PEMANFAATAN SITUS MAKAM SISINGAMANGARAJA XII SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MATERI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENENTANG DOMINASI ASING DI SMA BALIGE.

PEMANFAATAN SITUS MAKAM SISINGAMANGARAJA XII SEBAGAI
SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MATERI
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENENTANG
DOMINASI ASING DI SMA BALIGE

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :

SURYATI HUTAGAOL
NIM. 3113121073
Program Studi Pendidikan Sejarah

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRACT

Suryati Hutagaol. NIM 3113121073. Utilization Sisingamangaraja XII grave
sites as a source of teaching history in the material resistance against foreigh
domination Indonesian nation in Senior High School of Balige. Thesis
majoring in history education, Faculty of social science, University of Medan
2015.
This research aims to : (1) find out the potensial of Sisingamangaraja XII grave
sites as a source of teaching history. (2) find out utilization Sisingamangaraja XII
grave sites by history teachers and students specially in the material resistence
against foreign domination nation in senior high school of Balige as a source of
teaching history. (3) Determine student perception to utilizatin Sisingamangaraja
XII grave sites as a source of teaching history. This research used descriptive
qualitative research method, with informant guard tomb of Sisingamangaraja XII,
history teachers in senior high school os Balige (SMA N 1 Balige, SMA N 2
Balige, and SMA Bintang Timur Balige), and students grade XI IPS. Data
collected by observation, interview and documentation. These result indicate that
the potential Sisingamangaraja XII grave sites as a source of teaching hiistory
contained in the ornaments namely ornaments building (tombs, wells, house of
Batak), reliefs (gorga of Batak, Lions, Simbol of Sisingamangaraja XII, written
(batak script, Batak Toba, Indonesian), Batak color (red, white, and black).
Utilization of historical sites Sisingamangaraja XII tomb has not been fully

exploited by teachers and students as well as a source of learning. Couse not
optimal utilization of historical sites Sisingamangaraja XII tomb as a source of
teaching history, namely : learning materials that discuss the peoples resistance
Batak only for reviews at a glance, teacher do not get used to in utilizing historical
sites as a source of teaching history, so students do not understand the historical
sites in Toba Samosir regenly and lack information about the use of historical
sites as a meanss to increase knowledge. Based on the results of studies
conducted, researchers were able to conclude that the historical heritage sites
particularly grave sites Sisingamangaraja XII not fully utilized as a source of
teaching history, then there needs to be a stimulant to the community in the
education environment, so that sites of historical relics can be put to good use in
order to support national education.
Keyword : Sisingamangaraja XII grave sites, Source of Learning History.

i

ABSTRAK
Suryati Hutagaol. NIM 3113121073. Pemanfaatan Situs Makam
Sisingamangaraja XII Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Dalam Materi
Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing Di SMA Balige.

Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui potensi Situs Makam
Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah. (2) Mengetahui
pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII oleh guru sejarah dan siswa
khususnya dalam materi perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing
di SMA Balige sebagai sumber pembelajaran sejarah (3) Mengetahui persepsi
siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, dengan informan penjaga makam Sisingamangaraja XII, guru Sejarah di
SMA Balige (SMA N 1 Balige, SMA N 2 Balige, SMA Bintang Timur Balige),
dan siswa kelas XI IPS. Data dikumpulkan dengan teknik : observasi, wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi Situs Makam
Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah terdapat pada
ornament-ornamentnya yaitu ornament bangunan (makam, sumur,sopo/ruma
Batak), relif (gorga Batak, singa-singa, lambang Sisingamangaraja XII), tulisan
(aksara Batak, Batak Toba, Indonesia), warna Batak (merah, putih, hitam).
Pemanfaatan situs sejarah makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran sejarah belum optimal dan dapat dikatakan tidak dimanfaatkan lagi
dan tidak menjadi program pembelajaran sejarah. Dari hasil penelitian tersebut

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa situs sejarah makam Sisingamangaraja XII
belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh guru dan juga siswa sebagai sumber belajar.
Penyebab tidak optimalnya pemanfaatan situs sejarah Makam Sisingamangaraja
XII sebagai sumber pembelajaran sejarah, yaitu : materi pembelajaran yang
membahas tentang Perlawanan Rakyat Batak hanya diulas sekilas, guru tidak
membiasakan diri dalam memanfaatkan situs sejarah sebagai sumber
pembelajaran sejarah, sehingga siswa kurang memahami situs-situs sejarah yang
ada di Kabupaten Toba Samosir, dan kurangnya informasi tentang penggunaan
situs-situs sejarah sebagai sarana untuk menambah pengetahuan. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa situs-situs
peninggalan sejarah terutama Situs Makam Sisingamangaraja XII belum
dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber pembelajaran sejarah, maka perlu
adanya stimulan kepada masyarakat di lingkungan dunia pendidikan sehingga
situs-situs peninggalan sejarah dapat dimanfaatkan dengan baik dalam rangka
menunjang pendidikan nasional.
Kata Kunci : Situs Makam Sisingamangaraja XII, Sumber Pembelajaran
Sejarah.

ii


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esayang selalu
memberikan kasih dan karunia serta segala berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi tugas akhir guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan sejarah di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Pendidikan
Sejarah Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna untuk
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :
 Kepada Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor di Universitas Negeri Medan
(UNIMED)
 Kepada Dr. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
 Kepada Dra. Flores Tanjung, MA, selaku ketua Jurusan pendidikan sejarah yang
selalu membantu dan memberi motivasi penulis.
 Kepada Drs. Yushar Tanjung, M. Si, selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah
sekaligus sebagai pembanding bebas yang selalu membantu dan memotivasi penulis.
 Kepada Bapak Dr. Hidayat, M. Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi (PS) yang selalu

membantu dan membimbing penulis dalam memberi motivasi penulis mulai rencana
penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.
 Kepada Bapak Pristi Suhendro, S. Hum, M. Si, selaku dosen Pembimbing Akademik
(PA) dan selakupembanding utama yang telah memberi masukan dan saran mulai
rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terima kasih atas kebaikan dan bimbingannya.

 KepadaDra. Lukitaningsih, M.Hum,selaku dosen pembanding utama yang telah
memberikan masukan dan saran mulai rencana penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini.
 Kepada Bapak dan Ibu staff pengajar jurusan pendidikan sejarah, yang telah
memberikan bekal ilmu yang tak ternilai selama belajar di jurusan pendidikan sejarah,
terkhusus buat Ibu Lister Eva Simangunsong, dan bang Arfan Hutagaol yang juga
memotivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
 Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku,
Bapaku P. Hutagaol dohot Omaku tersayang dan terhebat L. Simanjuntak yang
selama ini dengan tulus membimbing dan memenuhi semua kebutuhan penulis selama
menempuh perkuliahan, “mauliate di sude pengorbanan muna tu au”. Kepada
Abangku Suhelman Hutagaol yang tiada hentinya memberi semangat, mengingatkan
dan juga memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan, semoga kita

menjadi anak yang bisa membanggakan Oma dohot Bapa, dan semua keluarga yang
telah mendoakan penulis selalu, semoga skripsi ini menjadi persembahan terbaik ku
selama perkuliahan.
 Kepada Keluarga Bojel tekhusus bagi kakak ku tersayangyang sudah berada disisi
Tuhan alm. Doris Hutagaol terimakasih buat semua kenangan bersama kakak, semoga
kakak tenang disana, aku selalu merindukan mu ka, buat Bang Marnek Tampubolon,
Bang Rafly Sibarani, Bang Rustam Napitupulu, bojel hasian Deny Napitupulu,
Michael Hutagaol, si kunyuk Rimbun Simangunsong, buat si bojel kecil Septyana
Firma Tua Siahaan, Bang Palmer Siahaan, dan si Bro Gembira Siahaan, terimakasih
buat perhatian, persahabatan, rasa kekeluargaan yang kalian semua berikan kepada
penulis, semoga Tuhan selalu memberkati kita.
 Kepada Opung Binsar Sinambela, penjaga makam Sisingamangaraja XII yang telah
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
 Kepada Bapak Alparis Simanjuntak, guru Sejarah di SMA Bintang Timur Balige,
beserta kepala sekolah yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian dan juga kepada staf pegawai dan juga siswa-siswi kelas XI IPS.
 Kepada teman-teman Reguler A 2011 yang selalu memberikan kesan dan pesan luar
biasa. Terimakasih untuk semua canda tawa, perdebatan, kehangatan, pengalaman dan
pelajaran berharga. Akan selalu ada kerinduan mendalam untuk anak Reguler A 2011.
Terkhusus buat :Beni Hutajulu, Kiki Amelia Tambunan, Riana Silaban yang selalu

mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi ini, Rut Apriansi, Melda, Debo, Siti,

Cut, Agusvina, Citra, Marsel, Khairi, Thomson, Sugrahadi, Kesuma, Putra, Samuel,
Janter, Andri, Indra, Agus, Ian, Dwi, Nuri, Iki, Adiaty, bg Deni, Dedy M, Surya,
Reza, Taufik, Banchin, Ida, Riris, Umi, Rudi. Teman-Teman PPLT 2014 SMP N 1
Sigumpar terkhusus buat Meida Silitonga yang senasib dan punya kisah yang sama,
Beatris Siahaan sang desainer ku, beserta guru-guru ( ibu R.Butar-butar, Pak Roy, ibu
E.Manurung, Pak P. Simanjuntak dan siswa/I di SMP N 1 Sigumpar terkhusus kelas
IX yang sudah menjadi murid sementara sekaligus menjadi adik-adik tersayang saya
selama PPL.
 Kepada saudara/I NHKBP sepelayanan di HKBP Pardamean Medan, dan juga
NHKBP Paindoan Pohan terkhusus buat bang Rio Sitompul. Buat teman-teman kos
79 A (ka Ade Siahaan, Doni Siahaan, Dewi, Ka juita, Ka Kristin), buat bang Dody
Ops dan mantan kru SITOGOL.
 Kepada semua mahasiswa Pendidikan Sejarah : Teman-teman seperjuangan Reguler
B (Jefri, Talenta, Win Harefa) dan Ekstensi 2011 terkhusus buat Enda Berutu, abang
dan kakak stambuk, adik stambuk khususnya stambuk 2012 dan 2013, dan semua
yang tergabung dalam IMKRIS.
 Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang pernah
memberikan perhatian dan bantuan kepada penulis.


Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun
penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru sejarah dalam
menambah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2015
Penulis

Suryati Hutagaol
NIM. 3113121073

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii


DAFTAR TABEL ..........................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ....................................................................

5

D. Rumusan Masalah .........................................................................


5

E. Tujuan Penelitian...........................................................................

6

F. Manfaat Penelitian.........................................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Konsep ..........................................................................

8

1. Situs Makam Sisingamangaraja XII .........................................

8

2. Situs Sejarah sebagai Sumber Pembelajaran ............................

11

2.1 Sumber Pembelajaran Sejarah ............................................

13

2.2 Tujuan Pembelajaran Sejarah ...........................................

18

3. Persepsi ...................................................................................

21

3.1 Unsur-unsur Persepsi ........................................................

23

B. Kerangka Berpikir .........................................................................

24

BAB III METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ...................................................................

26

B. Lokasi Penelitian ...........................................................................

26

C. Populasi dan Sampel .....................................................................

26

D. Sumber Data .................................................................................

27

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................

28

ii

F. Instrumen Penelitian .....................................................................

30

G. Teknik Analisis Data .....................................................................

30

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................

32

1. Letak dan Kondisi Geografis ..................................................

32

2. Kependudukan .........................................................................

35

3. Pendidikan ...............................................................................

35

B. Situs Makam Sisingamangaraja XII ..............................................

37

1. Sejarah Sisingamangaraja XII (Perlawanan Rakyat Batak) ....

37

2. Situs Makam Sisingamangaraja XII ........................................

43

C. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di SMA Balige ...........................................

54

D. Persepsi Siswa terhadap Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja
XII .................................................................................................

65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................

75

B. Saran ..............................................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 80
LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Letak Georafis, Topografi dan Wilayah Administrasi
Kecamatan Balige Tahun 2013 ......................................................

33

Tabel 2. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kecamatan
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 .........................................

34

Tabel 3. Perkiraan Tahun Kelahiran Sisingamangaraja I-XII ................

37

Tabel 4. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di SMA Balige ..........................................

62

Tabel 5. Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Situs Makam
Sisingamangaraja XII sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah .............................................................................................

iv

66

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena
pendidikan menyangkut tentang cita-cita hidup manusia. Sehubungan dengan itu
dapat dikemukakan secara jelas bahwa pendidikan adalah tuntutan dan
perkembangan anak manusia kearah kedewasaan dalam arti segi individual, moral
serta sosial. Mendidik adalah upaya pembinaan diri pribadi sikap mental anak
didik. Dalam hal ini mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan atau peristiwa-peristiwa penting masa lampau dalam
kehidupan sosial, politik, ekonomi dan sendi-sendi kehidupan lainnya dalam
masyarakat. Oleh karena itu pelajaran di sekolah setidaknya mengajarkan fakta
sejarah dan pengalaman yang akan membuat orang lebih bijaksana.
Dari SD, SMP, SMA dan mungkin tahun-tahun pertama masuk Perguruan
Tinggi (PT) sejarah merupakan mata pelajaran yang mengandung pesan-pesan
moral yang kadang-kadang disatukan dengan mata pelajaran kewarganegaraan,
meskipun sebenarnya semua itu dapat dicakup dalam pembelajaran sejarah
nasional. Baik muatan lokal maupun nasional dalam tiap tingkatan itu seharusnya
mempunyai pendekatan berbeda, sehingga sejarah tidak membosankan, karena
banyak kesamaan dan pengulangan.
Untuk SD, sejarah dapat dibicarakan dengan pendekatan estetis. Artinya
sejarah diberikan semata-mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan

1

2

pahlawan, tanah air, dan bangsa. Untuk SMP, sejarah hendaknya diberikan
dengan pendekatan etis. Kepada siswa harus ditanamkan pengertian bahwa
mereka hidup bersama orang, masyarakat dan kebudayaan lain, baik yang dulu
maupun sekarang. Selain mencintai perjuangan, pahlawan, tanah air dan bangsa,
mereka juga tidak canggung dalam pergaulan masyarakat yang semakin majemuk.
Untuk SMA yang sudah mulai mempunyai nalar yang lebih baik dari
siswa SD dan SMP, maka sejarah harus diberikan secara kritis. Mereka
diharapkan sudah bisa berfikir mengapa sesuatu terjadi, apa sebenarnya yang telah
terjadi, dan kemana arah kejadian-kejadian itu. Di Perguruan Tinggi, sejarah
diberikan secara akademis. Biasanya akan diajarkan sejarah perubahan
masyarakat, supaya Mahasiswa mempunyai gambaran tentang latar belakang
masyarakat yang sedang dibicarakan, kesinambungan dan perubahan, serta dapat
mengantisipasi perubahan yang akan terjadi agar dengan ilmunya mereka dapat
melihat perkembangan.
Selain perbedaan dalam pendekatan pembelajaran sejarah untuk tiap
tingkatan, menurut Kuntowijoyo (1995:4) menyatakan bahwa :
“Sejarah juga harus diberikan seperti “orang menenun”. Ibarat menenun
benang, sejarah harus disampaikan jalur atas-bawah dan kolom kesamping
kanan-kirinya atau dimensi waktu (temporal) dan dimensi
ruangnya(spatial, bahasa latin spatium berarti ruang), atau aspek proses
(bahasa latin processus berarti berjalan maju dan aspek strukturnya
(bahasa latin structura berarti bangunan), atau segi diakronis (bahasa latin
dan Yunani dia berarti melampaui, bahasa Yunani chromos berarti waktu
dan sinkronisnya (bahasa Yunani synchronus berarti terjadi secara
bersamaan)”.

Sejarah seringkali menjadi pelajaran yang membosankan bagi para siswa
hal ini dikarenakan siswa dihadapkan dengan nama-nama tokoh, tempat dan

3

tanggal suatu kejadian yang dianggap penting dalam suatu masa atau kurun waktu
yang lama. Hal ini juga terjadi termasuk karena gurunya yang membosankan. Hal
ini disebabkan karena sebagian besar pengajar masih terfokus dengan metode dan
model yang monoton, materi yang disampaikan tidak terkait dengan fenomena
lokal, kekinian dan realitas sosial sehingga respon siswa kurang kreatif.
Di sisi lain ada kemungkinan ketidaktertarikan siswa pada materi
pembelajaran sejarah pada tema-tema sejarah yang kurang menyentuh rasa
kedaerahan (lokalitas) mereka sehingga rasa keterlibatan dan emosionalnya tidak
terbentuk

secara

alamiah.

Oleh

karena

itu,

salah

satu

upaya

untuk

mengembangkan rasa kebosanan siswa terhadap pembelajaran sejarah adalah
menciptakan

pola

pembelajaran

sejarah

yang

terkait

dengan

situasi

lingkungannya. Kegiatan pembelajaran sejarah lokal perlu dijadikan medium
untuk mengembangkan rasa kepedulian dan ketertarikan akan kedaerahan mereka,
untuk selanjutnya menggali lebih mendalam lagi tentang apa yang pernah ada
dalam lintasan masa lalu daerahnya.
Peran aktif guru sangat dituntut memiliki kemampuan untuk menggali
pengetahuan siswa sehingga dapat mengembangkan berpikir kritis sekaligus
menumbuhkan kebanggaan, rasa nasionalisme serta penghargaan melalui
pembelajaran yang secara langsung melihat peninggalan ataupun Situs sejarah
yang sedang dipelajari di sekolah tersebut.
Dalam hal ini pemanfaatan Situs sejarah merupakan pengalaman yang
tidak mereka temukan di dalam kelas. Mereka dapat secara langsung melihat
benda-benda bersejarah ataupun bentuk bangunan pada masa lalu. Pengalaman-

4

pengalaman tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik dalam
belajar. Melalui interaksi dengan lingkungannya, pemahaman akan objek dengan
lingkungannya akan lebih rinci. Dengan demikian, pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan Situs tidak lagi menuntut peserta didik untuk menghafal materi
melainkan membelajarkan bagaimana mereka beradaptasi terus menerus pada
dunia yang berubah, sehingga pemahaman sejarah berkembang.
Untuk itu keberadaan

beberapa Situs sejarah seperti Makam

Sisingamangaraja XII ini menjadi penting dan menarik untuk dipelajari serta
mengingatkan pada kesadaran, objek, kawasan, peristiwa, yang terjadi di masa
lalu, masa kini dan masa yang akan datang sebagai sumber pembelajaran,
khususnya pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
memanfaatkan Situs ini sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari
di sekolah yaitu tentang “Perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi
asing”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan fokus permasalahan yaitu : “Pemanfaatan Situs
Makam Sisingamangaraja XII Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Dalam
Materi Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing Di SMA
BALIGE” .

5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Potensi

Situs

Makam

Sisingamangaraja

XII

sebagai

sumber

pembelajaran sejarah.
2. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran

sejarah

khususnya

dalam

materi

pembelajaran

“perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing” di SMA
BALIGE (SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Bintang Timur Balige).
3. Persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja
XII.

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas peneliti melakukan penelitian lapangan
dalam bentuk pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran sejarah dalam materi “Perlawanan bangsa Indonesia menentang
dominasi asing” di SMA BALIGE.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana potensi Situs makam sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran sejarah ?

6

2. Apakah Situs makam Sisingamangaraja XII dijadikan sebagai sumber
pembelajaran sejarah khususnya dalam materi “perlawanan bangsa
Indonesia menentang dominasi asing” oleh guru dan siswa di SMA
BALIGE.
3. Bagaimana persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam
Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran Sejarah?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui potensi Situs makam Sisingamangaraja XII sebagai
sumber pembelajaran sejarah.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan Situs makam Sisingamangaraja XII
oleh guru sejarah dan siswa di SMA BALIGE (SMA Negeri 1, SMA
Negeri 2, SMA Bintang Timur Balige) sebagai sumber pembelajaran
sejarah khususnya dalam materi pembelajaran Perlawanan bangsa
Indonesia menentang dominasi asing.
3. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam
Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah.

F. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti tentang Situs
Makam Sisingamangaraja XII yang ada di Balige.

7

2. Sebagai bahan informasi kepada guru dan penulis untuk mengetahui
pemanfaatan Situs sejarah yang ada di Balige sebagai sumber
pembelajaran sejarah
3. Dengan adanya penelitian ini, maka Situs Makam Sisingamangaraja XII
ini dapat dikenal oleh masyarakat luas yang sekaligus memperkenalkan
budaya Batak Toba.
4. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber masukan
informasi bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lanjutan
tentang masalah ini
5. Dapat menjadikan sumber pembelajaran bagi siswa-siswi dan
masyarakat luas.
6. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pemerintah daerah setempat terutama dalam menambah pengetahuan,
pelestarian, dan pemanfaatannya sebagai objek wisata dengan tidak
menghilangkan nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam setiap Situs
yang ada.

75

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap Pemanfaatan Situs
Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah, maka penulis
memperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Situs Makam Sisingamangaraja XII yang ada di Soposurung Balige
merupakan Situs Sejarah sesuai dengan UU Cagar Budaya No.11 tahun
2010

bahwa Benda, Bangunan, dan struktur dapat diusulkan sebagai

benda cagar budaya atau situs apabila memenuhi kriteria berusia 50 tahun
atau lebih, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agaman, dan juga kebudayaan, serta mempunyai nilai budaya
bagi penguatan kepribadian bangsa. Latar belakang situs Makam
Sisingamangaraja XII yang awalnya dimakam kan di dekat tangsi militer
di Tarutung pada tanggal 21 Juni 1907, yang kemudian di pindahkan ke
Soposurung Balige pada 17 Juni 1953 dan sampai sekarang yang menjadi
Situs Sejarah Makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Sejarah
perjuangan Sisingamangaraja XII di tanah Batak sejak tahun 1875-1907
yang melawan Belanda dengan alasan utama adalah tidak sudi daerah
kekuasaannya semakin diperkecil oleh Belanda. Namun tentang sepak
terjang perjuangan Sisingamangaraja XII sepanjang perang yang memakan

75

76

waktu bertahun-tahun itu tampaknya tidak perlu diulas lagi karena telah
banyak tulisan yang diterbitkan mengenai hal tersebut. Namun dengan
demikian, masih banyak hal yang belum terungkap sejauh ini dalam
tulisan-tulisan yang mengulas perlawanan Raja Sisingamangaraja XII.
2. Sumber Pembelajaran Sejarah yang dapat menggunakan tempat atau
lingkungan, benda, orang, buku, dan dan peristiwa atau fakta sejarah yang
dalam hal ini yaitu Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber
pembelajaran sejarah di SMA dalam materi Perlawanan Bangsa Indonesia
Menentang Dominasi Asing terkhusus tentang perlawanan Rakyat Batak
yang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII di tanah batak. Pemanfaatan
benda cagar budaya ataupun situs tidak banyak artinya bila hanya dapat
dimanfaatkan oleh sedikit kelompok masyarakat misalnya untuk penelitian
dan pelestarian, oleh karena itu perlu dikembangkan agar dapat
dimanfaatkan oleh umum, khususnya sebagai sarana rekreasi atau
kegiatan-kegiatan

lain

yang

dapat

memenuhi

kebutuhan

mental

masyarakat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun pariwisata
3. Rancangan suatu pendidikan tidak lepas dari adanya suatu kurikulum,
kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam suatu periode jenjang
pendidikan. Keberadaan Situs Makam Sisingamangaraja XII ini bukan
hanya sebuah aset penting bagi pemerintah daerah kabupaten Toba
Samosir, tetapi juga merupakan warisan bersejarah yang layak dilindungi

77

dan dilestarikan sebagai aset kebudayaan yang tak ternilai harganya di
Tanah Batak dalam sejarahnya.
4. Penyebab

tidak

optimalnya

pemanfaatan

situs

sejarah

Makam

Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah, yaitu : materi
pembelajaran yang membahas tentang Perlawanan Rakyat Batak hanya
diulas sekilas, guru tidak membiasakan diri dalam memanfaatkan situs
sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah, sehingga siswa kurang
memahami situs-situs sejarah yang ada di Kabupaten Toba Samosir, dan
kurangnya informasi tentang penggunaan situs-situs sejarah sebagai sarana
untuk menambah pengetahuan.

78

B. SARAN
Sesuai dengan UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 yang menyebutkan
bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud
pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman,
dan pengembangan sejaraha. Maka dalam hal ini jelas bahwa pusaka budaya perlu
dilindungi

keberadaannya

dengan

melakukan

berbagai

bentuk

upaya

pemeliharaan.
Mengenai situs sejarah Makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII
ini peneliti menyarankan beberapa hal, antara lain :
1. Bagi Pihak Penjaga/Pengelola, agar kiranya tetap dengan keikhlasan hati
dapat terus menjaga dan memimpin para pengunjung dengan baik, supaya
para pengunjung yang datang bisa mendapatkan sumber sejarah tentang
Sisingamangaraja XII dengan baik pula yang dalam hal ini baik
pengunjung yang akan Jiarah dan juga bagi instansi tertentu.
2. Bagi Pemerintah, supaya lebih lagi memperhatikan pengelolaan dan
kelestarian Makam Sisingamangaraja XII dan juga peninggalan sejarah
laiinnya yang ada di Kabupaten Toba Samosir tekhusus di Balige
mengingat jejak perjuangan Sisingamangaraja XII di tanah Batak yang
sangat berharga untuk dijadikan teladan dalam memimpin Toba Samosir.
Dalam hal ini, pemerintah Toba Samosir kiranya dapat membuat UndangUndang khusus untuk kawasan situs sejarah yang ada, sehingga dapat
menjaga kelestariaannya dan yang kemudian nantinya dapat sekaligus
mengenalkan budaya Batak Toba kepada masyarakat luas., dan pastinya

79

akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan Negara khususnya
Kabupaten Toba Samosir yang akhir-akhir ini banyak mengalami
pergolakan di pemerintahan. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang
menghargai sejarahnya.
3. Bagi Guru Sejarah, supaya dapat mengajarkan sejarah dengan baik dan
benar dan juga menarik sekaligus dapat memanfaatkan sumber sejarah
yang ada di lingkungan sekitar, sehingga siswa/siswi juga dapat menyadari
jika ternyata dilingkungan sekitar mereka ada Situs Sejarah yang harus
mereka ketahui dan harus dijaga kelestariaanya, sehingga pembelajaran
sejarah tidak menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa/siswi
4. Bagi Pelajar supaya dengan mempelajari sejarah terutama sejarah di
tempat kepribadiannya agar dapat belajar dengan baik lagi untuk masa
depan dengan mengetahui sejarah yang pernah ada dan belajar dari
peristiwa tersebut, dan dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan yang
telah berjuang untuk daerah dan negaranya sendiri sehingga dapat
dirasakan hingga saat ini perjuangan mereka. Oleh sebab itu baiklah juga
para pelajar tidak memandang bahwa belajar sejarah itu membosankan,
akan tetapi menjadi penting untuk mereka ketahui dan pelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta. Ombak
Azis, Sholechul. 2014. Pahlawan Indonesia. Brebes. Kunci Komunikasi
Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan Balige dalam Angka
2014.
Fakultas Ilmu Sosial. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Mahasiswa. Medan. Universitas Negeri Medan
Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak. Jakarta. PT Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara
Kartodirdjo, A. Sartono. 1973. Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap
Kolonialisme. Jakarta. Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sejarah
ABRI
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. PT Bentang Pustaka
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Napitupulu, Bonar Victor. 2012. Habonaron Nauli Habatahon. Medan. USU
Press
Rahardjo, Supratikno dan Hamdi Muluk. 2011. Pengelolaan Warisan Budaya Di
Indonesia. Bandung. CV Lubuk Agung
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta. Kencana
Sarwono, W. Sarlito.2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. PT RajaGrafindo
Persada
Sinamo, Jansen. 2010. 8 Etos Keguruan. Jakarta. Institut Darma Mahardika
Sibarani, Sadar. 2006. RAJA BATAK : Dari Sori Mangaraja dan Tuanku Rao
hingga Pasca I.L. Nommensen. Jakarta. Partano Bato
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. CV. ALFABETA

80

Undang-Undang Pendidikan PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

81