Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

KANDUNGAN FOSFOR DAM KALSIUM SERTA
PENYEBARANNYA PADA TANAH DAN TUMBUHAN
HUTAN RAWA GAMBUT

(Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

OtEH :

ISTOMO

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRACT
ISTOMO. The Content and Distribution of Phosphorus and Calcium in Soil and
Vegetation of Peat Swamp Forest (Case Study in Bagan Sub Unit of Forest
Management Area, Regency of Rokan Hilir, Riau Province). Under supervision
of F. GUNARWAN SURATMO as chairman, and ENOANG SUHENDANG,
SUPlANDl SABIHAM and M. SRI SAENI as members.

Research on the dishbution and content of P and Ca nutrients in the soil and
biomass was conducted in a primary forest with peat thickness ranging between 2.5
to 6.5 rn in the forest concession area (HPH) of PT. Diamond Raya Timber, Bagan
Siapi-api, the Riau Province. The objective of the research was to obtain data on
the content of P and Ca in the vegetation and peat soil layers at several levels of
peat thickness.
Research results showed that although vegetation biomass constituted only
6 % of the total biomass of vegetation and peat soil, contain of P nutrient as much
as 37 % and Ca 28 % out of the total P or Ca nutrients occurring in vegetation and
peat soil. Increasing of peat thickness muse the totat content of nutrients in the
peat soil also increased, although the average content of nutrient per depth interval
of 50 crn decreased. Increasing of peat thickness also increased the content of P or
Ca for tree stage vegetation, on the other hand, the content of P or Ca in hehs and
shmbs, decreased. This phenomenon shows that on peat thickness more than 3 m
only higher vegetation (trees vegetation) could survive properly. Contents of P or
Ca nutrients occumng at above ground tree stage vegetation reach 64 YO and 74 %.
While for tree stage vegetation, the biggest nutrient content occurred in branches,
nas follows 44 % for P and 40 % for Ca.
Forest logging under selective cutting system by the forest concessionaires
(HPH)with average extraction of 28 trees per ha has caused nutrients to go out of

the forest by the amount of 22.23 kg ha-' for P and 127.29 kg ha" for Ca (in the
form a dear bole without bark). On the other hand, nutrient left in the forest floor
were 34.37 kg ha-' for P and 201.00 kg hd' for Ca (in the form of branch, twigs,
Leaves, and barks). The impact of such logging were decreasing the nutrient stored
in the forest stand by amount of 26.86 % for P and 22.37% for Ca in the form of
nutrient removed out of the forest by amount of 10.58 % for P and 8.68 % for Ca,
and those left in the forest floor by amount of 16.28 % for P and 13.70 % for Ca.
Key Words : peat thickness, biomass, P and Ca nutrients, vegetation, peat layers.

'

ABSTRAK
ISTOMO. Kandungan Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya Pada Tanah
dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau). Dibimbing oleh
F. GUNARWAN SURATMO, sebagai ketua, ENDANG SUHENDANG, SUPlANDl
SABIHAM dan M. SRI SAENI berturut-turut sebagai anggota.
Peneiitian penyebaran dan kandungan hara P dan Ca pada tanah dan
tumbuhan dilakukan pada hutan primer pada ketebalan gambut 2,5 sampai 6,5 m.
di wiiayah konsensi HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Riau. Tujuan

penelitian adalah untuk mendapatkan data besarnya kandungan P dan Ca pada
semua tingkat dan bagian tumbuhan dan pada lapisan garnbut dengan beberapa
tingkat ketebalan gambut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun biomassa tumbuhan hanya
6 % dari total biomassa tumbuhan dan tanah gambut tetapi menyimpan hara P
sebesar 37 % dan Ca sebesar 28 S/o dari seluruh hara P atau Ca yang terdapat
pada tumbuhan dan tanah gambut. Semakin meningkat ketebalan gambut total
kandungan hara tanah gambut semakin meningkat pula, tetapi rata-rata kandungan
hara per selang kedalamanan 50 cm semakin menufun. Semakin meningkat
ketebalan gambut semakin meningkat pula kandungan hara P atau Ca pada
tumbuhan tingkat pohon, tetapi kandungan hara P atau Ca semak-herba semakin
menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada gambut sangat datam (ketebalan
> 3 m) hanya tumbuhan tingkat tinggi yang dapat bertahan tumbuh dengan baik.
Kandungan hara P atau Ca yang terdapat pada tumbuhan tingkat pohon di atas
permukaan tanah masing-masing mencapai 64 dan 74 %. Sedangkan untuk
tingkat pohon hara terbesar terdapat pada bagian cabang yaitu sebesar 44 % untuk
P dan 40 YO untuk Ca.
Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih oleh HPH dengan rata-rata
menebang 28 pohon per ha telah menyebabkan hara keluar hutan sebesar 22,35
kg ha" untuk P dan 127,29 kg ha" untuk Ca dalam bentuk batang bebas cabang

tanpa kulit. Sedangkan hara yang ditinggalkan di lantai hutan sebesar 34,37
kg ha-' untuk P dan 201,OO kg ha-' untuk Ca dalam bentuk cabang, ranting, daun
dan kulit, Akibat penebangan tersebut telah mengurangi 26,86 % hara P atau
22,37 % hara Ca yang tersimpan dalam tegakan hutan menjadi hara terangkut
keluar sebesar 10,58 O/o untuk P atau 8,68 % untuk Ca dan ditinggaikan di lantai
hutan sebesar 16,28 YOuntuk P dan 13,70% untuk Ca.

KANDUNGAN f OSFOR DAN KALSIUM SERTA
PENYEBARANNYA PADA TANAH DAN TUMBUHAN
HUTAN RAWA GAMBUT
(Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

Oleh :

ISTOMO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar


DOKTOR
Pada

Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kandungan F G S ~ dan
O ~ Kalsium Serta Penyebarannya
pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi
Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau).

Jc~duiOisertasi

:

Nama Mahasiswa


: lstomo

Nomor Pokok

: IPK 96 5072

Program Studi

: llmu Pengetahuan Kehutanan

Menyetujui
1. Komisi Pembirnbing

(Prof. Dr. tr. F. Gunarwan Suratmo, MF.)
Ketua

(Prof. Dr.Ir. Endang Suhendang, MS.)
Anggota

(Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr )

Anggota

(Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS).
Anggota

(Prof. Dr. Ir. Dody Nandika, MS.)

Tanggal Lulus : 8 Mei 2002 -

Manuwoto, MSc.)

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa disertasi yang bejudul :
'Kandungan Fosfor dan Kalsiurn Serb Penyebarannya Pada Tanah dan Tumbuhan
Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pernangkuan

Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)*
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah dipublkasikan.

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telai? dinyatakan jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 3 Juni 2002
Pembuat pemyataan,

Istorno

IPK 96 5072

Penulis dilahirkan di Magetan, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juli 1962, sebagai
anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dari keluarga H. Somo Samo (ayah) dan Hj.

Yainem (ibu). Penulis rnenyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SDN
Sugihwaras 1 (1970 - 19751, SMPN Maospati (1976 - 1979) dan SMAN Magetan

-

(1980 1982). Pada tahun 1982 penulis masuk lnstitut Pertanian Bogor dan tahun
1983 memilih Fakultas Kehutanan, selesai tahun 1987. Tahun 1989 penulis


diangkat sebagai staf pengajar pada Fakultas Kehutanan IPB, jurusan Manajemen

Hutan pada bidang Ekologi,Hutan. Pada tahun 1991 penulis mengikuti pendidikan
Sz di Program Pascasarjana IPB, Program Studi Hmu Pengetahuan Kehutanan,
selesai tahun 1994.

Pada tahun 1996 penulis mulai mengikuti pendidikan Sj pada Program
Pascasajana IPB, Program Studi llmu Pengetahuan Kehutanan. Dalam rangka
rnenyelesaikan studi, penulis mengadakan penelitian dengan judul "Kandungan
Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya Pada Tanah dan Tumbuhan Hutan
Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Bagan,

Kabupaten Rokan Hilir, Riau)" di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. F. Gunarwan

Dr. IF. Endang Suhendang, MS., Prof. Dr. Ir.
Supiandi Sabiham, M-Agr. dan Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS.sebagai anggota.
Suratmo, MF. sebagai ketua, Prof.

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SVVT atas segala karunia dan


rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian' masalah hara pada hutan rawa gambut, dengan judul "Kandungan

Fosfor dan Kalsium Serta Penyebarannya Pada Tanah dan Tumbuhan Hutan
Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Bagan,

Kabupaten Rokan Hilir, Riau) " dilaksanakan sej'ak bulan Februari tahun 2000
sampai bulan April 2001.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. F.

Gunarwan Suratmo, MF. sebagai ketua pembimbing serta Bapak Prof. Dr. IF.
Endang Suhendang, MS., Bapak Prof Dr Ir Supiandi Sabiham, M.Agr. dan Bapak

Prof. Dr. IF. M. Sri Saeni, MS. sebagai anggota pembirnbing yang telah banyak
memberikan saran dan arahan. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis

sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Untung Iskandar, MSc, Direktur Jenderal Bina
Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan dan Dr. IF. Upik Rosalina DEA Kepala
Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan 1PB yang telah bersedia sebagai


Penguji Luar Kornisi.

Di sarnping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada

Bapak Surya Agung, SE. dan Bapak Ir. Arus Mcrjijat direksi PT. Diamond Raya
Timber yang telah mengijinkan melaksanakan
-.
penelitian di lokasi penelitian.

Kepada Saudara Parno dan Mulyadi, staf divisi lingkungan PT. Diamond .Rays
Timber

yang telah banyak membantu petaksanaan penelitian di lapangan

disampaikan ucapan terima kasih. Ungkapan terima kasih disampaikan,kepada
ayah, ibu serta keluarga, atas segala bantuan dan doanya.

Semoga dengan segala kekurangannya, tulisan ini bermanfaat bagi pihakpihak yang rnemerlukannya.

Bogor, Mei 2002
Penulis

DAFTAR IS1
Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................

-. . . . . . .

DAFTAR IS1 ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................

II
...

III

........................................................

vii

.--

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xii

DAFTAR lAMPlRAN ......................................................................................

xiii

OAFTAR ISTllAH PENTlNG ................................................................

xv

PENDAHULUAN .........................................................................................

1

1. Latar Belakang Perrnasalahan.............................................................

I

2 . Perurnusan Masalah .................................. .- . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3

2 . Kerangka Pemikiran Pemecahan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4

3 . Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................

6

4 . Hipotesis .........................................................................................

7

I.

II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

1. Sifat-Sifat Tanah Gambut

....................................................................

1.I
. Pengertian dan proses pembentukan gambut ................................
1.2. Sifat fisik ......................................................................................

. .

1.3. Sifat ktm~a.................................

...................................................

2 . Unsur Ham pada biomassa di atas permukaan tanah ..........................
2.1. Biomassa dan unsur ham dalam tumbuhan ...............................

2.2. Lantai hutan ...............................................................................

3. Hara di 8awah Tanah .....................................................................
3.1. Biomassa akar ..........................................................................

3.2. Hara dalam tanah

....................................................................

4 . Fungsi dan Peranan Unsur Hara di dalam Hutan...................................

:

4.1. Fosfor (P) ........ .............................................................................

4.2. Kalsium (Ca) ...........................................................................

. .....

Ill. KEADAAN UMUM LOKASI PENELl'TIAN .................... ..-...........................
1 . Letak dan Luas .....................

.................................................

2 . Keadaan Lapangan .......................................................................
2.1. Topografi ...........................................................................

2.2. Fisiografi, geologi dan tanah ................................................
2.3. I klim .................................................................................

2.4. Hidrologi ..........................................................................
3. Penutupan dan Penggunaan Lahan .............................................

4 . Tipe Hutan dan Potensi Hutan ........................................................
4.1. Tipe hutan .........................................................................

4.2. Potensi hutan .......................--- .........................................

5 . Sistem Pengelolaan Hutan .........................................................
6. Aksesibilitas .............................................................................
IV. METODA PENELITIAN ...............................................................

....... . . . . .

1. Tempat dan Waktu Penelitian ................ .........................................

2 . Bahan dan Alat .................................................................................
3. Data yang dikumpulkan.........................................................................
4 . Teknik Penarikan Contoh.....................................................................

5. Teknik Pengurnpulan Data .................................................................

5.1. Pembuatan persarnaan alometrik penduga biomassa pohon........
5.2. Analisis vegetasi............................................................................
5.3. Pendugaan biomassa di atas tanah...............................................

5.4. Pengukuran biornassa di bawah tanah...........................................
5.5. Pengukuran biomassa di lantai tanah.............................................

5.6.Pengukuran konsentrasi hara turnbuhan........................................
5.7. Pengukuran tebal gambut dan pengambilan contoh tanah............
5.8. Pembuatan gambar stratifikasi tajuk hutan....................................
6. Analisis Data.......................................................................................

6.1. Pembuatan persamaan alometrik ................................................

6.2. Komposisi jenis tumbuhan............................................................
6.3. Penentuan biomassa.....................................................................

6.4. Analisis hara dan sifat tanah gambu: .............................................

6.5. Pendugaan nilai tengah dan keragaman ......................................
6.6. Uji beda nyata kandungan hara berdasarkan perbedaan
ketebalan gambut ... . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . ........ . .. . . ... .

6.7. Pendugaan model hubungan kandungan hara dengan tebal

gambut ... ......... . .......... .. . . ....... . . .... .. . . . ...... ........... . ..... . . . . . . . .

6.8. Hubungan antara kandungan hara tumbuhan dengan sifat tanah
garnbut .. .. . .. ... . . . . . ....... . . . . . . .. . . . . . . ... . . . . ............ ........ ... .. . . . . . . .

V.

HAS11 PENELlTlAN DAN PEM8AHASAN ... . . . ... ......... . . ............. . .. ... .
I.Komposisi Jenis Pohon dan Struktur Tegakan.... ..... . . . ......... ...........

1.I.
Komposisijenis pohon dan permudaan .... . . . . . . ... . . . .. ..... . . . . .......
I.2. Struktur tegakan pohon ...... ......... ..... .. . . ... ...... ... . . . . , . . . . .........

2. Penyebaran dan Kandungan Hara pada Tanah Gambut ............ ....

....... .. . . . ... . . . . . . .. .. ... .... .... ................. ... .. . .
2.2. Konsentrasi dan kandungan hara P dan Ca tanah gambut .........
3. Konsentrasi P dan Ca pada Tumbuhan ....... . . ... ...... . ........ .. . .... . . .....
3.1. Konsentrasi hara per jenis per bagian tumbuhan . . . ............ ... ....
2.1. Kadar abu dan pH

3.2. Konsentrasi hara rata-rata per bagian dan tingkat pertumbuhan ..

.................. ... ... ... .......
4. Pendugaan Biornassa Tumbuhan . .. ....... .. ...... ................. ............
4.1. Pendugaan persamaan alometrik . . . ... .... .. .............................
3.3. Jenis pengumpul dan pembuang hara

4.2. Pendugaan biomassa di atas dan di bawah permukaan tanah ....
5. Kandungan Hara pada Biomassa Pohon di atas Tanah

....................

5.1. Hubungan antara biornassa dengan kandungan P dan Ca tingkat
pohon ...... . . . ......... ........................ ... .................. ... ......... .
5.2. Kandungan hara P dan Ca tingkat pohon di atas permukaan
tanah ................. . ....... . . . . . .. . . . . . .... . . ..... .... . . . . . . ........... ... ......

6. Penyebaran dan Kandungan Hara Tanah dan Tumbuhan
6.1. Kandungan P dan Ca pada tanah dan tumbuhan

.................

...... .. . ... .... .. ..

6.2. Hubungan antara ketebalan gambut dan kandungan hara P
dan Ca ............. .. ........ . . . . .... . . . .. .... . . .......... . . . . ............. .....
6.3. Hubungan anbra faktor-faktor dominan tanah garnbut dengan
kandungan hara tumbuhan ... ... ... ... ... ... ........................... .

7. Hubungan Kandungan Hat2 dengan Pengelolaan Hutan ...................
7.1. Dampak penebangan terhadap keseimbangan hara .................

7.2. Dampak penebangan dan peranan siklus hara ........................
7.3. Penatagunaan lahan gambut ...............................................

VI . KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
1. Kesimpulan ..............................................................................

2 . Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................

DAFTAR TABEL

I.

Hasil pengukuran biomassa kandungan hara tiap bagian pohon ramin (Gonystylus bancanus) .......................................

13

2.

Jenis tanah di kawasan sekitar DAS Rokan.............................

25

3.

Curah hujan dan hari hujan dalam kurun waktu 5 tahun
(7 99311997).....................................................................

29

4.

Banyaknya pohon dan potensi tegakan di wilayah HPT PT.
Diamond Raya Timber.. ...............................................................

32

5.

Banyaknya ordo, famili dan jenis yang ditemukan di lokasi
. . ................................................................................... 53
penel~t~an..

6.

Jenis dominan urutan ketiga terbesar pada tingkat semai,
pancang dan pohon berdasarkan ketebalan gambut di lokasi
..

penellban .......................................................................
7.

Hubungan tebal gambut dengan komposisi jenis pohon
berdiameter r 10 crn....................................................................

8.

Rata-rata banyaknya pohon per kelas diameter berdasarkan
perbedaan ketebalan gambut di lokasi penelitian........................

9.

NiIai rata-rata pH dan kadar abu berdasarkan ketebalan gambut

10.

Hasil penelitian kadar abu di Riau, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah .....................................................................

11.

Penyebaran dan kandungan hara P dan Ca secara vertikal
setiap lapisan berdasarkan ketebalan gambut............................

12.

Kadar abu dan konsentrasi P dan Ca pada tanah
gambut.........................................................................................

13.

Hasil uji beda nyata total kandungan ham P dan Ca dan ratarata per 50 cm kedalaman gambut berdasarkan perbedaan
ketebalan gambut.......................................................................

14.

Hasil analisis keragaman dan uji beda nyata kandungan P dan
Ca pada lapisan atas, tengah dan bawah di tiap ketebalan
gambut.........................................................................................

Rata-rata konsentrasi P-dan Ca antar bagian tumbuhan pada
tingkat pohon dan permuciaan ....................................................

Analisis keragaman konsentrasi hara P dan Ca antar bagian
tumbuhan pada tingkat pohon dan permudaan ..........................

Rata-rata konsentrasi hara P dan Ca per tingkat pertumbuhan
dan hasil uji keragaman dan uji beda nyata ................................
Rata-rata konsentrasi P dan Ca semua bagian pada tingkat
pohon.. ........................................................................................

Strategi tumbuhan liar di alarn daiam beradaptasi pada
ketersedian hara rendah dan hara tinggi....................................
Model penduga biomassa pohon untuk hutan rawa gambut di
lokasi penelitian...........................................................................

Rata-rata kandungan biomassa tumbuhan dan bobot kering
tanah gambut berdasarkan ketebalan gambut...........................
Nilai selang biomassa rata-rata untuk semua ketebalan
gambut........................................................................................

Besamya biomassa, kandungan P dan Ca rata-rata semua
tebal gambut untuk 15 jenis pohon terbesar................................
Persentase biomassa, hara P dan Ca pada tingkat ordo
tumbuhan pada ketebalan gambut 2 3 m..................................

-

Persentase biomassa, hara P dan Ca pada tingkat ordo
tumbuhan pada ketebalan gambut 4 - 5 m..................................
Persentase biomassa, hara P dan Ca pada tingkat ordo
tumbuhan pada ketebalan gambut 6 - 7 m.................................

Rata-rata kandungan P dan Ca per bagian pohon di atas
permukaan tanah berdasarkan perbedaan ketebalan
gambut............................................................................
Rata-rata kandungan P dan Ca pada ketiga tingkat ketebalan
gambut dan hasil anatisis keragaman dan uji beda nyata antar
bagian pohon...............................................................................
Penyebaran dan kandungan hara P dan Ca pada tanah dan
tumbuhan rata-rata tiap tingkat ketebalan gambut ..................

Selang nilai rata-rata kandungan hara P dart Ca dari ketiga
tingkat ketebalan garnbct.............................................................

Kandungan biomassa,
P dan Ca pada tegakan pohon
berdasarkan tipe hutan di beberapa negara...............................

Hasit uji beda nyata kandungan P dan Ca pada tanah dan
tumbuhan....................................................................................
Hasil uji beda nyata kandungan P dan Ca berdasarkan
perbedaan ketebalan gambut pada semua bentuk tumbuhan ...
Hasil beda nyata dari Tukey terhadap kandungan P dan Ca .....
Hasil uji parsial antara variabel bebas X, dengan variabel tak
bebas (Y,) untuk kandungan hara P dan Ca ..............................
Potensi tegakan untuk semua jenis, jenis komersial dan jenis
komersial yang boleh ditebang berdasarkan kelas diameter
pohon dan ketebalan gambut......................................................

Besamya biomassa dan kandungan P dan Ca yangdiangkut
dan ditinggalkan rata-rata per hektar akibat penebangan di
..
lokasi penellt~an...............................................................
Rata-rata biomassa dan hara diangkut dan ditinggalkan akibat
penebangan dan persentase terhadap total bjomassa dan hara
pohon pada hutan rawa gambut .........................................
Pertambahan biomassa (tahun 2000 - 2001) pada petak
pengamatan ekologi (PSP) di lokasi penelitian .......................
Rata-rata riap diameter batang per tahun beberapa jenis pohon
di lokasi penelitian ............................................................

Praporsi kandungan hara P rata-rata pada ketiga tingkat
ketebalan gambut : (a) pada semua bentuk tumbuhan dan (b)
pada bagian pohon ...........................................................

Proporsi kandungan hara Ca rata-rata pads ketiga tingkat
ketebalan gambut : (a) pada semua bentuk tumbuhan dan (b)
pada bagian pohon...........................................................
Proporsi kandungan hara pada tanah dan total tumbuhan : (a)
hara P dan (b) ham Ca .................................................
Hubungan antara ketebalan gambut dengan kandungan P
pohon dan P total tumbuhan .............................................
Hubungan antara ketebalan gambut dengan kandungan P
pada tanah dan semak-herba ............................................
Hubungan antara ketebalan gambut dengan kandungan Ca
pohon dan Ca total tumbuhan ............................................

Hubungan antara ketebalan gambut dengan kandungan Ca
tanah dan Ca semak-herba .............................................
Profil hutan berdasarkan perbedaan ketebalan gambut di lokasi
. . .......................................................................
penel~t~an
Profil hutan enam tipe atau jenis kornunitas hutan rawa gambut
berdasarkan perbedaan tebal gambut di Serawak (Anderson,
1961 dalarn Whitmore, j984) ..........................................

Bentuk perakaran pohon Shorea albida (Brunei, Furukawa
1994)

.............................................................................

Dampak penebangan sistem silvikultur TPTl terhadap
penrbahan biomassa dan kandungan hara P dan Ca pada

pohon......................................................................................

Perkiraan siklus hara pada hubn rawa gambut di lokasi
penelitian pada ketebalan gambut 4 rn ...............................
Siklus Ca pada hutan Pinus sflvestris (Ovington, 1962 ),

.1. ...

Pola penggunaan lahan di lahan rawa hipotetik wdjaja-Adhi,
1991 dalam Wdjaja-Adhi, 1992) ........................................

Tabsi 15. Hasil perhitungan kandungan P tjap petak contoh penelitian
(PCP) ............................................................................

175

Tabel 16. Hasil perh~tungankandungan Ca tiap petak contoh penelitian
(PCP) ...........................................................................

176

Tabel 17. Kandungan P per bagian pohon per petak contoh penelitian
(PCP) .............................................................................

177

Tabel 18. Kandungan Ca per bagian pohon per petak contoh penelitian
(PCP) ............................................................................

178

DAFTAR ISTlLAH PENTING

Gambut : (I)
bahan sisa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah mati,

namun tidak mengalami pembusukan yang sempuma karena terendam air, (2)
tanah lunak yang basah, terdiri atas lumut dan bahan tanaman lain yang

membusuk (biasanya terbentuk di daerah rawa atau danau yang dangkal
(Nirarita et a/., 1996)
Gambut ombrogen : gambut yang terbentuk karena penimbunan bahan

organik lanjut sehingga membentuk kubah yang lebih tinggi dari daerah

sekitamya; kubah gambut tidak mendapatkan pasokan unsur hara dari perairan
sekitamya sehingga umumnya sangat miskin (Nirarita et a/., 1996).
Hutan gambut : tip@hutan yang pada urnumnya terdapat pada daerah beriklim

A aGu B dan tanah organosol dengan kedalaman gambut setebal 50 cm atau
lebih (Nirarita el a]., 1996).

Tanah gambut : tanah yang mengandung lebih dari 65 % bahan organik
dengan ketetsalan lebih dari 50 cm (true peat soil) (Hardjowigeno, 1989).

Tanah bergambut : tanah organik yang mengandung bahan organik kurang
dari 65 % (peaty soir) (Hardjowigeno, 1989).

Hutan rawa : wilayah hutan yang selalu digenangi air (Nirarita et al., 1996).
Kawasan bergambut : kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian
besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama
(Nirarita et a!., 1996).
Oligotrofik : perairan yang miskin hara, perairan ini dapat dijumpai seperti di
danau-danau yang tidak mendapat masukan unsur hara dari lingkungannya
(Nirarita eta!., 1996).

Lahan : rnerupakan bentang alam (lansekap) yang dicirikan oleh jenis-jents
tertentu dad batuan, topografi, iklirn, tanah dan vegetasi yang berhubungan
satu sama lain (Nirarita et at., 1996).

..

10. Tumbuhan (vegetasi) : semua tumbuhan yang terdapat pada daerah tertentu,
juga tumbuh-tumbuhan yang menutupi sebagian atau seluruh permukaan bumi

(Nirarita et al., 1996)
11, Biomassa : jumlah total bahan organik dari tumbuhan termasuk daun, ranting,

cabang, batang utama, kulit dan akar yang dinyatakan dalam berat kering oven
per satuan luas (Brown, 1997).
12. Biomassa di atas tanah : jumlah total bahan organik dari tumbuhan dalam

berat kering oven yang berada di atas permukaan tanah
13. Biomassa di bawah tanah : jumlah total bahan organik dari tumbuhan datam

berat kering oven yang berada di bawah permukaan tanah, yang meliputi
semua akar tumbuhan.
14. Biomassa total tumbuhan : jumlah biomassa tumbuhan di atas permukaan

tanah (pohon, pancang, semai, semak-herba dan serasah) dan di bawah
permukaan tanah (akar)

15. Bentuk turnbuhan : bentuk hidup tumbuhan berdasarkan fisiologi dan
morfotoginya, dalam penelitian ini dibedakan menjadi pohon dan permudaan

serta semak dan herba.

76. Bagian tumbuhan : organ pertumbuhan untuk tumbuhan tingkat pohon dan
permudaan, dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan tingkat pertumbuhan
Tingkat pohon dibedakan menjadi : akar, batang; cabang, ranting, daun dan
kulit; tihgkat pancang dibedakan menjadi : akar, batang, cabang, ranting dan

daun dan tingkat semai dibedakan menjadi : akar, batang dan daun.

17. Tingkat pertumbuhan : fase pertumbuhan pohon dari anakan sampai pohon
dewasa, dalam penelitian ini dibedakan menjadi : semai, pancang dan pohon
18. Pohon dan permudaan : kelompok bentuk hidup tumbuhan berkayu , dalam

penelitian ini temasu k semai, pancang dan pohon.
19. Pohon : tumbuhan berkayu yang rnernpunyai batang utama jelas, dalam
penelitian ini mempunyai-diameter batang setinggi dada (130 cm di atas

permukaan tanah atau 20 cm di atas banir) z 10 crn.

xvii

20. Pohon di atas tanah : bagian pohon yang berada di atas pemukaan tanah
untuk membedakan bagian pohon di bawah tanah (akar) dalam kaitannya

dengan deskripsi biomassa dan kadungan hara.
21. Pancang : pohon muda, dalam penelitian ini dibuat batasan tumbuhan tersebut

mempunyai tinggi total lebih dari 1,5 rn sampai diameter batang setinggi dada
(130 crn di atas permukaan tanah atau 20 cm di atas banir) < 10 cm.
22. Semai : anakan

pohon dari mulai muncul daun permanen sampai tinggi

anakan kurang dari 1,s m
23. Semak : turnbuhan berkayu lebih kecil, tidak mempunyai batang utama yang
jelas, tinggi total pada saat dewasa kurang dari 3 m (Kimmins, 1987).

24. Herba : tumbuhan yang tidak rnempunyai batang berkayu di atas tanah,
termasuk tumbuhan paku-pakuan dan rumput-rumputan dan herba lain setain
paku-pakuan dan rumput-rumputan, dalam penelitian ini temasuk palempaleman.

25. Ketebalan gambut : total tebal lapisan gambut, yang diukur secara vertikal dari
permukaan tanah gambut sampai tanah mineral di bawah gambut (Sabiham,
2000, komunikasi pribadi)

26. Kedalaman gambut : suatu tempat di dalarn lapisan gambut pada jarak
vertikal tertentu dad permukaan tanah gambut (Sabiham, 2000, kornunikasi
pribadi)

-

27. Kedalaman per selang 50 em': gambut dengan ketebalan tertentu seolah-olah
dibuat lapisan-lapisan dengan ketebalan setiap 50 cm dari lapisan atas sampai
lapisan bawah mendekati tanah mineral

28. Konsentrasi hara : banyaknya hara P atau Ca pada bobot kering tertentu daFi

tanah atau tumbuhan, dalam penelitian ini dinyatakan dalam g kg-' atau %
29. Kandungan hara : banyaknya hara P atau Ca yang terdapat pada biomassa

tumbuhan atau bobot kering tanah, dalam penelitian ini dinyatakan dalam
kg ha".

30. Penyebaran hara : bentuk, jenis, tingkat dan bagian-bagian tumbuhan atau
lapisan-lapisan tanah dalam ekosistem hutan rawa gambut yang mengandung

hara P atau Ca .

31. Pengumpul hara (accumulator) adalah sua'il: jenis pohon yang mengandung
konsentrasi hara lebih tinggi dibandingkan jenis lain, yaitu lebih tinggi dari rata-

rata konsentrasi hara seluruh jenis ditambah dua kali simpangan baku
(Breulmann et al., 1996)

32. Pembuang hara (excluder} adalah suatu jenis pohon yang mengandung
konsentrasi hara tebih rendah dibandingkan dengan jenis lain, yaitu lebih
rendah dari rata-rata konsentrasi seluruh jenis dikurangi dua kali simpangan
baku (Breutmann et a!.,1996).

I. PENDAHULUAN

I.Latar Belakang Pertnasalahan

Indonesia mernpunyai lahan gambut terbesar ke-empat di dunia yaitu 17 - 27

juta ha (Immirzi & Maltby, 1992). Lahan gambut dengan ketebalan sampai 17 m
terdapat di Sumatera, Kalirnantan dan lrian Jaya, sekarang Papua (Brady and

Kosasih, 1991; Brady et at., 1995).

Saat ini lahan gambut tersebut bewpa hutan

campuran, hutan sekunder bekas tebangan, semak belukar dan padang rumput

rawa (Harahap, 1993).
Sejalan dengan rneningkatnya kebutuhan manusia terhadap hasil hutan dan
lahan telah banyak hutan rawa gambut yang dikonversi menjadi areal pertanian

atau penggunaan lain atau menjadi lahan rusak. Paling sedikit 20 - 35 %I hutan

r a w gambut telah berubah menjadi lahan pertanian (RieIey el at., 1997).
Sedangkan laju kerusakan hutan rawa gambut karena berbagai sebab per tahun
lebih dari 150.000ha (Sugandhy, 1997). Di sarnping itu masih adanya kerusakan
hutan rawa gambut karena salah pengelolaan seperti kasus proyek lahan gambut
sejuta hektar di Kalimantan Tengah.
Hutan rawa gambut mernpunyai multifungsj, seperti fungsi hidrologi,

biogeokimia, perlindungan biodiversitas dan hasil hutan. Dalam asgek pemanasan
global bumi lahan gambut menyimpan karbon sekifar 3 x 10" ton (Sjors 1980,
dalam Andriesse, 1988).
-

Emisi karbon dari penggunaan gambut untuk pertanian

-

50 - 81 ton-per tahun, sedangkan untuk kegiatan kehutanan hanya 0,3 2,0 ton

per tahun (Maltby, 1997).
Tanah gambut Zergolong tanah marginal dan rentan terhadap gangguan
sehingga usaha peningkatan produktivitas lahan tersebut haws diikuti usaha

mencegah kerusakan ekosistem dengan biaya yang cukup besar. Kemsakan lahan

gambut tenrtama karena reklamasi, penggunaan pupuk kimia dan pengapuran
terlalu tinggi (Radjagukguk, 1991; Hardjowigeno, 1996).

Andriesse (1988)

- 1,O mm per tahun, sedangkan
penunrnan gambut karena reklamasi menCapai 1,s - 3,Ocm per tahun.
mencatat bahwa pertumbuhan gambut hanya 0,5

Gambut di Indonesia sebagian besar adalah garnbut ombrogen yang terdapat
pada daerah cekungan dan membentuk kubah (dome), sehingga masukan hara
hanya dari air hujan. OIeh karena itu gambut di Indonesia umumnya miskin hara

(oligotrofik) dan masam. Ketersediaan hara esensial sangat rendah terutama N, P,
K, Ca, Zn,Cu dan Si, nilai pH dalam kisaran 3 - 4. Ketersediaan hara dan nilai pH

-

tersebut sernakin menurun dengan meningkatnya ketebalan gambut (Andriesse,
1988; Radjagukguk, 1991).

Fosfor adalah hara penting kedua terbesar setelah N, bahkan lsmunadji et at.
(1991) menyebutnya sebagai kunci kehidupan. Jika N dapat ditambat dari udara,
tetapi P hanya berasat dari batuan, sedangkan air hujan sedikit sekali mengandung
P.

Tanaman memerlukan P pada semua tingkat pertumbuhan terutama awal

pertumbuhan. Fosfor pada tanah gambut sebagian besar berasal dari P-organik.

Untuk turnbuh optimal tanaman memedukan 0,3 - 0,5

*/o

P dari berat kering

tanaman (Marschner, 1995). Sedangkan pada tanah garnbut hanya sekitar 0,04%
(Andriesse, 1988).

Kalsiurn adalah salah satu hara esensial makro (Darmawan dan Baharsjah,
1983) yang berperan dalam perekat dinding sel dan penting dalam pembelahan sel.
Kalsium temasuk ham tidak mobil, sehingga terus diambil dari tanah. Kandungan
Ca dalam tanaman antara 0,1 - > 5,O % (Marschner, 19951,sedangkan kandungan
Ca pada tanah gambut tropika sekitar 0,3 % (Andriesse, 1988). Kalsium adalah
mineral anorganik utama pada tanah gambut yang berasat dari batuan tanah
mineral, sedimen bahan suspensi terlarut dan bio-akumulasi tumbuhan.

Dafl kedua unsur hara tersebut tampak bahwa peranan pohon pada hutan
rawa garnbut sangat penting sebagai salah satu penyedia hara tanah gambut yang

utarna.

Sesungguhnya kandungan mineral tanah gambut

tergantung pada :

tingkat dekomposisi bahan gambut, asal tanaman pembentuk gambut, adanya
pengendapan abu udara dan banjir musiman dari sungai atau laut yang membawa

bahan mineral di permukaan gambut. Disamping itu adanya pohon-pohon besar di
hutan rawa gambut diduga kuat mampu menyerap ham tanah di bawah gambut
untuk diberikan pada tanah gambut melalui dekomposisi serasah yang jatuh.

Hutan hujan tropika mempunyai bentuk dan pertumbuhan tinggi, sehingga

hara

lebih banyak tersimpan dalam biomassa dari pada ldalam tanah. Hara

gambut berdasarkan perbedaan ketebalan gambut ?.

Pertanyaan selanjutnya

adalah bagaimana penyebaran kandungan hara tersebut pada jenis dan bagian

tumbuhan serta pada tiap kedalamanan gambut berdasarkan perbedaan ketebalan
gambut ?.
3. Kerangka Pemikiran Pemecahan Masalah

Mengingat hutan rawa gambuf adalah suatu bentuk ekosistem, maka prinsip
pengelolaan hutan lestari adalah berdasarkan pada asas keseimbangan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya sesuai dengan karakteristik dari ekosistem
yang bersangkutan. Mengingat pula bahwa ekosistem hutan rawa gambut lebih

rentan terhadap gangguan dibandingkan dengan ekosistem hutan tanah kering,

maka tingkat gangguan yang bisa diterima oleh hutan rawa gambut jauh lebih
rendah dibandingkan dengan hutan tanah kering.

Terdapat tiga bentuk arah

kemungkinan perkembangan pengelolaan ekosistern hutan rawa gambut di masa
mendatang, yaitu : (1) hutan tejaga kelestariannya, tidak ada penebangan dan
gangguan lain sehingga fungsi hutan rawa gambut sebagai penyangga kehidupan
tejaga dan manfaat hasil hutan tidak langsung (nir-kayu) berkelanjutan, (2)

dilakukan penebangan dan konversi hutan rnenjadi penggunaan lain, yang pada
akhimya akan terjadi kerusakan dan dampak negatif terhadap lingkungan dan (3)

dilakukan penatagunaan lahan gambut berdasarkan kesesuaiannya dan tindakan
konservasi hara dengan mempertahankan keberadaan pohon, sehingga kawasan

hutan rawa gambut tertata menjadi kawasan konservasi dan kawasan budidaya.
Ketiga bentuk arah pengelofaan tersebut tertuang dalam bagan alir Gambar I.
Penjelasan dari bagan alir yang tertuang pada Gambar 1 adalah sebagai
berikut :
1. Kecendenrngan yang kemungkinan besar bisa terjadi adalah hutan rawa gambut

seluas 17 - 27 juta ha, walaupun terrnaz.uk ekosistem yang rentan dan terrnasuk
lahan kurang bemilai (marginal) akan mengalami kerusakan dan kelestariannya
terancam karena desakan kbutuhan manusia rnelalui penebangan, reklamasi
maupun kebakaran.

lndonesia
17 - 22 Juta

Gambut Multi Fungsi

Pohon & Hutan

Ombrogen

Gudang &
Pemompa Hara

Marjinal &

Rentan

Garnbut Pantai :
Sedimen Marine

*Dari Sedimen & Batuzn

Daerah Depresi
*Miskin Hara
Kerusakan
Konversi

h

f

Kelestarian
Terancam

*Ca Hara immobile

4Masalah
Kritis

J

L

L

aHara Dari Hujan

4

m
P Hara mobile

f

Penatagunaan Lahan Gambut
dan Konservasi Hara

I

Kelestarian
Terjaga

Data Penyebaran I
Kandungan Hara Tanah &

Gambar 1. Bagan alir arah pengelolaan hutan rawa gambut di Indonesia

2. Adanya kesadaran masyarakat dan kebijakan pemerintah hutan rawa gambut

yang multifungsi tetapi rzwan gangguan tersebut tetap dipertahankan sebagai
hutan lindung dan hutan konservasi, sehingga tidak ada gangguan seperti

penebangan dan reklamasi menjadi penggunaan lain. Dengan cara demikian
manfaat hutan secara berkelanjutan tetap terjarnin.

Akan tetapi melihat

kecenderungan yang terjadi dalam pengelolaan hutan rawa gambut saat ini
kemungkinan kedua ini kecil bisa terjadi.

3. Oteh karena itu kemungkinan ketiga adalah dilakukan penatagunaan lahan dan
tindakan konservasi hara, sehingga kawasan hutan rawa gambut yang ada
menjadi kawasan konservasi dan kawasan budidaya. Mengingat ketersediaan

hara, temtama hara yang berasal dari sedimen seperti P dan Ca, pada hutan
rawa gambut merupakan masalah kritis, maka diperlukan data dan informasi
tentang kandungan dan penyebaran hara pada tanah dan tumbuhan.
Jika penyebaran dan kandungan hara pada semua komponen ekosistem

hutan tetah tersedia dalam bentuk siklus hara, maka pengelolaan dan konservasi

hara dapat dilakukan.

Penatagunaan lahan yang dimaksud misalnya dapat

ditentukan lahan dengan tebal gambut tertentu tetap dipertahankan sebagai hutan,

dapat dilakukan penebangan terbatas atau dikonversi menjadi tahan pertanian.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengelolaan lahan gambut yang
berkelanjutan berdasarkan keseimbangan hara. Sedangkan tujuan utama
penelitian adalah untuk

mengkaji kandungan fosfor

dan kalsium serta

penyebarannya pada tanah dan tumbuhan rawa gambut berdasarkan perbedaan
ketebalan gam but. Untuk mencapai tujuan tersebut bebempa tujuan operasional
penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan data konseotrasi dan kandungan hara yang terdapat pada tanah

gambut berdasarkan perbeglaan kedalaman dan ketebalan gambut di lokasi
penelitian.

2. Mendapatkan data konsentrasi hara P a b u Ca per jenis per bagian tumbuhan
pada tingkat pohon dan permudaannya di lokasi penelitian.

3. Mendapatkan data kandungan hara P atau Ca pada sernua bentuk tumbuhan

dan bagian tumbuhan hutan rawa gambut di lokasi penelitian berdasarkan
perbedaan ketebalan gambut.
4. Mendapatkan data perbandingan kandungan hara

P atau Ca pada tumbuhan

dan tanah garnbut berdasarkan perbedaan tebai garnbut
Hasil penelitian ini bermanfaat dalarn pengelolaan hutan rawa gambut yang
berkelanjutan terutarna sebagai masukan penting pada :
I.Pernilihan jenis pohon yang ditanam dalarn rangka rehabilitasi hutan rawa

gambut yang telah mengalami kerusakan berdasarkan kandungan hara,

2. Pengusahaan hutan produksi terutama rnenentukan tingkat penebangan yang
diijinkan dalam rangka kdnservasi hara.
3. Penyusunan sistem penatagunaan lahan gambut menjadi kawasan konservasi
dan kawasan budidaya.
4. Hipotesis

Beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Konsentrasi dan kandungan hara pada tanah gambut lebih banyak terdapat
pada lapisan atas dan tapisan bawah mendgkati tanah mineral dan akan
menurun dengan rneningkatnya ketebalan gambut.

2. Kandungan hara P atau Ca pada tingkat pohon paling tinggi terdapat pada
bagian batang dibandingkan bagian pohon lainnya seperti cabang, ranting, kulit

dan daun.
3. Total kandungan hara P atau Ca aka" lebih banyak terakurnulaki pada

tumbuhan dibandingkan kandungan hara P atau Ca pada tanah gambut.
4. Semakin rneningkat ketebalan gambut kandungan hara P atau Ca pada

tumbuhan dan tanah gambut akan semakin menurun.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sifat-sifat Tanah Gambut
I.1. Pengertian dan proses pembentukan gambut
Gambut adalah bahan organik yang berasal dari tumbuhan yang mengalami
proses pelapukan atau perombakan kurang sempuma di bawah kondisi tergenang
air. Menurut Rosmarkam et at., (I
988) berdasarkan faktor lingkungan dominan

yang mempengaruhi proses pembentukannya, tanah gambut dibedakan menjadi :
(1) gambut ombrogen, yang terbentuk terutarna karena perigaruh curah, (2) gambut

fopogen, yang terbentuk terutama karena pengaruh topografi, dan (3) gambut

pegunungan, yang terbentuk d i daerah yang tinggi. Menurut Anwar et al. (1984)
gambut ombrogen adalah gambut yang umum dijumpai di Indonesia, dijumpai di

dekat pantai atau pedalaman, mempunyai ciri khusus air drainasenya sangat

masam dan miskin hara (oligotropik) tenrtama Ca.
Hampaian gambut di

daerah tropika terbentuk melalui proses regresi-

transgresi laut karena mencairnya es di kutub pada jaman Holosen. Adanya muara
sungai-sungai yang banyak mengendapkan lumpur (aiuvium), sehingga terbentuk
tanggul-tanggul dan rawa-rawa di belakang tanggul. Semakin tinggi deposit lumpur
yang teqadi semakin berkurang salinitasnya, sehingga vegetasi bakau digantikan

oleh vegetasi daratan. Kaiena kandungan sulfida yang tinggi dan tergenang air,
maka proses dekomposisi terhambat, sehingga teqadi penumpukan serasah

sampai membentuk kubah gambut (dome). Hamparan gambut yang terbentuk
tidak lagi terpengaruh oleh pasang-surut air laut dan tidak lagi mendapat pasokan
dari air sungai, air yang menggenangi gambut tersebut hanya dari air hujan. Oleh
karena itu gambut yang terbentuk melalui proses tersebut disebut gambut
ombrogen yang miskin hara (otigotropik) dan bersifat masam (Nirarita ef all 1996).

Laju akurnulasi bahan organik tanah gambut sangat tergantung dari
produktivitas vegetasi sebagai bahan pembentuk gambut yang sangat ditentukan
oleh lokasi geografi, jenis tanaman dan laju dekomposisi, bahan organik.

Laju

akumulasi bahan organik dapat berkisar dan 1,8 cm per I 0 0 tahun misalnya di
Norwegia sampai 200 cm per 100 tahun seperti di Bermuda (Everett, 1983 dalam
Lopulisa, 1993).
1. 2. Sifat fisik.

Menurut Radjagukguk (1991) sifat-sifat fisik tanah gambut yang menonjol di
Indonesia dicirikan oleh nitai bulk density yang rendah berkisar antara 0,1 - 1,2 g

cmm3. Nilai bulk density yang relatif tinggi ditemukan di pinggir kubah gambut
(gambut tipis) karena bercampur dengan tanah-tanah mineral dan semakin
menurun dengan meningkatnya ketebalan garnbut. Porositas bnah gambut relatif
tinggi berhsar antara 80

- 95

%, mempunyai kemampuan menyimpan air yang

sangat tinggi, tetapi menjadi tidak lagi mampu menyerap air (hidmfobik) bila terlalu

kering. Tanah gambut di Sumatera tingkat dekomposisinya sebagian besar hemik,
meskipun tipe fibrik dan saprik juga ditemukan.
Menurut Lopulisa (19931, bahan organik mempunyai kemampuan yang

sangat besar untuk menyerap dan mengikat air. Besamya kernampuan ini secara

langsung berhubungan dengan ukuran pori, jumlah ruang pori dan permeabilitas
yang kesernuanya berkaitan dengan bobot isi dan kandungan serat, yang pada
umumnya dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi bahan organik. Konduktivitas
hidrolik menentukan laju dimana air yang diikat dalam suatu deposit dibebaskan ke
permukaan atau didrainase secara alami atau buatan. Karakteristik ini ditentukan
oleh porositas, permeabilitas, konfigurasi saluran yang saling berhubungan, beban

tekan dan gradien hidrolik. Hal ini sangat dipengaruhi oteh tipe gambut dan tingkat
dekornposisi. Kebanyakan tanah gambut akan menyusut (shrinkage) bila kering.

Saprik yang dikeringkan sampai pada suhu 105" C dapat menyusut sampai 70 %
atau lebih tergantung pada jumlah bahan mineral khususnya yang berukuran ,hat.
Penyusutan tidak balik ditentukan oleh tingkat dekomposisi dan komposisi biologi

bahan organik.
1. 3. Sifat kimia.
Komposisi kimia gambut tropik dan gambut sub-tropik berbeda nyata, gambut
tropik dibentuk oleh pohon berkayu (hutan), sedangkan gambut sub-tropik

terbentuk dari lumut, paku-pakuan atau tumbuhan rendah lainnya. Gambut tropik

tidak subur karena didominasi oleh lignin, sebaliknya gambut sub-tropik lebih subur
karena didominasi oleh selulosa dan hemiselulosa. Kandungan lignin di daerah
tropik > 60 % sementara di daerah sub-tropik < 40 %. Kandungan selulosa di tropik
< 30 % dan di sub-tropik > 40 % (Andriesse, 1988).

Kadar abu merupakan faktor penting untuk mengidentifikasi kesuburan tanah

gambut. Kadar abu yang tersisa dari hasil pembakaran menunjukkan kandungan
mineral di tanah gambut. Semakin tinggi kadar abu semakin tinggi kandungan
rnineralnya. Tanah garnbut yang kadar abunya 25 % atau kehilangan pijar 75Oh

digolongkan sebagai gambut subur karena kandungan mineralnya tinggi, yang

sering disebut dengan tanah bergambut. Penelitian yang dilakukan oleh Salampak
(1993) di gambut pedalaman Kalimantan Tengah, menampakkan nilai kandungan
kadar abu sebesar 0,94% atau kehilangan pijar 99,06% dan diklasifikasikan ke
dalam garnbut yang tidak subur. Prasetyo (1996) rnendapatkan besamya kadar abu
gambut fibrik, hemik, dan saprik dari Air Sugihan, Sumatera Selatan, berturut-turut

'

adalah 1,39; 1,83, dan 4,87 %. Dengan kata lain, bahwa nilai kehilangan pijar
gambut fibrik, hemik, dan saprik rnasing-masing adalah 98,61; 98,17 dan 95,13%.
Kesuburan tanah gambut juga dipengaruhi oleh sistem hidrologi. Gambut
eutrofik memperoleh sumber penggenangan air payau (campuran antara air tawar

dan air asin). Formasi gambut mesofropik dipengaruhi oleh air tawar dari sungai,
sementara itu gambut oligotropik dipengaruhi oleh air tawar dari curah hujan.

Umumnya gambut pedalaman tergolong tebal dan tidak subur, sehingga
digolongkan sebagai gambut oligotropik. Di sisi lain tanah gambut yang terletak di
dekat laut digolongkan ke dalam gambut eutrotropik dan dipengaruhi oleh pasang-

sumt air laut.

Pada gambut topogen yang merupakan gambut dangkal sebagian besar
tergdong ke dalam eutrofik karena memperoleh tambahan unsur hara dari luar
yaitu yang dibawa oleh air pasang. Di dalam air pasang terkandung bahan-bahan
halus dan bahan terlarut yang berasal dari daratan karena terbawa aliran sungai

pada waktu banjir atau berasal dari lautan karena naiknya air laut pada saat
pasang (Driessen, 1978). Unsur hara dari air laut adalah Ca, Mg, K, P, S , dan 8,
sedang dari air sungai adalah Si, Al, dan logam-logam berat (Weirs el al., 1979).

-

Sedangkan gambut tebal tidak memperoleh tambahan unsur hard tersebut. Oleh

karena itu biasanya kekahaian unsur