Prinsip-Prinsip Operasional Perbankan Syariah
19
2. Bagi Hasil profit sharing Sistem ini melakukan tata cara mekanisme pembagian hasil usaha
antara penyedia dana shahibul maal dengan pengelola dana mudharib. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan
penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan
musyarakah. Lebih jauh, prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produksi pendanaan yaitu tabungan dan
deposito maupun pembiayaan. Karakteristik dari prinsip operasional bank syariah adalah menggunakan sistem bagi hasil berbeda esensial
dengan sistem bunga Yuliadi, 2001. 3. Prinsip Jual-beli dan margin keuntungan
Prinsip ini merupakan penerapan tata cara jual beli al- buyu’
dalam hal ini bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank atau sebagai
kuasa bank untuk memberi barang tersebut. Dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen atau kuasa melakukan pembelian barang atas
nama bank kemudian bank menjual barang tersebut kepadanya dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan .
4. Prinsip Sewa Prinsip ini secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu ijarah sewa
murni seperti misalnya penyewaan alat-alat produksi sering disebut
20
operating lease dan b ai’at-Takjiri sewa beli dalam hal ini penyewa
mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa atau sering disebut financial lease.
5. Fee
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang didasarkan atas prinsip fee antara
lain bak garansi, kliring, inkaso, jasa tranfer dan sebagainya. Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar,yaitu produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana, dan produk jasa Karim, 2010.
Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha Bank Umum Syariah BUS meliputi :
1 menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2 menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
21
3 menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah; 4 menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,
Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah; 5 menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6 menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah danatau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7 melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau
Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8 melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah; 9 membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10 membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah danatau Bank Indonesia;
22
11 menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan
Prinsip Syariah; 12 melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 13 menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah; 14 memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15 melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
16 memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
17 melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Semua kegiatan BUS boleh dilakukan oleh UUS, kecuali kegiatan
Penitipan untuk kepentingan pihak lain dan fungsi sebagai Wali Amanat.