Biomekanik glenohumeralis Patofisiologi Anatomi

9 Gambar 2.3 Otot lengan atas tampak dari depan Putz dan Pabst, 2007 Gambar 2.4 Otot lengan atas tampak dari belakang Putz dan Pabst, 2007

d. Biomekanik glenohumeralis

Gerakan pada sendi glenohumeralis terdiri dari gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi eksternal dan rotasi internal. Gerakan fleksi 180 dan ekstensi bergerak pada bidang sagital dan axis frontal. Gerakan abduksi 180 dan adduksi 75 bergerak pada bidang frontal coronal dengan axis bidang 10 sagital. Gerakan rotasi internal 80 sampai 100 dan rotasi eksternal 90 bergerak pada bidang transversal dan axis vertical Johnson et al., 2007. Pada gerakan abduksi dan elevasi, dapat diobservasi scapulohumeral rhythm regio bahu. Gerak proporsional humerus-scapula, 2:1. Pada gerakan abduksi 180 artinya lingkup gerak sendi glenohumeral 120 , gerakan lingkup gerak sendi scapula 60 Magee, 2008.

e. Patofisiologi

Ketika mengalami cedera fragmen, tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut, tetapi juga akan mengalami regenerasi secara bertahap. Ada beberapa tahapan dalam penyembuhan tulang yaitu : 1 Inflamasi Respons tubuh pada saat mengalami fraktur sama dengan respon apabila ada cedera di bagian tubuh lain. Terjadi perdarahan pada jaringan yang cedera dan pembentukan hematoma pada lokasi fraktur. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag yang akan membersihkan daerah tersebut dari zat asing. Pada saat terjadi inflamasi, pembengkakan, dan nyeri. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri Helmi,2012. 2 Proliferasi Dalam sekitar lima hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuk benang- benang fibrin pada darah dan membentuk jaringan 11 untuk revaskularisasi, serta invasi fibroblast dan osteoblast akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrous dan tulang rawan osteoid. Dari periosteum tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada temat patah tulang. Namun gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus Helmi, 2012. 3 Pembentukan kalus osifikasi Pertumbuhan jaringan berlanjut dengan lingkaram tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. Fragmen patah tulang digabungkan dengan jaringan fibrous, tulang rawan, dan serat tulang imatur. Bentuk kalus dan volume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu 3-4 minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu patah tulang melalui proses penulangan endokondrial. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar – benar telah bersatu dengan keras. Pada tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu 3-4 bulan Helmi, 2012. 12 4 Remodeling Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke sususnan tulang struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan- bulan sampai bertahun-tahun bergantung pada beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan stress fungsional pada tulang Helmi,2012.

f. Komplikasi

Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW FRAKTUR Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Operasi Pemasangan Plate And Screw Fraktur Collum Humerus Dextra Di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 3 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW FRAKTUR Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Operasi Pemasangan Plate And Screw Fraktur Collum Humerus Dextra Di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 5 17

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Operasi Pemasangan Plate And Screw Fraktur Collum Humerus Dextra Di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 6 5

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Operasi Pemasangan Plate And Screw Fraktur Collum Humerus Dextra Di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 5 14

HASIL DAN PEMBAHASAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Operasi Pemasangan Plate And Screw Fraktur Collum Humerus Dextra Di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 2 14

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI ARTHROPLASTY FRAKTUR COLLUM FEMUR Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Operasi Arthroplasty Fraktur Collum Femur Dextra Di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1 7 15

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Fraktur Collum Humeri Sinistra Dengan Pemasangan Plate And Screw Di RS Al Dr. Ramelan Surabaya.

0 1 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FRAKTUR COLLUM Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Fraktur Collum Humeri Sinistra Dengan Pemasangan Plate And Screw Di RS Al Dr. Ramelan Surabaya.

0 2 20

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI PELEPASAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTUR SEPERTIGA Penatalaksanaan Fisioterapi pada Paska Operasi Pelepasan Plate and Screw pada Fraktur Sepertiga Proximal Ulna Dextra di RST Dr Soedjono Magelang.

0 1 14

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PASCA OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Pemasangan Plate And Screw Pada Fraktur Femur Dextra 1/3 Distal Di Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

0 0 14