NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK DASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

4 24. Surat Keputasan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak. 25. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. 26. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 27. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK

Pasal 2 Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas penyelenggaraan hiburan. Pasal 3 1 Objek Pajak adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. 2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a. tontonan film; b. pagelaran kesenian, musik, tari, danatau busana; c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya; d. pameran; e. diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya; f. sirkus, akrobat, dan sulap; g. permainan bilyar, golf, dan boling; h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan; i. panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness centre; dan j. pertandingan olahraga. 3 Dikecualikan dari objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah penyelenggaraan hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten. Pasal 4 1 Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. 2 Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. 5

BAB III DASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 5 1 Dasar pengenaan pajak adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. 2 Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan. Pasal 6 1 Tarif pajak ditetapkan sebagai berikut: NO. JENIS HIBURAN TARIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. tontonan film pagelaran kesenian, musik, dan tari pagelaran busana kontes kecantikan dan sejenisnya binaraga dan sejenisnya pameran diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya sirkus, akrobat, dan sulap permainan bilyar, golf, dan boling pacuan kuda, kendaraan bermotor permainan ketangkasan panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness centre pertandingan olahraga 25 25 20 20 20 25 35 30 35 35 35 40 20 2 Khusus hiburan kesenian rakyattradisional dikenakan tarif pajak sebesar 10 sepuluh persen. Pasal 7 Besaran pokok Pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1, ayat 2, dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1.

BAB IV WILAYAH PEMUNGUTAN