Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam

PRODUKSI BIOMASSA DAN BAHAN BIOAKTIF
KOLESOM (Talinum triangulare) PADA BERBAGAI
ASAL BIBIT, DOSIS PUPUK KANDANG AYAM, DAN
KOMPOSISI MEDIA TANAM

HILDA SUSANTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Produksi Biomassa dan Bahan
Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk
Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam adalah karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Juli 2006
Hilda Susanti
NRP A351040031

ABSTRAK
Hilda Susanti. Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum
triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan
Komposisi Media Tanam. Dibimbing oleh SANDRA ARIFIN AZIZ dan MAYA
MELATI FARIED.
Percobaan lapang untuk mempelajari produksi biomassa dan bahan
bioaktif kolesom pada berbagai asal bibit, dosis pupuk kandang ayam, dan
komposisi media tanam telah dilakukan di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi
Benih Leuwikopo, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian terdiri atas dua tahap
percobaan.
Percobaan pertama dilaksanakan pada bulan September sampai November
2005 dengan menggunakan rancangan petak terpisah 3 ulanga n. Petak utama
adalah asal bibit (benih, setek) dan anak petak adalah dosis pupuk kandang ayam
(0, 5, 10, dan 15 ton/ha). Kandungan bahan bioaktif ditentukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setek merupakan asal bibit yang

menghasilkan produksi biomassa tertinggi yaitu 7.78 g bobot kering daun dan
4.99 g bobot kering umbi per tanaman. Kandungan bahan bioaktif daun (alkaloid,
steroid, dan flavonoid) dan umbi (alkaloid, steroid, saponin, dan tanin) tidak
dipengaruhi oleh asal bibit. Pupuk kandang ayam 15 ton/ha merupakan dosis
terbaik yang menghasilkan produksi biomassa tertinggi yaitu 10.73 g bobot kering
daun dan 6.36 bobot kering umbi per tanaman. Kandungan bahan bioaktif daun
dan umbi menurun oleh peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Interaksi antara
setek dan 15 ton/ha pupuk kandang ayam merupakan interaksi terbaik yang
menghasilkan produksi biomassa tertinggi berupa bobot kering daun yaitu 12.43 g
per tanaman. Interaksi antara setek dan dosis pupuk kandang ayam tidak
berpengaruh terhadap kandungan bahan bioaktif dan bobot kering umbi. Pupuk
kandang ayam 15 ton/ha merupakan dosis yang memberikan produksi biomassa
terbaik, tetapi diduga terlalu basah, sehingga menyebabkan adanya penyakit
busuk batang dan akar. Berdasarkan kejadia n ini, maka dosis rekomendasi
sebagai pupuk dasar dalam percobaan II yang diharapkan dapat memperbaiki
drainase adalah pupuk kandang ayam 5 ton/ha.
Percobaan kedua dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2006 dengan
menggunakan rancangan acak kelompok 3 ulangan dan 7 perlakuan. Perlakuan
tersebut adalah tanah (kontrol), tanah:pasir (3:1/v:v), tanah:arang sekam (3:1/v:v),
tanah:zeolit (3:1/v:v), tanah:pasir (3:2/v:v), tanah:arang sekam (3:2/v:v), dan

tanah:zeolit (3:2/v:v). Kandungan bahan bioaktif ditentukan secara kualitatif.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanah:arang sekam (3:2/v:v) adalah media
yang memberikan bobot kering daun tertinggi yaitu 8.14 g per tanaman. Tanah
dan tanah:pasir (3:2/v:v) memberikan kandungan bahan bioaktif tertinggi pada
daun. Tanah:arang sekam (3:2/v:v) dan tanah:arang sekam (3:1/v:v) adalah media
yang memberikan bobot kering umbi tertinggi masing-masing adalah 4.18 dan
3.96 g per tanaman. Kandungan bahan bioaktif tertinggi pada umbi terdapat pada
media tanah.
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat direkomendasikan bahwa media
tanah:pasir (3:2/v:v) dengan pupuk dasar 5 ton/ha dapat diaplikasikan sebagai
media tanam pada tanah dengan kandungan liat yang tinggi untuk mendapatkan
kolesom yang memiliki pertumbuhan dan produksi bahan bioaktif terbaik.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

PRODUKSI BIOMASSA DAN BAHAN BIOAKTIF

KOLESOM (Talinum triangulare) PADA BERBAGAI
ASAL BIBIT, DOSIS PUPUK KANDANG AYAM, DAN
KOMPOSISI MEDIA TANAM

HILDA SUSANTI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

Nama
NRP


: Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom
(Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis
Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam
: Hilda Susanti
: A351040031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S
Ketua

Dr. Ir. Maya Melati Faried, M.S, M.Sc
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Agronomi


Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M.S

Tanggal Ujian : 11 Juli 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan September 2005 ini adalah budi daya tanaman
obat, dengan judul Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum
triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan
Komposisi Media Tanam.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :

Ibu Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S dan Ibu Dr. Ir. Maya Melati Faried,
M.S, M.Sc selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan

berupa pengalaman, saran, dan kritik, serta membukakan cakrawala
pemikiran dan ide baru.

Bapak Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan
saran dan kritik untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) atas beasiswa yang telah diberikan
selama penulis menjalankan pendidikan dan Universitas Lambung
Mangkurat yang telah memberikan kesempatan mendapatkan pendidikan
pascasarjana di IPB.

Bapak, mama, suami, serta seluruh keluarga, atas segala pengorbanan
yang tak terhingga, doa, dan kasih sayangnya.

Bapak Sardju, Bapak Maman (Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi
Benih IPB Leuwikopo), Bapak Joko (Laboratorium Ekofisiologi Faperta
IPB), Bapak Yudi dan Bapak Bambang (Laboratorium RGCI Faperta IPB)
yang sangat membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Yurnalis, Tarikh, Yusuf, Tita, Fitri, Windu, Nurbaiti, Weni, Branco,

Syafrizal, Yuanita, Linda, Dini, dan Khairul serta anak-anak Pondok Ratna
atas segala bantuan, fasilitas, dan semangat selama penulis melaksanakan
penelitian.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua
Bogor, Juli 2006
Hilda Susanti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pelaihari (Kalimantan Selatan) pada tanggal 31
Januari 1980 dari Bapak Syakhril Syukur, B.Sc dan Ibu Tuti Hariyati. Penulis
merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 1998 penulis lulus dari SMUN Pelaihari dan pada tahun yang sama
lulus seleksi masuk Universitas Lambung Mangkurat melalui jalur PMDK pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Gelar sarjana diperoleh pada
tahun 2002.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat sejak tahun 2002.
Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi
Agronomi, Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2004. Beasiswa
pendidikan pascasarjana diperoleh dari Dirjen Pendidikan Tinggi.

Penulis telah menikah dengan dr. RM. Nur Haryono Novianto pada tahun
2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Hipotesis ............................................................................................


1
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Kolesom (Talinum triangulare ) ........................................................
Perbanyakan Tanaman .......................................................................
Pupuk Kandang Ayam .......................................................................
Media Tanam .....................................................................................

5
6
7
9

PRODUKSI BAHAN BIOAKTIF KOLESOM (Talinum triangulare) PADA
BERBAGAI ASAL BIBIT DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM
Abstrak ..............................................................................................
Abstract ..............................................................................................
Pendahuluan ......................................................................................

Bahan dan Metode .............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Simpulan ............................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................

13
13
14
15
21
44
45

PRODUKSI BAHAN BIOAKTIF KOLESOM (Talinum triangulare) PADA
BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM
Abstrak ..............................................................................................
Abstract ..............................................................................................
Pendahuluan ......................................................................................
Bahan dan Metode .............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Simpulan ............................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................

47
47
48
48
54
71
71

PEMBAHASAN ............................................................................................

74

SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

79

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komposisi unsur hara kotoran ayam dan kotoran hewan lain .................
8
2. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi
kolesom ....................................................................................................

24

3. Tinggi kolesom pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk
kandang ayam ..........................................................................................

25

4. Tinggi kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan dosis
pupuk kandang ayam ...............................................................................

28

5. Jumlah cabang kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

29

6. Jumlah daun kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

31

7. Pertambahan diameter batang pada berbagai perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

32

8. Pertambahan diameter batang pada berbagai interaksi perlakuan asal
bibit dan dosis pupuk kandang ayam .......................................................

33

9. Nilai rata-rata LTR kolesom pada periode umur 4-6 MST pada
berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam .................

34

10. Nilai rata-rata LAB kolesom pada periode umur 4-6 MST pada
berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam ................

35

11. Produksi tajuk (6 MST) pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

36

12. Produksi umbi (6 MST) pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis
pupuk kandang ayam ...............................................................................

38

13. Kandungan bahan bioaktif daun dan umbi koles om asal setek pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam ........................................................

40

14. Matrik korelasi antara komponen pertumbuhan dan produksi kolesom
pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam .......

43

15. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuha n dan produksi
kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media tanam ......................

55

16. Tinggi kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media tanam...........

56

17. Jumlah cabang kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media
tanam ........................................................................................................

58

18. Jumlah daun kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media
tanam ........................................................................................................

59

19. Pertambahan diameter batang pada berbagai perlakuan komposisi

PRODUKSI BIOMASSA DAN BAHAN BIOAKTIF
KOLESOM (Talinum triangulare) PADA BERBAGAI
ASAL BIBIT, DOSIS PUPUK KANDANG AYAM, DAN
KOMPOSISI MEDIA TANAM

HILDA SUSANTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Produksi Biomassa dan Bahan
Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk
Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam adalah karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2006
Hilda Susanti
NRP A351040031

ABSTRAK
Hilda Susanti. Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum
triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan
Komposisi Media Tanam. Dibimbing oleh SANDRA ARIFIN AZIZ dan MAYA
MELATI FARIED.
Percobaan lapang untuk mempelajari produksi biomassa dan bahan
bioaktif kolesom pada berbagai asal bibit, dosis pupuk kandang ayam, dan
komposisi media tanam telah dilakukan di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi
Benih Leuwikopo, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian terdiri atas dua tahap
percobaan.
Percobaan pertama dilaksanakan pada bulan September sampai November
2005 dengan menggunakan rancangan petak terpisah 3 ulanga n. Petak utama
adalah asal bibit (benih, setek) dan anak petak adalah dosis pupuk kandang ayam
(0, 5, 10, dan 15 ton/ha). Kandungan bahan bioaktif ditentukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setek merupakan asal bibit yang
menghasilkan produksi biomassa tertinggi yaitu 7.78 g bobot kering daun dan
4.99 g bobot kering umbi per tanaman. Kandungan bahan bioaktif daun (alkaloid,
steroid, dan flavonoid) dan umbi (alkaloid, steroid, saponin, dan tanin) tidak
dipengaruhi oleh asal bibit. Pupuk kandang ayam 15 ton/ha merupakan dosis
terbaik yang menghasilkan produksi biomassa tertinggi yaitu 10.73 g bobot kering
daun dan 6.36 bobot kering umbi per tanaman. Kandungan bahan bioaktif daun
dan umbi menurun oleh peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Interaksi antara
setek dan 15 ton/ha pupuk kandang ayam merupakan interaksi terbaik yang
menghasilkan produksi biomassa tertinggi berupa bobot kering daun yaitu 12.43 g
per tanaman. Interaksi antara setek dan dosis pupuk kandang ayam tidak
berpengaruh terhadap kandungan bahan bioaktif dan bobot kering umbi. Pupuk
kandang ayam 15 ton/ha merupakan dosis yang memberikan produksi biomassa
terbaik, tetapi diduga terlalu basah, sehingga menyebabkan adanya penyakit
busuk batang dan akar. Berdasarkan kejadia n ini, maka dosis rekomendasi
sebagai pupuk dasar dalam percobaan II yang diharapkan dapat memperbaiki
drainase adalah pupuk kandang ayam 5 ton/ha.
Percobaan kedua dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2006 dengan
menggunakan rancangan acak kelompok 3 ulangan dan 7 perlakuan. Perlakuan
tersebut adalah tanah (kontrol), tanah:pasir (3:1/v:v), tanah:arang sekam (3:1/v:v),
tanah:zeolit (3:1/v:v), tanah:pasir (3:2/v:v), tanah:arang sekam (3:2/v:v), dan
tanah:zeolit (3:2/v:v). Kandungan bahan bioaktif ditentukan secara kualitatif.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanah:arang sekam (3:2/v:v) adalah media
yang memberikan bobot kering daun tertinggi yaitu 8.14 g per tanaman. Tanah
dan tanah:pasir (3:2/v:v) memberikan kandungan bahan bioaktif tertinggi pada
daun. Tanah:arang sekam (3:2/v:v) dan tanah:arang sekam (3:1/v:v) adalah media
yang memberikan bobot kering umbi tertinggi masing-masing adalah 4.18 dan
3.96 g per tanaman. Kandungan bahan bioaktif tertinggi pada umbi terdapat pada
media tanah.
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat direkomendasikan bahwa media
tanah:pasir (3:2/v:v) dengan pupuk dasar 5 ton/ha dapat diaplikasikan sebagai
media tanam pada tanah dengan kandungan liat yang tinggi untuk mendapatkan
kolesom yang memiliki pertumbuhan dan produksi bahan bioaktif terbaik.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

PRODUKSI BIOMASSA DAN BAHAN BIOAKTIF
KOLESOM (Talinum triangulare) PADA BERBAGAI
ASAL BIBIT, DOSIS PUPUK KANDANG AYAM, DAN
KOMPOSISI MEDIA TANAM

HILDA SUSANTI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

Nama
NRP

: Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom
(Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis
Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam
: Hilda Susanti
: A351040031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S
Ketua

Dr. Ir. Maya Melati Faried, M.S, M.Sc
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Agronomi

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M.S

Tanggal Ujian : 11 Juli 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan September 2005 ini adalah budi daya tanaman
obat, dengan judul Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum
triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan
Komposisi Media Tanam.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :

Ibu Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, M.S dan Ibu Dr. Ir. Maya Melati Faried,
M.S, M.Sc selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan
berupa pengalaman, saran, dan kritik, serta membukakan cakrawala
pemikiran dan ide baru.

Bapak Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan
saran dan kritik untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) atas beasiswa yang telah diberikan
selama penulis menjalankan pendidikan dan Universitas Lambung
Mangkurat yang telah memberikan kesempatan mendapatkan pendidikan
pascasarjana di IPB.

Bapak, mama, suami, serta seluruh keluarga, atas segala pengorbanan
yang tak terhingga, doa, dan kasih sayangnya.

Bapak Sardju, Bapak Maman (Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi
Benih IPB Leuwikopo), Bapak Joko (Laboratorium Ekofisiologi Faperta
IPB), Bapak Yudi dan Bapak Bambang (Laboratorium RGCI Faperta IPB)
yang sangat membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Yurnalis, Tarikh, Yusuf, Tita, Fitri, Windu, Nurbaiti, Weni, Branco,
Syafrizal, Yuanita, Linda, Dini, dan Khairul serta anak-anak Pondok Ratna
atas segala bantuan, fasilitas, dan semangat selama penulis melaksanakan
penelitian.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua
Bogor, Juli 2006
Hilda Susanti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pelaihari (Kalimantan Selatan) pada tanggal 31
Januari 1980 dari Bapak Syakhril Syukur, B.Sc dan Ibu Tuti Hariyati. Penulis
merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 1998 penulis lulus dari SMUN Pelaihari dan pada tahun yang sama
lulus seleksi masuk Universitas Lambung Mangkurat melalui jalur PMDK pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Gelar sarjana diperoleh pada
tahun 2002.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat sejak tahun 2002.
Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi
Agronomi, Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2004. Beasiswa
pendidikan pascasarjana diperoleh dari Dirjen Pendidikan Tinggi.
Penulis telah menikah dengan dr. RM. Nur Haryono Novianto pada tahun
2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Hipotesis ............................................................................................

1
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Kolesom (Talinum triangulare ) ........................................................
Perbanyakan Tanaman .......................................................................
Pupuk Kandang Ayam .......................................................................
Media Tanam .....................................................................................

5
6
7
9

PRODUKSI BAHAN BIOAKTIF KOLESOM (Talinum triangulare) PADA
BERBAGAI ASAL BIBIT DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM
Abstrak ..............................................................................................
Abstract ..............................................................................................
Pendahuluan ......................................................................................
Bahan dan Metode .............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Simpulan ............................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................

13
13
14
15
21
44
45

PRODUKSI BAHAN BIOAKTIF KOLESOM (Talinum triangulare) PADA
BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM
Abstrak ..............................................................................................
Abstract ..............................................................................................
Pendahuluan ......................................................................................
Bahan dan Metode .............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Simpulan ............................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................

47
47
48
48
54
71
71

PEMBAHASAN ............................................................................................

74

SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

79

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komposisi unsur hara kotoran ayam dan kotoran hewan lain .................
8
2. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi
kolesom ....................................................................................................

24

3. Tinggi kolesom pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk
kandang ayam ..........................................................................................

25

4. Tinggi kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan dosis
pupuk kandang ayam ...............................................................................

28

5. Jumlah cabang kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

29

6. Jumlah daun kolesom pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

31

7. Pertambahan diameter batang pada berbagai perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

32

8. Pertambahan diameter batang pada berbagai interaksi perlakuan asal
bibit dan dosis pupuk kandang ayam .......................................................

33

9. Nilai rata-rata LTR kolesom pada periode umur 4-6 MST pada
berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam .................

34

10. Nilai rata-rata LAB kolesom pada periode umur 4-6 MST pada
berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam ................

35

11. Produksi tajuk (6 MST) pada berbagai interaksi perlakuan asal bibit dan
dosis pupuk kandang ayam ......................................................................

36

12. Produksi umbi (6 MST) pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis
pupuk kandang ayam ...............................................................................

38

13. Kandungan bahan bioaktif daun dan umbi koles om asal setek pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam ........................................................

40

14. Matrik korelasi antara komponen pertumbuhan dan produksi kolesom
pada berbagai perlakuan asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam .......

43

15. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuha n dan produksi
kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media tanam ......................

55

16. Tinggi kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media tanam...........

56

17. Jumlah cabang kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media
tanam ........................................................................................................

58

18. Jumlah daun kolesom pada berbagai perlakuan komposisi media
tanam ........................................................................................................

59

19. Pertambahan diameter batang pada berbagai perlakuan komposisi

media tanam .............................................................................................

61

20. Nilai rata-rata LTR kolesom pada periode umur 4-6 MST dengan
berbagai perlakuan komposisi media tanam ............................................

62

21. Nilai rata-rata LAB kolesom pada periode umur 4-6 MST dengan
berbagai perlakuan komposisi media tanam ............................................

63

22. Produksi tajuk (6 MST) pada berbagai perlakuan komposisi media
tanam ........................................................................................................

63

23. Produksi umbi (6 MST) pada berbagai perlakuan komposisi media
tana m ........................................................................................................

66

24. Kandungan bahan bioaktif daun dan umbi kolesom pada berbagai
perlakuan komposisi media tanam ...........................................................

67

25. Matrik korelasi antara komponen pertumbuhan dan produksi kolesom
pada berbagai perlakuan komposisi media tanam ...................................

70

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan alir penelitian ................................................................................
3
2. Pertanaman kolesom pada percobaan I umur 5 MST ..............................

21

3. Daun kolesom yang terserang oleh hama kutu daun (a) dan belalang (b) .

23

4. Kolesom yang terserang penyakit busuk batang .....................................

23

5. Tinggi tanaman kolesom umur 6 MST pada berbagai dosis pupuk
kandang ayam ..........................................................................................

26

6. Perbedaan dosis pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman kolesom

27

7. Jumlah cabang kolesom umur 6 MST pada berbagai interaksi perlakuan
asal bibit dan dosis kandang ayam ...........................................................

30

8. Jumlah daun kolesom umur 6 MST pada berbagai interaksi perlakuan
asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam ................................................

32

9. Nilai rata-rata LTR pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.................

34

10. Nilai rata-rata LAB pada berbagai dosis pupuk kandang ayam ..............

35

11. Bobot kering tajuk umur 6 MST pada berbagai interaksi perlakuan asal
bibit dan dosis pupuk kandang ayam .......................................................

37

12. Produksi umbi kolesom asal setek umur 6 MST pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam .................................................................................

38

13. Panjang umbi, jumlah umbi, dan bobot kering umbi pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam ...............................................................................

39

14. Pertanaman kolesom pada percobaan II umur 5 MST .............................

54

15. Tinggi kolesom umur 6 MST pada berbagai perlakuan komposisi media
yang telah dicampur dengan pupuk kandang ayam 5 ton/ha ...................

57

16. Produksi umbi umur 6 MST pada berbagai perlakuan media .................

66

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah percobaan I ................................................................................... 86
2. Tabel kriteria penilaian sifat kimia tanah dengan berbagai dosis pupuk
kandang ayam ..........................................................................................

87

3. Gambar data iklim pada periode mingguan pertanaman kolesom
percobaan I ...............................................................................................

88

4. Denah percobaan II ..................................................................................

89

5. Gambar data iklim pada periode mingguan pertanaman kolesom
percobaan II .............................................................................................

90

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai mega biodiversity country , yaitu negara yang
memiliki keanekaragaman hayati. Hutan tropis Indonesia memiliki sekitar 30 000
tumbuhan, jauh melebihi daerah tropis lainnya di dunia.

Diduga dari jumlah

tersebut sekitar 9 600 spesies diketahui berkhasiat obat, dan sekitar 200 spesies di
antaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat tradisional. Obat
tradisional atau lebih dikenal dengan istilah jamu adalah salah satu kebanggaan
bangsa Indonesia karena secara turun-temurun sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat.

Hal ini dapat diketahui dari kemampuan sebagian masyarakat

meracik tumbuhan obat dan tradisi minum jamu yang mengakar kuat (Kardinan &
Kusuma 2004).
Potensi dan pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat hutan tropika
Indonesia semakin menunjukkan prospek yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari
semakin menjamurnya industri jamu di seluruh Indonesia. Perkembangan industri
jamu ini tentunya tidak terlepas dari trend penduduk dunia yang lebih senang
memakai sesuatu yang alami (back to nature). Hal ini disebabkan antara lain oleh
harga obat kimia modern yang mahal dan efek sampingnya cukup besar terhadap
kesehatan pemakainya.
Salah satu tumbuhan liar yang berkhasiat obat adalah kolesom (Talinum
triangulare).

Tumbuhan ini asli dari Amerika tropis dan pada tahun 1915

diimpor ke Jawa melalui Suriname (Heyne 1987). Bagian utama yang bermanfaat
pada tumbuhan ini adalah bagian akarnya. Akarnya adalah akar tunggang yang
menggelembung berbentuk seperti tombak dan bisa dikatakan sebagai umbi.
Umbi ini telah lama digunakan oleh nenek moyang kita sebagai obat untuk
mengatasi kelemahan tubuh atau obat kuat (tonikum) pengganti ginseng (Panax
ginseng) (Hargono 2005). Daun dan tajuk tumbuhan ini dapat dikonsumsi sebagai
sayur lalapan. Tumbuhan ini juga ditanam sebagai tanaman hias dalam pot atau
sebagai tanaman pinggir di kebun-kebun (Rifai 1994).
Kolesom memiliki sifat sebagai gulma dan mudah diperbanyak.
Perbanyakan

kolesom dengan menggunakan bahan tanaman berupa biji atau

setek batang dari tumbuhan yang telah tua. Perbedaan bahan tanam yang
digunakan biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman
karena bahan tanam yang berbeda memiliki fase pertumbuhan yang berbeda
(Hobir et al. 1998). Penggunaan bahan tanaman yang berbeda sebagai bibit pada
penelitian ini untuk mencari fase pertumbuhan yang menghasilkan produksi
biomassa dan bahan bioaktif tertinggi.
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal selain ditentukan
oleh kualitas bahan tanam yang digunakan, juga ditentukan oleh

faktor

lingkungan. Faktor lingkungan yang penting, di antaranya adalah ketersediaan
hara pada media tanam. Ketersediaan hara pada media tanam dapat dilakukan
melalui usaha pemupukan. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang
sesuai diaplikasikan pada budidaya tanaman obat. Menurut Eliyani (1999), pupuk
kandang ayam mengandung unsur hara lebih tinggi dibanding pupuk kandang
lainnya, meningkatkan produktivitas tanaman, dan memiliki pengaruh yang baik
terhadap tanah melalui perbaikan fisika, biologi, dan kimia tanah.
Penelitian tentang budidaya kolesom dengan menggunakan berbagai asal
bibit dan dosis pupuk kandang ayam perlu dilakukan karena sejauh ini belum
diperoleh informasi mengenai bahan tanaman yang akan mempengaruhi produksi
biomassa dan bahan bioaktif akibat fase pertumbuhan yang berbeda dan dosis
pupuk kandang ayam terbaik yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat.
Penggunaan media tanah dengan pemberian berbagai dosis pupuk
kandang ayam pada penelitian ini telah menimbulkan masalah yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kolesom yaitu terjadinya busuk batang
dan akar. Hal ini diduga karena komposisi media tanam yang tidak seimbang
mengakibatkan drainase dan aerasi pada media tanam kurang baik.

Berlatar

belakang kejadian ini, maka perlu diadakan percobaan kedua yaitu penanaman
kolesom dengan berbagai komposisi media tanam yang diharapkan dapat
menciptakan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pada Gambar 1 dapat dilihat bagan alir penelitian.
Komposisi media yang tepat merupakan salah satu syarat keberhasilan
budidaya tanaman khususnya budidaya dalam wadah.

Pembuatan media

campuran bertujuan memperbaiki kondisi fisik dan kimia pada daerah perakaran.

Percobaan I
Mempelajari pertumbuhan dan produksi bahan bioaktif kole som
dengan rancangan split plot pada 2 faktor perlakuan

Asal bibit
(benih, setek)

Dosis pupuk kandang ayam
(0, 5, 10, dan 15 ton/ha)

Tidak
berbeda

Berbeda

Berbeda

Tidak
berbeda

Dosis rekomendasi yang
menghasilkan kandungan
bahan bioaktif yang
tinggi
Asal bibit
terbaik
Dosis pupuk
kandang sebagai
pupuk dasar
Percobaan II
Perbaikan
komposisi
media

Rancangan acak kelompok pada 7 perlakuan media : tanah (kontrol),
tanah:pasir (3:1/v:v), tanah:arang sekam (3:1/v:v), tanah:zeolit (3:1/v:v),
tanah:pasir (3:2/v:v), tanah:arang sekam (3:2/v:v), dan tanah:zeolit
(3:2/v:v)

Kolesom yang memiliki
produksi biomassa dan bahan
bioaktif terbaik pada
perlakuan media terpilih
Gambar 1. Bagan alir penelitian

Kondisi yang diharapkan dari media campuran adalah menurunkan laju
pemadatan, meningkatkan laju infiltrasi dan perkolasi, kecukupan aerasi bagi
perakaran, daya menahan air, dan kapasitas tukar kation yang tinggi (Firmansyah
2001). Pasir, arang sekam, dan zeolit dapat digunakan sebagai bahan campuran
tanah dalam media tanam untuk menciptakan media tanam yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman budi daya dalam wadah (polybag) (Kusumawati 2002;
Aurum 2005).

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Mengetahui pengaruh asal bibit terhadap produksi biomassa dan bahan
bioaktif kolesom.

2.

Mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap produksi
biomassa dan bahan bioaktif kolesom.

3.

Mengetahui pengaruh interaksi antara asal bibit dan dosis pupuk kandang
ayam terhadap produksi biomassa dan bahan bioaktif kolesom.

4.

Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap produksi biomassa
dan bahan bioaktif kolesom.
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Asal bibit tertentu berpengaruh terbaik terhadap produksi biomassa dan
bahan bioaktif kolesom.

2.

Dosis pupuk kandang ayam tertentu berpengaruh terbaik terhadap
produksi biomassa dan bahan bioaktif kolesom.

3.

Interaksi antara asal bibit dan dosis pupuk kandang ayam tertentu
berpengaruh terbaik terhadap produksi biomassa dan bahan bioaktif
kolesom.

4.

Komposisi media tanam tertentu berpengaruh terbaik terhadap produksi
biomassa dan bahan bioaktif kolesom.

TINJAUAN PUSTAKA
Kolesom (Talinum triangulare)
Kolesom adalah tanaman sukulen yang memiliki lintasan metabolisme
asam crassulaceae (crassulacean acid metabolism = CAM).

Tanaman ini

diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta , sub divisi Angiospermae, kelas
Dicotyledoneae , bangsa Caryophyllales, suku Portulacaceae, marga Talinum.
Sinonim tanaman ini secara botani adalah Talinum racemosum Rohrbach
(Hutapea 1994).
Kolesom merupakan tanaman herba menahun yang tumbuh tegak. Batang
tanaman ini berbentuk bulat, pangkalnya berwarna ungu kemerahan, sedangkan
batang bagian tengah sampai ujung berwarna hijau (Wahyuni & Hadipoentyanti
1999). Daunnya berbentuk oblongus-spatulatus , hijau muda, tebal berdaging,
filotaksis spiral dan kadang-kadang berhadapan.

Secara anatomi, daunnya

memiliki tipe dorsiventral, stomata parasitik (epidermis atas dan bawah),
parenkim daun (jaringan sponsa) yang mengandung kristal kalsium oksalat bentuk
roset dan kelenjar minyak atsiri, berkas pembuluh kolateral. Bunganya berwarna
merah jambu keunguan.

Bentuk tangkai bunga adalah segitiga dan bentuk

rangkaian bunganya adalah tandan (racemus). Bunga mekar pada pagi hari pukul
09.00. Buahnya berbentuk bulat memanjang, berwarna hijau kekuningan, dan
berisikan biji hitam mengkilat. Biji dari kolesom berbentuk lonjong pipih dan
berdiameter ± 1 mm. Akarnya menebal (membengkak) menyerupai akar ginseng.
Masyarakat sering sukar membedakan antara kolesom (Talinum triangulare) dan
som jawa (Talinum paniculatum). Ciri-ciri anatomi kedua jenis tanaman tersebut
sukar dibedakan. Perbedaannya terletak pada ciri-ciri morfologinya, yaitu
filotaksis, tipe infloresensi, bentuk buah, warna, dan waktu bunga mekar. Som
jawa memiliki filotaksis berhadapan, tipe infloresensi malai (panicula ) dengan
tangkai bunga bersudut tumpul, buah berbentuk kapsula (bulat dan berwarna
merah-coklat), dan bunga mekar pada sore hari (Santa & Prajogo 1999).
Umbi akarnya dimanfaatkan untuk mengobati neurasthenia (kelelahan
tubuh), debilitas (kelemahan tubuh) setelah sembuh dari penyakit kronik
(Hargono 2005), dan obat lemah syahwat (Hutapea 1994). Penelitian Hernani et

al. (2001) menunjukkan bahwa akar kolesom mengandung senyawa-senyawa
golongan alkaloid dan saponin yang cukup kuat, diikuti oleh glikosida, tanin dan
steroid dalam jumlah sedikit. Tanaman yang diremas dapat ditempelkan pada
tempat yang sakit sebagai anti inflamasi atau anti tumor.

Cairannya dapat

digunakan sebagai obat pengurang rasa sakit pada mata dan membantu
penyembuhan akibat pukulan atau jatuh.

Daun dan tajuk dapat dikonsumsi

sebagai sayuran. Kandungan dari 100 g bagian yang dapat dimakan adalah : 9092 g air, 1.9-2.4 g protein, 0.4-0.5 g lemak, 3.7-4.0 g karbohidrat, 0.6-1.1 g serat,
2.4 g abu, 90-135 mg kalsium, 4.8-5.0 mg besi, 3 mg beta karoten, 0.08 mg
vitamin B1, 0.18 mg vitamin B2, 0.3 mg niacin, 31 mg vitamin C, dan energi 105
kJ (Rifai 1994).

Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
generatif dan vegetatif. Ada tanaman yang hanya dapat diperbanyak dengan satu
cara saja dan ada yang dapat diperbanyak dengan keduanya. Keberhasilan dari
cara perbanyakan tanaman dapat dilihat dari keberlangsungan pewarisan karakter
induk tanaman kepada tanaman turunannya (Hartmann et al. 1981).
Perbanyakan tanaman secara generatif atau seksual menggunakan benih
sebagai bahan tanamnya. Penggunaan biji lebih banyak digunakan untuk berbagai
spesies dan kultivar dibandingkan dengan cara perbanyakan lainnya.

Biji

digunakan secara ekstensif pada berbagai nurseri untuk menghasilkan batang
bawah tanaman buah atau tanaman hias.

Pada usaha pemuliaan tanaman,

penanaman biji sangat penting dilakukan untuk mengembangkan kultivar baru.
Keberhasilan perbanyakan tanaman secara generatif sangat bergantung kepada
kualitas biji atau benih yang digunakan (Hartmann & Kester 1975).

Biji

dihasilkan oleh bunga yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif.
Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi persarian
(penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tanaman yang kita
sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji sebagai cikal – bakal tanaman baru
(Tjitrosoepomo 1999).

Jika menggunakan biji kolesom sebagai bahan perbanyakan tanaman,
maka biji disemaikan terlebih dulu dengan cara disebarkan atau ditumbuhkan
dalam bak pasir dengan sistem garis atau disebar rata. Tempat penyemaian harus
teduh, sejuk, dan terlindung dari terpaan hujan. Menurut penelitian Wahyuni &
Hadipoentyanti (1999), pemindahan bibit ke lapangan dilakukan setelah berumur
± 2 bulan, sedangkan umur buah masak adalah 10 – 11 hari setelah bunga mekar.
Biji memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjadi bibit, karena setelah
berkecambah harus melewati fase juvenil, transisi, dan dewasa.
Setek sebagai salah bentuk dari perbanyakan tanaman secara vegetatif
atau aseksual merupakan usaha yang penting dilakukan pada kebanyakan tanaman
hortikultura, terutama tanaman buah dan tanaman hias. Kultivar-kultivar tanaman
hortikultura seringkali kehilangan karakter asli dari tanaman induk bila dilakukan
perbanyakan tanaman menggunakan biji. Di samping itu, perbanyakan melalui
setek mudah dilakukan dan lebih cepat bila dibandingkan dengan biji, karena
setek merupakan bahan tanaman yang telah memasuki fase dewasa (Hartmann &
Kester 1975).
Bahan tanaman yang dapat digunakan sebagai setek pada kolesom adalah
setek dari batang yang sudah tua (Heyne 1987). Penelitian Djumidi et al. (1999)
pada som jawa (Talinum paniculatum) menggunakan setek tanaman yang telah
berumur 10 bulan dan dipilih dari batang yang belum berbunga.

Hasilnya

menunjukkan bahwa semakin panjang setek yang digunakan akan menghasilkan
rata-rata jumlah dan panjang tunas yang semakin tinggi. Percobaan Hidayat et al.
(1994) pada perbanyakan kolesom menggunakan setek batang dari tanaman yang
telah tumbuh lebih dari setahun menunjukkan hasil yang baik dengan tingkat
keberhasilan tumbuh 98.33 %.

Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kadar bahan
organik tanah dengan menyediakan hara lebih lengkap dan faktor-faktor
pertumbuhan lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia
(anorganik). Pemberian pupuk kandang dapat memberikan pengaruh terhadap
perbaikan lingkungan tumbuh yaitu dapat meningkatkan aerasi, kemampuan

menahan air, meningkatkan aktivitas berbagai mikroba heterotrof dalam tanah,
peningkatan kandungan P tersedia dan penurunan retensi P tanah.

Hal ini

memungkinkan petani menggunakan pupuk kandang yang tersedia untuk
pertanian dengan biaya rendah untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman
(Balasubramanian & Bell 2005).
Erianto (1995) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung
kadar air yang lebih rendah dibandingkan pupuk kotoran kambing dan sapi
sehingga kemampuan menahan air lebih tinggi. Pupuk kotoran ayam lebih cepat
dalam menyediakan unsur hara dan memiliki nisbah C/N lebih rendah
dibandingkan dengan pupuk kotoran sapi, kuda, dan domba. Pemberian pupuk
kandang ayam akan meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu daya tumbuh,
vigor bibit serta komponen hasil.
Penelitian Manik (2003) menunjukkan bahwa pemupukan dengan pupuk
kandang ayam dengan dosis 4 ton/ha menghasilkan pertumbuhan tanaman kedelai
yang terbaik dan juga berbeda nyata dengan dosis pupuk kandang lainnya.
Penelitian Eliyani (1999) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam
10 ton/ha dapat memperbaiki sifat

kimia tanah yaitu meningkatkan kadar C

organik tanah (1.72 %), meningkatkan pH tanah berkisar antara 0.08 hingga 0.17
satuan, dan meningkatkan kadar P-Bray tanah saat panen.
Pupuk kandang ayam mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium
cukup tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya. Komposisi unsur hara
kotoran ayam dan kotoran hewan lain disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi unsur hara kotoran ayam dan kotoran hewan lain
Jenis Hewan
Sapi
Ayam
Babi
Domba
Sumber :

N(%)

P(%)

K(%)

Mg(%)

2-8
5-8
3-5
3-5

0.2-1
1-2
0.2-1.1
0.4-0.8

0.7-3
1-2
*
0.5-1.1
2-3

0.6-1.5
*
0.6-3
*
0.98
0.2

*

*

Donahue et al. ( 1997). Kirchmann and Witter (1992).

Beberapa penelitian terdahulu mengenai kolesom atau som jawa hanya
menggunakan pupuk kandang sapi, sedangkan penggunaan pupuk kandang ayam
belum diteliti. Penelitian Gusmaini & Trisilawati (1999) menunjukkan bahwa
tanah yang dicampur dengan pupuk kandang sapi (2:1) meningkatkan hasil bobot

segar akar som jawa (Talinum paniculatum). Sejalan dengan penelitian Darwati
et al. (2000), pemberian pupuk kandang sapi (2:1) dapat meningkatkan kapasitas
pertumbuhan tanaman dilihat dari jumlah daun, bobot segar dan kering tanaman
(batang, daun, dan akar) som jawa.

Media Tanam
Media ta nam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Penggunaan media tanam yang tepat akan memberikan
kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman (Aurum 2005).
Media tanam yang digunakan harus dapat mendukung perakaran, menahan
kelembaban, mempunyai drainase dan aerasi yang baik, bebas dari berbagai benih
gulma, serta tidak mempunyai salinitas yang tinggi (Sya’bana 2005).
Media tanam berkaitan erat dengan setiap aktivitas penanaman dalam
wadah, maka pemilihan atau formulasi media tanam yang cocok sangatlah penting
dalam budidaya tanaman dalam wadah (Susila 2005). Pasir, arang sekam, dan
zeolit dapat digunakan sebagai bahan campuran tanah dalam media tanam untuk
menciptakan media tanam yang ideal bagi pertumbuhan tanaman budidaya dalam
wadah /polybag (Kusumawati 2002; Aurum 2005).

Pasir
Pasir sangat penting digunakan sebagai campuran media tanam karena
pasir memiliki ukuran partikel yang besar sehingga dapat meningkatkan porositas,
infiltrasi, dan jumlah udara yang dapat tersedia dalam tanah. Pasir yang dapat
memberikan drainase dan aerasi terbaik pada media tanam dalam wadah
(polybag) adalah pasir kasar berukuran 0.5 – 1.00 mm dan mengisi 25 % volume
wadah (Wolf 1996).
Pasir telah digunakan secara luas sebagai media pe rakaran setek karena
media ini relatif murah dan mudah tersedia. Pasir tidak menyimpan kelembaban
sehingga membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih. Penggunaan tunggal
tanpa campuran dengan media lain membuatnya sangat kasar sehingga tidak
memberikan hasil yang baik (Hartmann & Kester 1975).
Penelitian Djumidi et al. (1999) menyatakan bahwa campuran tanah dan
pasir merupakan media tanam terbaik yang memberikan hasil pertumbuhan

panjang akar tertinggi pada tanaman som jawa (Talinum paniculatum Gaertn. ).
Media tanam dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang telah dilakukan
pada komoditas lain.
Penelitian Pertiwi (2003) menyatakan bahwa komposisi tanah, pasir, dan
pupuk kandang (1:1:1) (v/v) meningkatkan panjang daun dan lebar daun teratai
pada fase vegetatif. Komposisi tanah, pasir, dan pupuk kandang (2:1:1) pada
penelitian Dewi (2004) merupakan perlakuan terbaik karena telah memberikan
pertambahan tinggi tanaman total dan panjang tunas yang lebih besar pada
pertumbuhan bibit stum mangga varietas arumanis.

Arang Sekam
Arang sekam merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari sekam
padi (kulit gabah). Arang sekam mengandung unsur N, P, K, dan Ca masingmasing 0.18, 0.08, 0.30, dan 0.14% serta unsur Mg yang tidak terukur, serta pH 67 setelah perendaman selama 2 hari (Prabowo 1987).
Penggunaan arang sekam sebagai media tanam karena teksturnya remah,
ringan,

dapat

membantu

menggemburkan

tanah,

menambah

unsur

Si,

meningkatkan suhu dan pH tanah, meningkatkan retensi air, dan sirkulasi udara
dalam tanah.

Keuntungan lain dari penggunaan arang sekam sebagai media

campuran tanah adalah dapat menghilangkan dan mencegah pengaruh penyakit
khususnya yang disebabkan oleh bakteri dan gulma (Murbandono 1993).
Penelitian Dewi (2002) menunjukkan bahwa pemberian arang sekam
sebanyak 622 g/m2 pada tanah latosol mampu memperbaiki keadaan fisik tanah
dengan cara menurunkan dry bulk density sehingga dapat menekan terjadinya
proses pemadatan tanah. Gunawan (1990) menyatakan bahwa pemberian arang
sekam dengan dosis 400 g/m2 akan meningkatkan serapan N yang paling tinggi
namun pemberian dosis arang sekam 600 g/m2 akan menurunkan serapan N pada
rumput Brachiaria decumbens STAPF.
Dewi (2004) menyatakan bahwa campuran media tanah, arang sekam,
da

Dokumen yang terkait

Aplikasi Pupuk KCl dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Inseptisol Kuala Bekala

1 86 46

Aplikasi Pupuk Urea dan Pupuk Kandang Kambing untuk Meningkatkan N-Total pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala dan Kaitannya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea mays L.)

3 112 57

Aplikasi Pupuk SP-36 Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Fosfor Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L)Pada Ultisol Kwala Bekala

2 68 46

Pengaruh Dosis Bokashi Pupuk Kandang Dan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea.L)

0 35 70

Pengaruh Pemberian Berbagai Level Pupuk Kandang Ayam Petelur dan Banyak Barisan Tanaman Terhadap Kualitas Rumput Raja (Pennisetum Purpupoides)

6 47 56

Pengaruh Pemberian Berbagai Mva Dan Pupuk Kandang Ayam Pada Tanaman Tembakau Deli Terhadap Serapan P Dan Pertumbuhan Ditanah Inceptisol Sampali

3 43 52

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Dosis Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Peleng (Spinacia oleracea l.A)

0 45 72

Dinamika Kandungan Protein Pucuk Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) pada Berbagai Dosis Pupuk Urea+KCl dan Interval Panen

0 3 8

Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam

0 2 90

Efektivitas Penambahan Pupuk Organik di Musim Tanam Kedua pada Tanaman Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) dengan Pemanenan Berulang

0 3 5