Aplikasi Pupuk SP-36 Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Fosfor Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L)Pada Ultisol Kwala Bekala

3   APLIKASI PUPUK SP-36 DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN
DAN SERAPAN FOSFOR SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA ULTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI OLEH : SAPUTRA YAKIN HASIBUAN 090301217 ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

3   APLIKASI PUPUK SP-36 DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN
DAN SERAPAN FOSFOR SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA ULTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI
OLEH : SAPUTRA YAKIN HASIBUAN
090301217 ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjan (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

3  

Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi Minat

: Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Ultisol Kwala Bekala

: Saputra Yakin Hasibuan : 090301217 : Agroekoteknologi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing :

(Ir. M. Madjid B. Damanik, M. Sc.) Ketua

(Ir. Gantar Sitanggang) Anggota

Mengetahui,

(Ir. T. Sabrina, MAgr. Sc, PhD.) Ketua Program Studi Agroekoteknologi 

Universitas Sumatera Utara

3  
ABSTRACT
This aimsof research was studied about the application effect of SP - 36 fertilizer and chicken manure on phosphorus availability and uptake and growth of maize at Kwala Bekala Ultisol . The research was conducted in the screen house and in Chemistry and Soil Fertility Laboratory , Faculty of Agriculture , University of North Sumatra . It arranged in randomized block designed faktorial consist of 2 factors with 3 replications . The first factor SP - 36 which consists of 4 dose levels ( ppm P2O5 / 5 kg BTKO ) : 1 . P0 ( 0 ) , 2 . P1 ( 50 ) , P3 ( 100 ) , P4 ( 150 ) and the second factor of chicken manure ( g / kg BTKO 5 ) : 1 . A0 ( 0 ) 2 . A1 ( 25 ) , 3 . A2 ( 50 ) , 4 . A3 ( 75 ) .
The results showed SP - 36 fertilizer application indicated significan increased soil pH , P-plant uptake , plant height, dry weight and dry root plant, decreased al -exchangeable and did not significantly affect soil C-organic and P available soil . Application of chicken manure significantly increased soil pH , soil C-organic, P - available soil , P-plant uptake , plant height , dry weight and dry root plant, and decreased al -exchangeable . Interaction of SP - 36 fertilizer application and chicken manure did not significantly increase soil pH , soil Corganic, P - available soil , P-plant uptake , plant height , dry weight, lowered al dd land and significantly increase the root dry plant .
Keywords : SP - 36 fertilizer , chicken manure , P - available soil and P plant uptake
 

Universitas Sumatera Utara

3  
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan dan serapan fosfor serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada Ultisol Kwala Bekala. Penelitian ini dilakukan di rumah kasa serta di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama SP-36 yang terdiri dari 4 taraf dosis (ppm P2O5/5 kg BTKO): 1. P0 (0), 2. P1 (50), P3 (100), P4 (150) dan faktor kedua pupuk kandang ayam (g/5 kg BTKO): 1. A0 (0), 2. A1 (25), 3. A2 (50), 4. A3 (75).
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pupuk SP-36 berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah, serapan P tanaman, tinggi tanaman, berat kering akar dan tajuk tanaman, menurunkan al-dd dan tidak berpengaruh nyata terhadap COrganik tanah dan P-tersedia tanah. Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah, C-Organik tanah, P-tersedia tanah, serapan P tanaman, tinggi tanaman, berat kering akar dan tajuk tanaman, dan menurunkan al-dd tanah. Interaksi aplikasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah, C-Organik tanah, P-tersedia tanah, serapan P tanaman, tinggi tanaman, berat tajuk tanaman, menurunkan al-dd tanah dan berpengaruh nyata meningkatkan berat kering akar tanaman.
Kata Kunci : Pupuk SP-36, pupuk kandang ayam, P-tersedia tanah dan Serapan P tanaman
Universitas Sumatera Utara

3  
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan Sitinjak pada tanggal 13 November 1990. Anak dari Ali Basri Hasibuan dan Nur Aisyah tanjung, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Pada tahun 2009 penulis lulus dari MAS Darularafah di Deli Serdang dan lulus mengikuti seleksi masuk USU melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih minat Ilmu Tanah Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Laboratorium untuk mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan (2012-2013) dan Pengelolaan tanah dan air (2012-2013) dan mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK),Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) dan Pengajian Al-Bayan.
Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Bah Butong PTPN IV
Universitas Sumatera Utara

3  
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari proposal ini adalah “ Aplikasi Pupuk SP-36 dan Kotoran Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Ultisol Kwala Bekala” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. M. Madjid B. Damanik, M. Sc selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Gantar Sitanggang selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2013

Penulis
Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
PENDAHULUAN Latar Belakang........................................................................................ 1 Tujuan penelitian .................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri tanah Ultisol...................................................................... 4 Unsur Hara Fosfor................................................................................... 5 Fiksasi Fosfat Pada Ultisol...................................................................... 7 Pupuk Kandang Ayam ............................................................................ 7 Pupuk SP-36............................................................................................ 10 Tanaman Jagung ..................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 13 Bahan dan Alat ....................................................................................... 13 Metode Penelitian .................................................................................. 13 Pelaksanaan penelitian ............................................................................ 15 Peubah Amatan ....................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ....................................................................................................... 18 Pembahasan ........................................................................................... 25
KESIMPULAN Kesimpulan ............................................................................................. 30 Saran ....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 
Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
PENDAHULUAN Latar Belakang........................................................................................ 1 Tujuan penelitian .................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri tanah Ultisol...................................................................... 4 Unsur Hara Fosfor................................................................................... 5 Fiksasi Fosfat Pada Ultisol...................................................................... 7 Pupuk Kandang Ayam ............................................................................ 7 Pupuk SP-36............................................................................................ 10 Tanaman Jagung ..................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 13 Bahan dan Alat ....................................................................................... 13 Metode Penelitian .................................................................................. 13 Pelaksanaan penelitian ............................................................................ 15 Peubah Amatan ....................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ....................................................................................................... 18 Pembahasan ........................................................................................... 25
KESIMPULAN Kesimpulan ............................................................................................. 30 Saran ....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 
Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR TABEL
Hal 1. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang .................................... 9
2. Pengaruh aplikasi SP-36, pupuk kandang ayam terhadap pH tanah pada akhir masa vegetatif tanaman ........................................................................... 18
3. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap C-Organik tanah ................ 19
4. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap Al-dd tanah pada akhir masa vegetatif ................................................................................. 20
5. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap P-Tersedia tanah pada akhir masa vegetatife ........................................................................................ 21
6. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap serapan P tanaman pada akhir masa vegetatife ................................................................. 22
7. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman pada akhir masa vegetatife ................................................................. 23
8. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam, interaksi pupuk SP36 dan pupuk kandang ayam terhadap berat kering akar ................................. 24
9. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap berat kering tajuk pada akhir masa vegetatife ...................................................................... 25

                                       
Universitas Sumatera Utara

3  
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari proposal ini adalah “ Aplikasi Pupuk SP-36 dan Kotoran Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Ultisol Kwala Bekala” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. M. Madjid B. Damanik, M. Sc selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Gantar Sitanggang selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2013
Penulis
Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
PENDAHULUAN Latar Belakang........................................................................................ 1 Tujuan penelitian .................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri tanah Ultisol...................................................................... 4 Unsur Hara Fosfor................................................................................... 5 Fiksasi Fosfat Pada Ultisol...................................................................... 7 Pupuk Kandang Ayam ............................................................................ 7 Pupuk SP-36............................................................................................ 10 Tanaman Jagung ..................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 13 Bahan dan Alat ....................................................................................... 13 Metode Penelitian .................................................................................. 13 Pelaksanaan penelitian ............................................................................ 15 Peubah Amatan ....................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ....................................................................................................... 18 Pembahasan ........................................................................................... 25
KESIMPULAN Kesimpulan ............................................................................................. 30 Saran ....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 

Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR TABEL
Hal 1. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang .................................... 9
2. Pengaruh aplikasi SP-36, pupuk kandang ayam terhadap pH tanah pada akhir masa vegetatif tanaman ........................................................................... 18
3. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap C-Organik tanah ................ 19
4. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap Al-dd tanah pada akhir masa vegetatif ................................................................................. 20
5. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap P-Tersedia tanah pada akhir masa vegetatife ........................................................................................ 21
6. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap serapan P tanaman pada akhir masa vegetatife ................................................................. 22
7. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman pada akhir masa vegetatife ................................................................. 23
8. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam, interaksi pupuk SP36 dan pupuk kandang ayam terhadap berat kering akar ................................. 24
9. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap berat kering tajuk pada akhir masa vegetatife ...................................................................... 25
                                       
Universitas Sumatera Utara

3  
DAFTAR LAMPIRAN Hal
1. Hasil Analisis Awal Tanah Ultisol Kwala Bekala............................................ 33 2. Hasil Analisis pupuk kandang ayam ................................................................ 34 3. Kriteria Sifat Tanah .......................................................................................... 35 4. Deskripsi Tanaman Jagung .............................................................................. 36 5. Bagan Penelitian Rumah Kasa Fakultas Pertanian, USU................................. 37 6. Rataan pH Tanah Inkubasi Akhir Vegetatif Tanaman ..................................... 38
6.1 Daftar Sidik Ragam pH Tanah Inkubasi Akhir Vegetatif Tanaman .......... 38 7. Rataan C-Organik Akhir Vegetatif Tanaman ................................................... 39

7.1 Daftar Sidik Ragam C-Organik Akhir Vegetatif Tanaman ........................ 39 8. Rataan Al-dd Tanah Inkubasi Akhir Vegetatif Tanaman ................................ 40
8.1 Daftar Sidik Ragam Al-dd Tanah Inkubasi Akhir Vegetatif Tanaman ..... 40 9. Rataan P-Tersedia Tanah Akhir Vegetatif Tanaman........................................ 41
9.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia Tanah Akhir Vegetatif Tanaman............. 41 10. Rataan Serapan P Akhir Vegetatif Tanaman .................................................... 42
10.1 Daftar Sidik Ragam Serapan P Akhir Vegetatif Tanaman ....................... 42 11. Rataan Tinggi Tanaman Jagung ....................................................................... 43
11.1 Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Jagung .......................................... 43 12 Rataan Bobot Akar Tanaman Jagung ............................................................... 44
12.1 Daftar Sidik Ragam Bobot Akar Tanaman Jagung .................................. 44 13. Rataan Bobot Tajuk Tanaman Jagung.............................................................. 45
13.1 Daftar Sidik Ragam Bobot Tajuk Tanaman Jagung ................................. 45 14. Gambar Tanaman Jagung Akhir Vegetatif Tanaman ....................................... 46 15. Peta Lokasi Pengambilan Contoh Tanah.......................................................... 47
Universitas Sumatera Utara

3  
PENDAHULUAN
Latar Belakang Di Indonesia, tanah jenis Ultisol cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar
atau sekitar 29,7 % dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia sehingga menjadikan tanah ini mempunyai peranan penting dalam pengembangan pertanian lahan kering di indonesia (Subagyo dkk, 2002)
Permasalahan yang menonjol pada tanah Ultisol adalah pH rendah, kapasitas tukar kation rendah, kejenuhan basa rendah, kandungan hara seperti N,P, K, Ca, dan Mg rendah dan tidak tersedia serta tingkat Al-dd yang tinggi, mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah Ultisol adalah dengan cara pengapuran untuk menaikkan pH tanah, penambahan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, serta pemupukan untuk penyediaan unsur hara makro seperti penambahan pupuk SP-36.
Di Indonesia ketersediaan pupuk P sangat bermasalah, hal ini dikarenakan sedikit sumber mineral apatit yang layak dijadikan bahan dasar pupuk. Belakangan ini pupuk P sangat langka di pasar sehingga harga semakin mahal dan dapat berimbas kepada susahnya petani dalam membelinya.
Pemupukan dengan pupuk kimiawi mampu menyediakan unsur hara tanah dengan singkat, tetapi akan mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah (tanah menjadi keras) dan menurunkan produktivitas tanaman yang dihasilkan (Suprapto dan Aribawa, 2002), sehinga perlu diberikan sumber hara P yang murah dan mudah di dapatkan oleh petani berupa pupuk kandang yang dapat
Universitas Sumatera Utara

3   meningkatkan unsur P di dalam tanah dan mengurangi pemakaian pupuk kimiawi yang dapat merusak tanah dan sekaligus menambah bahan organik
Pupuk kandang yang diaplikasikan adalah kotoran ayam. Hal ini dikarenakan pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara yang cukup tinggi yakni 2,6% (N), 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N ratio 8,3. Hal ini diperkuat dengan hasil Sutejo (2002) yang mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung unsur hara tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat.

Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama. Tidak hanya sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri (Purwono dan Hartono, 2007). Selain itu juga tanaman jagung sangat cepat dalam merespon pemberian unsur hara yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengaplikasikan pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan dan serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol Kwala Bekala.
Universitas Sumatera Utara

3   Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam serta interaksinya terhadap ketersediaan dan serapan fosfor serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada Ultisol Kwala Bekala. Hipotesis Percobaan
- Aplikasi pupuk SP-36 dapat meningkatkan ketersediaan fosfor pada Ultisol Kwala Bekala dan serapan P serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.).
- Aplikasi pupuk kandang ayam dapat meningkatkan ketersediaan fosfor pada Ultisol Kwala Bekala dan serapan P serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.).
- Interaksi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan ketersediaan fosfor Pada Ultisol Kwala Bekala dan serapan P serta pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Percobaan - Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyusun skripsi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara

3  
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Dari semua jenis tanah yang ada di Indonesia, tanah pedsolik merah
kuning atau ultisol merupakan yang terluas penyebarannya, kira-kira 30 % dari luas daratan Indonesia. Luas penyebaran jenis tanah ini (dari luas masing-masing pulau), Sumatera (43,5%), Kalimantan (29,9%), Sulawesi (10,3%), dan Irian Jaya (23,0%) (Hakim dkk, 1986).
Berdasarkan data analisis tanah Ultisol dari berbagai wilayah di Indonesia, menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki ciri reaksi tanah sangat masam (pH 4,1 – 4,8). Kandungan bahan organik lapisan atas yang tipis (8 – 12 cm), umumnya rendah, Kandungan P-potensial yang rendah dan K-potensial yang bervariasi sangat rendah, baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Jumlah basabasa tukar rendah, kandungan K-dd hanya berkisar 0-0,1 me/100 g tanah disebuah lapisan termasuk rendah, dapt disimpulkan potensi kesuburan alami Ultisol sangat rendah sampai rendah (Subagyo dkk, 2000).
Tekstur tanah ultisol bervariasi, berkisar dari pasiran (sandy) sampai dengan lempungan (clayey). Fraksi lempung tanah ini umumnya didominasi oleh mineral seperti kaolinit dan oksida dan hidroksida Fe dan Al, sehingga fraksi lempung tergolong beraktivitas rendah dan daya memegang lengas juga rendah. Karena umumnya memiliki kandungan bahan organik rendah dan fraksi lempungnya beraktivitas rendah maka kapasitas tukar kation tanah (KTK) tanah pedsolik juga rendah, sehingga relatif kurang kuat memegang hara tanaman dan karenanya unsur hara mudah tercuci. Tanah Ultisol termasuk tanah bermuatan
Universitas Sumatera Utara


3  
terubahkan (variabel charge), sehingga KTK dapat berubah bergantung nilai pHnya, peningkatan pH akan diikuti oleh peningkatan KTK, lebih mampu mengikat hara K dan tidak mudah tercuci (Madjid, 2009).
Menurut Munir (1996) bahwa komponen kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah. Ultisol merupakan tanah yang mengalami proses pencucian yang sangat intensif yang menyebabkan ultisol miskin secara kimia dan secara fisik. Selain itu ultisol mempunyai kendala kemasaman tanah, kejenuhan Al-dd tinggi, kapasitas tukar kation rendah (< 24 me/100 g tanah), kandungan nitrogen rendah, kandungan fosfor dan kalium rendah serta sangat peka terhadap erosi. Unsur Hara Fosfor
Fosfor merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro) jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium, namun fosfor merupakan kunci kehidupan tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4) dan ion ortofosfat sekunder (HPO42). Kemungkinan P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu pirofosfat dan metafosfat, selain itu dapat pula diserap dalam bentuk senyawa fosfat organik yang larut dalam air misalnya asam nukleat dan phitin (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Fosfor merupakan unsur hara essensial. Tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Oleh karena P dibutuhkan tanaman cukup. Fungsi penting fosfor dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan
Universitas Sumatera Utara

3  
dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya dan membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecembahan. P dapat merangsang pertumbuhan akar, yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan bagian di atas tanah (Winarso, 2005).
Pada umumnya, kadar P di dalam tanah kebanyakan terdapat dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman. Fosfat organik terlebih dahulu mengalami mineralisasi agar bisa dimamfaatkan tanaman. Tanaman menyerap P dalam bentuk ion orthofosfat yakni H2PO4-, HPO42-, dan PO43- dimana jumlah dari masing-masing bentuk sangat tergantung terhadap pH tanah. Pada tanah yang bereaksi masam termasuk tanah ultisol lebih banyak dijumpai bentuk H2PO4- dan pada tanah alkalis adalah bentuk PO43-. Kalau pH menurun menjadi sedikit atau cukup masam, bentuk ion ialah HPO4- dan H2PO4- (Damanik dkk, 2010).
Serapan P sangat tergantung pada kontak akar dengan P dalam larutan tanah. Berarti besaran volume akar yang berkontak dengan besaran kepekatan P dalam larutan adalah dua faktor yang sangat menentukan besaran P tanaman. pengambilan P oleh tanaman jagung dipengaruhi oleh sifat akar dan sifat tanah dalam menyediakan P. Sebaran akar di dalam tanah sangat penting dalam meningkatkan serapan P dan bobot kering tanaman terutama bila kepekatan P rendah dalam media tumbuh (Hakim, 2005).
Secara umum fungsi dari fosfor dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
- Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai - Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda
menjadi dewasa pada umurnya
Universitas Sumatera Utara

3  

- Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah


(Sutedjo, 2002).

Fiksasi Fosfat Pada Ultisol

Pada tanah masam umumnya ketersediaan unsur Al, Fe dan Mn larut lebih

besar sehingga ion ini cenderung mengikat ion fosfat. Reaksi kimia antara ion

fosfat dengan Fe dan Al larut akan menghasilkan hidroksida fosfat. Dalam hal ini ion fosfat menggantikan kedudukan ion OH- dari koloid tanah atau mineral

dengan reaksi sebagai berikut : Al3+ + H2PO4- + 2H2O Larut

2H+ + Al(OH)2H2PO4 Tidak Larut

Pada kebanyakan tanah masam konsentrasi ion-ion Fe dan Al jauh melampaui

konsentrasi ion H2PO4. Karena itu, reaksi diatas bergerak ke kanan membentuk fosfat tidak dapat larut. Dengan demikian hanya tertinggal sejumlah kecil ion H2PO4- yang segera tersedia bagi tanaman dalam keadaan tersebut (Buckman dan Brady, 1982).

Fiksasi fosfat merupakan suatu permasalahan yang sangat serius terutama


bila Al yang dapat dipertukarkan (Al-dd) berada pada konsentrasi yang tinggi.

Hasil penelitian sanchez (1976), bahwa 1 me Al-dd mampu mengikat P sebanyak

70 ppm dan semakin tinggi kadar oksida-oksida Al maka kapasitas tanah

untukmemfiksasi P semakin besar pula.

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang yang termasuk pupuk organik fungsinya dalam tanah

adalah untuk memperbaiki struktur tanah sekaligus merupakan sumber hara bagi

tanaman. Berarti dengan diberikan pupuk organik kedalam tanah, sistem

Universitas Sumatera Utara

3  
perakaran tanah dapat berkembang lebih sempurna penyerapan unsur hara semakin besar, akibatnya pertumbuhan tanaman semakin baik (Sunarjono, 1972).
Beberapa mamfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan mikroorganisme tanah, pada tanah masam penambahan bahan organik dapat membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air (Novizan, 2005).
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas. Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil (Prihmantoro, 1996).
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio (Hakim dkk, 1986).
Universitas Sumatera Utara

3  

Sutejo (2002) mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung

nitrogen tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang lainnya. Lebih lanjut

dikemukakan kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena

bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat. Berikut kandungannya lebih

rincidisajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang

Jenis Ternak

N (%)

P2O5 (%)

K2O(%)

Ayam

2,6

2,9

3,4

Sapi 1,3 1,2 1,3

Kuda

1,4

1,2

1,3

Domba

1,6

1,3

1,2

Menurut Hakim (2006), dari pelapukan bahan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asamasam itu dapat mengikat logam seperti Al dan Fe, sehingga mengurangi kemasaman serta pengikatan P dikurangi dan P akan lebih tersedia. Anion-anion organik seperti sitrat, asetat, tartrat dan oksalat yang dibentuk selama pelapukan bahan organik dapat membantu pelepasan P yang diikat oleh hikroksidahikroksida Al, Fe, dan Ca dengan jalan reaksi dengannya, membentuk senyawa kompleks.
Pada tanah masam proses dekomposisi bahan organik akan terganggu, sehingga pembebasan karbon dari bahan organik juga akan terhambat. Dengan penambahan bahan organik maka aktivitas mikroorganisme akan meningkat dan proses perombakan bahan organik yang menghasilkan karbon juga akan meningkat (Hakim dkk, 1986)

Universitas Sumatera Utara

3  
Pupuk SP-36 SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang
ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).
SP-36 mengandung 36 % fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. reaksi kimianya tergolong netral, tidak hidroskopis dan tidak sifat membakar (Novizan, 2005). Menurut Syafruddin, dkk (2008) pemberian hara P pada tanah Ultisol dalam bentuk SP-36 sama baiknya dengan TSP, walaupun kadar P2O5 pada SP-36 (36 %) lebih rendah dibanding TSP. Jagung (Zea mays L.)
Jagung merupakan tanaman asli Benua Amerika. Jagung telah di tanamoleh suku indian jauh sebelum Benua Amerika ditemukan. Tanaman pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap asal tanaman jagung adalahmeksiko karena tempat tersebut ditemukan janggel dan biji jagung dalam gua-gua suku indian (Purwono dan Purnamawati, 2005).
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan sereal dan sebagai bahan baku industri serta sebagai alternatif biogas (Adisarwanto dan Widyastuti, 1999)
Universitas Sumatera Utara

3  
Di Amerika latin dan di Afrika Sub-sahara, jagung merupakan tanaman padi-padian yang paling penting. Di Asia Barat dan Afrika Utara, dimana gandum dominan, dan di Asia Timur dimana padi merupakan tanaman utama. Jagung hanya menyumbang kira-kira 10 persen produksi padi-padian total. Walaupun demikian, jagung merupakan suatu tanaman kedua yang penting setelah padi atau gandum (Tohari, 1992). Syarat Tumbuh Iklim
Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Secara umum, tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1300 m dpl, kisaran suhu udara antara 130-380C dan mendapat sinar matahari penuh. Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan suhu optimum antara 230C-270C. Meskipun keadaan suhu di Indonesia tidak merupakan masalah bagi pengembangan usaha tani jagung (Rukmana, 1997).
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan
Universitas Sumatera Utara

3   memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Prihatman, 2000).
Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah antara 100 mm- 200 mm per bulan. Curah hujan paling optimumadalah sekitar 100 mm – 125 mm per bulan dengan distribusi yang merata. Oleh karena itu, tanaman jagung cenderung amat cocok ditanam di daerah yang beriklim kering (Rukmana, 1997) Tanah
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus (Prihatman, 2000).
Tanah berdebu yang kaya hara dan humus amat cocok untuk tanaman jagung. Di sampingitu, tanaman jagung toleran terhadap berbagai jenis tanah, misalnya tanah andisol dan latosol, asalkan memiliki kemasaman tanah (pH) yang memadai untuk tanaman tersebut. Tanah-tanha berpasir dapat ditanami jagung dengan pengelolaan air yang baik dan pemanbahan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Demikian juga dengan tanah berat, misalnya tanha grumosol dapat ditanami dengan normal bila aerasi dan drainase diatur dengan baik (Rukmana, 1997).
Universitas Sumatera Utara

3  
BAHAN DAN METODE
Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan
Kimia Tanah serta balai penelitian dan riset Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juli 2013 Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih jagung (Zea mays L.), contoh tanah Ultisol Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, pupuk SP-36, kotoran ayam, serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk keperluan analisis tanah dan tanaman di laboratorium.
Alat yang digunakan adalah cangkul, polybag, meteran, timbangan, dan sejumlah alat-alat yang digunakan di laboratorium untuk analisis kimia tanah dan tanaman. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor dan 3 ulangan, yaitu : Faktor I : Pupuk SP-36 (P)
P0 = 0 ppm P2O5 (0 g/pot) P1 = 50 ppm P2O5 (1,59 g/pot) P2 = 100 ppm P2O5 (3,18 g/pot) P3 = 150 ppm P2O5 (4,77 g/pot)
Universitas Sumatera Utara

3  

Faktor II :Pupuk Kandang Ayam (A)

A0 = 0 ton/ha (0 g/pot)

A1 = 10 ton/ha (25 g/pot)

A2 = 20 ton/ha (50 g/pot) A3 = 30 ton/ha (75 g/pot)

Sehingga diperoleh kombinasi perlakuannya sebagai berikut :

P0A0

P0A1

P0A2

P0A3

P1A0

P1A1

P1A2

P1A3

P2A0

P2A1

P2A2

P2A3

P3A0

P3A1

P3A2

P3A3

Model linier Rancangan Acak Kelompok :

Yijk = µ + αi + j + (α ) ij + k + εijk

Dimana:

Yijk = respon tanaman yang diamati

µ = nilai tengah umum.

αi = pengaruh perlakuan ke-i dari faktor P j = pengaruh ulangan ke-j dari faktor A
(α ) ij = pengaruh interaksi taraf ke- i dari faktor P dan taraf j dari faktor A

k = pengaruh blok εijk = pengaruh galat taraf ke-i dari faktor P dan taraf j dari faktor A pada blok

ke-k

Universitas Sumatera Utara

3  
Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis Varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan uji beda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan dan Persiapan Tanah
Pengambilan contoh tanah dilakukan secara zig-zag pada kedalaman 0-20 cm lalu di kompositkan. Kemudian tanah di keringudarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Analisis Awal Tanah
Tanah yang telah kering udara dan telah diayak lalu di analisis % KL dan % kadar air nya untuk mengetahui kebutuhan air untuk penyiraman dan menentukan berat tanah yang dimasukkan ke tiap polibag setara 5 kg BTKO. Selain itu analisa yang dilakukan adalah pH H2O (1:2,5), P- Tersedia (Metode Bray II), N Total (Metode Kjeldhal), K-dd me/100 g (Metode NH4Oac pH 7), KTK me/100 g (Metode NH4Oac pH 7), % C-Organik Tanah (Metode Walkley and Black) dan rasio C/N. Pengambilan Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam diambil dari kandang ayam di Kecamatan Lau Bakeri Kabupaten Deli Serdang secara manual dengan menggunakan cangkul dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Analisis Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam yang sudah di ambil di analisis pH H2O (1:2,5), PTersedia (Metode Bray II), N Total (Metode Kjeldhal), K-dd me/100 g (Metode
Universitas Sumatera Utara

3  
NH4Oac pH 7), KTK me/100 g (Metode NH4Oac pH 7), % C-Organik Tanah (Metode Walkley and Black) dan rasio C/N. Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Ayam
Aplikasi pupuk kandang terlebih dahulu diberikan ke dalam tanah 2 minggu sebelum tanam. Pupuk Urea, KCL dan SP-36 diberikan sebelum penanaman benih dan dicampur secara merata ke dalam tanah dengan dosis yang diberikan berturut-turut adalah 200 ppm N (2,22 g/pot), 150 ppm K2O (1,5 g/pot) dan P sesuai dosis perlakuan. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
Benih jagung di tanam 2 benih per polybag, setelah berumur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan satu tanaman saja yang paling bagus.
Tanaman ditan am selama 7 minggu atau hingga akhir masa vegetatif. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai mencapai kondisi kapasitas lapang. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 6-7 minggu. Bagian tajuk dipotong dan bagian akar diambil lalu dibersihkan dan dikeringkan untuk selanjutnya diovenkan guna mendapatkan berat konstan. Dihitung berat kering tajuk dan berat kering akarnya setelah diovenkan. Peubah Amatan yang di ukur
Peubah amatan yang di ukur meliputi : 1. Tanah
o pH H2O (1:2,5) metode elektrometri diukur pada akhir fase vegetatif o P-tersedia tanah (ppm) metode Bray II diukur pada akhir fase vegetatif
Universitas Sumatera Utara

3  
o Al-dd (me/100 g tanah) metode titrasi diukur pada akhir fase vegetatif o C-Organik Tanah (%) metode walkley and black diukur pada akhir
fase vegetatif 2. Tanaman
o Tinggi tanaman (cm) diukur pada akhir massa vegetatif o Bobot kering tajuk tanaman (g) diukur setelah di ovenkan ± 48 jam
dengan temperatur 750C hingga beratnya mencapai konstan o Bobot kering akar tanaman (g) diukur setelah di ovenkan ± 48 jam
dengan temperatur 750C hingga beratnya mencapai konstan o Serapan P-Tanaman (mg P/tanaman) dihitung dengan cara :
% P tanaman x Berat Kering tanaman
 
Universitas Sumatera Utara

3  
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis kimia tanah yaitu pH, C-Organik, Al-dd, P-Tersedia dan serapan

P dilakukan setelah inkubasi pada akhir masa vegetatif tanaman serta analisis

pertumbuhan tanaman pada akhir masa vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

tanaman, berat kering akar dan tajuk tanaman.

pH Tanah

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 6.1 memperlihatkan bahwa

aplikasi pupuk SP-36 dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata

terhadap pH tanah sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam

tidak berpengaruh nyata terhadap pH.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi pupuk SP-36, pupuk

kandang ayam terhadap pH tanah disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2.Pengaruh aplikasi SP-36, pupuk kandang ayam terhadap pH tanah pada akhir masa vegetatif tanaman

Perlakuan

pH Perlakuan

pH

P0

4,33 c

A0

4,38 c

P1

4,47 b

A1

4,51 b

P2

4,60 a

A2

4,49 b

P3

4,58 a

A3

4,60 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%)

menurut uji DMRT

Dari hasi uji beda rataan pada Tabel 2 diketahui bahwa aplikasi pupuk

SP-36 pada taraf P3 (150 SP-36) tidaknyata dibandingkan taraf P2 (100 g SP-36) akan tetapi taraf P3dan P2 berpengaruhnyata meningkatkan pH tanah bila

dibandingkan dengan P1(50 g SP-36) dan tanpa aplikasi pupuk SP-36 (P0)

Universitas Sumatera Utara

3  

dimanapH tertinggi pada taraf P2(3,45) dan terendah pada taraf P0 (4,33)

sedangkan aplikasi pupuk kandang ayam taraf A1 dan A2 tidak berpengaruh nyata

dalam meningkatkan pH tanah dan pH yang tertinggi pada perlakuan pupuk

kandang ayam adalah A2(3,45) dan terendah pada A0 (4,38)

C-Organik Tanah

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 7.1 memperlihatkan bahwa

aplikasi pupuk SP-36 daninteraksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam

tidak berpengaruh nyata terhadap C-Organik tanah sedangkan aplikasi pupuk

kandang ayamberpengaruh sangat nyata terhadap C-Oreganik Tanah.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi pupuk kandang ayam

terhadap C-Organik tanah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap C-Organik tanah

Perlakuan

C-Organik

------- % ------
A0 1,61 d A1 1,95 c A2 2,34 b A3 2,62 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil ujibeda rataan pada Tabel 3 diketahui bahwa aplikasi pupuk

kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan C-Organik tanah pada setiap

tarafnya dimana C-Organik tertinggi terdapat pada perlakuan (2,62 %) dan

terendah pada A0 (1,61 %).

Al-dd Tanah

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 8.1 memperlihatkan bahwa

aplikasi pupuk SP-36 dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata

Universitas Sumatera Utara

3  

terhadap Al-dd tanah sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang

ayam tidak berpengaruh nyata terhadap Al-dd Tanah.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, aplikasi pupuk

kandang ayam terhadap Al-dd tanah disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap Al-dd tanah pada akhir masa vegetatif

Perlakuan

Al-dd

Perlakuan

Al-dd

----me/100 g----

----me/100 g---

P0 3,69 a

A0 3,38 a

P1 2,31 a

A1 2,34 b

P2 1,68 c

A2 2,07 c

P3 1,92 b

A3 1,80 d

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%)

menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 4 diketahui bahwa pengaruh aplikasi

pupuk SP-36 pada taraf P3 (150 g SP-36) dan P2 (100 g SP-36) berpengaruh nyata menurunkan Al-dd tanah dibandingka P1(50 g SP-36) dan tanpa aplikasi pupuk SP-36 (P0) dengan Al-dd tertinggi pada P0 (3,69 me/100 g) dan terendah pada P3 (1,92 me/100 g). Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata

menurunkan Al-dd tanah pada setiap tarafnya dengan Al-dd tertinggi pada

A0 (3,38 me/100 g) dan terendah padaA3 (1,80 me/100 g)

P-tersedia Tanah

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 9.1 memperlihatkan bahwa

aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap p-tersedia tanah

sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh

nyata terhadap P-tersedia Tanah.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi pupuk kandang ayam

terhadap P tersedia tanah disajikan pada Tabel 5.

Universitas Sumatera Utara

3  

Tabel 5. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap P-Tersedia tanah pada akhir masa vegetatif

Perlakuan

P-Tersedia tanah

--------ppm------A0 7,00 c A1 5,23 d A2 8,36 b A3 12,37 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%)
menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 5 diketahui bahwa pengaruh aplikasi

pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan P-tersedia

tanahpada setiap tarafnya dimana P tersedia tanah tertinggi terdapat pada taraf

A3 (12,37 ppm) dan terendah pada A1 (5,23 ppm)

Serapan P

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 10.1 memperlihatkan bahwa

aplikasi pupuk SP-36 dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata

terhadap serapan P tanaman sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk

kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, aplikasi pupuk

kandang ayam terhadap serapan P tanaman disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap serapan P ta

Dokumen yang terkait

Aplikasi Pupuk KCl dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Inseptisol Kuala Bekala

1 86 46

Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dan pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan dan serapan tanaman jagung (Zea mays L.) serta ketersediaan fosfor pada Ultisol Mancang.

0 49 83

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 3

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16

Aplikasi Pupuk KCl dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Inseptisol Kuala Bekala

0 0 15