Metode Penelitian

3. Metode Penelitian
3.1 Pendekatan Penelitian
Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan permasalahan
yang bersifat social dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memiliki menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,
mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen, S.
(1992), penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang
yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang
mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan
holistik.

Menurut

Rahmat

(2009), peneltian

kualitatif


bertujuan

untuk

mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari
perspektif partisipan.

3.2 Desain Penelitian
Sebagai suatu riset kualitatif, penelitian ini memiliki desain yang fleksibel.
Desain yang dibangun dalam penelitian ini diilustrasikan pada bagan berikut:
Gambar 1. Desain Penelitian Kualitatif

Studi Pustaka terkait teoriteori yang relevan

Kesimpulan dari
permasalahan yang terjadi

Penyusunan Kerangka
Pikir terkait teori yang

digunakan

Melakukan pengumpulan
data primer dan
menganalisis teori dan
permasalahan yang terjadi

3.3 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh/diambil oleh peneliti secara
langsung (Widiastuti 2015). Sedangkan data sekunder adalah jenis data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(dari tangan kedua) (Widiastuti, 2015).
3.4 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari berbagai sumber.
Untuk jenis data sekunder diperoleh langsung dari berbagai literatur ilmiah,
seperti jurnal, skripsi, dan sebagainya. Sedangkan data primer diperoleh melalui
wawancara mendalam dengan narasumber terkait.
3.5 Populasi
3.6 Sampel

3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan dua
metode. Untuk data sekunder diperoleh melalui studi dokumenter (documentary
study), yang mana mreupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokuen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun
dokumen tidak tertulis seperti gambar dan elektronik. Dokumen-dokumen
tersebut dipilih sesuai dengan kajian penelitian (Hadi, 2010).
Lebih lanjut, metode kedua yang digunakan adalah wawancara mendalam
(in depth interview), dimana peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan
pertanyaan selengkap-lengkapnya kepada narasumber dengan tujuan memperoleh
data yang komprehensif dan mendalam.
3.8 Analisis Data
Analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Miles dan Hubermas, data kualitatif diperoleh dari data
reduction, data display dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2011).

Untuk mnerapkan analiis kualitatif maka dilakukan melalui proses tahapan
pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan data/verifikasi.

4. Pembahasan dan Diskusi

4.1 Gambaran Tindakan Pilferage yang Terjadi pada Keluarga Mahasiswa
Darul ‘Ilmi (KMMDI) FEB-UH
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus harian KMMDI FEB-UH,
diperoleh informasi bahwa tindakan pilferage benar-benar terjadi dalam
organisasi tersebut. Kendati demikian, bentuk-bentuk tindakan yang dimaksud
tidak semuanya dapat dianggap sebagai tindakan dengan kerugian yang materiil
pada organisasi yang bersangkutan. Sebagai contoh, penggunaan aset-aset berupa
perlengkapan organisasi tanpa izin seperti penghapus karet, penggunaan meja
untuk mengerjakan tugas kuliah pengurus, dan sebagainya. Sedangkan tindakan
yang dianggap materiil misalnya adalah penggunaan tanpa izin atas aset
organisasi berupa printer organisasi untuk mencetak tugas kuliah, pemakaian
kertas, serta perlengkapan lain yang dianggap dapat mengurangi nilai manfaat
secara langsung. Lebih lanjut, berdasarkan informasi narasumber diakui bahwa
tindakan pilferage yang bersifat materiil jarang ditemukan dalam organisasi
tersebut.

4.2 Tujuan atas Tindakan Pilferage yang Dilakukan oleh Pengurus Harian
KMMDI FEB-UH
Hasil wawancara mendalam dengan narasumber memberikan informasi
bahwa tujuan tindakan pilferage yang dilakukan oleh pengurus harian KMMDI

FEB-UH adalah umumnya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Tindakan
ini dianggap praktis yang mudah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Lebih
lanjut, hasil wawancara menyatakan bahwa salah satu alasan seorang pengurus
melakukan tindakan ini sebab melihat dan meniru pengurus lainnya yang

melakukan tindakan yang sama.

4.3

Motivasi dan Alasan Pengurs Harian KMMDI FEB-UH Melakukan
Tindakan Pilferage
Alasan yang seringkali menjadi rasionalisasi tindakan pilferage yang

dilakukan oleh Pengurus Harian KMMDI FEB-UH adalah tekanan waktu dan
kesempatan yang seringkali mendorong pengurus untuk bertindak praktis dalam
penggunaan aset organisasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Alasan
lainnya adalah adanya pandangan kesatuan dengan organisasi dimana pengurus
merasa dirinya sudah menjadi bagian yang satu dengan organisasi tersebut,
sehingga pengurus merasa bertanggungjawab atas aset yang dimiliki serta ikut
memiliki hak penggunaan aset organisasi untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

Lebih lanjut, menurut informasi narasumber, dinyatakan bahwa adanya iuran rutin
pengurus memperkuat rasionalitas pengurus dalam melakukan tidankan pilferage.
Pengurus merasa bahwa salah satu sumber pendanaan pengadaan aset berasal dari
pribadi mereka maka mereka selanjutnya menyatakan bahwa aset tersebut adalah
aset milik mereka dan berhak mereka gunakan.

4.4 Apakah Tindakan Pilferage hanya Dilakukan oleh Biro Rumah Tangga
Masjid KMMDI FEB-UH?
Berdasarkan penelurusan peneliti melalui wawancara mendalam dengan
narasumber yang representatif, diperoleh informasi bahwa tindakan pilferage
tidak hanya dilakukan oleh pengurus yang tergabung pada departemen Biro
Rumah Tangga Masjid, namun juga departemen lain memiliki akses yang sama
dalam penggunaan aset organisasi.