Kredibilitas reporter dalam memproduksi program berita TV : (study deskriptif mengenai kredibilitas reporter dalam memproduksi program acara redaksi pagi di Stasiun Televisi Trans 7 Jakarta)

(1)

(2)

ii

akademik Sarjana, baik di Universitas Komputer Indonesia Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Komputer Indonesia.


(3)

(4)

150

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Gilang Dwi Purnayudha Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 14 Agustus 1990

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki–Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat Tinggal : Jln. Cisitu baru No. 17

Telepon : 0821 144144 97


(5)

1. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Pendidikan Keterangan

2009–Sekarang Universitas Komputer Indonesia

2006–2009

SMAN 09 Bekasi BERIJAZAH

2003–2006 SMP-IT Thoriq Bin Ziyad Bekasi

BERIJAZAH

1997–2003 SDN 11 Jatimulya Bekasi

BERIJAZAH

2. ORGANISASI

Tahun Organisasi

2003 Taekwondo

2006 Paskibra

2011 GMNI


(6)

3. SEMINAR

Tahun Seminar Keterangan

2009

Peningkatan Kualitas keilmuan keterampilan ICT dan Kewirausahaan

sebagai fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

BERSERTIFIKAT

2010

Seminar Budaya Preneurship ”Mengangkat Budaya Bangsa Melalui

Jiwa Entrepreneurship” yang Diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis

Mahasiswa Unikom.

BERSERTIFIKAT

2010 Tabble Manner Banana Inn Hotel BERSERTIFIKAT

2010 Mentoring agama Islam BERSERTIFIKAT

2010 Teknik dan Bahasa Foto BERSERTIFIKAT

2011 Studi Tour Media Massa 2011 BERSERTIFIKAT

2011 Entrepreneur 1 BERSERTIFIKAT

2011 Entrepreneur 2 BERSERTIFIKAT

2011 Entrepreneur 3 BERSERTIFIKAT

2012 Workshop Sinematografi BERSERTIFIKAT

2013 Kesehatan Gigi BERSERTIFIKAT


(7)

4. PENGALAMAN BEKERJA

Tahun Pekerjaan

2011 - Sekarang Fotographer ( Freelance ) 2012 - Sekarang Moments To Go ( Fotographer )


(8)

( Study Deskriptif Mengenai Kredibilitas Reporter dalam

memproduksi Program Acara Redaksi Pagi Di Stasiun Televisi

Trans 7 Jakarta )

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Strata-1 pada Program Studi Ilmu Komunikasi Kosentrasi Jurnalistik

Oleh,

GILANG DWI PURNAYUDHA NIM . 41809065

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDOSNESIA BANDUNG


(9)

vi

karunia-Nya serta doa dan dukungan kedua orang tua Bapak Juli Purwanto & Ibu Enny S Maryan yang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KREDIBILITAS REPORTER DALAM MEMPRODUKSI PROGRAM BERITA TV. Skripsi ini diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik studi peneliti di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Dosen Pembimbing Sekaligus Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia , terima kasih atas ilmu yang diberikan pada saat proses pembelajaran serta bimbingannya dan nasehat yang telah diberikan.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos.,M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih yang telah memberikan dorongan serta masukan yang bermanfaat bagi peneliti.


(10)

vii

Konsentrasi Jurnalistik, yang telah membantu peneliti dalam setiap perkulihan sehingga dapat diterapkan dalam skripsi ini.

6. Terima kasih untuk Mba Astri Amd.Kom yang selalu membantu peneliti dalam masalah administratif.

7. Yth. Seluruh staff sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia,

8. Kakakku Tercinta dr. Diah Utami Purwaningrum, Adik saya Rizky Tri Juliansyah & Faisal Rahman yang selalu memberikan semangat,dorongan motivasinya sertado’anya.

9. Yang tercinta seseorang yang selalu menemani dan mendukung saya Novita Ratnasari.

10. Informan yang sangat luar biasa “Mas Frans”, “Mas Herman”, “Pak Ridwan”,

“Farizky”. Terima kasih untuk semua bantuannya yang diberikan untuk skripsi ini.

11. Terima kasih kepada karyawan Trans7 Divisi Redaksi yang telah banyak memberikan pembelajaran praktis kepada peneliti di lapangan.

12. Buat teman-teman, Dony Indra Ramadhan, Devina, Viva, IK-2 (2009), spesial Jurnal-1 (2009). Terima Kasih banyak telah membantu selama ini dan mensuport saya.


(11)

viii

membantu bagi peneliti di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Februari 2014 Peneliti


(12)

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABLE ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 14

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 14

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 15

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian... 15

1.3.1 Maksud Penelitian... 15

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Kegunaan Penelitian... 16

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 16

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 18

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terhahulu ... 18


(13)

2.2.4 Tipe Komunikasi... 27

2.3 Tinjauan Komunikasi Massa... 28

2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa... 28

2.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 30

2.3.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 33

2.4 Tinjauan Tentang Jurnalistik... 35

2.4.1 Pengertian Jurnalistik... 35

2.5 Tinjauan Tentang Televisi... 37

2.5.1 Pengertian Televisi... 37

2.5.2 Sejarah Tevisisi ... 38

2.5.3 Fungsi Televisi... 40

2.6 Tinjauan Tentang Berita... 42

2.6.1 Pengertian Berita... 42

2.6.2 Konsep Berita... 44

2.7 Pengetian Tentang Reporter ... 46

2.8 Tinjauan Kredibilitas... 49

2.9 Kerangka Pemikiran... 51

2.9.1 Kerangka Teoritis... 51

2.9.2 Kerangka Konseptual... 55

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 58


(14)

3.1.5 Job Description Redaksi Trans7 ... 65

3.1.6 Sarana Dan Prasarana... 67

3.2 Metode Penelitian... 69

3.2.1 Desain Penelitian ... 69

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 70

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 71

3.2.2.2 Wawancara (Mendalam) ... 71

3.2.2.3 Observasi ... 72

3.2.2.4 Internet Searching... 72

3.2.3 Teknik Penentuan Informan... 72

3.2.3.1 Informan Penelitian ... 72

3.2.3.2 Informan Kunci ... 74

3.2.4 Teknik Analisis Data... 74

3.2.5 Kunci Keabsahan Data... 75

3.2.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 77

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 77

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 78

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Informan ... 82

4.1.1 Identitas Informan ... 82

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 86


(15)

4.3 Pembahasan...106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...114

5.2 Saran ...116

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan...116

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ...117

DAFTAR PUSTAKA ...119

LAMPIRAN...121


(16)

Tabel 3.2 Tabel Informan Penelitian... 73

Tabel 3.3 Tabel Informan Kunci ... 74

Tabel 3.4 Tabel Waktu Penelitian ... 78


(17)

Gambar 3.1 Logo Redaksi Pagi Trans7 ... 63 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Redaksi Trans7... 64


(18)

119 Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Kualitatif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup.

Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Effendy , Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Halim, Syaiful. 2012. Reportase dan Produksi Berita Televisi: Tanggerang. Matahati Production

Kuswandi, Wawan. 1996.Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2005.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rodakarya

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT.

Remaja Rodakarya.


(19)

PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 1999. MetodePenelitianKomunikasi, Bandung : PT.

RemajaRosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Shadily, Hasan. 2003.Jurnalistik Terapan. Jakarta: Gramedia.

Sumadiria, Haris. 2005.Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantiatif kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Sumber Lain :

- Data Divisi News Redaksi Trans7

- Resthie,Viva. 41809072. 2013. Skripsi Unikom. (KredibilitasFloor Director Pada Program Acara Buaya Show Di Studio Indosiar)

Internet Searching :

http://kalteng.kemenag.go.id/file/file/arfani/jmat1383294016.pdf. http://lkslore.blogspot.com/2013/01/fungsi-televisi-cipto-junaedy.html


(20)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu stasiun televisi swasta yang menawarkan penyajian berita dengan cara baru yaitu Trans7. Stasiun televisi Trans7 merupakan salah satu stasiun televisi terbesar di Indonesia. Menjadi salah satu bagian dari PT. Trans Corp, stasiun televisi Trans7 menawarkan berbagai macam program – program acara dengan bentuk penyajian yang baru dan berbeda dengan stasiun televisi lainnya. Salah satu program unggulan berita di Trans7 ialah Redaksi.

Redaksi Trans7 merupakan salah satu program berita yang dimiliki oleh stasiun televisi Trans7. Program berita Redaksi Trans7 merupakan program berita yang dikemas secara hard news dan disampaikan secara lugas dan dinamis. Program Redaksi Trans7 disiarkan pada waktu – waktu yang telah ditentukan yakni pagi, siang, sore dan malam. Sesuai dengan waktunya, program ini pun diberi nama sesuai dengan waktunya. Redaksi pagi Trans7 disiarkan pada pukul 06.30 WIB, Redaksi Siang Trans7 pada pukul 11.30 WIB, Redaksi Sore Trans7 pada pukul 15.30 WIB dan Redaksi Malam Trans7 pada pukul 01.00 WIB.


(21)

Dalam program berita Redaksi Pagi Trans7 menyiarkan berita – berita yang telah diliput pada hari sebelumnya dan disampaikan pada jam 06.30 WIB. Dalam program Redaksi Pagi Trans7 menyiarkan beberapa jenis berita dari mulai berita hard news, soft news hingga berita berbentuk feature yang disajikan dengan format berbeda dengan program berita lainnya.

Dalam proses penyebaran informasi berita, tentunya program Redaksi pagi Trans7 membutuhkan seorang reporter yang bekerja meliput suatu kejadian dan peristiwa yang terjadi untuk disampaikan kepada penontonnya. Untuk menjadi seorang reporter tentunya harus memiliki kemampuan dan keahlian tersendiri dalam proses penentuan berita, pencarian berita, peliputan berita, wawancara dan menulis naskah berita. Dengan adanya tugas – tugas reporter seperti itu hal ini akan menuntut kredibilitas dan loyalitas para pekerja televisi terutama seorang reporter dalam melakukan tugas – tugas jurnalistik tersebut sehingga dapat menampilkan dan menyiarkan informasi berita yang aktual dalam lingkup nasional khususnya pada program berita Redaksi Trans7. Seorang reporter dituntut untuk dapat melakukan semua kegiatan dibidang jurnalistik untuk dapat menghasilkan berita TV.

Dalam kegiatan peliputan sebuah berita tentunya seorang reporter televise tidaak dapat bekerja sendiri. Seorang reporter televise membutuhkan kerja sama dengan berbagai orang pada bidang yang berbeda. Seorang reporter televise membutuhkan juru kamera yang mampu merekam segala


(22)

kejadian yang terjadi sehingga menjadi sebuah gambar visual yang menggambarkan realitas peristiwa yang terjadi. Selain itu, seorang reporter juga membutuhkan redaktur dan pemimpin redaksi, hal ini ditujukan agar diadakannya penentuan berita dan peliputan yang akan di tugaskan kepada seorang reporter. Selain itu, seorang reporter pun bekerja sama dengan pihak audio yang sekaligus dapat merekam suara yang akan dibacakan guna memperjelas berita yang disiarkan melalui gambar. Bentuk kerja sama antara reporter dengan juru kamera dan audio dilakukan karena sifat televise sendiri yang bersifat audio visual.

Banyak faktor yang membuat berita TV menjadi bernilai, lebih mengena dan juga menarik perhatian para pemirsanya untuk melihat dan terus mengikuti perkembangannya. Faktor keterkaitan individual pribadi (self interest), ketermasaan atau ketepatan waktu (timeliness), berita yang bersifat langsung (straight news), kedekatan (proximity), keunggulan dan keutamaan (eminence and prominence), konsekuensi dan pengaruh (consequence and impact), obyektifitas (objectivity), dan salah satu faktor terpenting adalah kita kenal sebagai kesegaran atau keterbaharuan yang dalam istilah jurnalistik disebut aktualitas (actuality). Aktual itu sendiri adalah sifat berita pers, radio atau televisi mengenai suatu hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi.

Dengan demikian seorang reporter program berita Redaksi Pagi Trans7 dituntut untuk menyajikan berita – berita yang aktual sehingga dapat


(23)

diterima dengan baik oleh para penontonya. Hal ini dimaksudkan agar berita yang disiarkan pada program berita Redaksi Pagi Trans7 memiliki nilai dan pandangan positif yang baru sehingga para pemira pun tertarik untuk menyaksikan berita pada program berita Redaksi Pagi Trans7. Dengan begitu seorang reporter dituntut untuk bekerja dengan cepat sehingga berita yang diperoleh dilapangan sesegera mungkin diberikan pada pihak redaksi untuk diperiksa ulang dan dilakukan proses editing agar tidak adanya hal – hal yang melanggar kode etik jurnalistik dan juga agar berita yang ditampilkan selaras dengan etika pers yang berlaku.

Hal ini lah yang menjadi tuntutan bagi seorang reporter untuk menunjukan kredibilitas dirinya yang baik dalam melakukan tugas utamanya yakni proses pencarian berita, mengolah berita dan menyajikan suatu berita. Dengan adanya hal ini, masyarakat dapat menilai apakah reporter tersebut memeiliki kredibilitas yang baik atau tidak. Kredibilitas seorang reporter akan berdampak terhadap media yang menyirakan berita hasil dari reporter tersebut. Misalnya apabila reporer tersebut mendapatkan berita yang baik dan memiliki kredibilitas yang baik maka medianya pun akan ikut mendapat pandangan yang baik dari para pemirsanya.

Dalam era demokrasi ini masyarakat dituntut untuk memiliki sikap yang kritis, hal ini juga membuka jalan bagi para pemirsa untuk dapat menilai kredibilitas seorang reporter program acara berita Redaksi Pagi Trans7.


(24)

“Ada dua komponen paling penting dalam kredibilitas yaitu keahlian dan ke-percayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemam-puan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Tentu sebaliknya, komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu, atau bodoh. Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Kesan bahwa komunikator dinilai jujur, tulus, adil, sopan dan etis dimana kesemuanya itu merupakan objektifitas dalam berpikir ” (Rakhmat, 2008 : 260).

Kredibilitas sendiri merupakan tingkat keahlian dan kepercayaan pemirsa kepada reporter yang bertindak sebagai penyampai pesan berupa informasi berita. Keahlian sendiri ialah kemampuan seorang reporter untuk membuat pernyataan yang salah atau benar mengenai karakteristik sebuah berita. Kepercayaan adalah persepsi bahwa seorang reporter dalam hal ini penyampai pesan memberikan pernyataan yang benar mengenai suatu produk pesan berupa berita.

Kredibilitas sangat penting sekali terutama pada program televisi, karena seringkali pemirsa televisi seringkali menyatakan bahwa apa yang disampaikan dalam berita semata – mata hanya untuk kepentingan pihak – pihak tertentu atau pihak stasiun televisi tersebut yang menyampaikan berita itu saja, artinya agar berita yang ditawarkan bisa dijual.


(25)

Seperti yang telah diungkapkan Jalaludin Rakhmat diatas mengenai kredibilitas yang dalam hal ini kredibilitas seorang reporter program berita Redaksi Trans7 dalam kegiatan pencarian berita yang aktual dan ditayangkan sehingga informasi berita tersebut dapat disebarluaskan kepada khalayak.

Selain dua komponen kredibilitas yang telah disebutkan oleh Jalaludin Rakhmat di atas dalam bukunya “Psikologi Komunikasi” Koehler, Annatol dan Applbaum menambahkan empat komponen lagi diantaranya :

1. Dinamika

Komunikator harus memiliki Dinamika, maka ia akan dipandang sebagai seseorang yang bergairah, bersemangat, aktif , tegas dan berani. Sebaliknya, komunikator yang tidak dinamis akan dianggap pasif, ragu – ragu, lesu dan lemah.

2. Sosiabilitas

Sosiabilitas adalah kesan komunikate tentang komunikator sebagai seorang yang periang dan senang bergaul.

3. Koorientasi

Merupakan kesan komunikate tentang komunikator sebagai seorang yang mewakili kelompok yang kita senangi yang mewakili nilai – nilai.


(26)

4. Karisma

Digunakan untuk menunjukan sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti magnet yang menari benda – benda disekitarnya. (Rakhmat, 2008:260)

Berdasarkan dari komponen diatas dapat dikatakan bahwa kredibilitas terletak pada persepsi komunikan, bukan pada diri komunikator.

Bagi media massa khususnya reporter pada program berita Redaksi Pagi Trans7 untuk dapat memberikan kontribusi yang layak dengan memiliki rasa kredibilitas yang tinggi dalam menciptakan berita yang tidak hanya aktual, namun faktual, relevan, obyektif, fleksibel, menarik, dan tentu berkualitas. Kredibilitas sangat penting dalam setiap peliputan berita yang akan ditayangkan, maka dalam setiap peliputan dilapangan diperlukan persiapan - persiapan yang matang. Seperti, mempersiapkan kamera yang akan dibawa untuk peliputan, teknik wawancara, berita apa yang akan diliput, sampai dengan menulis naskah berita.

Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling efektif dan paling berpengaruh di era modern ini. Sifatnya yang audio visual memudahkan khalayaknya untuk dapat menangkap isi pesan yang disampaikan. Televisi dapat diibaratkan sebagai penyihir yang tanpa kita


(27)

sadari mampu menyihir banyak orang diseluruh penjuru dunia untuk duduk berjam – jam menyaksikan program – program yang ditayangkan pada media televisi yang disebut stasiun televisi. Televisi tidak mengenal tua ataupun muda, bahkan anak – anak sekalipun mampu terbius oleh benda yang satu ini.

Televisi memiliki unsur – unsur yang signifikan didalamnya, unsur tersebut berupa musik, sound serta unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya. Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar. Televisi memiliki dua jenis pengiriman penyiaran gambar dan suara yaitu, penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan dan penyiaran yang telah direkam terlebih dahulu diatas pita film atau pita video.

“Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” (Effendy, 2003:174)

Penggunaan kata televisi sendiri juga dapat merujuk kepada kotak televisi, acara televisi, ataupun transmisi televisi. Penemuan televisi


(28)

disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)

TV adalah paduan dari radio (broadcast) dan film (moving picture), para pemirsa atau penonton di rumah – rumah tidak akan mungkin menangkap siaran TV kalau tidak ada unsur – unsur radio dan juga tidak akan mungkin dapat melihat gambar – gambar yang bergerak pada layar pesawat TV jika tidak ada unsur – unsur film. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa – apa yang dapat dilihat dari televisi apabila objeknya tidak diambil oleh kamera dengan lensanya. Prinsip kamera TV sama dengan prinsip kamera film, perbedaan kamera dapat dilihat dari cara pengambilannya, jika dalam televisi proses pengambilannya dilakukan secara elektronis sedangkan dalam film proses pengambilannya dilakukan secara mekanis. Istilah elektronis merupakan istilah yang sering hadir pada radio, maka jelas bahwa televisi adalah paduan antara radio dan film. (Effendy, 2003:175)

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi, pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, pada Komala dalam Karlinah, dkk, 1999).


(29)

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Elektonic Company mulai menyelengarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar kaca televisi.

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olah raga se-Asia IV atau Asian Games di Senayan. Berdasarkan SK Menteri penerangan RI No.20/SK/VII/61. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek – aspek kehidupan pada umumnya bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Sudah banyak yang mengetahui dan merasakannyam tetapi sejauh mana pengaruh positif dan sejauh mana pengaruh yang negatif belum diketahui banyak khalayak.


(30)

Menurut Mar’at dari unpad dalam bukunya Onong Uchjana Effendi yang berjudul ilmu, teori dan filsafat komunikasi mengatakan :

“Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penontonnya, ini adalah hal yang wajar. Jadi jika ada hal – hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah bukanlah suatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari siaran televise ialah seakan – akan menghipnotisir penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi” (Effendy, 2003:192)

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat di Indonesia membawa perubahan tersendiri dalam acara pemilihan media di masyarakat. Tidak lagi hanya surat kabar, sekarang sampai pelosok pun masyarakat bisa menikmati media elektronik televisi. Ini merupakan upaya pemerintah menghapus kesenjangan informasi antara daerah terpencil atau pedesaan dengan perkotaan.

Dalam penyampaian pesan, antara media massa cetak dan media massa elektronik terdapat perbedaan yang mendasar. Pesan–pesan yang disiarkan oleh media elektronik diterima oleh khalayak hanya sekilas dan khalayak harus berada di depan pesawat televisi. Sedangkan pesan-pesan yang disiarkan media cetak dapat dikaji ulang dan dipelajari dan disimpan untuk dibaca di tiap kesempatan. (Effendy, 2003:177)

Media elektronik sendiri bukan tidak memiliki kelebihan. Televisi dan radio dapat melaporkan kejadian secara langsung dan dalam hitungan 24 jam.


(31)

Terlebih dengan adanya teknologi satelit, kejadian bisa dilihat langsung oleh pemirsa melalui stasiun televisi yang melaporkannya dari tempat kejadian. Hal ini disebakan oleh adanya sifat pokok yang dimiliki oleh siaran televisi, yaitu selain dapat dilihat juga dapat didengar (Audio Visual) serta sifat–sifat lainnya seperti langsung, simultan, intim dan nyata.

Perkembangan televisi di Indonesia kini sudah semakin pesat, diawali pada penghujung dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah. Hal ini disebabkan oleh diperkenankannya pihak swasta untuk ikut serta dalam mengelola stasiun televisi siaran. Munculnya stasiun TV swasta ini menguntungkan berbagai pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan kerja dan bervariasinya program pada siaran televisi. Hingga dewasa ini stasiun TV swasta sudah membanjiri pertelevisian di Indonesia dengan semakin bermunculannya stasiun – stasiun TV yang menawarkan program – program acara yang berbeda dari TV lainnya. Hingga di era teknologi yang berkembang pesat ini TV berbayar pun muncul menghiasi pertelevisian di Indonesia.

Dengan masuknya berbagai macam stasiun televisi swasta mengakibatkan adanya perubahan baik dalam programnya, dalam peningkatan teknloginya dan penyajian beritanya. Di Indonesia sendiri, setiap televisi memang diwajibkan untuk menyajikan program berita dalam salah satu program acara stasiun televisi tersebut. Dengan adanya hal tersebut


(32)

mengakibatkan adanya perbedaan – perbadaan dalam cara menyampaikan suatu informasi berita. Suatu stasiun televisi akan menawarkan penyajian berita dengan cara – cara baru bagi publik dalam pemanfaatan sarana televisi di masa mendatang. Maka dari itu, seiring dengan perkembangan media televisi, dalam teknologi, program acara dan penyajian berita, para pemirsa televisi terus menerus menunggu keterbaharuan dan kesegaran.

Berita TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan atau narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah primadona atau paling utama daripada narasi. Jika gambar berita yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka narasi hanya sebagai penunjang. Berita TV tanpa gambar tidak ubahnya dengan berita radio.

Ada tiga jenis berita TV diantaranya : 1. Berita Fakta Peristiwa

Berita fakta peristiwa adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa sebagaimana adanya.

2. Berita Fakta Pendapat

Berita fakta pendapat adalah laporan tentang pernyataan atau pendapat manusia mengenai segala sesuatu yang tengah actual.


(33)

3. Berita Fakta Peristiwa dan Fakta Pendapat

Sementara itu, berita fakta peristiwa dan fakta pendapat adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten mengenai fakta peristiwa tersebut.

Hal itulah yang menjadi komponen penting dari seorang repoter untuk bisa menunjukkan apakah dirinya mempunyai kredibilitas yang baik atau tidak di mata kepala pemberitaan dan masyarakat yang menyaksikan program berita Redaksi Pagi Trans7.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, serta masalah yang akan di teliti maka dari itu peneliti berusaha mengangkat sebuah rumusan masalah makro yaitu :

“BAGAIMANA KREDIBILITAS REPORTER DALAM

MEMPRODUKSI PROGRAM BERITA TV REDAKSI PAGI


(34)

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Bertolak dari rumusan masalah pada pertanyaan makro di atas, peneliti menyajikan pertanyaan mikro yang sesuai dengan fokus penelitian dia ntaranya sebagai berikut

1. Bagaimana Keahlian Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7?

2. Bagaimana Kepercayaan Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7?

3. Bagaimana Dinamika Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7?

4. Bagaimana Karisma Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang akan diteliti sehingga menjadikan penelitian ini lebih spesifik adalah.

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kredibilitas reporter dalam program berita Redaksi Pagi Trans7.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Keahlian Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7.


(35)

2. Untuk Mengetahui Kepercayaan Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7.

3. Untuk Mengetahui Dinamika Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7.

4. Untuk Mengetahui Karisma Reporter Dalam Memproduksi Program Berita Redaksi Pagi Trans7.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian tentang masalah yang akan diteliti dapat berupa kegunaan secara teoritis maupun kegunaan secara praktis. Dimana dalam penelitian ini hasil yang didapat oleh peneliti dapat berguna secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, khusunya mengenai kegiatan jurnalistik dalam kajian reporter yaitu kredibilitas Reporter .

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dunia Jurnalistik Televisi. Serta sebagai pembelajaran didunia pertelevisian. Dari penelitian ini juga


(36)

peneliti berharap dapat mengetahui bagaimana kredibilitas menjadi seorang reporter.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan jurnalistik secara khusus. Penelitian ini juga diharapkan berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pada kajian jurnalistik khususnya reporter.

3. Bagi Perusahaan Trans 7

Penelitian ini diharapkan berguna bagi Perusahaan untuk dapat menjadi referensi dan kajian ulang mengenai kegiatan jurnalistik pada bidang reporter dalam kegiatannya menentukan berita, peliputan berita dan penulisan naskah berita.


(37)

18 2.1 Tinjauan Terdahulu

Pada penelitian ini peneliti mengawali kegiatan penelitian dengan melakukan tinjauan terdahulu yang dianggap peneliti dapat membantu kelancaran penelitian yang peneliti lakukan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan rujukan, pelengkap serta pembanding antara hasil penelitian terdahulu dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Selain itu, tinjauan terdahulu juga dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka dari hasil penelitian yang sudah ada. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, sehingga meskipun terdapat kesamaan maupun perbedaan hal tersebut dianggap suatu kewajaran dan dapat disinergikan untuk saling melengkapi. Peneliti mendapatkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kajian yang peneliti lakukan.

Studi penelitian terdahulu sangatlah penting dilakukan guna menjadi bahan acuan dan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Studi penelitian terdahulu juga membantu peneliti untuk merumuskan asumsi dasar mengenai kredibilitas reporter dalam memperoleh berita yang actual (studi deskriptif mengenai kredibilitas reporter dalam memperoleh berita pada program berita redaksi pagi Trans7).


(38)

Dari beberapa referensi tinjauan terdahulu peneliti mendapatkan beberapa penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan peneliti teliti diantaranya :

Tabel 2.1

Tabel Tinjauan Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian

Subjek Objek Metode

Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Peneliti Wendi Prayudi Febrianto Kredibilitas Reporter TVRI Jabar ditinjau dalam kemudahan perolehan berita Jabar Dalam Berita yang aktual Reporter TVRI Jabar Kredibilitas Reporter TVRI Jabar Kualitatif (Studi Deskriptif) Bahwa kredibilitas tidak dapat dinilai oleh diri sendiri melainkan oleh orang lain. Persepsi orang lainlah yang dapat menilai kredibilitas itu. Subjek pada tinjauan terdahulu adalah reporter TVRI sedangkan peneliti meneliti dengan subjek reporter Trans7. Dalam hasil penelitian jelas akan berbeda kredibilitas antara reporter TVRI dengan Trans7. Viva Resthie d’lavida Kredibilitas Floor Director Dalam Produksi Program Acara (Studi Deskriptif Kredibilitas Floor Director Pada Program Floor Director Indosiar Kredibilitas Floor Director Indosiar Kualitatif (Studi Deskriptif) Floor director dalam acara Buaya Show dapat memberikan kontribusi yang layak dengan memiliki rasa kredibilitas yang tinggi dalam Dalam tinjauan terdahulu meneliti dengan subjek mengenai Floor Director. Sedangkan peneliti akan meneliti Reporter. Hasil penelitian akan berbeda bagaimana kredibilitas


(39)

Acara Buaya Show Di Studio Indosiar ) menciptakan suasana yang baik di lapangan, namun relevan, obyektif, fleksibel, menarik, dan tentu berkualitas. Floor Director dengan Reporter. A. Ferry Yuniar Kredibilitas Reporter Padjajaran TV Bandung Dalam Reportase Berita Jurnal Bandung Reporter Padjajaran TV Bandung Kredibilitas Reporter Padjajaran TV Bandung Kualitatif (Studi Deskriptif) Bahwa kredibilitas tidak dapat dinilai oleh diri sendiri melainkan oleh orang lain. Persepsi orang lainlah yang dapat menilai kredibilitas itu. Subjek pada tinjauan terdahulu adalah reporter Padjajaran TV sedangkan peneliti meneliti dengan subjek reporter Trans7. Dalam hasil penelitian jelas akan berbeda kredibilitas antara reporter Padjajaran TV dengan Trans7.

2.2 Tinjauan Komunikasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya memerlukan sebuah komunikasi. Manusia bukanlah makhluk hidup yang berdiri sendiri, didalam kehidupannya manusia berhubungan satu sama


(40)

lainnya. Manusia berhubungan dengan manusia lainnya dengan berinteraksi dengan individu lainnya. Dalam interaksi tersebut tanpa disadari terjadi sebuah komunikasi. Komunikasi tersebut dapat berupa verbal maupun non verbal.

Kata komunikasi atau communication berasal dari kata latin yakni communis yang berarti sama, communico atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Sama disini maksudnya adalah sama makna, jadi jika dua orang terlibat komunikasi, maka komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan (Effendy, 2003:30)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori dan filsafat komunikasi mengatakan komunikasi yaitu:

“Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa sebagai alat penyalurnya.” (Effendy,2003 :28)

Menurut Carl I. Hovland dalam buku Onong Uchjana Effendy

menjelaskan bahwa “Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap.”(Effendy, 2003: 13)

Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public


(41)

attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Dalam definisinya secara khusus mengenai komunikasinya sendiri, Hovland menjelaskan bahwa komunikasi proses mengubah perilaku orang lain.

Everett M. Rogers seorang pakar sosiologi Amerika mengatakan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Cangara, 2012:22)

Definisi Rogers kemudian dikembangkan bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi yang baru yaitu :

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian

yang mendalam” (Cangara, 2012:22)

Dari pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan salah satu proses interaksi atau penyampaian antara komunikator kepada komunikan. Jika dianalisiskan pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, aspek pertama ialah isi pesan dan aspek kedua adalah lambing. Kongkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan dan lambing itu ialah bahasa.


(42)

2.2.2 Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatau proses dimana seorang komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan. Dalam konteks komunikasi, proses komunikasi dijabarkan lebih mendalam.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori dan filsafat komunikas, proses komunikasi dibagi menjadi empat bagian diantaranya :

a. Proses Komunikasi Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media atau saluran, lambang ini umumnya ialah bahasa.

Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal, sedangkan lambang yang bukan bahasa disebut lambang non verbal. Lambang verbal adalah suatu pesan yang disampaikan dengan menggunakan kata – kata yang dilancarkan secara lisan maupun tulisan. Dalam proses komunikasi, bahasa sebagai lambang verbal paling banyak dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator mengenai hal atau peristiwa baik yang kongret maupun yang abstrak, yang terjadi masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. Sedangkan lambang non verbal


(43)

ialah penggunaan unsur – unsur yang tidak termasuk kedalam lambang bahasa seperti penggunaan gerak tubuh, gambar dan lain–lain.

b. Komunikasi Secara Sekunder

Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah lambang sebagai media pertama.

c. Komunikasi Linear

Dalam konteks komunikasi proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi secara linear ini berlangsung dalam situasi komunikasi yang bersifat tatap muka maupun dalam situasi komunikasi bermedia.

d. Komunikasi Sirkular

Komunikasi secara sirkular yaitu suatu proses komunikasi yang mengakibatkan terjadinya efek timbal balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. (Effendy. 2003:33-40)

2.2.3 Unsur Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Dari pengertian yang sederhana tersebut, maka suatu proses


(44)

komunikasi tidak akan bias berlangsung tanpa didukung oleh unsur – unsur komunikasi yaitu pengirim(source),pesan(message), saluran/media (channel),penerima(receiver),dan akibat/pengaruh(effect).

Joseph De Vito pada buku Hafied Cangara “pengantar

komunikasi” menambahkan dua unsur lagi kedalam unsur – unsur yang mendukung terjadinya komunikasi yaitu umpan balik dan lingkungan.

Gambar 2.1

UnsurUnsur Komunikasi

Lingkungan

Sumber : Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2012:26)

1. Sumber

Dalam komunikasi antar manusia, sumber bias terdiri dari satu orang, tetepi bisa dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim atau komunikator.

Sumber Pesan Media Efek


(45)

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

3. Media

Dalam konteks komunikasi, media dimaksudkan sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengar. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan dalam dua macam yaitu media cetak (Koran, majalah, buku, pamphlet bulletin dll) dan media elektronik (radio, film, dan televisi)

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima dapat disebut sebagai komunikan (audience). Penerima bias terdiri dari satu orang atau lebih dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

5. Pengaruh/efek

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.


(46)

6. Umpan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bias juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah factor – factor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini dapat digolongkan atas empat macam yaitu : lingkungan fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. ( Cangara, 2012:27-30)

Dari unsur – unsur komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap unsur memiliki peran dan fungsinya masing – masing yang sangat penting dan saling bergantung satu sama lainnya untuk dapat membangun proses komunikasi.

2.2.4 Tipe Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat berbagai macam tipe komunikasi, tipe komunikasi dibagi berdasakan fungsi dan kegunaannya masing – masing. Berbagai pakari komunikasi mendefinisikan tipe – tipe komunikasi yang berguna bagi kelangsungan suatu penyampaian pesan.

Joseph De Vito dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi Hafied Cangara mengatakan bahwa tipe komunikasi dibagi menjadi empat bagian yaitu :


(47)

1. Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)

Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antar Pribadi(Interpersonal Communication) Komunikasi antar pribadi ialah suatu komunikasi yang berlangsung anatara dua orang atau lebih.

3. Komunikasi Publik(Public Communication)

Komunikasi public merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan – pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa(Mass Communication)

Komunikasi massa ialah proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembagakan kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat – alat yang bersifat missal melalui alat–alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. (Cangara, 2012:34-41) 2.3 Tinjauan Komunikasi Massa

2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa

Di era modernitas ini tidak dapat dipungkiri komunikasi massa sangatlah berperan penting dalam menjalankan proses pengiriman pesan antara komunikator kepada komunikasn. Komunikasi massa yang bersifat


(48)

mengirimkan pesan melalui media dalam hal ini media massa sangatlah berdampak positif.

Media massa memiliki sirkulasi yang luas meliputi surat kabar, radio, televisi dan film. Pesan yang disampaikan dalam type media massa tersebut diyakini akan mudah dan cepat ditangkap oleh penerimanya. Media massa menunjukan seluruh system dimana pesan – pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi.

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dari jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sulit dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan komunikan yang berbeda pada saat yang bersamaan, tidak akan bias menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi.

Jadi ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa yaitu : mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula disampaikan kepada jutaan orang, bias mendapatkan pengaruh yang kurang efektif sama sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang jumlahnya kecil (Effendy, 2003:80)


(49)

Definisi komuikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain yaitu Gerbner, menurut Gerbner (1967) :

“komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri” (Komala dalam Karlinah, dkk

1999)

Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan –pesan komunikasi secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.

Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

2.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Setiap bentuk komunikasi memiliki ciri–ciri atau akrakteristiknya yang berbeda – beda. Komunikasi massa sendiri memiliki ciri – ciri khusus yang disebabkan oleh komponen – komponennya. Karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto Elvinaro, dkk. Dalam bukunya


(50)

1. Komunikator terlambangkan,

Ciri komunikasi masa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan bersifat umum,

Komuniksai massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.

3. Komunikan bersifat heterogen,

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya mengunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4. Media massa menimbulkan keserempakan,

Mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan konteks dengan sejumlah besar penduduk dalam jumlah yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.


(51)

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan,

Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakanya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah,

Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimulasi Alat Indera Terbatas,

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar.

8. Umpan Balik Tertunda dan tidak langsung.

Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedbackmerupakan faktor penting dalam proses komunikasi massa. Efektivitas komunikasi Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan tidak langsung (Indirect), Komponen umpan balik atau yang lebih populer


(52)

dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi massa. Efektivitas komunikasi sering dapat dilihat dari feedbackyang disampaikan oleh komunikan. (Elvinaro, 2007:7-11)

2.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Adapun komunikasi massa memiliki fungsi yang berbagai macam, seperti yang disebutkan oleh Dominick dalam Ardianto, Elvinaro dkk terdiri dari :

a. Surveillance(pengawasaan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang suatu ancaman; fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Interpretation(penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca, pemirsa atau pendengar untuk memperluas wawasan.


(53)

c. Linkage(pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission of Values(penyebaran nilai-nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilali kelompok . media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment(hiburan)

Radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan, Melalui berbagai macam acara di radio siaran pun masyarakat dapat menikmati hiburan. meskipun memang ada radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. (Elvinaro. dkk. 2007:14-18)


(54)

2.4 Tinjauan Tentang Jurnalistik 2.4.1 Pengertian Jurnalistik

Pada mulanya jurnalistik berguna hanya untuk mengelola hal – hal yang sifatnya informasi saja. Hal ini terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi kuno ketika Kaisar Julius Caesar memimpin. Acta Diurna merupakan salah satu berita informasi pada saat itu, suatu informasi yang dituliskan untuk tujuan informasi kepada masyarakatnya kala itu.

Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda

“Journalistiek” atau bahasa Inggrisnya “Journalism, yang bersumber pada kata “Journal” yang berarti “harian” atau “setiap hari”

(Effendy, 2003:95)

“Secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik

mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebaluaskannya kepada khalayak mengenai apa saja yang terjadi di dunia, apakah itu bersifat peristiwa atau pendapat yang diucapkan oleh seseorang, jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak akan menjadi bahan dasar bagi jurnalistik akan merupakan bahan

berita untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat” (Effendy.

2003:95)

Pencarian, pengumpulan, penyelesaian, dan pengolahan informasi yang mengandung nilai berita menjadi karya jurnalistik, dan penyajiannya kepada khalayak melalui media massa periodik cetak atau elektronik, memerlukan keahlian, kejelian, dan keterampilan tersendiri, yaitu keterampilan jurnalistik. Penerapan keterampilan jurnalistik harus dilandasi oleh prinsip yang mengutamakan kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran, keadilan, keseimbangan, dan tidak berprasangka


(55)

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Jurnalistik adalah sebuah proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan kepada khalayak dengan menggunakan media berkala. Terkait dengan hubungan antara jurnalistik dan pers. Adapun istilah pers adalah berasal dari istilah asing, yang pada aslinya adalah di tulis dengan kata press, yang berarti percetakan atau mesin cetak.

Pers memiliki dua pengertian yang berbeda, yakni pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik antara lain radio dan televisi sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik.

“Pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan

berita karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers sebagai raga karena ia berwujud, konkret dan nyata, sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa karena abstrak, merupakan kegiatan, daya hidup, menghidupi

aspek pers” (Effendy, 2003:90)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pers dan jurnalistik tidak dapat dipisahkan. Pers tidak akan mungkin beroprasi tanpa jurnalistik, begitupun sebaliknya jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya berita tanpa pers.


(56)

2.5 Tinjauan Tentang Televisi

2.5.1 Pengertian Televisi

Dalam realitas social yang berkembang pesat seperti ini, media memiliki perana paling besar. Media bukan hanya saluran yang menyebarkan informasi ke seluruh bagian bumi, tetapi juga merupakan saluran interaksi dalam berbagai komunikasi.

Salah satu media yang paling berkembang ialah media televisi. Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang

berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan segi penglihatannya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa – apa yang dilihat. Jadi dapat dikatakan televisi merupakan perpaduan antara radio (broadcast) dengan fim (moving picture). (Effendy, 2003:174)

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa para penonton tidak akan menangkap siaran TV kalau tidak ada unsur radio, dan tidak akan mungkin dapat melihat gambar–gambar yang bergerak pada layar televisi jika tidak ada unsur–unsur film.

“kekuatan televisi terletak pada kemasifan, keseketikaan dan pesona citra serta jangkauannya yang luas. Dibandingkan media lain, televisi begitu mudah dikonsumsi (ditonton), karena dengan hanya menekan tombol dan memilih saluran, ia langsung bisa hadir ke dalam


(57)

Dengan demikian, realitas sosial yang berkembang pesat seperti sekarang ini sangat memungkinkan media memiliki peranan paling besar. Media bukan hanya saluran yang menyebarluaskan informasi, tetapi juga merupakan perantara untuk menyusun agenda dan memberitahukan hal – hal penting bagi manusia hingga sekalnjutnya menjadi saluran interaksi bagi seluruh kegiatan komunikasi. Kebutuhan tersebut menjadi modal dasar bagi pengelola media saat memulai kegiatan jurnalistik di lingkungan stasiun televisi yang dalam hal ini sebagai lembaga pers.

Dari pengertian – pengertian mengenai televisi diatas penulis memiliki kesimpulan bahwa televisi merupakan salah satu media yang paling efektif untuk dapat berkomunikasi dengan khalayak dalam cakupan yang lebih luas. Sifatnya yang audio visual memudahkan khalayak menangkap isi pesan yang disampaikan.

2.5.2 Sejarah Televisi

Cikal bakal televisi adalah piringan pemindai yang ditemukan pertama kali oleh insinyur berkebangsaan Jerman bernama Paul Nipkow (1860-1940). Kemudian peralatan piringan pemindai itu disempurnakan kembali oleh ilmuwan Skotlandia John Logie Baird pada 1926.

Pesawat televisi yang bias dipakai umum kali pertama di Inggris pada 1923 dan di Amerika Serikat pada 1938. Di Amerika Serikat pada awalnya didirikan enam stasiun televisi, masing – masing hanya melakukan penyiaran beberapa jam setiap harinya. Sekitar tahun 1950-an


(58)

jaringan televisi nasional didirikan hampir disetiap negara industi, ketika abad ke 20 hampir berakhir, televisi memasuki galaksi digital dengan munculnya televisi digital. Televisi ini dipancarkan dalam bentuk digital yang berbasis computer.

Di Indonesia, kehadiran televisi mulai dipikirkan setelah Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang Sea Games IV yang dibuka pada 24 Agustus 1962. Pada 1961, Menteri Penerangan pada masa itu R. Maladi sebagai penggagas utama berharap agar kehadiran media televisi di pesta olahraga itu dapat dipergunakan sebagai langkah awal dari pembangunan media televisi nasional. Usulan tersebut didukung oleh Presiden Soekarno dan kemudian keputusan itu terwujud dalam SK Menteri no.20/SKM/1961 tentang pembentukan panitia persiapan televisi (P2T) pada 25 Juli 1961. Pada 22 Agustus 1962, media televisi yang disebut Televisi Republik Indonesia (TVRI) melakukan tugasnya untuk menyiarkan Asian Games VI dari 24 Agustus–4 September 1962. Kepres No.318/1962 tentang pengintegrasian TVRI ke dalam yayasan Gelora Bung Karno menjadi langkah awal TVRI sebagai mefia televisi nasional. (Halim, 2012:18)

Dengan hadirnya TVRI sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia memunculkan stasiun – stasiun televisi swasta baru yang menghiasi jagad media televisi di Indonesia. Televisi swasta pertama Rajawali Citra televisi (RCTI) menjadi stasiun televisi swasta pertama yang hadir di dunia pertelevisian Indonesia pada 24 Agustus 1989. Lalu


(59)

bermunculan lagi stasiun – stasiun TV swasta lainnya seperti SCTV, TPI, Indosiar dan ANTV yang mengikuti jejak RCTI sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia.

Sepanjang tahun 2000 – 2001 lahir lagi stasiun – stasiun televisi swasta seperti Metro TV, TV7 (sekarang menjadi Trans7), TransTV, Lativi (sekarang menjadi TVOne) dan Global TV. Mereka mencoba bersaing dengan lima stasiun televisi swasta yang sudah mengudara sebelumnya. Seiring dengan terbukanya gerbang reformasi, televisi swasta local juga bermunculan di berbagai daerah.

2.5.3 Fungsi Televisi

Dalam era globalisasi ini, media televisi merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Sifatnya yang audio visual menggambarkan bagaimana peran televisi dalam kehidupan manusia. Saat ini televisi menjadi kebutuhan tersendiri bagi setiap orang, informasi yang disampaikan melalui media televisi diyakini akan cepat dan mudah sampai pada penerimanya.

Televisi memiliki fungsi yang berbagai macam, fungsi televisi dibagi dalam komponen –komponen yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Adapun fungsi televisi diantaranya :


(60)

1. Informasi

Informasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting. Maka media massa (pers, radio, televisi, dan film) berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Masyarakat berkembang yang sedang membangun juga memerlukan informasi. Informasi diperlukan untuk mencapai kemajuan. Pada dasarnya berita-berita yang dimuat dalam media massa tersebut mengandung informasi yang sangat kaya.

2. Mendidik

Media massa dalam banyak hal ini memang dapat juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Bukan saja karena informasi dan berita-beritanya yang kaya dengan pengetahuan, tapi juga ulasan-ulasannya, tajuk rencananya, kolom dan artikel-artikelnya dapat meningkatkan daya nalar dan pekerti masyarakat. Secara khusus bahkan beberapa media memang dimanfaatkan untuk sarana pendidikan.

3. Hiburan

Penayangan film cerita / sinetron, acara musik, drama, komedi situasi, acara olahraga dan banyak lagi, sudah memperjelas peran media massa elektronik khususnya televisi dalam dunia hiburan. Peran media massa yang utama justru terletak pada kemampuannya dalam menyajikan program hiburan, yang sekaligus mendidik dan mengembangkan kebudayaan bangsa dimana media itu hidup.


(61)

4. Controling (kontrol)

Dalam konteks televisi sebgai kontol sosial, setidaknya televisi mempunyai sebuah fungsi sebagai gambaran kehidupan sosial dalam suatu negara. Dalam hal ini maka televisi berperan sebagai minatur sebuah negara. Melalui televisi itulah seseorang dapat mengetahui bagaimana sebuah sistem kehidupan sosial itu diciptakan.

2.6 Tinjauan Tentang Berita

2.6.1 Pengertian Berita

Melihat dari fungsi televisi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dikatakan dalam setiap acara di stasiun televisi mewajibkan menghadirkan program acara berita. Hal ini ditujukan untuk menggunakan fungsi televisi yaitu fungsi informatif. Televisi sebagai media penghubung yang paling efektif sangatlah memiliki kesempatan besar untuk memberikan informasi secara cepat kepada khalayaknya yang membutuhkan informasi. Informasi tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah berita.

Berita merupakan pelaporan realitas yang mencerminkan dan merefleksikan kenyataan dengan criteria, syarat atau ketegori tertentu hingga tersaji secara objektif. kriteria, syarat dan kategori tersebut memiliki arti dan memiliki nilai berita (news value). Sebuah berita memiliki nilai berita yang tinggi jika kriteria, syarat, kategori dan objektivitas fakta terpenuhi. (Halim, 2012:49)


(62)

Kekuatan berita adalah pada informasi,berita dibagi menjadi dua bagian yaitu berita keras (hard news) dan berita ringan (soft news). Seorang yang menjalani pekerjaan mencari berita haruslah memiliki integritas tinggi dalam proses mencari berita. Jenis berita dalam kaidah jurnalistik terdapa dua bagian yaitu :

1. Berita Keras (Hard news)

Hard news/straight news Berita hard news adalah berita yang lugas, singkat, langsung ke pokok persoalan dan fakta-faktanya. Berita jenis hard news harus memenuhi unsur 5 W + 1 H secara ketat dan harus cepat-cepat dimuat, karena terlambat sedikit bisa basi. Istilah hard news lebih mengacu ke isi beritanya, sedangkan istilah straight news lebih mengacu ke cara penulisannya (struktur penulisan).

Kadang penulisan berita macam ini juga disebut breaking news atau straight news.Hard news dipahami sebagai berita yang dibuat untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui khalayak. Karena itu penulisannya mengikuti struktur piramida tegak, dengan bagian yang terpenting pada pembukaan berita.

Ada beberapa ciri-ciri khas dari Hard news yaitu mementingkan aktualitas. Definisi dari aktual adalah sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau peristiwa yang baru saja terjadi.


(63)

2. Berita Lunak (Soft news)

Berita Lunak (Soft news) adalah berita yang dari segi struktur penulisan relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya.

Dari segi bentuknya, Soft news masih bisa kita perinci lagi menjadi dua:News FeaturedanFeature.

a. News Feature

Feature yang mengandung unsur berita. Misalnya, tulisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan seorang pencuri oleh polisi, yang diawali dengan kejar-kejaran, tertangkap, lepas lagi, dan semua liku-liku proses penangkapan itu disajikan secara seru, menarik, dan dramatis.

b. Feature

Feature adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan.

2.6.2 Konsep Berita

Adapun konsep – konsep berita yang selalu dihadirkan dalam berbagai macam bentuk berita adalah :


(64)

Konsep ini menitik beratkan pada segi baru terjadinya suatu peristiwa yang dijadikan actor penting dalam sebuah berita. 2. Berita sebagai rekaman(news as record)

Berita yang tercetak dalam sebuah surat kabar merupakan bahan dokumentasi. Berita – berita tersebut semacam catatan bersejarah yang sangat berharga.

3. Berita sebagai fakta objektif(news as objective facts)

Sebuah berita harus factual dan objektif, tetapi nilai objektif untuk suatu fakta merupakan hal yang membingungkan, Karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak

4. Berita sebagai interpretasi(news as interpretation)

Dalam situasi yang komplek yang menyangkut bidang politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar khalayak mengerti. Mereka perlu dijelaskan mengenai sebab– sebabnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya dan hubungannya dengan hal–hal lain.

5. Berita sebagai sensasi(news as sensation)

Dalam hal ini terdapat unsur subjektif, yaitu bahwa sesuatu yang mengejutkan dan yang menggetarkan atau mengharukan bagi khalayak yang satu dan yang lainnya.

6. Berita sebagai minat insane(news as human interest)

Dalam hal ini, berita menariknya bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh


(65)

perasaan insane, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin dan lain sebagainya.

7. Berita sebagai ramalan(news as prediction)

Seorang wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Karena khalayak lebih tertarik pada masa depan sehingga ditampilkannya berita sebagai ramalan ini.

8. Berita sebagai gambar(news as picture)

Gambar – gambar yang disajikan dalam berita memiliki nilai berita tersendiri. (Effendy, 2003:133)

2.7 Tinjauan Tentang Reporter

Reporter adalah sebutan bagi salah satu profesi yang di gunakan dalam bisnis media massa. Sebutan ini lebih di spesifikan untuk radio dan televisi. Sedangkan bagi media cetak cenderung menggunakan sebutan wartawan. Kedua-duanya dapat saja dipakai, karena ruang lingkup tugasnya secara umum adalah sama. Dan kadang-kadang orang juga menyebut kedudukan tersebut sebagai koresponden.

Dalam bekerja, seorang reporter biasanya tidak seorang diri. Ia akan ditemani oleh seorang juru kamera. Jika tim itu lengkap maka akan juga ikut serta seorang juru suara(soundman)dan juru lampu(lightingman).

Tetapi pada saat sekarang ini di beberapa Negara telah berkembang model


(66)

Journalist). Tetapi, model ini menurut beberapa kalangan sangat tidak efektif. Karena tidak bisa menghasilkan suatu sajian berita atau peristiwa yang maksimal. Tetapi tetap saja masih dilakukan oleh stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia dan beberapa Negara di dunia untuk setiap peliputan berita bahkan peristiwa besar sekalipun.

Model inilah yang menjadikan pekerjaan seorang reporter menjadi lebih komplek. Karena ia juga aktif sebagai wartawan yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, lalu menyusunnya kedalam format penulisan berita yang kemudian akan disiarkan.

Untuk menjadi seorang reporter, harus mempunyai keahlian yang memadai dalam hal menyelidiki, mengumpulkan berita, mengambil gambar, wawancara dan ,menulis naskah berita yang sangat berbeda dengan penulisan di media cetak. Sehingga dalam penayangan informasinya akan menjadi suatu jalinan cerita dan laporan yang menarik untuk disaksikan dan dinikmati oleh nonton. Dengan demikin reporter harus memilikisense of newsyang tinggi.

Untuk menunjang itu semua, diperlukan pengetahuan tentang Jurnalistik siaran yang sangat perlu di pelajarai untuk seseorang yang ingin menggeluti profesi sebagai reporter, tujuannya adalah agar reporter memiliki kemampuan yang baik secara teknis maupun non teknis, sehingga faktor-faktor aktualitas yang merupakan hal pokok tetap terjaga untuk menjaga Kredibilitas reporter dan televisinya yang bersangkutan.


(67)

Reporter televisi pada saat sekarang ini yang banyak menggunakan model one man news team menjadi semakin komplek. Selain melaporkan kejadian secara langsung ditempat, ia juga harus bisa menggunakan kamera teknik dalam pengmbilan gambar. Selain itu juga reporter harus menguasai teknik wawancara dan penulisan naskah berita.

Pada stasiun televisi besar, seorang reporter biasanya ditugaskan juga kebeberapa daerah dan bahkan ditempatkan di luar negeri. Biasanya reporter tersebut dinamakan koresponden.

Penugasan reporter sangat bervariasi dan semuanya menyangkut hal yang amat penting, mulai dari makan siang seorang pejabat, kebakaran, hingga laporan penyelidikan (indepth investigative), tentang korupsi pejabat, ataupun tentang kebijakan ekonomi dan politik bagi masyarakat luas.

Reporter juga harus memiliki kemampuan untuk menentukan pandangan atau menekankan pada peristiwa tertentu yang lebih spesifik. Hal ini perlu agar dapat memerikas item-item berita penting dalam rangka menentukan ide pembuatan laporan berita. Tetapi yang menjadi tugas paling utama seorang reporter agar dalam setiap peliputan dapat memahami apa yang sedang diliputnya adalah, seorang reporter harus selalu mengikuti perkembangan berita yang telah dilaporkan sebelumnya guna melaporkan peristiwa tersebut serta menambahkan laporan.


(68)

2.8 Tinjauan Kredibilitas

Kredibilitas ialah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat – sifat komunikator. Didalam definisi ini terkandung dua hal yaitu : (1) kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator, (2) kredibilitas adalah berkenaan dengan sifat – sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen–komponen kredibilitas. (Rakhmat, 2008:257)

Cangara (2012:95) mengemukakan bahwa “Kredibilitas ialah seperangkat

persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sumber sehingga diterima

atau diikuti oleh khalayak (penerima).”

Dari pandangan–pandangan diatas dapat dikatakan kredibilitas merupakan suatu persepsi yang ditangkap oleh komunikan terhadap komunikatornya. Perilaku komunikator menjadi acuan kredibilitas seseorang dihadapan komunikannya. Selain pelaku persepsi, factor situasi juga mempengaruhi kredibilitas. Misalnya, pembicara pada media massa memiliki kredibilitas yang lebih tinggi dibandingkan pembicara pada pertemuan RT.

Kredibilitas pun dapat dibedakan dari bentuknya, ada tiga macam bentuk kredibilitas yaitu :

1. Initial Kredibility

Kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung. Misalnya seorang pembicara yang sudah punya nama besar bisa mendatangkan banyak pendengar, atau tulisan seorang pakar yang sudah terkenal akan mudah dimuat di surat kabar, meski editor belum membacanya.


(69)

2. Derived Credibility

Kredibilitas yang diperoleh seseorang pada saat komunikasi berlangsung. Misalnya pembicara memperoleh tepuk tangan dari pendengar karena pidatonya masuk diakalnya atau membakar semangatnya.

3. Terminal Kredibility

Kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu memiliki pengetahuan dalam, pengalaman yang luas, kekuasaan yang dipatuhi dan status sosial yang dihargai. (Cangara, 2012:97)

Selain bentuk – bentuk kredibilitas, komponen – komponen kredibilitas pun termasuk kedalam factor hadirnya kredibilitas seseorang. Menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan : ada dua komponen kredibilitas yang paling penting ialah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topic yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman atau terlatih. Tentu sebaliknya, komunikator yang dinilai rendah pada keahlian dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu dan bodoh. Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. (Rakhmat, 2008:260)


(70)

Selain dua komponon diatas, Koehler, Annatol dan Applbaum menambahkan empat komponen lagi diantaranya :

1. Dinamika

Dinamika ummumnya berkenaan dengan cara berkomunikasi, dalam komunikasi Dinamika memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. 2. Sosiabilitas

Sosiabilitas adalah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul.

3. Koorientasi

Koorientasi ialah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi, yang mewakili nilai–nilai kita.

4. Karisma

Karisma digunakan untuk menunjukan suatu sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti magnet menarik benda – benda disekitarnya. (Rakhmat, 2008:260)

2.9 Kerangka Pemikiran 2.9.1 Keraangka Teoritis

Dalam memproduksi berita, para reporter mencari dan menggali setiap peristiwa yang terjadi untuk diinformasikan kepada masyarakat banyak. Selain mencari berita, reporter pun biasanya menuliskan naskah berita hasil peliputan dilapangan.


(71)

Selain melakukan tugas peliputan secara off the reccord, biasanya prg\ogram Redaksi Pagi Trans7 melakukan kegiatan peliputan secara langsung (live). Biasanya para reporter melakukan peliputan secara langsung apabila terjadi kejadian yang wajib untuk diinformasikan secara cepat kepada masyarakat. Contohnya seperti terjadi gempa bumi, banjir, hingga kejadian – kejadian yang dirasa harus cepat dan langsung diinformasikan kepada masyarakat.

Krikelas (dalam Rosita, 2006: 16) berpendapat bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan. Perkembangan penyampaian informasi sangat dirasakan oleh para perusahaan media dalam hal ini adalah mereka yang bergerak dalam hal penyampaian informasi. Kecanggihan teknologi serta banyaknya persaingan menuntut mereka harus dengan segera menyusun beberapa hal dengan tepat, baik itu yang bersifat teknis, maupun non teknis.

Majunya teknologi di era modern ini pun mendukung majunya pola piker dan kreatifitas dari individu khususnya reporter dalam mencari berita. Adanya hal ini memang mengharuskan kepasa setiap perusahaan media untuk dapat memberikan kemudahan kepada reporternya dalam mencari berita. Kemudahan dalam hal ini ialah fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan oleh reporter yang menunjang untuk mencari berita. Dalam hal ini juga, perusahaan harus menyediakan fasilitas pertukaran informasi yang mudah, cepat dan akurat, sehingga berita yang diperoleh oleh


(72)

reporter sesuai dengan informasi yang dibutuhkan khalayak. Maka dari itu, setiap perusahaan media harus berlomba untuk memberikan informasi berita secara kreatif untuk bias memudahkan ke jenjang berikutnya.

Pendapat lebih rinci dikemukakan oleh Drao yang dikutip oleh Luki

Pada dasarnya, semuanya itu bertujuan positif dimana dapat mempermudah orang lain dalam mendapatkan informasi. Banyaknya persaingan menuntut para perusahaan media tersebut untuk lebih kreatif lagi tetapi dapat juga menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak baik itu si perusahaan media maupun masyarakat.

Hal tersebut diatas tidak dapat berjalan dengan baik apabila reporter tidak didasari dengan kredibilitas yang baik. Kredibilitas tersebut adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator.

Dalam definisi ini terkandung dua hal yaitu :

1. Kredibilitas adalah persepsi komunikan; jadi tidak inheren dalam diri komunikator. (Rakhmat, 2008:260)

2. Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen - komponen kredibilitas. (Rakhmat 2008 : 257).

Selanjutnya menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan komponen komunikator kredibilitas diantaranya :


(73)

1. Keahlian

Merupakan kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dengan hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang tinggi pada keahliannya dianggap cerdas, mampu, ahli, berpengalaman, dan terlatih. (Rakhmat, 2008:260)

2. Kepercayaan

Merupakan kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya (Jujur atau tidak jujur, tulus atau lancang, dan sebagainya). (Rakhmat, 2008:260)

3. Dinamika

Dinamika berkenaan dengan cara berkomunikasi, bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani. Dinamika memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. (Rakhmat, 2008:260)

4. Sosiabilitas

Merupakan kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang periang dan suka bergaul. (Rakhmat, 2008:260)

5. Koorientasi

Koorientasi ialah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi, yang mewakili nilai–nilai kita. (Rakhmat, 2008:260)

6. Karisma

Menunjukkan suatu sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikan seperti magnet menarik


(1)

memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 1992 : 3).

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau prilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Demi dapat mengetahui kredibilitas reporter Trans7 dalam produksi berita tv pada program Redaksi Pagi Trans7 peneliti melakukan beberapa tahapan. Pertama, peneliti membuat dan menyusun pertanyaan wawancara yang akan ditanyakan kepada informan terpilih yang menurut peneliti memiliki kompetensi dibidangnya. Kedua, melakukan wawancara secara mendalam terhadap informan – informan yang peneliti pilih sehingga mendapatkan hasil yang akurat. Ketiga, peneliti melakukan observasi lapangan secara langsung guna mengetahui secara langsung bagaimana proses produksi berita pada program berita Redaksi Pagi Trans7. Keempat, data yang telah peneliti dapatkan kemudian dianalisis sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan pertanyaan kredibilitas seorang reporter berita tv.

Syarat – syarat untuk menjadi seorang reporter Redaksi agi Trans7 hampir sama dengan reporter di media lainnya, seperti harus memiliki jiwa jurnalistiknya yang tinggi, memiliki pengetahuan yang luas serta mampu menggali setiap informasi yang hadir di tengah masyarakat. Namun, yang membedakan reporter televisi dengan radio dan koran ialah reporter televisi harus camera face, yang artinya tidak canggung di depan kamera.


(2)

Salah satu informan penelitian berpendapat bahwa seorang reporter harus memiliki kredibilitas yang tinggi guna mendapatkan berita yang dibutuhkan oleh khalayak. Kredibilitas ini ditunjukan dengan bagaimana seorang repoter tersebut dalam mencari berita dan menyajikannya kepada khalayak banyak.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah peneliti lakukan pada bab IV, maka dari itu peneliti menarik kesimpulan mengenai penelitian ini sebagai berikut :

1. Dari beberapa unsur penunjang kredibilitas yaitu, keahlian reporter dalam memproduksi program berita Redaksi Pagi Trans7 memiliki tingkat kredibilitas itu sendiri, yakni memiliki keahlian sendiri dalam sebuah proses produksi program berita Redaksi Pagi Trans7. Keahlian tersebut meliputi bagaimana cara mendapatkan sebuah berita dan menyajikannya pada program berita Redaksi Pagi Trans7. Sehingga hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa reporter Redaksi Pagi Trans7 memiliki kredibilitas yang diharapkan.

2. Dari beberapa unsur penunjang kredibilitas yaitu, kepercayaan reporter dalam memproduksi program berita Redaksi Pagi Trans7 memiliki tingkat kredibilitas itu sendiri. Kepercayaan meliputi bagaimana kejujuran reporter Reporter Redaksi Pagi Trans7 perihal proses peliputan berita, sehingga berita yang disuguhkan tidak mengandung nilai – nilai kebohongan dan berita yang disajikanpun sesuai dengan kejadian nyata yang hadir pada saat terjadinya suatu peristiwa. Sehingga hal ini dapat


(3)

disimpulkan oleh peneliti bahwa reporter Redaksi Pagi Trans7 memiliki kredibilitas yang diharapkan.

3. Dari beberapa unsur penunjang kredibilitas yaitu, Dinamika reporter dalam memproduksi program berita Redaksi Pagi Trans7 memiliki tingkat kredibilitas itu sendiri. Dinamika itu sendiri berkaitan dengan semangat para reporter Redaksi Pagi Trans7 dalam mencari berita yang dibutuhkan oleh masyarakat dan juga reporter bersemangat dalam mencari berita yang aktual sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga hal ini dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa reporter Redaksi Pagi Trans7 memiliki kredibilitas yang diharapkan.

4. Dari beberapa unsur penunjang kredibilitas yaitu, karisma reporter dalam memproduksi program berita Redaksi Pagi Trans7 memiliki tingkat kredibilitas itu sendiri. Karisma itu sendiri berkaitan dengan bagaimana seorang reporter harus dapat menambah wawasannya mengenai segala hal yang terjadi. Hal ini diwajibkan dimiliki oleh setiap reporter guna menambah pengetahuannya mengenai hal – hal yang terjadi. Maka dari itu peneliti menarik kesimpulan bahwa seorang reporter Redaksi Pagi Trans7 memiliki kredibilitas yang diharapkan.

5. Dari hasil penelitian dapat dikatakan kredibilitas tidak dapat dinilai oleh diri sendiri melainkan oleh orang lain. Persepsi orang lainlah yang dapat menilai kredibilitas itu. Kredibilitas itu merupakan penilaian terhadap sesuatu yang dihasilkan oleh orang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto & Erdinaya, Lukiati Komala. 2007. Komunikasi massa: suatu pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Kualitatif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup.

Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Effendy , Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Halim, Syaiful. 2012. Reportase dan Produksi Berita Televisi: Tanggerang. Matahati Production

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rodakarya

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT.

Remaja Rodakarya.


(5)

PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 1999. MetodePenelitianKomunikasi, Bandung : PT.

RemajaRosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Shadily, Hasan. 2003. Jurnalistik Terapan. Jakarta: Gramedia.

Sumadiria, Haris. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantiatif kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Sumber Lain :

- Data Divisi News Redaksi Trans7

- Resthie,Viva. 41809072. 2013. Skripsi Unikom. (Kredibilitas Floor Director Pada Program Acara Buaya Show Di Studio Indosiar)

Internet Searching :

http://kalteng.kemenag.go.id/file/file/arfani/jmat1383294016.pdf. http://lkslore.blogspot.com/2013/01/fungsi-televisi-cipto-junaedy.html


(6)