Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bersamaan dengan pengumpulan data sampai pembuatan laporan penelitian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono 2014, hlm. 90 “analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data”.
Metode yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif
disini berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam proses penelitian untuk memperoleh gambaran atau data empiris mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo sebagai pengembangan sumber daya manusia.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini dilakukan dengan
purposive
, dimana dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Sugiyono 2014, hlm. 53 mengatakan
bahwa “
purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu yang dimaksud yaitu
seseorang yang dijadikan sumber data adalah orang yang berpengaruh atau penguasa di Saung Angklung Udjo, sehingga memberikan kemudahan kepada
peneliti untuk mengeksplor dan menjelajahi situasi sosial yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi dari pembinaan seni yang dilakukan di Saung Angklung Udjo sebagai pengembangan sumber daya manusia.
Partisipan dalam penelitian ini adalah dua orang pengelola program pembinaan seni, satu orang tutor dan tujuh orang warga belajar yang mengikuti pembinaan
seni di Saung Angklung Udjo. Tempat penelitian ini dilakukan di Saung Angklung Udjo yang beralamat di
Jalan Padasuka 118 Bandung Jawa Barat. Saung Angklung Udjo sebagai sanggar seni yang didalamnya berfungsi sebagai sarana pertunjukan seni,
labsite
pengembangan seni, pendidikan dan latihan kesenian untuk mendidik para pelatih dan pemain dalam bidang pertunjukan kesenian khas Jawa Barat. Saung Angklung
Udjo ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu mengusung alat musik khas Jawa Barat yaitu Angklung. Saung Angklung Udjo ini mempunyai pola pembinaan seni
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pertunjukan yang unik dan berbeda dari yang lain yaitu dengan mengusung nilai- nilai budaya Sunda.
C. Pengumpulan Data
Sugiyono 2011, hlm. 222 memaparkan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”.
Human instrument
berfungsi dalam menetapkan fokus penelitian, pemilihan informan, analisis data, dan menyimpulkan data yang telah didapat.
Nasution dalam Sugiyono, 2011, hlm. 223 mengemukakan: Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya.segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai upaya mendapatkan data
dalam penelitian ini diantaranya wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono, 2014, hlm. 72 mengetakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.
Wawancara bisa digunakan untuk mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan fenomena yang tidak bisa didapatkan dari
observasi. Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, 2014, hlm. 76 menjelaskan beberapa
langkah dalam menggunakan wawancara untuk pengumpulan data. Tujuh langkah tersebut diantaranya:
Pertama
, menetapkan siapa yang akan diwawancarai.
Kedua
, menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
Ketiga
, mengawali atau membuka alur wawancara.
Keempat
, melangsungkan alur wawancara.
Kelima
, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
Keenam
, menuliskan
hasil wawancara.
Ketujuh
, mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Wawancara dilakukan secara mendalam dengan menggunakan pedoman
wawancara yang memuat pertanyaan-pertanyaan pokok secara terinci supaya
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
lebih terarah dan sistematis sehingga tidak berbelit-belit dan tidak membingungkan partisipan. Terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
partisipan yang bersifat fleksibel yakni adanya pengembangan pertanyaan dari peneliti kepada partisipan, hal ini sesuai dengan respon yang diberikan partisipan
selama proses wawancara berlangsung. Proses wawancara ini menggunakan alat kamera untuk membantu dalam mengolah dan mendokumentasikan data. Hal ini
didukungoleh pernyataan Sugiyono 2014, hlm. 81-82 yang mengemukakan bahwa “alat dari wawancara diantaranya buku catatan,
tape recorder
dan kamera”. Kamera digunakan untuk memotret peneliti ketika melakukan
wawancara kepada partisipan. Hal ini untuk memberikan bukti dan keabsahan data yang didapatkan.
2. Observasi
Pengumpulan data yang kedua yaitu observasi. Nasution dalam Sugiyono, 2014, hlm. 64 mengemukakan bahwa “observasi adalah dasar bagi semua ilmu
pengetahuan”. Pernyataan tersebut didukung oleh Marshall dalam Sugiyono, 2014, hlm. 64 bahwa “dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan
makna dari perilaku tersebut”.
Teknik observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk menyempurnakan data penelitan. Adapun sasaran dari observasi ini yaitu sarana prasarana yang
digunakan untuk pembinaan seni dan aktivitas yang terjadi ketika pembinaan seni pertunjukan. Hal ini untuk membuktikan kebenaran yang disampaikan oleh
partisipan dalam tahap wawancara. Tidak hanya demikian, Spradley dalam Sugiyono, 2014, hlm.68 memaparkan bahwa “obyek penelitian yang diobservasi
dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen yaitu tempat, pelaku dan aktivitas”.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan sebuah catatan terhadap peristiwa yang telah berlalu. Sugiyono 2014, hlm. 82 mengatakan bahwa “dokumen bisa berupa tulisan,
gambar atau karya monumental dari seseorang”. Studi dokumentasi turut
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
melengkapi untuk mendukung data secara tertulis yang berkaitan dengan Saung Angklung Udjo baik data internal maupun eksternal.
Hasil observasi dan wawancara akan lebih dapat dipercaya apabila didukung dengan hasil studi dokumentasi. Akan tetapi tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi.
4. Triangulasi
Teknik pengumpulan data salah satunya yaitu triangulasi. Triangulasi ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan beberapa teknik
dari sumber data yang telah ada. Sugiyono 2014, hlm.83 mengemukakan bahwa “triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk me ndapatkan data dari sumber yang sama”. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi pada sumber data yang berbeda. Dengan demikian termasuk pada triangulasi
sumber. “Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-
beda dengan teknik yang sama” Sugiyono, 2014, hlm. 83. “Tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, akan tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan” Sugiyono, 2014, hlm.85. Dengan triangulasi maka data yang
diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti, sehingga akan meningkatkan kekuatan dari data tersebut apabila dibandingkan dengan data yang menggunakan
satu pendekatan.
D. Analisis Data
Sugiyono 2011, hlm. 243 mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, “data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam- macam dan dilakukan secara terus menerus”.
“Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif” Sugiyono, 2014, hlm. 88
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang lain Sugiyono, 2011, hlm. 244.
Sugiyono 2014, hlm. 89 m engemukakan bahwa “analisis telah dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan
Huberman dalam Sugiyono, 2011, hlm. 246 yang menyatakan bahw a “aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data
yaitu
data reduction
,
data display
, dan
conclusion drawingverification
”.
1. Reduksi Data
Reduksi data yang peneliti lakukan yaitu dengan merangkum data, memilih hal-hal pokok dan hal penting yang berkaitan dengan data-data yang dibutuhkan.
Dengan adanya reduksi data ini memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam menganalisis, menuangkan dan membahas hasil
penelitian. Reduksi data ini melatih peneliti untuk berfikir sensitif terhadap fenomena yang terjadi. Karena data reduksi data merupakan proses berfikir
sensitif yang memerlukan kecerdasan, pemahaman yang tinggi dan wawasan yang luas dan mendalam.
2. Penyajian Data
Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011, hlm. 249 memaparkan bahwa “paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Penyajian data ini membantu peneliti
dalam menyimpulkan, karena data yang telah didapatkan lebih terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga lebih mudah dipahami. Penyajian data
dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk deskripsi atau pemaparan dari hasil pengumpulan data lapangan yang telah dianalisis.
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Kesimpulan
Langkah terakhir dari analisis data menurut Miles dan Huberman yaitu tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sugiyono 2011, hlm. 252
mengungkapkan bahwa “kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan
berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”. Kesimpulan awal bisa juga bersifat kredibel
apabila “kesimpulan yang dikemukakan di awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data” Sugiyono,
2011, hlm. 252. “Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada” Sugiyono, 2014, hlm. 99. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan
sebelumnya atau mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Kesimpulan dapat berupa gambaran dari
objek tertentu yang sebelumnya masih samar kini dengan penelitian akan memperterang dan memperjelas gambaran objek tersebut. Kesimpulan dari
penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi dari hasil pengumpulan data lapangan yang sudah melewati tahap analisis.
E. Isu Etik
Manusia merupakan mahluk yang tidak sempurna, memiliki kebaikan dan kesalahan. Begitu pula dengan hasil karya manusia pasti memiliki kekurangan dan
kelebihannya. Dengan keberadaan skripsi yang dibuat oleh setiap mahasiswa strata 1, maka akan menambah kontribusi ilmu pada sistem pendidikan pada
khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Kebermanfaatan dari setiap hasil karya sangat diharapkan oleh setiap mahasiswa. Dengan adanya skripsi ini mampu
memberikan informasi bagi pengguna dan pembacanya. Skripsi ini diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik
maupun nonfisik bagi semua pihak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo
dalam pengembangan sumber daya manusia yang dilihat dari konsep pengelolaan pendidikan luar sekolah.
Liska Nopiawati, 2015 POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJO
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Kisi-kisi dan Pengembangan Instrumen