Perubahan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.

PERUBAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN
BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN
JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MATH ALPY

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Ruang
Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013
Math Alpy
E34078001

ABSTRAK
MATH ALPY. Perubahan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor dengan
Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Dibimbing oleh
LILIK BUDI PRASETYO dan RACHMAD HERMAWAN.
Pertumbuhan kota yang pesat akibat pertambahan jumlah penduduk terutama
urbanisasi, membutuhkan pembangunan sarana dan perasana. Hal ini
mengakibatkan bertambahnya peralihan lahan pada ruang terbuka menjadi ruang
terbangun. Berkembangnya teknik SIG dan penginderaan jauh merupakan
pendukung bagi pedalaman studi mengenai korelasi RTH dengan jumlah penduduk.
Melalui metode analisis spasial dapat diketahui bahwa pada periode tahun 19912001 terjadi penurunan luas lahan semak belukar sebesar 5295.42 ha, kebun
campuran sebesar 14085.9 ha, sawah sebesar 6147.81 ha dan lahan terbuka sebesar
417.6 ha, namun terjadi penambahan luas lahan pemukiman sebesar 7530.3 ha.
Demikian juga untuk periode tahun 2001-2012 terjadi penambahan lahan kebun

campuran sebesar 4063.05 ha dan lahan pemukiman sebesar 3499.74 ha, namun
terjadi penurunan luas lahan hutan sebesar 3979.35 ha. Berdasarkan analisis
statistik diperoleh suatu model persamaan regresi yaitu Y = 103 – 0.000281x. Hasil
analisis korelasi perubahan RTH terhadap jumlah penduduk menunjukkan korelasi
negatif artinya penambahan jumlah penduduk menyebabkan penurunan luas RTH.
Kata kunci: peutupan lahan, perubahan, ruang terbuka hijau.

ABSTRACT
MATH ALPY. Green Open Space Change in Bogor Regency Using Remote
Sensing and Geographic Information System. Supervised by LILIK BUDI
PRASETYO and RACHMAD HERMAWAN.
The rapid city growth caused by infrastructural development due to the
increase of population number. This result increased the conversion of opened
space into built up area. Due to this the open space continued to decline over time.
Development of GIS and remote sensing have supported for deepening the study
on the correlation between open space area and the number of population in Bogor
Regency. Through spatial analysis method, it can be seen that in the period 19912001 there were the changes of land cover by declining shrub lands of 5295.81 ha ,
mixed gardens 14085.9 ha, rice fields 6147.81 ha and bare land of 417.6 ha, but
otherwise there was additional settlement in 7530.3 ha. It also happened in the
period of 2001-2012 where the changes in the land area were dominated by the

increase of mixed gardens in 4063.05 ha and settlement in 3499.74 ha, but rather
the decrease of forest area in 3979.35 ha. Based on statistical analysis it has been
derived a model equation regression, Y = 103 - 0.000281x. The result of correlation
analysis between the change of green opened space and the number of population
shows a negative correlation which means that the change in adding the population
has result in the significant decrease of green opened space.
Keywords: change, green opened space, land cover.

PERUBAHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN
BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN
JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MATH ALPY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
MATH 2013
ALPY

Judul Skripsi : Perubahan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor dengan
Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.
Nama
: Math Alpy
NIM
: E34078001

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Lilik Budi Prasetyo, MSc
Pembimbing I

Dr Ir Rachmad Hermawan, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Januari 2013 ini ialah Perubahan
RTH di Kabupaten Bogor dengan menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Lilik Budi Prasetyo, MSc
dan Dr Ir Rachmad Hermawan, MSc selaku dosen pembimbing serta Dr Ir Siti
Badriyah Rushayati, Msi dan Dr Ir Iwan Hilwan, Ms yang telah memberikan
bantuan, arahan dan saran dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini serta seluruh
dosen dan staf Fakultas Kehutanan IPB yang telah memberikan dan mengajarkan
banyak ilmu kepada penulis selama kuliah. Seluruh keluarga besar Departemen

KSHE terutama KSHE 45 “Edelwies” atas bantuan, kebersamaan dan kekeluargaan
yang telah terjalin selama ini. Ucapan terima kasih juga kepada Ir. Chandra Irawadi
Wijaya (International Center for Research in Agroforestry), Bapak Ajat Rochmat
Jatnika (Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor), Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) atas data-data, arahan dan informasi yang
diberikan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak M.Fadhol
Arovah Maryadie (Honorary Students’ Counsellor for the IDB Scholarship
Programme in Indonesia), Isalamic Development Bank (IDB), Cambodia
Counterpart Organization (CPO) dan International Collaboration Office (ICO)
yang telah mendukung, memotivasi serta membantu baik secara langsung maupun
tidak lansung kepada penulis selama kuliah di Indonesia. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada kedua orang tua (Bapak Sman Math dan Ibu Min
Aminah), serta seluruh keluarga besar, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013
Math Alpy

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


1

Manfaat Penelitian

1

METODE

2

Bahan

2

Alat

2

Prosedur Analisis Data


3

Klasifikasi Penutupan dan Perubahan Lahan

4

Analisis Perubahan Penutupan Lahan

5

Analisis Korelasi Perubahan RTH dengan Jumlah Penduduk

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian


6

Interpretasi Visual Penutupan Lahan

6

Penutupan Lahan

8

Perubahan Penutupan Lahan

9

Perubahan Penutuapan Lahan RTH
SIMPULAN DAN SARAN

10
13


Simpulan

13

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

14

LAMPIRAN

15

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
2 Luas jenis penutupan lahan Kabupaten Bogor tahun 1991, 2001 dan
2012
3 Perubahan luas penutupan lahan di Kabupaten Bogor (tahun1991-2001,
2001-2012 dan 1991-2012)
4 Kecenderungan perubahan penutupan lahan RTH menjadi penutupan
lahan lain di seluruh lokasi penelitian (periode 2001-2012
5 Analisis regresi linear RTH dan jumlah penduduk berdasarkan 22
kecamatan di wilyah Kabupaten Bogor

3
8
9
11
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Peta lokasi penelitian
Tahapan penelitian
Penampakan visual untuk area contoh citra landsat
Perubahan luas penutupan lahan di Kabupaten Bogor
Normalitas data jumlah penduduk dan data presentase RTH
Grafik regresi perubahan RTH dan jumlah penduduk berdasarkan
kecamatan di Kabupaten Bogor

2
3
7
10
12
13

DAFTAR LAMPIRAN
Hasil uji akurasi citra landsat 2012
korelasi antara perubahan RTH dengan jumlah penduduk
Perubahan RTH menurut kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor
Jenis dan luas penutupan lahan berdasarkan wilayah administrasi
kecamatan di Kabupaten Bogor
5 Peta perubahan penutupan lahan Kabupaten Bogor pada periode
tahun 1991, 2001 dan 2012
1
2
3
4

15
16
17
18
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada hakekatnya suatu wilayah akan mengalami perkembangan dalam
berbagai aspek dari waktu ke waktu. Terjadinya perkembangan suatu wilayah dapat
dilihat dari bagaimana pembangunan yang dilakukan, baik dari segi fisik maupun
non-fisiknya. Indikator pembangunan tersebut biasanya terkait dengan adanya
peningkatan kebutuhan akan ketersediaan fasilitas serta sarana dan prasarana
pendukung seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang ada. Fenomena
tersebut dapat dengan mudah dijumpai di kawasan perkotaan dibandingkan dengan
kawasan di pedesaan. Dengan jumlah penduduk di perkotaan yang terus meningkat
dari waktu ke waktu memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap
pemanfaatan ruang kota, hal ini ditujukkan oleh semakin tingginya tingkat konversi
lahan, terutama dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah pemerintahan daerah yang
terletak di Provinsi Jawa Barat yang mengalami perkembangan pembangunan yang
cukup pesat. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya
mengakibatkan aktivitas pembangunan semakin meningkat. Data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bogor (2012) menunjukkan jumlah penduduk di Kabupaten
Bogor mengalami peningkatan selama periode tahun 2000-2011, yaitu dari
3508826 jiwa pada tahun 2000 meningkat menjadi 4353591 jiwa pada tahun 2012.
Peningkatan lahan terbangun di Kabupaten Bogor akan mengakibatkan lahan-lahan
terbuka yang ada khususnya ruang terbuka hijau (RTH) beralih fungsi sehingga
mengakibatkan ketersediaan ruang terbuka hijau menjadi semakin berkurang. Salah
satu cara untuk mengetahui secara cepat ketersediaan maupun perubahan RTH serta
mampu memberikan gambaran secara spasial melalui data yang tepat, cepat dan
akurat adalah dengan mengunakan teknologi penginderaan jauh (Remote sensing)
dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat digunakan sebagai alat untuk
pemantuan dan evaluasi perkembangan penutupan lahan di Kabupaten Bogor.
Analisis statistik digunakan untuk melihat hubungan anatara perubahan penutupan
dengan pertumbuhan penduduk.
Tujuan Penelitian
1.
2.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Menganalisis perubahan penutupan lahan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten
Bogor pada tahun 1991, 2001 dan 2012.
Mengkaji hubungan (korelasi) antara penutupan lahan Ruang Terbuka Hijau
dengan jumlah penduduk.
Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
masukan kepada pemerintah daerah serta instansi-instansi terkait, dalam mengelola
wilayah administrasinya terutama terkait dengan upaya mempertahankan dan
mengembangkan RTH sesuai dengan regulasi yang berlaku.

2

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat tahun 1991,
2001 dan 2012, Peta digitasi batas kacamatan kabupaten Bogor, data potensi desa
(Podes 2009) data kependudukan, dan data penggunaan dan perubahan lahan.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer
yang dilengkapi dengan paket sistem informasi geografis berupa perangkat keras
dan lunak (papan digitizer, printer, software Arc/Info, software Arc View, software
Minitap dan software ERDAS Imagine). Peralatan penunjang lain meliputi GPS
(Global Positioning System), kamera digital dan alat tulis menulis.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di 22 kecamatan yang berada di wilayah
administrasi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk pengolahan
serta analisis data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan dan Pemodelan
Spasial Kampus IPB Darmaga Bogor. Penelitian dilakukan selama ± 3 bulan yaitu
dari bulan Januari hingga Maret 2013.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

3
Prosedur Analisis Data
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data sekunder diperoleh dari penelusuran data baik pada buku, peta,
internet, perundangan-undangan, penelitian terdahulu maupun dari beberapa
instansi terkait, baik instansi pemerintah di daerah maupun pusat. Data primer
diperoleh dari hasil survey lapangan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
No Jenis data
Data spasial
1
Citra landsat part/row 122/65

Tahun

Sumber

1991, 2001
dan 2012
2012

United States Geological
Survey
Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah
Survey lapang

2

Peta batas administrasi

3

2013

4

Peta lokasi penelitian dan GCP
Data Atribut
Data PODES

5

Data perubahan lahan

2010

2009

International Center for
Research in Agroforestry
Dinas tata ruang

Analisis dan Pengolahan Data
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah
mengklasifikasi penutupan lahan sesuai dengan kelas-kelas yang telah ditentukan
menurut masing-masing kelas. Tahap kedua adalah menganalisis perubahan
penutupan lahan dengan membandingkan ketiga peta penutupan lahan dengan cara
tumpang tindih (overlay). Tahap ketiga merupakan analisis data dan penyajian hasil
penelitian. Diagram alir kegiatan penelitian disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan penelitian

4
Klasifikasi Penutupan dan Perubahan Lahan
Ekstraksi Penutupan Lahan dari Citra Landsat TM
Perubahan penutupan lahan secara efektif dapat dilakukan melalui analisis
citra penginderaan jauh, karena data yang berasal dari ekstraksi citra tersebut
memberikan informasi yang cukup baik dan akurat dengan cakupan yang luas.
Ekstraksi citra landsat untuk mendapatkan informasi digital penutupan lahan
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
Koreksi Geometrik
Data citra yang diperoleh, harus dilakukan koreksi terlebih dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Koreksi data citra yang dilakukan adalah koreksi geometris.
Koreksi geometris dilakukan karena adanya pergeseran koordinat, sehingga perlu
dilakukan pembetulan data citra. Koreksi geometris bertujuan agar posisi titik-titik
(pixel) pada citra sesuai dengan posisi titik-titik geografi di permukaan bumi. Posisi
ini adalah kedudukan geografis daerah yang terekam pada citra.
Kegiatan yang pertama dilakukan saat melakukan koreksi geometris adalah
penentuan tipe proyeksi dan koordinat yang digunakan. Tipe proyeksi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Universal Transverse Mercator (UTM) dan
sistem koordinat geografis. Tahap selanjutnya adalah koreksi distorsi yang
dilakukan melalui penentuan titik ikat medan yang ditempatkan sesuai dengan
koordinat citra dan koordinat peta. Setelah itu, dilakukan resampling citra
menggunakan pendekatan metode tetangga terdekat (nearest neighbour) Kareiva
(1990). Resampling citra merupakan proses transformasi citra dengan memberikan
nilai pixel citra terkoreksi.
Penajaman Citra
Penajaman citra dilakukan untuk memperoleh tampilan citra yang tajam dan
jelas agar interpretasi dapat dilakukan dengan mudah. Teknik penajaman citra
terdiri atas teknik paduan warna (color composite) dan perentangan (stretching).
Klasifikasi Penutupan Lahan
Klasifikasi data citra merupakan kegiatan untuk menentukan kelas-kelas yang
terdapat pada data citra. Kelas-kelas tersebut menunjukkan kategori-kategori lahan
dan didasarkan pada warna yang tampak dalam data citra. Klasifikassi dilakukan
dengan cara mengelompokkan warna yang sama pada citra ke dalam kelas-kelas
tertentu. Kegiatan klasifikasi terbagi atas dua tahap yaitu klasifikasi citra tidak
terbimbing (unsupervised) dan klasifikasi citra terbimbing (supervised).
Klasifikasi citra tidak terbimbing (unsupervised) dilakukan sebelum pengambilan
data di lapangan (ground check). Penentuan kelas-kelas tidak didefinisikan sendiri
dan peta hasil klasifikasi ini dapat dijadikan acuan saat pengambilan data di
lapangan. Klasifikasi citra terbimbing (supervised clasification) merupakan
kegiatan klasifikasi kelas-kelas citra yang didefinisikan sendiri. Pendefinisian ini
didasarkan pada data lapangan yang telah diperoleh berupa titik-titik koordinat
yang ditandai dengan Global Positioning Sistem (GPS). Kelas-kelas yang
didefinisikan menunjukkan jenis penutupan lahan yang ada di lapangan dan hasil
dari klasifikasi citra ini adalah peta penutupan lahan. Saat klasifikasi citra, terdapat

5
kemungkinan adanya kesalahan dalam menentukan kelas tutupan lahan, sehingga
perlu dilakukan uji akurasi. Tahapan uji akurasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
keakuratan klasifikasi citra terbimbing. Akurasi citra dilakukan dengan cara
menyesuaikan kelas tutupan lahan yang telah diklasifikasi dengan data Ground
Control Point (GCP) yang diambil melalui Global Positioning Sistem (GPS). Nilai
akurasi minimal yang diterima adalah 85%. Apabila tingkat akurasinya kurang dari
85%, maka perlu dilakukan klasifikasi ulang.
Analisis Perubahan Penutupan Lahan
Analisis perubahan penutupan lahan dilakukan dengan cara membandingkan
ketiga peta penutupan lahan tahun 1991, 2001 dan 2012. Pembandingan ketiga peta
yang berbeda tahun pengambilan ini dilakukan dengan analisis tumpang tindih
(overlay) ketiga peta tersebut, sehingga akan terlihat penutupan lahan apa saja yang
berubah selama kurun waktu 1991, 2001 dan 2012 sebagaimana tercantum di
Gambar 1, kemudian perubahannya dibuat dalam bentuk tabel atau grafik untuk
memudahkan dalam melihat perubahan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Hasil dari
proses analisis ini berupa citra penutupan lahan yang telah terklasifikasi sesuai
dengan kelas-kelas, kemudian dari hasil tersebut akan diekstrak sehingga
memperoleh karakteristik perubahan ruang terbuka hijau (RTH) berupa penutupan
lahan.
Analisis Korelasi Perubahan RTH dengan Jumlah Penduduk
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perubahan
penutupan lahan RTH dan jumlah penduduk yang terjadi dengan taraf signifikan
5% (p

Dokumen yang terkait

Penentuan Prioritas Pengembangan Jalur Hijau Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kota Surakarta

0 2 12

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JALUR HIJAU MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN Penentuan Prioritas Pengembangan Jalur Hijau Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kota Surakarta.

0 2 16

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JALUR HIJAU MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN Penentuan Prioritas Pengembangan Jalur Hijau Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kota Surakarta.

0 2 14

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

0 4 17

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

0 2 12

PENDAHULUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

1 9 41

PENDAHULUAN Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede.

2 11 57

DAFTAR PUSTAKA Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede.

0 2 6

Penggunaan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menghitung Persentase Ruang Terbuka Hijau di Daerah Permukiman Kota Denpasar.

0 1 11

Penggunaan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menghitung Persentase Ruang Terbuka Hijau di Daerah Permukiman Kota Denpasar.

0 0 7