Yeny Indra Nurita Sari D500140001
Universitas Muhammadiyah Surakarta 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Potensi Indonesia sebagai Negara agraris dan berdasarkan data dari FAO 2007, Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditi singkong terbesar no.4
di dunia sehingga sangat memungkinkan untuk mengembangkan industri yang berbasis singkong. Di Indonesia, ubi kayu tersebar di berbagai kawasan dengan
pusat perkembangan di Jawa dan Lampung. Daerah penghasil ubi kayu di pulau Jawa meliputi Jawa Timur Pacitan, Jember, Kediri, Madiun, Jawa Tengah
Banyumas, Yogyakarta, Wonogiri dan Jawa Barat Bogor, Tasikmalaya. Daerah penghasil lainnya adalah Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat dan
Timur. Produksi ubi kayu di Indonesia cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai suatu produk Industri olahan berbasis ubi kayu seperti tapioka. Penggunaan tapioka sebagai bahan baku pembuatan sirup fruktosa merupakan
cara untuk meningkatkan nilai ekonomi dari ubi kayu, selain itu juga sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk olahan berbahan ubi kayu serta memenuhi
kebutuhan gula di Indonesia yang semakin meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat tepat jika pemerintah
mengambil kebijaksanaan yang pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
yaitu dengan membangun industri-industri yang dapat mengganti peranan bahan import. Disamping itu dengan didirikannya pabrik ini akan membuat kesempatan
terciptanya lapangan kerja baru dan juga dengan adanya pabrik ini akan mendorong berdirinya pabrik-pabrik lain yang menggunakan bahan dasar sirup
fruktosa di Indonesia. Salah satu industri yang berbasis singkong adalah industri tepung tapioka,
dimana Indonesia merupakan penghasil tepung tapioka terbesar no.2 dengan kapasitas
rata-rata 15.000.000-16.000.000
tontahun setelah
Thailand. Tepung tapioka merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk
Prarancangan Pabrik High Fructose Syrup dari Tepung Tapioka Kapasitas Produksi 100.000 tontahun
Yeny Indra Nurita Sari D500140001
Universitas Muhammadiyah Surakarta
memproduksi high
fructose syrup
HFS. Ketersediaan
bahan baku
memungkinkan untuk mendirikan dan mengembangkan pabrik high fructose syrup HFS di Indonesia.
Campuran glukosa, fruktosa dikenal secara komersial sebagai high fructose syrup HFS, biasanya mengandung 42 dan 55 fruktosa. Sirup fruktosa atau
yang biasa disebut high fructose syrup HFS merupakan salah satu jenis gula cair yang popular di industri makanan. High fructose syrup HFS adalah sirup gula
campuran dari glukosa dan fruktosa. Saat ini HFS sangat populer digunakan dalam industri minuman. Gula ini dapat dihasilkan dari semua bahan yang
mengandung karbohidrat, seperti jagung, singkong, beras, kentang, dan lain-lain E.A. Borges da Silva, dkk, 2006.
Permintaan HFS semakin bertambah dari tahun ke tahun. Menurut E.A. Borges da Silva, dkk, 2006, pada chemical engineering journal, pertumbuhan
pemintaan HFS disebabkan beberapa faktor antara lain karena memeberikan cita rasa yang lebih segar daripada sukrosa, dapat diproduksi dari pati substrat pada
komposisi makanan dengan biaya yang lebih rendah sehingga memberikan keuntungan yang lebih serta resiko lebih rendah bagi penderita diabetes atau yang
mengalami masalah metabolisme tubuh. Berdasarkan Parker Kay, dkk, 2010, fruktosa lebih manis daripada sukrosa.
Tingkat kemanisan beberapa pemanis dapat dilihat pada Tabel 1.1, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Tingkat kemanisan pada larutan pemanis 5 Pemanis
Tingkat kemanisan
Sucrose Invert sugar
Fructose Glucose
Galactose Maltose
Lactose Xylitol
1,0 0,85-1,0
1,3 0,56
0,4-0,6 0,3-0,5
0,2-0,3 1,01
Prarancangan Pabrik High Fructose Syrup dari Tepung Tapioka Kapasitas Produksi 100.000 tontahun
Yeny Indra Nurita Sari D500140001
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Cyclamates Acesulfame K Sunnette ®
Aspartame Equal ®, Nutrasweet ® Saccharine The Pink Stuff
Stevioside Sucralose Splenda ®
Thaumatin Talin ® 30-80
200 100-200
200-300 300
600 2000-3000
Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa fruktosa mempunyai kemanisan tertinggi dari jenis pemanis alami lainnya sukrosa, maltose, laktosa, xylitol,
galaktosa, gula inversi dan glukosa. Meskipun jenis pemanis sintesis mempunyai tingkat kemanisan yang tinggi, pemanis sintesis tidak bisa menggantikan sukrosa
karena penggunaanya dibatasi oleh peraturan kesehatan Negara yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722MENKES PER IX 1988
tentang bahan tambahan makanan. Pabrik high fructose syrup HFS dari tepung tapioka dengan proses
enzimatik didirikan dengan alasan agar dapat menurunkan impor sukrosa dan gula rafinasi yang pada akhirnya akan membantu pemenuhan kebutuhan pemanis
untuk konsumsi masyarakat dan industri dengan memanfaatkan potensi Indonesia dalam pemenuhan bahan baku. Selain itu dapat memberikan peluang yang bagus
karena pabrik-pabrik high fructose syrup HFS di Indonesia masih mempunyai kapasitas produksi yang kecil serta pengembangan produksi dengan inovasi bahan
baku, yaitu menggunakan tepung tapioka. Jika ditinjau dari harga, high fructose syrup HFS lebih murah karena
dalam proses pembuatannya tidak perlu dilakukan pengkristalan dan pengeringan seperti pada proses pembuatan sukrosa, biaya proses lebih murah sehingga harga
produk juga lebih murah. Selain industri minuman ringan, industri-industri yang menggunakan high fructose syrup HFS antara lain adalah industri yogurt,
industri cokelat dan industri ice cream yang dapat meningkatkan cita rasa produk-produk tersebut, dapat mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan
yogurt, dan dapat mempengaruhi struktur dan viskositas pada cokelat dan ice
Prarancangan Pabrik High Fructose Syrup dari Tepung Tapioka Kapasitas Produksi 100.000 tontahun
Yeny Indra Nurita Sari D500140001
Universitas Muhammadiyah Surakarta
cream. Penggunaan high fructose syrup HFS pada industri-industri tersebut akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih untuk industri-industri tersebut.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendirian pabrik high fructose syrup HFS dari tepung tapioka mempunyai prospek yang
baik. Pendirian pabrik ini diestimasi dapat menurunkan impor gula tebu sukrosa yang dapat menguntungkan produksi gula nasional karena kebutuhan gula industri
sebagian besar dipenuhi dengan high fructose syrup HFS sehingga kebutuhan sukrosa dapat ditekan. Selain itu, permintaan high fructose syrup HFS diestimasi
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya industri makanan, minuman dan industri-industri lain yang menggunakan high fructose syrup HFS di
Indonesia.
1.2 Penentuan Kapasitas Perancangan Pabrik