49
Fikih - Kelas IX
1. Hukum Pinjam Meminjam
Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 di atas menjelaskan tentang perintah tolong menolong dalam urusan kebaikan. Salah satu bentuk tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat adalah pinjam-
meminjam. Jadi pada dasarnya hukum asal pinjam meminjam adalah Mubah boleh.
َز ي�ــ ّمآ َ
لَو َدــِئ َ
ا َق ْ
لا َ
لَو َي ْدــ َ ْ
لا َ
لَو َما َرــَ ْ
لا َرــ ْ َث�لا َ
لَو ِ َ
هــلا َ ِأ�ا َعــ َ
ش اوــ ُ
ل ِ ُت� َل اوــُنَمآ َز ي� ِذــَلا اــَ ُي�َأ َي�
ْ ُمــَن َمِرْب َي� َلَو ۚ اوُداــَط ْصاَف ْ ُتمــْلَل َح اَذِإ َو ۚ ًز�اَوــ ْضِرَو ْمــِ ّب� َر نــّم ًاــ ْضَف َنوــُغَتْبَي َما َرــَْلا َتــْيَبْلا
َ لَو ۖ ٰى َوــ ْقَتلا َو ّ ِبرــ
ْ لا َىــ َع اوــُن َوا َعَت َو ۘ او ُدــَت ْعَت ن
َ أ ِما َرــَ
ْ لا ِد ِجــ ْس َ
ْ لا ِنــَع ْ
ُكو ُدــ َص نَأ ٍم ْوــَق ُنآَنــ َش ]٥ : ٢ [ ِبا
َق ِعْلا ُدي ِد َش َ َهلا َنِإ ۖ َ َهلا اوُقَتاَو ۚ ِناَو ْدُعْلاَو ِْث� ِإْلا َىَع اوُنَواَعَت
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan mengganggu binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” Al-Maidah: 2.
Hukum pinjam meminjam bisa berubah sesuai dengan alasan yang melatar belakanginya, yakni : a. Mubah, maknanya boleh, sesuai hukum asal dari pinjam-meminjam.
b. Sunnah, maknanya ada nilai kebaikan apabila praktik pinjam meminjam dilakukan. Misalnya: meminjami mobil untuk mengantar tetangga yang sedang sakit ke Rumah Sakit.
c. Wajib, maknanya ada keharusan dalam pelaksanaan pinjam meminjam, Sebagai contoh : Dalam kondisi keuangan yang cukup bahkan berlebih, kita memberi pinjaman uang kepada
tetangga yang sangat membutuhkan untuk pengobatan. Pada saat itu kondisi tetangga yang sakit harus di lakukan operasi untuk menolong jiwanya.
d. Haram, maknanya dihukumi dosa bila terjadi akad pinjam meminjam. Misalnya : memberikan pinjaman kepada orang untuk berjudi, minum minuman keras, dan perbuatan-perbuatan
lainnya yang dilarang agama.
2. Rukun Pinjam Meminjam