Seminar Tugas Akhir Halaman 1 dari 6
Implementasi Algoritma Genetik dalam Economic Dispatch dengan Valve Point Loading
Dante Rumana
1
Dr. Ir. Hermawan, DEA
2
Mochammad Facta, ST, MT
3
Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
Telepon: 024 – 7460052, 7460053, 7460056, Faks.: 024 – 7460055 1 Mahasiswa Teknik Elektro
2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2
Abstrak Makalah ini membahas suatu metode yang menggunakan algoritma genetik untuk penyelesaian masalah economic
dispatch. Model permasalahannya adalah unit-unit pembangkit dengan banyak katup multivalve generating units yang memiliki fungsi biaya non-convex. Fungsi biaya non-convex tersebut menyebabkan metode terdahulu yang
menggunakan teknik LaGrange tidak dapat menyelesaikannya. Sebaliknya, penggunaan algoritma genetik berhasil menyelesaikan permasalahan economic dispatch dengan fungsi biaya non-convex tersebut. Ketepatan dan keefektifan
metode algoritma genetik ini dapat dibuktikan melalui contoh permasalahan dan penyelesaian yang disajikan dalam makalah ini.
Keywords: economic dispatch, valve point loading, algoritma genetik I. Pendahuluan
Efisiensi dan pengoperasian ekonomis suatu pembangkit tenaga listrik selalu memegang peranan
yang penting di dalam industri tenaga listrik. Salah satu permasalahan dalam pengoperasian ekonomis
pembangkit tenaga listrik adalah economic dispatch, yaitu bagaimana mendapatkan biaya operasi yang
minimum dengan tetap memenuhi batasan yang ada. Economic dispatch memerlukan optimasi dengan
mengkombinasikan kondisi linear maupun non-linear, batasan-batasan yang ada, algoritma perhitungan, dan
penggunaan komputer.
Linearisasi dan pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan economic dispatch umum dilakukan
seperti pada penyelesaian economic dispatch dengan metode LaGrange. Metode LaGrange membutuhkan
pendekatan kurva masukan-keluaran kuadratik yang cembung convex input-output curve agar dihasilkan
kurva kenaikan biaya operasi yang linear dan naik secara monoton. Karakteristik masukan-keluaran
yang dihasilkan oleh pengoperasian pembangkit memang
dapat dibuat
pendekatannya untuk
memenuhi persyaratan
tersebut, akan
tetapi ketidakakuratan akibat pendekatan tersebut tetap
tidak diinginkan. Algoritma genetik memiliki kemampuan untuk
memperhitungkan kondisi non-linear. Algoritma genetik dapat menyelesaikan economic dispatch
dengan pendekatan yang lebih akurat daripada metode LaGrange. Algoritma genetik mampu
memperhitungkan pengaruh pengoperasian katup valve point loading pada kurva masukan-keluaran
pembangkit. Jadi optimasi yang dilakukan algoritma genetik lebih mendekati kondisi sesungguhnya.
Algoritma genetik mengadaptasi teknik optimasi yang terdapat di alam. Di alam bebas yang kuat akan
bertahan hidup, sedangkan yang lemah harus ber- evolusi atau punah.
II. Algoritma Genetik
Algoritma genetik adalah algoritma pencarian yang berdasarkan mekanisme seleksi alam dan
prinsip genetik. Algoritma ini menggunakan teknik acak random dan pertukaran struktur informasi
untuk memperoleh hasil optimasinya. Kelebihan algoritma ini adalah kemampuan untuk meninjau
struktur informasi suatu hasil yang telah dicapai untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
Algoritma genetik mengevaluasi kode yang berasal dari pengkodean parameter. Kumpulan
parameter dijadikan suatu deret biner terlebih dahulu sehingga membentuk struktur informasi, kemudian
evaluasi dilakukan berdasarkan struktur informasi tersebut. Algoritma genetik menganalisa tidak hanya
satu struktur informasi selama prosesnya, tetapi sekumpulan populasi struktur informasi, sehingga
algoritma ini mampu memperhitungkan banyak kemungkinan penyelesaian dan menentukan mana
yang paling optimal. Algoritma genetik bekerja sama dengan teknik probabilitas. Untuk memanfaatkan
algoritma genetik dibutuhkan penentuan fungsi obyektif dan teknik pengkodean.
2.1. Metode penyelesaian.
Algoritma genetik menganalogikan prinsip biologi pada setiap langkahnya. Algoritma ini menganalisa
sejumlah himpunan penyelesaian dan mengiterasi keseluruhan anggota himpunan tersebut. Setiap iterasi
disebut dengan generasi.
Parameter-parameter yang ada diubah dikodekan menjadi sederetan struktur informasi dengan panjang
tertentu. Pengkodean diperlukan sebagai syarat untuk pertukaran struktur informasi atau gen di antara
individu secara efektif dan efisien. Struktur informasi yang biasa dipakai adalah sistem biner {0,1}.
Satu deret struktur informasi itu disebut kromosom atau satu individu. Setiap individu mewakili sebuah
penyelesaian. Bit-bit yang menyusun kromosom disebut gen. Bit-bit tersebut memiliki nilai tertentu
yang disebut allele dan posisi tertentu yang disebut lokus. Kumpulan individu dalam satu himpunan
penyelesaian disebut dengan populasi. Dengan generasi maka akan dihasilkan populasi baru dengan
individu baru.
Evaluasi individu dilakukan dengan memecahkan kode struktur informasi atau kromosom dan
dimasukkan ke fungsi obyektif yang telah ditentukan. Hasil perhitungan itu diolah untuk menjadi nilai
Seminar Tugas Akhir Halaman 2 dari 6
fitness yang dapat dirumuskan dengan berbagai cara tergantung pada tujuan optimasi. Untuk tujuan
maksimalisasi, nilai fitness dapat diasumsikan sama dengan nilai fungsi obyektif agar semakin tinggi nilai
fungsi obyektif maka semakin tinggi pula fitness-nya. Untuk tujuan minimalisasi, nilai fitness dapat
diasumsikan berbanding terbalik dengan nilai fungsi obyektif agar semakin kecil nilai fungsi obyektif
maka semakin tinggi fitness-nya. Kemudian individu yang telah memiliki nilai fitness-nya masing-masing
saling dibandingkan dalam satu populasi.
Individu yang memiliki fitness lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk bertahan
terpilih kembali pada generasi berikutnya daripada individu dengan fitness lebih rendah. Algoritma
genetik menghentikan proses pencariannya setelah mencapai generasi maksimum akhir yang telah
ditentukan. 2.2. Operator genetik.
Populasi awal dibentuk secara acak atau dengan teknik random, kemudian generasi seterusnya
dibentuk berdasarkan populasi awal tersebut. Proses dalam algoritma genetik menggunakan tiga operator
utama, yaitu: 1. Reproduksi.
Reproduksi secara sederhana merupakan proses seleksi kromosom individu sesuai dengan nilai
fitness-nya. Probabilitas terpilihnya satu individu untuk bereproduksi adalah sebesar nilai fitness
individu tersebut dibandingkan dengan nilai fitness seluruh individu dalam populasi. Jadi, individu
dengan nilai fitness lebih besar akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk direproduksi lebih
banyak.
2. Pindah silang. Proses
pindah silang
bertujuan untuk
menambah keanekaragaman
individu dalam
populasi dengan ‘mengawinkan’ individu-individu pada populasi Pt sehingga menghasilkan
keturunan berupa individu-individu baru untuk ditempatkan pada populasi berikutnya Pt + 1.
Individu baru akan memiliki bagian struktur kedua orang tuanya.
3. Mutasi Melalui mutasi, individu baru dapat diciptakan
dengan melakukan modifikasi terhadap satu atau lebih nilai gen.
III. Economic Dispatch