menjadi tidak puas. Sebaliknya, jika karyawan tersebut merasa diperlakukan dengan baik dan dibayar dengan pantas maka dia merasa
puas. Ketiga,
kepuasan kerja
mewakili beberapa
sikap yang
berhubungan. Terdapat lima dimensi pekerjaan yang telah diidentifikasi dapat merepresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling penting di
mana karyawan memiliki respon afektif yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, dan rekan kerja.
4. Amstrong dalam Aziri, 2011
Kepuasan kerja berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Menurutnya, sikap positif dan senang akan
pekerjaan mengindikasi adanya kepuasan kerja. Sebaliknya sikap negatif
dan tidak
senang akan
pekerjaan mengindikasikan
ketidakpuasan kerja. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja merupakan suatu sikap dan perasaan positif atas pekerjaan. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan harapan
karyawan, semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan.
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor- faktor ini memberikan kepuasan kerja yang berbeda tergantung pada pribadi
masing-masing karyawan.
Menurut Luthans 2006, terdapat 6 faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1. Pekerjaan itu sendiri Kepuasan atas pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama
kepuasan. Beberapa penelitian menemukan bahwa karakteristik dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan
kepuasan kerja. Pada tingkat yang lebih pragmatis, pekerjaan yang menarik dan menantang serta perkembangan karier merupakan hal
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. 2. Gaji
Gaji bagi beberapa orang lebih penting daripada apa pun yang diberikan perusahaan. Gaji memberikan karyawan kesempatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar maupun kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Karyawan melihat gaji sebagai refleksi
dari bagaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan.
3. Promosi Kesempatan promosi sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda
pada kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah
bentuk yang
berbeda misalnya
karyawan yang
dipromosikan atas dasar senioritas mengalami kepuasan kerja tetapi tidak sebanyak karyawan yang dipromosikan atas dasar kinerja.
4. Pengawasansupervisi Terdapat dua dimensi pengawasan yang mempengaruhi kepuasan
kerja. Pertama, kepedulian atasan terhadap bawahan misalnya memberikan nasehat dan bantuan, berkomunikasi secara personal
maupun dalam konteks pekerjaan. Kedua, kesempatan yang diberikan kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. Adapun iklim partisipasi menciptakan kepuasan kerja yang lebih tinggi
daripada partisipasi dalam keputusan tertentu. 5. Kelompok Kerja
Pada umumnya rekan kerja atau anggota tim yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana bagi
karyawan secara individu. 6. Kondisi Kerja
Kondisi kerja memiliki pengaruh yang kecil terhadap kepuasan kerja. Jika kondisi kerja baik misalnya lingkungan bersih dan
menarik, karyawan akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Jika kondisi kerja buruk misalnya udara panas suara
bising, karyawan akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaannya. Akan tetapi, seiring dengan tingginya diversitas tenaga kerja, kondisi
kerja menjadi penting misalnya tidak adanya diskriminasi. Hackman dan Oldham dalam Spector, 1997 mengatakan bahwa kepuasan
kerja bisa dicapai dengan memberikan hal-hal yang menjadi harapan karyawan
yang dibagi ke dalam 5 karakteristik yaitu identitas pekerjaan, signifikan tugas, otonomi, umpan balik, dan variasi tugas. Mereka menyimpulkan bahwa kelima
hal tersebut dapat dicapai melalui pemenuhan terhadap pengembangan, penghasilan, rasa aman, hubungan sosial, hubungan dengan atasan dan
keseluruhan aspek-aspek dalam pekerjaan karyawan. Beberapa penelitian mengemukakan beberapa faktor individual yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: 1.
Kepribadian personality trait Spector 1997 menyatakan bahwa kepribadian yang banyak diteliti
adalah afeksi negatif dan locus of control. Karyawan yang memiliki kecenderungan untuk mengalami emosi negatif seperti cemas atau
depresi, akan cenderung merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Sementara itu, semakin internal pusat kontrol karyawan internal locus
of control yaitu keyakinan bahwa mereka mampu mengontrol lingkungannya, maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan tersebut.
2. Status Perkawinan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa dukungan pasangan hidup atau keluarga berhubungan positif dengan kepuasan kerja. Namun
Spector 1997 juga mengemukakan rendahnya kepuasan kerja pada karyawan
yang telah
menikah karena
jumlah tanggungannya
bertambah.
3. Usia
Sebagian besar penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara usia dan kepuasan kerja, setidaknya sampai usia 60 tahun. Kepuasan
karyawan profesional
cenderung meningkat
seiring dengan
bertambahnya usia mereka sedangkan kepuasan kerja pada karyawan non-profesional merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik
lagi pada tahun-tahun berikutnya Robbins, 2003. 4.
Jenis Kelamin Sampai dengan saat ini pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan kerja
masih menjadi perdebatan. Beberapa peneliti menilai bahwa perbedaan kepuasan kerja muncul dikarenakan adanya perbedaan perlakuan yang
diterima pria dan wanita dalam pekerjaan. Clark dalam Kanwar et al., 2009 menemukan bahwa benefit yang diterima wanita di pasar tenaga
kerja lebih rendah daripada pria. Ada sudut pandang yang berbeda antara pria dan wanita juga mengakibatkan kepuasan kerja yang
berbeda. Miller dalam Malik et al., 2010 menyatakan bahwa pria merasa puas jika pekerjaannya memberikan otonomi sedangkan wanita
merasa puas ketika memiliki pekerjaan yang menarik dan kompleks. Penelitian oleh Chiu dalam Kanwar et al., 2009 menunjukkan bahwa
karyawan profesional pria memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dibanding karyawan profesional wanita.
5. Masa Kerja
Masa kerja dan kepuasan kerja berhubungan secara positif. Masa kerja menjadi indikator
perkiraan yang lebih konsisten dan mantap atas kepuasan kerja daripada usia kronologis Robbins, 2003.
Spector 1985 mengemukakan bahwa kepuasan kerja secara global dapat diperoleh dengan menjumlahkan keseluruhan tingkat kepuasan terhadap aspek-
aspek dalam pekerjaan. Terdapat 9 aspek yang digunakan Spector 1985 yaitu: 1.
Gaji Aspek ini mengukur kepuasan karyawan sehubungan dengan gaji yang
diterima dan adanya kenaikan gaji. 2.
Promosi Aspek ini mengukur sejauh mana kepuasan karyawan sehubungan
dengan kebijaksanaan promosi, kesempatan untuk mendapat promosi. Kebijakan promosi harus dilakukan secara adil yaitu setiap karyawan
yang melakukan pekerjaan dengan baik mempunyai kesempatan yang sama untuk promosi.
3. Supervisi
Aspek ini mengukur kepuasan kerja seseorang terhadap atasannya. Karyawan lebih suka bekerja dengan atasan yang bersikap mendukung,
penuh pengertian, hangat dan bersahabat, memberi pujian atas kinerja yang baik dari bawahan, dan memusatkan perhatian kepada karyawan
employee centered, dari pada bekerja dengan atasan yang bersifat acuh tak acuh, kasar, dan memusatkan pada pekerjaan job centered.
4. Tunjangan Tambahan
Aspek ini mengukur sejauh mana individu merasa puas terhadap tunjangan tambahan yang diterima dari perusahaan. Tunjangan
tambahan diberikan kepada karyawan secara adil dan sebanding. 5.
Penghargaan Aspek ini mengukur sejauh mana individu merasa puas terhadap
penghargaan yang diberikan berdasarkan hasil kerja. Spector 1997 berpendapat bahwa setiap individu ingin usaha, kerja keras dan
pengabdian yang dilakukan karyawan untuk kemajuan perusahaan dihargai dan juga mendapat imbalan yang semestinya.
6. Prosedur dan Peraturan Kerja
Aspek ini mengukur kepuasan sehubungan dengan prosedur dan peraturan di tempat kerja. Hal-hal yang berhubungan dengan prosedur
dan peraturan di tempat kerja mempengaruhi kepuasan kerja seorang individu seperti birokrasi dan beban kerja.
7. Rekan Kerja
Aspek ini mengukur kepuasan berkaitan dengan hubungan dengan rekan kerja misalnya adanya hubungan dengan rekan kerja yang rukun
dan saling melengkapi. 8.
Jenis Pekerjaan Aspek ini mengukur kepuasan kerja terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan itu sendiri. Beberapa literatur telah mendefinisikan ciri-ciri pekerjaan yang berhubungan dengan kepuasan kerja antara lain:
kesempatan rekreasi dan variasi tugas, kesempatan untuk menyibukkan diri,
peningkatan pengetahuan,
tanggung jawab,
otonomi, job
enrichment, kompleksitas kerja dan sejauh mana pekerjaan itu tidak bertentangan dengan hari nurani.
9. Komunikasi
Berhubungan dengan komunikasi yang berlangsung dalam perusahaan. Dengan komunikasi yang lancar, karyawan menjadi lebih paham akan
tugas-tugas, kewajiban-kewajiban, dan segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan.
Dari beberapa pendapat peneliti terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja maka Spector mengungkapkan aspek kepuasan kerja yang paling
lengkap. Dengan demikian kesembilan faktor kepuasan kerja Spector akan menjadi landasan dalam penelitian ini.
2.2. Work-life Balance