lain yang sering di jumpai yaitu kendala cuaca yang panas sering kali menjadikan siswa kurang aktif saat mengikuti pembelajaran.
4.3 Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber yang ada di SMALB Manunggal Slawi yaitu kepala sekolah dan guru penjasorkes secara
umum materi pembelajaran penjasorkes di SMALB Manunggal Slawi bagi siswa cacat yang terdapat dalam kurikulum sama dengan materi pembelajaran siswa
normal. Namun yang membedakannya adalah strategi dan model pembelajarannya yang berbeda dan disesuaikan dengan jenis dan tingkat kecacatannya. Artinya
jenis aktivitas olahraga yang terdapat dalam kurikulum dapat diberikan dengan berbagai penyesuaian.
Tujuan utama Pembelajaran penjasorkes di SMALB Manunggal Slawi yaitu, 1 untuk menjaga kebugaran siswanya sendiri, 2 sebagai terapi untuk
memperbaiki gerak dasar siswa, 3 untuk rekreasi, menyalurkan hobi, prestasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran penjasorkes
di SMALB Manunggal Slawi dikemas dalam bentuk yang sesuai dengan kekhususan atau kecacatan peserta didik. Dalam proses pembelajaran penjasorkes
di sekolah ini guru juga memberikan model pembelajaran dengan modifikasi yang berbentuk permainan antara lain permainan bola besar bola voli, bola basket,
sepak bola, permainan bola kecil tennis meja dan bulutangkis, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Motivasi
dan antusias siswa mengikuti pembelajaran juga sangat tinggi sehingga materi
yang di sampaikan oleh guru dapat lebih mudah dipahami, sehingga dapat menjadi bekal dalam prestasi anak.
Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran penjasorkes untuk siswa tuna rungu wicara adalah komunikasi, sebab anak tuna rungu wicara
tidak dapat mendengar dan tidak dapat berbicara sedangkan guru memiliki keterbatasan keterampilan untuk menggunakan bahasa isyarat. Hambatan lain
yang sering kali menjadikan siswa kurang aktif saat mengikuti pembelajaran yaitu kendala cuaca yang panas.
4.4 Pembahasan