Analisis laju infiltrasi di hutan wisata curug cilember RPH Cipayung,BKPH Cipayung, KPH Bogor

NINGSEI-I. E.01495015. Analisis Laju Infiltrasi Di Hutan Wisata Curug Cile~nberRPH Cipayung,
BKPH Cipayung, KPH Bogor, dibaurah bimbingan fr. Basuki Wasis, MS. dan Ir. Omo Rusdiana, MSc.
RINGKASAN

Infiltrasi adalah suatu proses lnasuknya air atau lnerembesnya air ke dalam tanali melalui
sebagian atau seluruli permukaan tanah (Schwab, Frevet, Edmister dan Bamen, 1981).
Infiltrasi sebagai salah satu fase dari sirkulasi hidrologi penting untuk diketahui karena akan
be~pengaruhterhadap limpasan permukaan, banjir, erosi, ketersediaan air untuk tanaman, air tanali,
dan ketersediaan aliran sungai di musim kemarau. Dalam kaitannya dengan ha1 tersebut, maka
kapasitas infiltrasi perlu diukur, karena nilai kapasitas infiltrasi tanah merupakan suatu inforlnasi yang
berliarga bagi perancangan dan penentuan kegiatan irigasi dan pemilihan berbagai jenis komoditi yang
akan ditanaln di suatu lahan (Punvanto dan Ngaloken, 1989).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi dengan pendekatan model Kostiakov.
Penelitian ini dilaksanakan di hutan Wisata Curug Cilelnber RPH Cipayung, BKPH Cipayung KPH
Bogor pada bulan Juli 1999. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode penggenangan pada
ring Injillrometer dengan diameter ring 30 cm dan panjangnya 60 cm. Lokasi pengukuran ditentukan

berdasarkan penggunaan lahan yaitu pada hutan alam I, hutan alalii 11, hutan pinus, tanah Semak dan
tauah rumput. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Kostiakov yaitu: f = K t "
Dari basil pengukuran infiltrasi di lapangan diperoleh rata-rata laju infiltrasi tertinggi yaitu
pada liotan a l a ~ nI1 sebesar 14,3125 mmlmenit, kemudian pada hutan alam I sebesar 11,2 mmlmenit,

liutan pinus sebesar 10,16 mmlmenit, tanah semak sebesar 9,543 mmlmenit, sedangkan rata-rata laju
ilifiltrasi terendali yaitu pada tanah rumput sebesar 0,325 m~nlmenit
Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan model Kostiakov diperoleli nilai laju infiltrasi minimum
(fc) pada hutan alam I, hutan alam 11, liutan pinus, tanah semak dan tanah rumput masing-masing
dengan nilai sebesar 0,3890lmn11menit; 2,6857 mmlmenit; 1,83543 mmlmenit; 0,52389 mmlmenit dan
0,01287 mmlmenit.
13asil analisis sifat fisik tanah rnenu~ijukkanbahwa pada hutan alalii I1 me~nilikitekstur
lempung berpasir dengan nilai btrlk detisity sebesar 0,46-0,47 glcc, pori drainase cepat sebesar 4,107,46 % dan pori drainase lambat sebesar 6,11-636 %, hutan alam I niemiliki tekstur lempung halus
dengan nilai bulk det7siry sebesar 0,67-0,91 glcc, pori drainase cepat sebesar 4,46-6,23 % dan pori
drainase lambat sebesar 4,78-S,15 %, hutan pinus memiliki tekstur liat dengan niali bulk detlsity
sebesar 0,56-0,65 glcc, pori drainase cepat sebesar 8,22-8,33 % dan pori drainase lambat sebesar 3,5912,03 %, tanali sernak memiliki tekstur lempung berpasir dengan nilai bzrlk dettsily sebesar 0,52-0,62
d c c , pori drainase cepat sebesar 2,92-7,50 % dan pori drainase lambat sebesar 2 , 4 6 4 2 4 %.
Sedangkan pada tanah rumput memiliki tekstur lempung berliat dengan nilai bulk dettsity sebesar 1811,06 glcc, pori drainase cepat sebesar 4,74-4,95 % dan pori drainase lambat sebesar 3,16-5,29 %.

Dari hasil perhitungan infiltrasidengan menggunakan model Kostiakov dapat disusun pola
laju infiltrasi kumulatif dan kapasitas infiltrasinya.

Dari pola tersebut dapat diketahui bahwa

akumulasi air infiltrasi jauh lebih banyak dijumpai pada lahan hutan daripada lahan non hutan. Hal ini

menunjukkan bahwa kawasan hutan mempunyai fungsi yang lebih baik dalam ha1 mengatur tata air
daripada kawasan tidak berhutan.
Secara umum laju infiltrasi tertinggi dijumpai pada tahap awal pengukuran, kemudian secara
perlahan mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya waktu dan akhirnya akan mencapai
kecepatan yang hampir konstan. Hal ini terjadi karena semakin lama proses infiltrasi berlangsung,
kadar air tanah meningkat, dan ketika tanahnya mulai jenuh pergerakan air ke bawah profil tanah
hanya ditimbulkan oleh gaya tarik gravitasi (Hillel, 1980).