4. Dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata
diDesa Kuala Langsasebesar 73 berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan ekowisata dan 27 mengatakan tidak tahu. Pemahaman masyarakat terhadap
ekosistem mangrove cukup baik. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui pengertian ekosistem mangrove secara umum dan fungsinya,
namun masyarakat lebih mengenal ekosistem mangrove dengan nama bakau atau bangka.Sedangkan untuk ekowisata seluruh masyarakat yang menjadi
responden tidak mengetahui tentang ekowisata. Secara umum pemahaman pengunjung tentang ekosistem mangrove dan ekowisata masih sangat rendah.
Kegiatan ekowisata dalam pelaksanaannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengunjung tentang ekosistem mangrove.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diambil saran sebagai berikut : 1.
Kepada pihak pengelola baik perangkat desa dan masyarakat membentuk sistem kelembagaan wisata agar kegiatan wisata yang dilakukan dapat
terorganisir. 2.
Kepada lembaga terkait seperti Dinas Kehutanan dan Kelautan terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan pada ekosistem mangrove sebagai tempat
wisata, yakni pelestarian dan perlindungan pemanfaatan sumberdaya ekosistem mangrove di Desa Kuala Langsa, oleh karena itu dibutuhkan suatu
kebijakan dan kekonsistenan dalam menerapkan aturan pemanfaatan sumberdaya ekosistem mangrove.
3. Kepada pihak pengelola agar memperhatikan Peningkatkan sarana dan
prasarana, kebersihan, dan penawaran jasa wisata yang menarik bagi pengunjung.Karakteristik pengunjung dapat dijadikan sebagai sumber
informasi untuk pengelola dalam pembuatan paket-paket wisata. Paket wisata yang bisa diterapkan di Desa Kuala Langsa ini adalah paket wisata yang
digemari oleh kalangan keluarga, para remajapelajar dan pekerja.
4.
Perlu adanya sosialisasi program atau penyuluhan konservasi secara kontinyu kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui dan
dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata yang dilakukan. Kegiatan sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
konservasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2016. Garis Pantai yang Panjang dan Pelabuhan Tikus yang Banyak.Tribata News.Di akses pada 27 Maret 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta.
Badan Penelitian Pengembangan dan Kajian Penelitian Pemerintah Kabupaten Bengkalis. 2011. Penyusunan Pengembangan Ekowisata Bisnis
Planning.:Pekan Baru Riau. Dahuri, Rokhmin Dkk. 2013. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Balai Pustaka : Jakarta Timur. Desriana.2015. Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Untuk Pengembangan
Ekowisata Mangove Di Desa Kuala Sempang Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.Skripsi.Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Indriyanto. 2015. Ekologi Hutan. Bumi Aksara : Jakarta. Kordi K,M. Ghufran H. 2012. Ekosistem Mangrove : Potensi, Fungsi, dan
Pengelolaan. Rineka Cipta : Jakarta. Kustanti, Asihing. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. IPB Press : kampus IPB
Taman Kencana Bogor. Manik, Eddy. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan : Jakarta.
Muhaerin, Muri. 2008. Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk Pengelolaan Ekowisata Di Estuari Perancak, Jembrana, Bali.
Skripsi.Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalalia Indonesia : Bogor.
Rangkuti. 2013. pengelolaan hutan mangrove di Desa Kota Pari Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Reksohadprodjo, Sukanto. 1994. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Energi.BPFE : Yogyakarta.