Pengalaman Pengembangan Bioetanol di Indonesia
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanol di Indonesia
Jakarta. 21 November 2006
PENGALAMAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BIBETANBL DI INDONESIA
Donny Winarno
* Vice-President of Sales-Marketing Division, PT Molindo Raya
Apa itu Ethanol?.
atau Aikohoi, adalah salah satu
University)
senyawa kimia tertua ya
t manusia, dan siapa dari kita yang
tidak akrab dengannya?.
batkan untuk pembuatan rokok kretek,
I
nyamuk, pembuatan kos
kinfektan, lamtan sterilisasi, penoiak
obat babk cair & effe
ailtumbuh-tumbuhan, tinta cetak dan
percetakan, spiritus bakar, dan bahan bakar kendaraan.
Bahan baku etanol bisa berasal dari bahan hayatilbahan baku pertanian dan
turunan minyak bumi /petroleum derivatives. Berdasarkan komposisinya, etanol
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu etanol yang mengandung airJHydrous Etanol
dan etanal kering/Anhydrous Etano!.
Biofuel stakeholders
@
Pernerintah: Pusat, Wilayah, Daerah
@
Petani
e Produsen Biofuel dan produsen produk yang terintegrasi
lndustri minyak
@
OEM (industri mobil dan jaringan dealernya)
@
Konsumen dan pemantau iingkungan hidup
@
Penelifi dan para ahii
@
Penjual produk-produk finansial (penjual saham dan pebankan)
IPB (Bogor
Agriculture
University)
@
I!. Kondisi Bioetan~I
Saat Ini
@
PT. Molindo Raya Industrial menggunakan teles tebu (Molases) untwk bahan
baku pembuatan etanot. Keperfuan bahan baku sebesar 2 90.000 ton untuk
produksi rata-rata 48.000 KLitahun yang didapatkan melalui tender dengan
beberapa pabrik gula di jaw2 timur
@
PT. Molindo Raya lndustriai sudah memproduksi etanol kering
sejak 2003 dengan menggunakan sistim dehidrasi molecuiar sieve
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioemanol di Indonesia
Jakarta, 21 November 2006
@
Produksi meningkat sejalan dengan kenaikkan permintaan lokal dan ekspor,
untuk etanol kering tahun 2006 telah memproduksi sekitar 3.450.000
Itrjtahun. Beberapa negara juga meminta ethanol industri kami (96% vlv)
kami untuk didehidrasi sendiri.
@
Kuaiitas etanol kering telah melebihi standar kualitas dari beberapa negara
dan penjualan ke Pertamina selama ini menggunakan standar yang umum
digunakan di negara lain dengan purity minimum 99.5 % vlv. Kami masih
menunggu standar S N I yang akan dipakai di Indonesia.
@
Penjuaian etanol keing ini dipantau oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai
dalam undang-undang no 11 tahun 1995, dan Keputusan Menteri Keuangan
no 2431KMK.05/1996 untuk pemberian pembebasan fasilitas ke pemakai
etanol sebagai bahan baku atau bahan penolong. Dalam proses ini
Pertamina hams mengajukan permohonan untuk memakai etanol dalam I
tahun beserta volumenya.
@
Salah satu tambahan persyaratan dari bea dan cukai adalah menmmpurkan
bensin 5% ke produk etanol sebelum dikirim ke depot Pertarnina untuk
dicampur ke arah 95% bensin dan 5% etanol (E5)
@
Tahun 2006, Pertamina rnendapatkan pembebasan sebesar 240.000 liter
untuk penggunaan etanol kering sebagai bahan penolong untuk biofuel
program dan AWAh penjualan ke Pertamina masih menggunakan ha~ga
yang kompetitif dengan harga MOPS (Mid Oil Pfatt Singapore)
@
13 Agustus 2006,1 SPBU Pertamina di!Malang telah mempunyai 1 pompa
khusus Bio-Premium E5 dengan penjuatan rata-rata sekitar 12.000 literlhari
atau 18.000 literjbulan untuk 5% etanol
Menurunnya harga minyak dunia ke $56lbarel saat ini menyebabkan kondisi
harga bioetanol kurang kompetitE
@
Masih tingginya harga bahan baku tetes tebu dan belum adanya peraturan
yang rnengatur ekspor yang setiap tahunnya sekitar 200.000 ton
911. Perkembangan pengolaahan bioetanol
@
Volume yang telah kami siapkan untuk menunjang program biofuel tahun
2006-2007 adalah 8.000-10.000 KLItahun dari produksi pabrik kami sekarang
di Lawang-Jatim
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanol;di Indonesia
Jakarla, 21 November 2006
@
Grup Molindo telah berkomitmen untuk mengembangkan volume produksi
dengan penambahan beberapa pabrik dengan total kapasibs sebesar
100.000 KUtahun.
@
Kami juga telah menggalang kerjasama dengan PTPN X untuk meneliti lebih
jauh opsi-opsi yang bisa dilakukan untuk efisiensi dan percepatan
pembangunan pabrik etanol di Kediri
@
Konsentrasi di pertanian singkong telah kami mulai dengan bekerjasama
sebagai mitra bersama petani setempat dengan bertahap untuk area lahan
seluas 5000 ha di tampung Timur dan area seluas 20.000 ha dengan
bantuan PEMDA di Pacitan
Beberapa kendafa yang ditemui :
@
Para petani masih sngat minim dalarn inforrnasi mengenai biofuel, sehingga
kami kesulitan dalam menmba untuk meningkatkan produktivitas
@
Belum adanya kepastian untuk formulasi harga ke pembeli siaga biofuel,
karena perhndingannya masih dengan harga minyak impor
@
Belum adanya penentuan bentuk insentif yang jelas untuk investor )rang
fokus di bidang biofuel
BV. Perkernbangan bioetanoi di Asia
Q$&.prs
"nsfipp,.sg+:s%
.
- . . . A
I
Korea
--.x Pakistan
- .,
a
--,
.jQfJ%2g*
indonesia
- Ti2ai!ag3&
9at:di ,&r:zkia
7
&
,.
i
2888
2801
2002
2803
2804
Garnbar 3. Perkembangan bioetanol di Asia
-
Sfldlg
U?_:kk..T
IW: 3
a i ~ ~ ~ t j
tyorkshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanof di lndonesia
Jakarta, 21 November 2006
Bentuk promosi bioetanot di Thailand
@
0% pajak cukai untuk bioetanol
@
Gasohol 95 lebih murah 1.50 Baht dari ULG 95 (unleaded gasoline 95)
@
Semua kendaraan pemerintah harus menggunakan Gasohol
@
MTBE telah dilarang pemakaiannya di tahun 2006
@
Sosialisasi dan promosi untuk penggunaan Gasohol
@
Standar spesifikasi untuk Gasohol
@
Garansi untuk kendaraan oleh produsen mobil
@
Penambahan porn bensin dengan gasohol
e Produsen etanol mendapatkan harga referensi atas dan bawah, yang
ditentukan dari halrga bahan baku tetes dan singkong
Persentasi pencampuran bioetanol di beberapa negara :
-
USA (E-10 and for FFV E-85),
-
Canada (E-10 and for FFV E-85),
-
Sweden (E-5 and for FFV E-85),
-
India (E-5),
-
Australia (E-10),
-
Thailand (E-1O),
-
China (E-101,
-
Colombia (E-lo),
-
Peru(E-lo),
-
Paraguay (E-7) and, of course,
-
Brazil (E-20 / E-25 and for FFV any blend).
V. Harapan perkembangan indusiri bioetanol di tndonesia
o Pemberian mandat yang jelas untuk pembeli siaga biofuel berikut kebijakan
subsidinya
@
Penetapan formulasi untuit harga dan volume yang jelas untuk Bioetanol
yang diperlukan pertahun
@
Pernberian insentif kepada para petani, untuk membangun infrastnrktur
pertanian dan memberikan sosialisasi terkait untuk rneningkatkan
produktivitas tanamannya sebagai bahan baku Biofuel
@
Bentuk insentif yang jelas untuk produsen biofuel
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dam Bioetktanol dl Indonesia
Jakarta, 21 November 2006
@
Regulasi untuk pajak ekspor molasses guna menunjang pengembangan
industri bioethanol
9:
Gambar 4. Garnbaran untuk 'TRADING FUEL ETHANOL' di dunia
Jakarta. 21 November 2006
PENGALAMAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BIBETANBL DI INDONESIA
Donny Winarno
* Vice-President of Sales-Marketing Division, PT Molindo Raya
Apa itu Ethanol?.
atau Aikohoi, adalah salah satu
University)
senyawa kimia tertua ya
t manusia, dan siapa dari kita yang
tidak akrab dengannya?.
batkan untuk pembuatan rokok kretek,
I
nyamuk, pembuatan kos
kinfektan, lamtan sterilisasi, penoiak
obat babk cair & effe
ailtumbuh-tumbuhan, tinta cetak dan
percetakan, spiritus bakar, dan bahan bakar kendaraan.
Bahan baku etanol bisa berasal dari bahan hayatilbahan baku pertanian dan
turunan minyak bumi /petroleum derivatives. Berdasarkan komposisinya, etanol
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu etanol yang mengandung airJHydrous Etanol
dan etanal kering/Anhydrous Etano!.
Biofuel stakeholders
@
Pernerintah: Pusat, Wilayah, Daerah
@
Petani
e Produsen Biofuel dan produsen produk yang terintegrasi
lndustri minyak
@
OEM (industri mobil dan jaringan dealernya)
@
Konsumen dan pemantau iingkungan hidup
@
Penelifi dan para ahii
@
Penjual produk-produk finansial (penjual saham dan pebankan)
IPB (Bogor
Agriculture
University)
@
I!. Kondisi Bioetan~I
Saat Ini
@
PT. Molindo Raya Industrial menggunakan teles tebu (Molases) untwk bahan
baku pembuatan etanot. Keperfuan bahan baku sebesar 2 90.000 ton untuk
produksi rata-rata 48.000 KLitahun yang didapatkan melalui tender dengan
beberapa pabrik gula di jaw2 timur
@
PT. Molindo Raya lndustriai sudah memproduksi etanol kering
sejak 2003 dengan menggunakan sistim dehidrasi molecuiar sieve
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioemanol di Indonesia
Jakarta, 21 November 2006
@
Produksi meningkat sejalan dengan kenaikkan permintaan lokal dan ekspor,
untuk etanol kering tahun 2006 telah memproduksi sekitar 3.450.000
Itrjtahun. Beberapa negara juga meminta ethanol industri kami (96% vlv)
kami untuk didehidrasi sendiri.
@
Kuaiitas etanol kering telah melebihi standar kualitas dari beberapa negara
dan penjualan ke Pertamina selama ini menggunakan standar yang umum
digunakan di negara lain dengan purity minimum 99.5 % vlv. Kami masih
menunggu standar S N I yang akan dipakai di Indonesia.
@
Penjuaian etanol keing ini dipantau oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai
dalam undang-undang no 11 tahun 1995, dan Keputusan Menteri Keuangan
no 2431KMK.05/1996 untuk pemberian pembebasan fasilitas ke pemakai
etanol sebagai bahan baku atau bahan penolong. Dalam proses ini
Pertamina hams mengajukan permohonan untuk memakai etanol dalam I
tahun beserta volumenya.
@
Salah satu tambahan persyaratan dari bea dan cukai adalah menmmpurkan
bensin 5% ke produk etanol sebelum dikirim ke depot Pertarnina untuk
dicampur ke arah 95% bensin dan 5% etanol (E5)
@
Tahun 2006, Pertamina rnendapatkan pembebasan sebesar 240.000 liter
untuk penggunaan etanol kering sebagai bahan penolong untuk biofuel
program dan AWAh penjualan ke Pertamina masih menggunakan ha~ga
yang kompetitif dengan harga MOPS (Mid Oil Pfatt Singapore)
@
13 Agustus 2006,1 SPBU Pertamina di!Malang telah mempunyai 1 pompa
khusus Bio-Premium E5 dengan penjuatan rata-rata sekitar 12.000 literlhari
atau 18.000 literjbulan untuk 5% etanol
Menurunnya harga minyak dunia ke $56lbarel saat ini menyebabkan kondisi
harga bioetanol kurang kompetitE
@
Masih tingginya harga bahan baku tetes tebu dan belum adanya peraturan
yang rnengatur ekspor yang setiap tahunnya sekitar 200.000 ton
911. Perkembangan pengolaahan bioetanol
@
Volume yang telah kami siapkan untuk menunjang program biofuel tahun
2006-2007 adalah 8.000-10.000 KLItahun dari produksi pabrik kami sekarang
di Lawang-Jatim
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanol;di Indonesia
Jakarla, 21 November 2006
@
Grup Molindo telah berkomitmen untuk mengembangkan volume produksi
dengan penambahan beberapa pabrik dengan total kapasibs sebesar
100.000 KUtahun.
@
Kami juga telah menggalang kerjasama dengan PTPN X untuk meneliti lebih
jauh opsi-opsi yang bisa dilakukan untuk efisiensi dan percepatan
pembangunan pabrik etanol di Kediri
@
Konsentrasi di pertanian singkong telah kami mulai dengan bekerjasama
sebagai mitra bersama petani setempat dengan bertahap untuk area lahan
seluas 5000 ha di tampung Timur dan area seluas 20.000 ha dengan
bantuan PEMDA di Pacitan
Beberapa kendafa yang ditemui :
@
Para petani masih sngat minim dalarn inforrnasi mengenai biofuel, sehingga
kami kesulitan dalam menmba untuk meningkatkan produktivitas
@
Belum adanya kepastian untuk formulasi harga ke pembeli siaga biofuel,
karena perhndingannya masih dengan harga minyak impor
@
Belum adanya penentuan bentuk insentif yang jelas untuk investor )rang
fokus di bidang biofuel
BV. Perkernbangan bioetanoi di Asia
Q$&.prs
"nsfipp,.sg+:s%
.
- . . . A
I
Korea
--.x Pakistan
- .,
a
--,
.jQfJ%2g*
indonesia
- Ti2ai!ag3&
9at:di ,&r:zkia
7
&
,.
i
2888
2801
2002
2803
2804
Garnbar 3. Perkembangan bioetanol di Asia
-
Sfldlg
U?_:kk..T
IW: 3
a i ~ ~ ~ t j
tyorkshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanof di lndonesia
Jakarta, 21 November 2006
Bentuk promosi bioetanot di Thailand
@
0% pajak cukai untuk bioetanol
@
Gasohol 95 lebih murah 1.50 Baht dari ULG 95 (unleaded gasoline 95)
@
Semua kendaraan pemerintah harus menggunakan Gasohol
@
MTBE telah dilarang pemakaiannya di tahun 2006
@
Sosialisasi dan promosi untuk penggunaan Gasohol
@
Standar spesifikasi untuk Gasohol
@
Garansi untuk kendaraan oleh produsen mobil
@
Penambahan porn bensin dengan gasohol
e Produsen etanol mendapatkan harga referensi atas dan bawah, yang
ditentukan dari halrga bahan baku tetes dan singkong
Persentasi pencampuran bioetanol di beberapa negara :
-
USA (E-10 and for FFV E-85),
-
Canada (E-10 and for FFV E-85),
-
Sweden (E-5 and for FFV E-85),
-
India (E-5),
-
Australia (E-10),
-
Thailand (E-1O),
-
China (E-101,
-
Colombia (E-lo),
-
Peru(E-lo),
-
Paraguay (E-7) and, of course,
-
Brazil (E-20 / E-25 and for FFV any blend).
V. Harapan perkembangan indusiri bioetanol di tndonesia
o Pemberian mandat yang jelas untuk pembeli siaga biofuel berikut kebijakan
subsidinya
@
Penetapan formulasi untuit harga dan volume yang jelas untuk Bioetanol
yang diperlukan pertahun
@
Pernberian insentif kepada para petani, untuk membangun infrastnrktur
pertanian dan memberikan sosialisasi terkait untuk rneningkatkan
produktivitas tanamannya sebagai bahan baku Biofuel
@
Bentuk insentif yang jelas untuk produsen biofuel
Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dam Bioetktanol dl Indonesia
Jakarta, 21 November 2006
@
Regulasi untuk pajak ekspor molasses guna menunjang pengembangan
industri bioethanol
9:
Gambar 4. Garnbaran untuk 'TRADING FUEL ETHANOL' di dunia