursus Jantung Sehat, Bandung, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung


(19)

xxviii

Kartawa H, 2003, Penggunaan tes-tes faal untuk menilai peningkatan kemampuan atlet, Dalam : Kumpulan Diktat Kuliah Kedokteran Olahraga, Semarang, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Lamb DR, 1994, Physiology Of Exercise. 2nd ed. New York: Macmillan Publishing Company

Levitzky, Michael G, 2007, Pulmonary Physiology, 7nd ed. Kota : McGraw-Hill Mackenzie B, 2005, VO2max, avalailable from URL:

(http://www.brianmac.demon.co.uk/VO2max.htm)

Pate and Friend, 1993, Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan, Alih Bahasa: Drs Kasiyo Dwijowinoto,M.S. Semarang : IKIP Semarang

Pate R, McClenaghan B, Rotella R, 1999, Pengangkutan dan Penggunaan Oksigen, Alih Bahasa: Dwijowinoto K, Philadelphia (USA), Saunders College Publishing

PSSI, 1993, Peraturan Permainan Umum Sepak Bola. Jakarta :Persatuan Sepak BolaSeluruh Indonesia

Rodrigues AN, Perez AJ, Carletti L, Bissoli NS, Abreu GR, 2006, Maximum oxygen uptake in adolescents as measured by cardiopulmonary exercise testing, Journal of The American Society of Exercise Physiologists Russel R, 1998, Swimming for Life, London, Penguin Group

Sajoto, 1998, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta, Depdikbud Samihardja J, 1985, Peranan ilmu-ilmu kedokteran dalam peningkatan prestasi

olah raga, Dalam buku : Simposium dan diskusi panel peningkatan prestasi olah raga, Semarang

Stolt A, 2000, Karjalainen J, Heinonen OJ, Kujala UM. Left Ventricular Mass, Geometry, and Filling in Elite Female and Male Endurance Athletes. Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports

Sumodardjono S, 1984, Latihan Olahraga Untuk Menjaga Kesegaran Jasmani. Jakarta, Pusat Ilmu Olahraga, KONI PUSAT

Strauss RH, 1998, Sport Medicine, Philadelphia, WB Saunders Company Sukatamsi, 1994, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, Solo, Tiga Serangkai

Thomas G, 1998, Theory of Physical Preparation for Volleyball, Alih Bahasa, Ahcmad mugiono, Semarang, IKIP Semarang


(20)

xxix

Vander et al, 2001, Human Physiology : The Respiratory System, In : Human Physiology The Mechanism of Body Function, 8nd ed. Boston : McGraw-Hill

Verducci F, 1990, Measurement Concepts in Physical Education, Missouri (USA) , The C.V. Mosby Company

Watson AW, 1983, Physical Fitnes and Athetic Performance : A Guide for Students, Atheletes and Coaches. United States : Longman Inc

Welsman JR, Armstrong N, 1996, The Measurement and Interpretation of Aerobic Fitness in Children : Current Issues. Journal of the Royal Society of Medicine

Yanuarti HP, 1999, Perbandingan Profil Kebugaran Jasamani antara Anggota Dengan Bukan Anggota Unit sepakbola Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran Jatinangor, Skripsi Universitas Padjadjaran


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan ilmu kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, bertujuan untuk memperoleh keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga terjadi kerjasama berbagai otot tubuh yang ditandai dengan perubahan kekuatan otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistim kardiorespirasi (Russel, 1998). Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan anaerobik, ketahanan anaerobik digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan eksplosif yang membutuhkan ledakan energi, sedangkan untuk permainan secara umum dan untuk waktu pemulihan, ketahanan aerobiklah yang diperlukan (Thomas, 1998).

Olah raga sepak bola termasuk jenis olah raga aerob – anaerob silih berganti. Latihan yang dijalankan oleh pemain sepak bola bertujuan meningkatkan sistim kardio respirasi. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) (Astrand, 1986). VO2 maks adalah jumlah

maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Nilai VO2 maks bergantung pada


(22)

2

keadaan kardiovaskular, respirasi, hematologi, dan kemampuan oksidatif otot. Pengukuran nilai VO2 maks ini dapat digunakan untuk menganalisis

efek dari suatu program latihan fisik (Astorin, 2000. Rodrigues, 2006). Pada permainan sepak bola terdapat berbagai posisi pemain yang terbagi menjadi penyerang (striker), pemain tengah (gelandang), pemain belakang (back) maupun penjaga gawang (kiper). Jenis dan macam latihannya pun berbeda-beda sesuai dengan posisi pemain. Sehingga setiap pemain sepak bola sesuai dengan posisi di lapangan kemungkinan akan mempunyai derajat kesegaran jasmani yang berbeda. Pada posisi kiper lebih ditekankan latihan teknik pada reflek menangkap bola, menendang bola dan konsentrasi dimana ketahanan anaerobik yang lebih menonjol. Pada pemain posisi belakang porsi latihan lebih ditekankan pada ketahanan fisik dalam menjaga pertahanan maka ketahanan aerobik lebih menonjol. Pada pemain tengah mirip dengan pemain belakang dengan ketahanan aerobiklah yang menonjol porsi latihan fisik yang di tekankan, karena pemain tengah bertugas membantu bertahan dan saat menyerang sehinga harus terus berlari selama pertandingan. Dan pada posisi penyerang latihan di tekankan pada sprint dan melakukan tendangan bola yang keras sehinga ketahanan anaerobik yang menonjol.

Pemain sepak bola yang menjadi atlit sepak bola selalu mempunyai klub yang ikut dalam sebuah kompetisi. Di Indonesia terdapat liga Indonesia yang merupakan ajang kompetisi klub sepak bola, yang terbagi menjadi beberapa divisi. Sebuah klub yang ikut berkompetisi di liga Indonesia di batasi jumlah pemain yg di daftarkan mengikuti kompetisi dengan jumlah


(23)

3

maksimal 25 pemain. Dengan melihat jenis latihan yang berbeda yang menyebabkan pemain kiper dan penyerang memiliki ketahanan anaerobik yang menonjol sedangkan pada pemain belakang dan pemain tengah ketahanan aerobiklah yang lebih menonjol, maka akan dipilih untuk membandingkan pemain belakang dengan kiper untuk mengetahui perbedaan VO2 maks.

Pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Tulungagung (PERSETA) yang merupakan klub sepak bola semi profesional milik pemerintah daerah kabupaten Tulungagung yang tengah berkompetisi di divisi 1 liga Indonesia. Dalam usahanya untuk memperbaiki prestasi klub PERSETA memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai bagi pemainnya untuk melakukan setiap latihan. Saat ini PERSETA sedang mengadakan training center yang dilaksanakan pada tanggal 7 juli sampai dengan 7 agustus 2010 untuk menghadapi bergulirnya play off dan liga Indonesia musim kompetisi 2010. Sehinga di pilihnya pemain PERSETA yang sedang menjalani training center sebagai objek penelitian di harapkan akan mendapat hasil maksimal kondisi kesegaran jasmani pada pemain sepak bola. Dengan mengetahui kadar VO2 maks akan sangat berguna untuk klub sepak bola dalam memilih

pemain yang memiliki kondisi fisik bagus.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian untuk mengetahui perbedaan kesegaran jasmani antara pemain kiper dengan pemain belakang pada pemain PERSETA berdasarkan VO2 maks.


(24)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Adakah perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada Persatuan Sepak bola Seluruh Tulungagung berdasarkan VO2

maks ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada Persatuan Sepak bola Seluruh Tulungagung berdasarkan VO2 maks.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis latihan pemain kiper pada PERSETA. 2. Mengetahui jenis latihan pemain belakang pada PERSETA. 3. Mengetahui kadar VO2 maks pemain kiper pada PERSETA.

4. Mengetahui kadar VO2 maks pemain belakang pada PERSETA

1.4. Manfaat Penelitian Bagi PERSETA

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan PERSETA dapat lebih efektif dalam memfokuskan jenis latihan yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing pemain sesuai dengan posisinya.


(25)

5

peningkatan standart kualitas pemain. Bagi Tenaga Kesehatan

1. Sebagai masukan bagi petugas kesehatan, untuk menentukan derajat kesegaran jasmani pada pemain bola.

Bagi Akademis

1. Sebagai bahan kajian bagi pengembangan ilmu kedokteran terutama ilmu kedokteran olahraga.

2. Sebagai sumber informasi bagi semua pihak terutama dalam bidang kesehatan jasmani dan untuk memperluas khasanah keilmuan khususnya ilmu kedokteran olahraga.


(26)

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Penerapan ilmu kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, bertujuan untuk memperoleh keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik (Karhiwikarta, 1983). Pada saat berolahraga terjadi kerjasama berbagai otot tubuh yang ditandai dengan perubahan kekuatan otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistim kardiorespirasi (Russel, 1998). Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan anaerobik, ketahanan anaerobik digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan eksplosif yang membutuhkan ledakan energi, sedangkan untuk permainan secara umum dan untuk waktu pemulihan, ketahanan aerobiklah yang diperlukan (Thomas, 1998).

Olah raga sepak bola termasuk jenis olah raga aerob – anaerob silih berganti. Latihan yang dijalankan oleh pemain sepak bola bertujuan meningkatkan sistim kardio respirasi. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) (Astrand, 1986). VO2 maks adalah jumlah

maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Nilai VO2 maks bergantung pada


(2)

keadaan kardiovaskular, respirasi, hematologi, dan kemampuan oksidatif otot. Pengukuran nilai VO2 maks ini dapat digunakan untuk menganalisis

efek dari suatu program latihan fisik (Astorin, 2000. Rodrigues, 2006). Pada permainan sepak bola terdapat berbagai posisi pemain yang terbagi menjadi penyerang (striker), pemain tengah (gelandang), pemain belakang (back) maupun penjaga gawang (kiper). Jenis dan macam latihannya pun berbeda-beda sesuai dengan posisi pemain. Sehingga setiap pemain sepak bola sesuai dengan posisi di lapangan kemungkinan akan mempunyai derajat kesegaran jasmani yang berbeda. Pada posisi kiper lebih ditekankan latihan teknik pada reflek menangkap bola, menendang bola dan konsentrasi dimana ketahanan anaerobik yang lebih menonjol. Pada pemain posisi belakang porsi latihan lebih ditekankan pada ketahanan fisik dalam menjaga pertahanan maka ketahanan aerobik lebih menonjol. Pada pemain tengah mirip dengan pemain belakang dengan ketahanan aerobiklah yang menonjol porsi latihan fisik yang di tekankan, karena pemain tengah bertugas membantu bertahan dan saat menyerang sehinga harus terus berlari selama pertandingan. Dan pada posisi penyerang latihan di tekankan pada sprint dan melakukan tendangan bola yang keras sehinga ketahanan anaerobik yang menonjol.

Pemain sepak bola yang menjadi atlit sepak bola selalu mempunyai klub yang ikut dalam sebuah kompetisi. Di Indonesia terdapat liga Indonesia yang merupakan ajang kompetisi klub sepak bola, yang terbagi menjadi beberapa divisi. Sebuah klub yang ikut berkompetisi di liga Indonesia di batasi jumlah pemain yg di daftarkan mengikuti kompetisi dengan jumlah


(3)

maksimal 25 pemain. Dengan melihat jenis latihan yang berbeda yang menyebabkan pemain kiper dan penyerang memiliki ketahanan anaerobik yang menonjol sedangkan pada pemain belakang dan pemain tengah ketahanan aerobiklah yang lebih menonjol, maka akan dipilih untuk membandingkan pemain belakang dengan kiper untuk mengetahui perbedaan VO2 maks.

Pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Tulungagung (PERSETA) yang merupakan klub sepak bola semi profesional milik pemerintah daerah kabupaten Tulungagung yang tengah berkompetisi di divisi 1 liga Indonesia. Dalam usahanya untuk memperbaiki prestasi klub PERSETA memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai bagi pemainnya untuk melakukan setiap latihan. Saat ini PERSETA sedang mengadakan training center yang dilaksanakan pada tanggal 7 juli sampai dengan 7 agustus 2010 untuk menghadapi bergulirnya play off dan liga Indonesia musim kompetisi 2010. Sehinga di pilihnya pemain PERSETA yang sedang menjalani training center sebagai objek penelitian di harapkan akan mendapat hasil maksimal kondisi kesegaran jasmani pada pemain sepak bola. Dengan mengetahui kadar VO2 maks akan sangat berguna untuk klub sepak bola dalam memilih

pemain yang memiliki kondisi fisik bagus.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian untuk mengetahui perbedaan kesegaran jasmani antara pemain kiper dengan pemain belakang pada pemain PERSETA berdasarkan VO2 maks.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Adakah perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada Persatuan Sepak bola Seluruh Tulungagung berdasarkan VO2

maks ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kesegaran jasmani pemain kiper dengan pemain belakang pada Persatuan Sepak bola Seluruh Tulungagung berdasarkan VO2 maks.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis latihan pemain kiper pada PERSETA. 2. Mengetahui jenis latihan pemain belakang pada PERSETA. 3. Mengetahui kadar VO2 maks pemain kiper pada PERSETA.

4. Mengetahui kadar VO2 maks pemain belakang pada PERSETA

1.4. Manfaat Penelitian Bagi PERSETA

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan PERSETA dapat lebih efektif dalam memfokuskan jenis latihan yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing pemain sesuai dengan posisinya.


(5)

peningkatan standart kualitas pemain. Bagi Tenaga Kesehatan

1. Sebagai masukan bagi petugas kesehatan, untuk menentukan derajat kesegaran jasmani pada pemain bola.

Bagi Akademis

1. Sebagai bahan kajian bagi pengembangan ilmu kedokteran terutama ilmu kedokteran olahraga.

2. Sebagai sumber informasi bagi semua pihak terutama dalam bidang kesehatan jasmani dan untuk memperluas khasanah keilmuan khususnya ilmu kedokteran olahraga.


(6)