Bahasa indonesia, bosan

Bahasa indonesia, bosan!!!
Ditengah zaman yang penuh dengan peradaban dan teknologi saat ini, kita mulai
merasakan betapa sulitnya menemukan pelajar sekolah yang benar-benar mencintai
pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan tidak jarang kita temui beberapa orang pelajar yang
sangat anti terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Jika ini terus dibiarkan maka yang akan
menjadi pertanyaannya adalah, kemana sumpah pemuda kita letakkan yang setiap tanggal 28
oktober diucapkan sebagai pengikraran.
Di sekolah-sekolah besar yang berakreditasi A dan juga yang bertaraf internasional
sering kita temui para pelajar yang lebih hobi dan sangat mencintai pelajaran yang berbau
hitung-hitungan, mereka lebih bangga dengan menyandang gelar Master of Mathematic atau
apaun yang berbau sains lainnya, dan pada umumnya pelajar sekolah selalu merasa bosan
disaat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Apalagi dengan didukungnya pembelajaran di
sekolah-sekolah yang bertaraf internasional dengan menggunakan Bahasa Inggris, itu lebih
membuat hanyut nya Bahasa Indonesia akibat ditelan oleh arus ombak Bahasa Inggris yang
diterapkan sekolah tersebut.
Sesungguhnya jika diperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia itu bukan hanya sekedar
teori dan pembahasan soal yang panjang-panjang, dimana menurut para pelajar panjangnya
soal bisa sampai menghabiskan berlembar buku tulis dan melelahkan tangan untuk
mencatatnya. Padahal di dalam pelajaran Bahasa Indonesia itu terdapat banyak materi praktek
yang bisa dibuat menjadi menyanangkan dan tidak membosankan. Puisi, pantun, drama,
syair, pidato dll. Itu merupakan bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia yang bisa membuat

pelajar tidak merasa bosan dan belajar berani tampil untuk mengasah mental berbicara di
depan umum. Sehingga pada saat terjun dimasyarakat pelajar tidak canggung lagi untuk
berbicara di depan umum.
Sekarang mari kita lirik ke arah pengajarnya, apakah guru juga berpengaruh terhadap
minat siswa? Jawabannya jelas guru sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang minat
siswa terhadap pelajaran bahasa indonesia. Karena pada materi praktek tidak semua siswa
bisa melakukannya dan menyukainya, pada saat itulah guru berperan aktif untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
Kini tinggal pada diri kita sendiri untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran
Bahasa Indonesia, jika kita merasa kita tidak mampu pada materi teori yang berbelit-belit
dengan soal yang panjang maka kita bisa menekuni beberapa materi praktek atau sebaliknya,
jika kita merasa tidak berani untuk tampil dimuka umum kita bisa memilih materi yang
berbentuk teori, bahkan kita juga bisa mencoba untuk menjadi pelaku dibalik panggung
seperti penulis puisi, cerpen, novel dll. Karena jika bukan kita yang mencintai pelajaran
Bahasa Indonesia maka siapa lagi? Kita adalah generasi muda harapan bangsa dimana
jenjang estafet masa depan berada ditangan kita, jadi sudah seharusnya kita mulai dari
sekarang berbenah diri menuju generasi muda yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Nur Desri Srah Putri
Wings class (Xl ipa 5)

20
11-2012