11
yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan SKL, St andar I si SI , Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Penilaian, dan Standar Pembiayaan. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses
pembelajaran di kelas, yang dilakukan oleh observer. Sementara itu, tes dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa pada mata pelaj aran
matematika dan sains.
1. Evaluasi pencapaian standar kompetensi sisw a
Evaluasi terhadap pencapaian standar kompetensi siswa didasarkan pada hasil tes dengan materi UN dan hasil tes dengan menggunakan soal-soal TI MSS.
Soal tes tersebut meliputi tes matematika dan sains, yang masing-masing berjumlah 12 but ir, sehingga secara keseluruhan setiap siswa akan mengerjakan
48 butir soal. Hasil tes kemudian digunakan untuk mengestimasi kemampuan, baik dengan skor mentah maupun dengan model Rasch. Hasil estimasi
pencapaian kompetensi siswa disajikan pada Grafik 4.1 dengan model Rasch dan Grafik 4.2 dengan skor mentah.
Grafik 4.1. Kompetensi siswa dengan instrumen UN dan TI MSS model Rasch Mencermati hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi siswa
pada matematika baik berdasarkan tes materi UN maupun dengan instrumen TI MSS dapat dikatakan masih rendah, karena masih berada di sekitar 55 dengan
Mat UN Mat TI MSS
Sain UN Sain TI MSS
51.00 54.56
55.50 53.32
Pencapaian M atematika dan Sains Scale Score
12
skala 0 – 100. Demikian pula untuk kompetensi sains, baik dengan instrumen TI MSS maupun materi UN, hasilnya terbukti belum menggembirakan.
Hasil estimasi kompetensi siswa dengan model Rasch tersebut diperkuat dengan menggunakan hasil skor mentah. Dari 12 butir soal untuk masing-masing
instrumen, skor yang tertinggi adalah 6,5 yait u pada soal sains TI MSS. Dalam hal ini berarti bahwa siswa hanya dapat mengerjakan soal kira-kira 65 dari
keseluruhan butir soal sains TI MSS. Untuk matematika dengan instrumen UN, matematika dengan instrumen TI MSS, dan sains dengan instrumen UN justru
diperoleh skor yang lebih rendah dari 6. Hasil ini j uga menunj ukkan bahwa pencapaian kompetensi siswa belum seperti yang diharapkan.
Grafik 4.2. Kompetensi siswa dengan instrumen UN dan TI MSS skor mentah
2. Pemenuhan terhadap Standar Nasional Pendidikan
Dengan menggunakan angket kepala sekolah, guru matematika, guru sains, dan siswa dapat diketahui pemenuhan sekolah terhadap delapan standar
nasional pendidikan. Hasil angket kemudian diskor dan dibandingkan dengan kriteria ketercapaian untuk setiap standar. Selanjutnya pemenuhan kebutuhan
dapat dikategorikan menjadi sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Hasil rekap berupa peta pemenuhan terhadap 8 SNP berdasarkan berbagai
sumber data dan tiap standar nasional pendidikan disaj ikan pada Tabel 4.1 berikut.
Mat UN Mat TI MSS
Sains UN Sains TI MSS
3 5
4.5 6.5
Pencapaian M atematika dan Sains Skor M entah
13
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Pemenuhan 8 Standar Pendidikan
No. Standar Pendidikan Kepala Sekolah Guru Matematik Guru IPA
Siswa
1 Standar Isi
Sangat Baik 2
Proses Baik
Cukup Baik Baik
Sangat Baik 3
SKL Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik
Cukup Baik 4
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sangat Baik Sangat Baik
Baik Cukup Baik
5 Sarana Prasarana
Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik
6 Pengelolaan
Baik Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik 7
Pembiayaan Cukup Baik
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
8 Peniaian
Sangat Baik Baik
Sangat Baik Cukup Baik Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
pemenuhan terhadap 8 standar nasional pendidikan mulai dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan t enaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian sudah berada pada kategori yang sangat
baik, baik, dan cukup baik.
3. Pengaruh Pemenuhan 8 SNP terhadap Pencapaian Kompetensi