Latar Belakang WATER SPORT DI PANTAI MELASTI UNGASAN.

Water Sport di Pantai Melasti Ungasan 3 membawa Desa Ungasan meraih penghargaan Desa terbaik nasional tahun 2015. Perkembangan pariwisata di Ungasan dapat dilihat dari banyaknya bangunan penunjang pariwisata yang telah beroperasi di Ungasan. Perkembangan kunjungan wisatawan yang semakin meningkat memaksa Desa Ungasan untuk membangun sebuah fasilitas yang mampu mewadahi aktivitas wisatawan, Pantai Melasti sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah fasilitas wisata water sport, serta keindahan pantai pasir putih yang tidak perlu diragukan lagi. Data yang diperoleh dari lanal angkatan laut Bali menjelaskan kondisi kontur Pantai Melasti, sehingga dapat menetukan batas-batas lokasi yang dapat digunakan sebagai arena water sport, pada gambar kontur bagian pesisir pantai merupakan laut landai dan ombak di Pantai Melasti sudah pecah sebelum mencapai pesisir pantai sehingga tidak membahayakan aktivitas di pesisir pantai. Ungasan memiliki pantai yang indah dan lokasi yang sedang banyak dikembangkan hotel dan villa, walaupun dengan harga lahan yang tinggi tidak mengurangi minat investor untuk membeli lahan di Ungasan. Untuk menuju daerah tujuan wisata disekitarnya seperti Pura Uluwatu, kawasan pariwisata Pecatu Graha, Pantai Pandawa dan objek tujuan wisata lainnya, pengunjung harus melewati Desa Ungasan jika datang dari arah Bandara Ngurah Rai, karena dengan melewati Desa Ungasan waktu perjalanan menjadi lebih singkat. Dari survey yang dilakukan tahun 2014 terdapat delapan hotel berbintang yang beroperasi di Ungasan dengan objek wisata yang dimiliki hanya GWK Cultural Park, ini menyebabkan Desa Ungasan hanya menjadi persinggahan untuk wisatawan dan hanya mendapat bagian karbon dioksida akibat aktivitas wisatawan yang melewati Desa Ungasan. Dengan dikembangkan objek wisata baru, aktivitas pariwisata di Ungasan menjadi lebih terintegrasi. Kegiatan pariwisata di Pantai Melasti tentunya tidak dapat berjalan baik apabila akomodasi pendukung di dalamnya tidak mendukung. Direncanakannya fasilitas water sport menjadikan aktivitas pariwisata di Ungasan lebih bervariatif karena saat ini, aktivitas pantai di Ungasan yang memanfaatkan laut hanya surfing dan aktivitas nelayan, sehingga kurangnya pemanfaatan potensi yang dimiliki Desa Ungasan. Fasilitas water sport yang direncanakan akan banyak memanfaatkan laut lepas sebagai wadah aktivitas utama. Water Sport di Pantai Melasti Ungasan 4 Hasil wawancara dengan perangkat desa adat dan desa dinas, perencanaan kawasan Pantai Melasti di Desa Ungasan yang telah direncanakan lembaga pemerintahan Desa Ungasan yang bekerjasama dengan pihak swata, sebagai bentuk pemanfaatan potensi yang dimiliki Desa Ungasan yang memiliki pantai yang indah . Fasilitas yang nantinya direncanakan berupa bangunan yang dapat menunjang segala aktivitas water sport. Fasilitas pendukung aktivitas water sport yang nantinya akan dirancang terletak di bibir pantai yang pada saat tertentu akan berkontak langsung dengan air laut. Dari pembahasan di atas, water sport dipilih untuk mendukung aktivitas pariwisata di Desa Ungasan. Selain itu juga berusaha meningkatkan kesejahteraan warga Desa Ungasan dan memberi sesuatu yang membuat wisatawan untuk lebih tertarik berkunjung ke Pantai Melasti Desa Ungasan. Fasilitas water sport nantinya direncanakan konsep arsitektur hijau dengan menerapkan teknologi terbaharukan. Dengan pemikiran ini, diharapkan perencanaan nantinya dapat tetap menjaga eksistensi Desa Ungasan di bidang pariwisata.

1.2 Rumusan Masalah

Terkait dengan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang akan dihadapi adalah sebagai berikut : a. Apa saja fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan sebagai wadah aktivitas water sport? b. Bagaimana menentukan tapak yang tepat untuk perencanaan dan perancangan fasilitas water sport ? c. Bagaimana Progran dan Konsep untuk merancang fasilitas water sport? 1.3 Tujuan Untuk menyusun landasan konseptual rancangan suatu fasilitas olahraga rekreasi di laut yang sesuai dengan tuntutan aktivitas dan lokasi rancangan yang mengambil lokasi di Pantai Melasti Ungasan , agar terciptanya karya arsitektur yang fungsional, struktural, dan estetis selain itu juga memaksimalkan potensi tapak dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan namun tetap berpatokan pada peraturan yang mengatur pembangunan di pantai. Water Sport di Pantai Melasti Ungasan 5

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode yang bersifat ke arah pemrograman. Dimana dari data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menemukan program dan konsep perancangan terkait arsitektur. Menurut Snyder. 1985:260, rancangan arsitektur meliputi tahap pemrograman yaitu : 1. Perancang menetapkan hal-hal yang mejadi perhatian dari sebuah kebutuhan ruang atau spesifikasi. 2. Menyatakan masalah umum dari sebuah kebutuhan menjadi sejumlah ma salah “standar” yang lebih kecil dan telah diketahui pemecahannya perencanaan. 3. Menggunakan informasi dari kedua tahap sebelumnya untuk mengembangkan suatu gagasan perancangan.

A. Tahap Permulaan

Pada tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah umum, pada tahap permulaan berfungsi untuk mendapatkan batasan masalah yang akan dibenahi, tahap permulaan dapat dilakukan dengan cara melakukan observasi pengamatan langsung terhadap sumber informasi. Dalam hal ini observasi dilakukan pada fasilitas yang berkaitan dengan fungsi wahana yang akan dirancang dan kesamaan lokasi rancangan. Beberapa fasilitas yang menjadi objek studi banding yaitu: 1. Bali Apolo Watersport, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. 2. Sari Merta Segara Watersport, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. 3. Hot Dog Water sport, dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. 4. Bappeda Kabupaten Badung, mencari data-data mengenai peraturan tata ruang syarat ketentuan RTRW Kabupaten Badung. 5. Badan Pusat Statistik Bali, mencari data statistik Kabupaten Badung mengenai jumlah penduduk dan data statistik lainnya terkait data yang dibutuhkan. Water Sport di Pantai Melasti Ungasan 6 Selain itu juga dilakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini diperoleh melalui buku, majalah, koran, maupun browsing internet yang berkaitan dengan judul yang dipilih

B. Tahap Persiapan

Untuk menemukan solusi mengenai masalah yang akan dihadapi dalam sebuah perancangan, maka pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan analisis informasi yang telah diperoleh secara sistematis. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti pengumpulan peta-peta dasar, tapak dan data awal, dan data tapak berupa data lingkungan alam dan buatan, lalu lintas, utilitas, ekonomi, dan sebagainya.

C. Tahap Pengajuan Usul

Pada tahap ini, mensintesis data yang didapatkan, dengan kriteria yang ditetapkan sebelumnya dengan pengajuan alternatif-alternatif konsep atau gambar. Sehingga menghasilkan pemecahan masalah permulaan yang telah mempertimbangkan segala aspek mulai dari sosial, ekonomi, fisik, tapak, teknologi terbaharukan, estetika, dan nilai-nilai perancangan, pada tahap ini gambar masih tumpang tindih guna merekam dampak informasi pada pemecahan dan menyelidiki potensi-potensi. Pada penyelesaian landasan konseptual perancangan water sport hanya dilakukan sampai proses pengajuan usul yang kemudian dilakukan proses selanjutnya pada studio tugas akhir yang dimulai dari proses evaluasi hingga tindakan.

D. Evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap alternatif yang telah diusulkan sebelumnya. Pada tahap evaluasi meliputi perbandingan, pemecahan- pemecahan rancangan yang telah diusulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan pada tahap ini gambar atau rancangan sudah mulai dilakukan pengukuran pemecahan-pemecahan yang diusulkan.

E. Tahap Tindakan

Tahap ini mempersiapkan dan melaksanakan proyek menjadi spesifikasi yang tertulis dengan dokumen yang dihasilkan berupa gambar denah, tampak, potongan dengan gambar-gambar pelengkap lainnya.