Saya juga menanggapi rencana itu.

127 Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII Contoh: 1. a. Saya pun menanggapi rencana itu.

b. Saya juga menanggapi rencana itu.

2. a. Dia pula yang menyetujui rencana itu. b. Dia pun menyetujui rencana itu. B. Gurumu akan membacakan berita ”Pemerintah Akan Mengadakan Program Padat Karya”. Catatlah kalimat yang menggunakan partikel pun. Tentukan pula fungsi partikel pun yang digunakan dalam kalimat yang kamu catat

C. Perbaikilah penggunaan partikel pun pada kalimat-kalimat berikut

1. Apapun kegiatan manusia hampir selalu menghasilkan uang. 2. Merekapun akhirnya setuju dengan usul kami. 3. Siapapun yang tidak setuju, silakan meninggalkan ruang ini. 4. Para demonstran itupun berbaris dengan teratur. 5. Para anggota yang menolakpun mulai berpikir-pikir lagi. 6. Tidak lama kemudian hujanpun turunlah dengan derasnya. 7. Jangankan orang lain, ia sendiripun tidak dihormati. 8. Ada pun rapat itu dihadiri sebagian besar orang tua murid. 9. Meski pun sakit, Ana tetap masuk sekolah. 10. Kalau pun muncul kritik dan protes dari masyarakat, persoalan itu harus diselesaikan dengan baik. 11. Jangankan seribu, serupiahpun saya tak punya. 12. Sekalipun ia belum pernah datang ke sini. 13. Kapanpun Andi pergi, aku siap menemani. 14. Jangankan makan, minumpun ia tidak bisa. 15. Kamipun ikut bersedih ketika melihat kecelakaan itu.

D. Buatlah kalimat dengan partikel pun

1. Tiga kalimat dengan partikel pun berfungsi menegaskan kata yang diiringi. 2. Tiga kalimat dengan partikel pun yang bergabung dengan partikel -lah . Berdiskusi Kamu akan menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan. Pada teks mendengarkan terdapat masalah mengenai ketenagakerjaan. Masalah tersebut dapat kamu pecahkan melalui diskusi. Pada Pelajaran VII kamu telah berdiskusi. Pada pelajaran ini kamu akan kembali belajar berdiskusi. Namun, sebelum belajar berdiskusi, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini Di unduh dari : Bukupaket.com 128 Pelajaran X Lapangan Pekerjaan 1. Bagaimana mekanisme atau tata cara pelaksanaan berdiskusi yang baik? Jelaskan jawabanmu 2. Bagaimana etika menyampaikan persetujuan dalam diskusi? 3. Bagaimana etika menyampaikan sanggahan atau penolakan dalam diskusi? Lakukan kegiatan berikut ini bersama teman sebangkumu 1. Gurumu akan mempersilakan satu kelompok untuk berdiskusi tentang masalah kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia. Amatilah kelompok yang sedang melakukan diskusi. Hal-hal yang harus kamu amati sebagai berikut. a. Mekanisme atau tata cara pelaksanaan berdiskusi. b. Etika menyampaikan persetujuan. c. Etika menyampaikan sanggahan atau penolakan. 2. Diskusikan mekanisme diskusi, etika menyampaikan persetujuan, dan sanggahan atau penolakan dalam diskusi yang dilakukan temanmu Berdiskusilah 1. Buatlah kelompok yang beranggota empat atau lima orang siswa 2. Pilihlah tema berikut ini a. Kurangnya lapangan pekerjaan. b. Banyaknya pengangguran. c. Pentingnya keterampilan kerja bagi calon tenaga kerja. 3. Pilihlah seorang ketua dan seorang notulis. Anggota kelompok yang lain menjadi penyaji. 4. Bahaslah tema yang kamu pilih dalam kelompok kecil. Ungkapkan pendapatmu atau sanggahanmu 5. Catatlah hasil diskusimu. Kemudian, ubahlah menjadi bahan diskusi kelas 6. Setiap kelompok akan mendapat giliran menyampaikan masalah yang dibahas di depan kelas 7. Diskusikan masalah yang sudah dipilih di depan kelas. Ingat anggota kelompokmu menjadi ketua, notulis, dan penyaji. Teman-teman dari kelompok lain menjadi peserta diskusi 8. Berdiskusilah. Gunakan mekanisme diskusi dan cara menyampaikan sanggahan dan persetujuan yang sesuai 9. Tulislah sanggahan dan persetujuan yang diungkapkan teman- temanmu 10. Simpulkan hasil diskusimu. Catatlah pada selembar kertas Di unduh dari : Bukupaket.com 129 Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII Memahami Buku Antologi Puisi Kamu akan mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi. Bacalah beberapa puisi dari buku antologi di bawah ini Puisi 1 Guruku Sebuah pelita yang kau berikan padaku Untuk menerangkan jalan yang gelap gulita Untuk kebenaran dan keselamatan Untuk bekal hidup di kemudian hari Kau laksana sebuah lilin Walaupun dirimu terbakar Tapi . . . kau tetap bersinar terang Kau tak pernah mengeluh Dan tak pernah mengharap tanda jasa Karya: Indriani Hustin Puisi 3 Getaran Jiwa seperti buana yang tak pernah melipat bentangnya seperti laut yang tak pernah menidurkan ombaknya ia berjalan sepanjang musim mewartakan pada anak manusia damai akan menjadi kembang tumbuh gagah di padang-padang subur mekar di segala taman taman mesjid taman gereja taman pura taman vihara terutama taman hatimu jika penyair tetap percaya pada kata jika biduan tetap percaya pada nada jika insan tetap percaya pada Khaliknya Karya: Diah Hadaning Puisi 4 Bunga Flamboyanku Awan jingga bersembunyi di balik pelangi matahari tersenyum sendu menyelinap di balik semak rimbun angin tiba membelai taman mengelus mekarnya bunga flamboyanku Senja berkesan terhalang kabut malam bulan sabit tersenyum manis menebar bintang di langit mewangi harummu, bunga flamboyanku Fajar cerah menyambut gerimis hujan jadi lebat kasihan engkau, flamboyanku hujan dan angin, kejam telah merenggut indahmu dari tangkainya sehingga layu dan gugur ke tanah. Karya: Sherly Malinton Sumber: Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak, Suyono Suyatno dkk., Yayasan Obor Indonesia, 2003 Puisi 2 Kemarau Kau datang dan pergi setiap tahun Panasmu menyengat tubuh Kau hancurkan Bungaku yang sedang mekar Kau biarkan Semua binatang merintih Seakan kau tak mau Mendengar rintihan-rintihan mereka Kuharap, kau mau mengerti Aku ingin, melihat kembali Bungaku bermekaran Pengganti bungaku yang telah kau Hancurkan Karya: Suryani Di unduh dari : Bukupaket.com 130 Pelajaran X Lapangan Pekerjaan Hal-Hal Khusus Buku Antologi Buku antologi adalah buku kumpulan karya sastra dari seorang pengarang atau beberapa orang pengarang. Puisi-puisi yang ada dalam buku antologi pasti mempunyai kesamaan dan hal-hal khusus antara puisi yang satu dengan puisi yang lain. Hal-hal khusus yang kemungkinan ada dalam puisi antara lain: 1. kesamaan isi, 2. kesamaan tema, 3. kesamaan amanat, 4. kesamaan bahasa, 5. kesamaan pengarang, 6. kesamaan periodisasi puisi, 7. kesamaan tahun terbit puisi, 8. kesamaan bentuk puisi, misalnya puisi anak, puisi remaja, atau puisi dewasa, 9. kesamaan media yang menebitkan puisi, misalnya dari surat kabar atau internet, dan 10. kesamaan kata-kata yang digunakan puisi, kata-kata konkret atau kata- kata kiasan. Hal-hal khusus yang digunakan untuk membuat buku antologi ditentukan sendiri oleh penyusun buku antologi. Jadi, setiap buku antologi mempunyai hal-hal khusus yang berbeda-beda tergantung pada penyusunnya. A. Bacalah kembali puisi ”Guruku”, ”Kemarau”, ”Getaran Jiwa”, dan ”Bunga Flamboyanku”, kemudian lakukan kegiatan ini bersama teman sebangkumu 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut a. Bagaimana bahasa yang digunakan keempat puisi tersebut? b. Bagaimana bentuk keempat puisi tersebut? c. Bagaimana penggunaan kata-kata keempat puisi tersebut? d. Apakah keempat puisi tersebut mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dekat dengan anak-anak? Berikan alasanmu 2. Catatlah jawaban-jawaban yang kamu ungkapkan 3. Datalah hal-hal khusus yang terdapat dalam keempat puisi di depan Kamu bisa menggunakan jawaban-jawaban pertanyaan di atas. 4. Laporkanlah hasil pekerjaanmu kepada gurumu Ciri-Ciri Umum Puisi 1. Bentuk adalah struktur fisik puisi. Bentuk puisi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Judul merupakan pemadatan isi yang menggambarkan puisi tersebut. Di unduh dari : Bukupaket.com 131 Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII Contoh: Sungai Waktu masih muda dewasa, Nyala gembira masih dikandung, Sungai mengalir gagah perkasa, Gegap gempita di celah gunung. Sampai di bawah di tanah datar, Ia berjalan lambat-lambat, Telah lebar sekarang dasar, Megah hati terhambat-hambat. Makin lama aliran langlai, Bertambah lembut jadi secara, Sehingga tenang dalam muara, Gagah perkasa diganti damai, Ke dalam laut masuk sekarang, Sebagai burung masuk ke sarang. Oleh: Sanusi Pane Judul ”Sungai” menggambarkan keseluruhan isi puisi. Ketiga bait puisi tersebut memang menggambarkan sungai secara simbolik.

b. Kata konkret menggambarkan sesuatu yang diacu dalam puisi