Analisis sosial ekonomi manfaat marine protected area (daerah konservasi laut) di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

ANALISIS SOSIAL EKONOMI
MANFAAT MARINE PROTECTED AREA
(DAERAH KONSERVASI LAUT)
DI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

OLEH :
AGUS HARIYADI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

AGUS IMRWADI. Analisis Sosial Ekonomi Manfaat Marine Protected Area
(Daerrmh Konservasi Laut) Di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Di bawah
bimbingan AKHMAD FAUW sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan
DIETRIECH G . BENGEN, DANIEL R MONINTJA serta ROEDHY
POERWANTO sebagai Anggotsl Komisi Pembimbing.

Secara mum penelitian ini krtujuan untuk mengetahui ada tidaknya manfaat
sosial dm ekonomi dari Tarnan Nasiohal Laut Kepulauan Seribu bagi masyarakat
nelayan, sedangkan tujuan khususnya memberikan infomasi kepada masyarakat

yang didukung dengan data empiris bahwa Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
memang bermanfat bagi rnasyarakat seternpat yang kemudian menjadi hipotesis
ddam penelitian ini yaitu "Penetapan Taman Nasional Kepulauan Seribu Pada
Tahun 1995 Oleh Pemerintah Memang Memberikan Manfaat Sosial Ekonomi Bagi
Masyarakat Setempat Khususnya Nelayan".
Metode analisis yang digunakan yaitu pertama, T i m Series Analysis untuk
melihat perbandingan nilai slope atau garis trend sebelurn d m setelah penetapan
TNKS. Besarnya nilai "slope" ini akan menjadi ukuran untuk pemberian skor pada
setiap atribut ekonomi dan sosial yang diamlisis. Nilai skor ini pada akhirnya
digunakan sebagai masukan di dalam analisis MPAEM dm MCA. Kedua, MPAEM
(Marine Protected Area Evaluation Model) untuk mengevaluasi daerah
perlindungan laut yaitu dengan pengukuran jarak multidimensi (multi dimensional
scaling) kondisi sebelwn dan setelah TNKS. Ketiga, MCA (MuIti Criteria Analysis)
untuk mengevaluasi manfaat sosial ekonomi kebemdaan TNKS bagi masyarakat
nelayan setempat dengan menggali persepsi masyarakat M S . Keempat, Valuasi
Ekonomi untuk melihat manfaat keberadaan TNKS dari sisi produktifitas sebelum
dan setelah penetapan TNKS.

Dalarn analisis metode MPAEM dan metode MCA yang digunakan untuk
mengadisis manfaat sosial ekonomi keberadaan TNL Kepulauan Seribu di dalam

penelitian ini ternyata secara konsisten menghasilkan kesimpulan yang sama. Yaitu
adanya manfaat penetapan TNL Kepulauan Seribu bagi Masyarakat Setempat
Khususnya Nelayan. Manfaat tersebut mempunyai korelasi yang positif terhadap
hasil pembangunan pemerintah DKI Jakarta .
Kata Kunci : KKL (Kawasan Konservasi Laut), Dimensi Sosial dan dimensi
Ekonomi.

ABSTRACT

AGUS HARIYADI. Social Economks Analysis of Bettefi Marine Protected Area
in Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Supervised by AKHMAD FAUZI as a
chairman, and DIETRIECH G. BENGEN, DANIEL R MONINTJA and
ROEDHY POERWANTO as members.

This research is aimed to determine weather there are social and economic benefits
that can be derived fim marine protected area of Tamun Nasional Laut Kepulauan
Seribu. Especially this study was aimed to determine the social and economic
comequences of establishment of MPA in Kepulauan Seribu.
The shtdy used time series anulysis to assess trend of supporting facilities in Taman
Nusional Laut. Results porn this time series were then used to assess sustainubiiity

status of TNKL by means of MPrinc Protected Area Evalwiion Model (MPAEM). A
Mulfi Criteria analysis was used to evaluate socio-economic perceptions of people
living at T N n . Finally an economic valuation technique was employed f o assess the
monetary benefits or losses associated with the establishment of M A .

Results porn stu& idicuted that there are benefits that can be derived from the
establishment of TNKL Kepulauan Seribu These be~aefis,however, were not
materialized in terms of income derived @om fishing,since other factors were also
influencing productivity of W E .Results also indicate that on sustainability status
WKL is in a 'Ifair" condition and involvement of local communi@ to the
management of WKL is an importantfactor in order to sustaira the park

Keyword : MPA (Marine Protected Area), Social Dimension and Economics
Dimension.

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala pernyataan dalam disertasi
saya yang berjudul :
Analisis Sosial Ekonomi Manfaat Marine Protected Area

@aerah Konsemasi Laut) Di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas rujukannya. Disertasi ini belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar Doktor pada program sejenis di perguruan
tinggi lain.
Semua data dan inforrnasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarrtnnya

Bogor,

Mei 2004

A m Harivadi
NRP. 995164

ANALISIS SOSIAL EKONOMI
MANFAAT MARINE PROTECTED AREA
(DAERAH KONSERVASI LAUT)

DI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

OLEH :

AGUS HARIYADI

Disertasi
Sebagai salih satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Progmm Studi Peagelolaan Sumberdaya Pesisir drmn Lautan

SEKOLAH PASCASAWANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Nama

:

Agus 11:nriyatli


l'rogrann Studi

:

I'c-ngrl~rlen~~
Sum l~clrdziysiI'csisir dar I,au tan

i

I'rof. I l r . Ir. Uictricch ti. Ucr~cldri,IIEA
Anggota

Ketua

I'rof. Dr. Uauicl-ll. Murli~lti?

.I'rol:
- -I l r . Ir.
- -K

...
t x d l ~ yI'ocrwanlo

.M.SC

Anggota

Angguta

2. Ketua Y r o g r a ~
Studi
~~
Yengelolaan Sumhcrdaya Ycsisir
dan Lautan (SPL)

3. U e h n Sekolah I'ascasarjanlr

--

.

2 5 AUG 2004

Prof. Ur.lr. Rokhrnin Dahuri, MS

anuwoto , M+S=

'I'anggal Lulus

;

14 Mei 2004

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahh di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 5 Juni 1954 dari kedua
orang tua H. Badrun Taudannodjo (alm) dan ibu Hj. Kusrirni Tarudmodjo. Penulis

merupakan anak ke 3 (tiga) dari 8 (delapan) b e r s a u h Penulis menyelesaikan

pendidikan SD (Sekolah Dasar) pada tahun 1967 di Klaten, Jawa Tengah dm

menyelesaikan pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) pada tahun 1969
selanjutnya penulis menyelesaikan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri I1
Yogyakarta pada tahun 1973. Penulis masuk di Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran (UNPAD) Bandung pada tahun 1 975, jurusan Sosial Ekonomi dan strata
satu tersebut diselesaikan pada tahun 1981. Kemudian pada tahun 1987 penulis

mengikuti kursus Agribisnis di UPLB Filipina. Penulis menyelesaikan Strata dua
Magister Manajemen di IPWI Jakarta, pada tahun 1998. Dan selanjutnya masuk ke
Strata tiga di Pasca Sarjana IPB pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya

Pesisir dm Lautan (SPL IPB angkatan I) pada tahun 1999.

Padst tahun 1981 penulis telah menyelesaikan pendidikan Strata 1 dan
menjadi tenaga honorer di Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian clan

diangkat sebagai pegawai negeri sipil (IIVa) pada tahun 1982, juga merangkap
menjadi Staff Pengajar di Universitas Ibnu Chaldun di Jakarta dm Universitas Islam

Jakarta. Pada tahun 1 984 , terbentuk Direktorat Penyuluhan Perkebunan, penulis
mendapat tugas di Direktorat Penyuluhan tersebut.. Pada tahun 1986 penulis menjadi

Kepda Seksi Metoda dan Sistem Kej a Penyuluhan pada Sub Direktorat Bimbingan

Prograrna Wilayah Proyek hingga tahun 1990 dan 1991 hingga 1993 menjadi Kepala

Seksi Informasi Media Masa pada Direktorat yang sama. Pada tahun 1994 penulis
mendapat tugas di Pusat Penyuluhan Pertanian Departemen Pertanian menjabat

sebagai Ka. Sub.Bidang Informasi Media Masa hingga tahun 1999. Pada tahun 1995
sarnpai dengan 2000 penulis mendapat kesempatan menjadi Pernbantu Dekan 11 di
Fakultas Pertanian Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Dan pada tahun 1996 - 1999

penulis merangkap sebagai Pemimpin Bagian Proyek Diversifhi Pangan dm Gizi
pada Pusat Penyuluhan P e r h i a n , Departemen Pertanian. Pada tahun I999 hingga
200 1 , penulis menjadi staff bidang Tata Penyduhan Pusat Pengembangan

Penyuluhan Pertanian Departemen Pertanian. Dan pada tahun 2001 sampai sekarang

sebagai Pejabat Fungsional Penyuluh Pertanian pada Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian, Deptan dan juga pada d u n 2002 sampai dengan tahun


2004 merangkap sebagai Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan

Pertanian pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan,
Deptan. Pada tanggal 2 Maret 2004, penulis diangkat menjadi Kepala Bidang

Pelayanan Teknis pada Pusat Pengkajian Surnber Daya Manusia Pertanian,
Departemen Pertanian sampai sekarang.
Penulis menikah pa& tanggal 6 ApriI tahun 1983 di Yogyakarta dengan

h.
Sri Murniati, putri dari Bapak Prof dr. Sardjono (alrn), Guru Besar Fak.
Kedokteran UGM Yogyakarta dan ibu Murumiyati Sardjono (alrnh) dan dikanrniai
satu anak la&-laki yang bemama Wisnu Wiratama, lahir di Jakarta tahun 1984, kini
sedang menyelesaikan Strata 1 , Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas perkemNya sehingga
disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi ini merupakan salah satu s y m t untuk
memperoleh gelar Doktor (53)pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik di d a r n studi secara keseluruhan rnaupun

khususnya di dalarn penelitian dan pendisan disertasi ini, terutama kepada Komisi
Pembimbing, yaitu Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing
dan Prof. Dr. lr. Dietriech G . Bengen, DEA; Prof. Dr. Daniel R. Monintja, M.Sc
serta Prof. Dr. Lr. Roedhy Poerwanto, M.Sc sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS sebagai
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dm Laubn IPB, Dr. Ir. Drs.

H. Moch Rahardjo, MM sebagai Kepala Dims Peternakan, Perikanan d m Kelautan

Provinsi DKI Jakarta yang telah memfasilitasi dalam penelitian ini, Dr. Sinis
Munandar, MS sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pertanian yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan studi
ini, fiunda penulis Hj. Tarudannodjo, dan Dra, Sri Mumiati (istri) serta Wisnu
Wiratama (anak)yang sudah memberi dukungan sehingga terselesaikannya disertasi
ini. Kepada Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc, Prof. Dr. Ir. H. Tuhpawana PS, Dr. Ir.

H. Rochajat Harun, MS, Benny Osta Nababan, S.Pi dan Yesi Dewita Sari, S.Pi atas

saran dan bantuan yang telah diberikan.
Kami menyadari bahwa di &lam disertasi ini masih banyak kekurangannya,
bagai pepatah "tak taka gading yang tak retak", oleh karena itu kritik maupun saran
sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan di kemudian hari.

Akhirnya karni berharap agar disertasi ini dapat bermanfaat baik bagi diri
saya maupun pihak-pihak yang telah membaca.

Demikian atas bantuan serta

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis,

AGUS HAlUYADI

DAFTAR IS1

Halaman

........................................................................................................ i
.......................................................................................................... ii
.... .......................... ........................................................................ viu
........................................................................................................ ix
...............................................................................................xi
.....................................................................................gii
...................................................................................mu

ABSTRAK
ABSTIRACT
PRAKATA "
DAFTARISI
DAmARTABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

.

...........................................................................................

1 PENDAHULUAN

,1.1. .Latar
. . Belakang
. . . .......................
. . . . ..
..
.

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................
1.3 Kerangka Pemecahan Masalah ...............................................................
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................
,............... ,..........
1 -5 Manfaat Penelitian ......................................
,........,................................
1.6 Hipotesis...................................................................................................

. TINJAUAN PUSTAKA .........................,....................................................

2

2.1 Manfaat Sosial Ekonomi Kawasan Konservasi Laut ..............................
2.2 Kawasan Lindung Laut ...........................................................................

................................................... 48
4. METODOLOG1 PENELITIAN ...................................................................
.

3 KEADMN UMUM WILAYAH STUD1

Ruang lingkup Penelitian .........................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................
Kerangka Pendekatan Studi ..................................................................
.
Metode Penelitim ...................................................................................
4.5 Jenis dan Sumber Data .............................................................................
4.5.1 Data Primer ...................................................................................
4.5.2 Data Sekunder ............................. ,
................................................
4.6 Analisis Data ............................................................................................

4.1
4.2
4.3
4.4

5

. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
5.1 Reditas Sosial Ekonomi ..........................................................................
5.1 .1 Realitas Perkemhangan Atribut Sosial ..........................................
5.1.2 Realitas Perkembangan Atribut Ekonomi ....................................
5.2 Manfaat Sosial Ekonorni Keberadaan TNL Kepdauan Seribu ...............
5.3 Valuasi Ekonomi Kawasan Konservasi h u t ...................... l.
.................
5.4 Laju Degradasi Prduksi Peri kanan Kepulauan Seribu ........................
5 -5 Tangkapan Optimum Kawasan Konservasi h u t Kepulauan Seribu ......
5.6 Persepsi Masyarakat Setempat Mengenai Manfaat sosial Ekonomi
Keberadaan TNL Kepulauan Seribu ........................................................
5 -7 Aspek Kelembagaan dalarn Pengolahan KKL .......................................

Halaman
5.8 Pemberdayaan Nelayan ...........................................................................
5.9 lmplikasi Kebijakan ...............................................................................

.

6 KESIMPULANDAN SARAN

....................................................................170

6.1 Kesimpulan ..............................................................................................
6.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

166
167
170
171

..........................................................................................173

DAFTAR TABEL

Halaman

Kawasan Lindmg h u t , Termauk Pesisir. (MPA) di Indonesia ............

44

Fisika-Kimia Air di Beberapa Lokasi di Kepulauan Seribu ....................

51

Keadaan Demografi di Kabupaten Kepulauan Seribu. Tahun 200 1 ........

53

Jumlah Fasilitas Ekonomi di Kepulauan Seribu Tahun 2000 ..................

55

Zonasi Wilayah TNL Kepulauan Seribu .................................................

57

Ilustrasi Data Masukan untuk Metode Korelasi Kendall .........................

77

Mata Pencaharian Penduduk Kepulaum Seibu Tahun 2000 ....................

82

Skor Perkembangan Beberapa Atri but Pendukung Sosial Ekonomi di
Daerah Studi ............................................................................................

93

Rekapitulasi Slope Perkernbangan Atribut Sosial Sebelurn dan Setelah
TNL Kepulauan Seribu ............................................................................
102
Skor Perkembangan Beberapa Atribut Sosial Di Daerah Studi ................

102

Rekapitulasi Skor Perkembangan Atribut Ekonomi Seklum dan
Setelah TNL Kepulauan Seribu ...............................................................
109

Skor Perkembangan Beberapa Atribut Ekonomi Di Daerah Studi ........... 109
Data Masukan Metode Analisis Multikriteria Manfaat Sosial
Keberadaan TNL Kepulauan Seribu.........................................................
115
Data Masukan Metode Analisis Multikriteria Manfaat Sosial
Keberadaan TNL Kepdauan Seribu Menggunakan Nilai Slope (trend).. 1 17

Indikasi Manfaat Sosial Keberadaan TNL Kepulauan Seribu Pada
Berbagai Atribut .......................................................................................
119
Data Masukan Metode Analisis Multikriteria Manfaat Ekonomi
Keberadaan TNL KepuIauan Seribu ......................................................
122
Data Masukan Metode Analisis Multikriteria Manfaat Ekonorni
KeberadmnTNL KepulamSeribu .......................................................
123
Produksi dan Harga Ikan Kepulauan Seribu Tahun 1990-2001 ...............

128

Jurnlah Nelayan d m Produktifitas Nelayan Yang Beroperasi di
Kepulauan Seribu..................................................................................
130
Indeks Harga Konsumen (HK) dengam Tahun Dasac 1995 = 100
Periode Tahun 1990 .
200 1 ......................................................................
132
Harga Riil Ikan yang diproduksi di KKL Kepulauan Seribu....................

132

Produktifitas dm Rata-rata ProduktifitasNelayan Setelah KKL ............. 133

Halaman
23.

Hasil Pengolahan Valuasi Ekonomi dengan Pendekatan Loss of
Productivi@...............................................................................................
1 34

24.

Koefisien Laju Degradasi Produksi P e b a n Sebelum dan Setelah
TNL Kepulauan Seribu ..........................................................................
136

25.

Model Produksi Tangkapan Optimum Berkelanjutan dan Stok
Perkman dalam kondisi Marine Protected Area (MPA) ....................... 13 8

26.

Analisis Sensitivitas Akibat adanya Perubahan s ....................................

27.

Skor dm Peringkat Persepsi Masyarakat Tentang Manfaat Sosial
Ekonomi Keteradaan TNL Kepulauan Seribu ......................................... 144

28.

Atribut dm Indikasi Manfaat Sosial Ekonomi K e b e m h m Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu ..............................................................
168

139

DAFI'AR GAMBAR

Halaman

Faktor Sosial Ekonomi yang Menyebabkan Masih Berlangsungnya
Perusakan TNL Kepulauan Seribu (Dimodifikasi dari Fauzi dan
Buchary 2002).........................................................................................

7

Kawasan Lindung dalarn Konteks Pernbangunan Berkelanjutan...........

8

..................................................
Lokasi Studi (TNL Kecamatan Kepulauan Seribu Utara) .....................
Kerangka Pendekatan Studi ...................................................................

64

Lokasi Studi (TNL Kepulauan Seribu)

65

67

Perkembangan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu .................

86

Perkembangan Fasilitas P e n d i d i h Kabupaten Kepulauan Seribu
Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

87

Pmtumbuhan Sarana Penerangan Di Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara Sebelum clan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu .................

88

Pertumbuhan Sarana Penerangan Kabupaten Kepdauan Seribu
Sebelurn dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

88

Perkembangan Kondisi Pewahan Di Kecamatrtn Kepulauan Seribu
Utara Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ................

89

Perkembangan Kondisi Perumahm Kabupaten Kepulauan Seribu
Sebelurn dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

90

Pertumbuhan Sarana Ekonomi Di Kecamatan Kepulauan Seribu
UtaraSebelurn dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ..................

91

Perkembangan Sarana Ekonomi Kabupaten Kepulauan Seribu
Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

92

Perkembangan Indeks Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan
Seribu Utara Sebelurn dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu......

95

Perkembangan Indeks Jumlah Penduduk Kabupaten Adsminitrasi
Kepulauan Seribu Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan
Seribu .....................................................................................................

96

Perkernbangan Skor Tingkat Pendidikan Kecamatan Kepulauan
Seribu Utara Sebelum clan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu......

97

Perkernbangan Skor Tingkat Pendidikan Kabupaten Kepulauan
Seribu Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulaurtn Seribu ...............

98

Pertumbuhan Tingkat Kematim Kscamatan Kepulauan Seribu Utara
Sebelurn dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

99

Pertumbuhan Tingkat Kematian Kabupaten Kepulauan Seribu
Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................

99

Perkernbangan Imigrasi di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Sebelum d m Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................
100
Perkembangan Imigrasi Kabupaten Kepulauan Seribu Sebelum dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu.................................................
1 01
Perkembangan Produksi Perikanan Kqulauan Seribu Sebelum dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ............................................
104
Perkembangan Harga Perikanan Kepulauan Seribu Seklurn dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................................
1 04
Perkembangan Biaya Tangkapan Kepulauan Seribu Sebelum clan
1 05
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...........................................

Perkembangan Jumlah Nelayan Kepulauan Seribu Seklum dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ...............................................
1 06
Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Kepulauan Seribu Sebelum dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ..............................................
1 07
Perkembangan Produktivitas Nelayan Kepulauan Seribu Sebelum dan
Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu ............................................
107
Perkembangan Produktivitas Alat Tangkap Kepulauan Seribu
Sebelum dan Setelah Adanya TNL Kepulauan Seribu .......................... 108

Indeks Perkembangan Atribut Sosial Di Lokasi Studi Bedasarkan
Metode MPAEM .....................................................................................
7 12
Selang Kepercayaan 95% Ordinasi MPAEM Dengan Metode Monte
Cad0 ...........................................*....*.............*...**...*................*...........*...
1 12

Hasil Analisis Manfaat Sosial Keberadaan TNL Kepulauan Seribu
dengan Menggunakan Metode Analisis Multikriteria ............................
1 16
Hasil Analisis Manfaat Sosial Keberadaan TNL Kepulauan Seribu
Dengan Menggunakan Metode Andisis Multikriteria Menggunakan
Nilai Slope Sebagai Data Masukan ........................................................
118

Indeks Perkembangan Atribut Ekonomi Sebelum dm Setelah TNL di
Kepulauan Seribu Berdasarkan Metode MPAEM .................................
120
Selang Kepercayaan 95% Ordinasi MPAEM Sebelum dan Setelah
TNL dengan Metode Monte Carlo ......................................,............
121
Hasil Analisis Manfaat Ekonomi Keberadaan TNL Kepulauan Seribu

dengan Menggunakan Metode Analisis Multikriteria ...........................

1 22

Hasil Analisis Manfaat Ekonomi Keberadaan TNL Kepulauan Seribu
dengan Menggunakan MCA dengan Input Slope ..................................
124
Spill Over atau Limpahan Ikan-ikan dari Daerah KKL (Sumber :
Fauzi, 2003) ...........................................................................................
1 26
Prinsip Ekonomi KKL Kepulauan Seribu (Fauzi, 2003) ........................

126

Perkernbangan Jumlah Nelayan dm Produksi Sebelum dan Sesudah
KKL Kepulauan Seribu ..........................................................................
Produktifitas Nelayan Sebelum dan Setelah KKL di Kepulauan Seribu
Tahun 1990 - 200 1 ...... ...,....,..................................................................
Hubungan Koefisien Laju Perkembangan Produksi Perikanan dan
Laju Degradasi ...........................................................................,...,.,.....

Analisis Sensitivitas Terhadap x dm V Akibat Perubahan s ........ ..........
Analisis Sensitivitas Terhadap H, XI dan XzAkibat Perubahan s ...... ...

Analisis Sensitivitas Terhadap E Akibat Perubahan s ............................
Pengetahuan Responden tentang Keberadaan TNL Kepulauan Seribu .

Jawaban Responden Tentang Apakah Penghasilan Seluruhnya Berasal
Dari Usaha Penangkapan Ikan di Laut ..................................................

Lokasi Penangkapan Ikan Responden Di D a l d D i Luas TNL

............

Pengetahuan Responden Tentang Fungsi TNL Kepulauan Seribu ........

Jawaban Responden Tentang Pertanyaan Apakah Diminta
Pendapatnya Mengenai Segala Sesuatu yang Berkaitan dengan TNL
Kepulauan Seribu. ..................................................................................
Jawaban Responden Tentang Pertanyaan Apakah Terdapat
Peningkatan Populasi Lkan clanlatau Jenis Ikan Setelah adanya TNL
Kepulauan Seribu ...................................................................................
Pengarull Keberadaan TNL Kepulauan Seribu Terhadap Hasil
Tangkapan Ikan Nelayan .......................................................................

Pengaruh K e b e d a m TNL Kepulauan Seribu terhadap Pendapatan
Responden ..............................................................................................
Jawaban Responden atas Pertanyaan Tentang Ada Tidaknya Manfaat
Keberadaan TNL Kepulauan Seribu y ang Dirasakan ............................

Persepsi Responden Tentang Ada Tidaknya Jarninan Kehidupan di
Pulau di Masa Mendatang .................................................................,....
Persepsi Responden Tentang Pengetahuannya Menjaga Kelestarian
TNL Kepulauan Seribu ..........................................................................
Persepsi Masyarakat (Responden) Tentang Siapa yang Bertanggung
Jawab Akan Kelestarian TNL Kepulauan Seribu ..................................
Persepsi Responden Tentang Perlu Tidaknya Perlakuderawatan
Khusus Untuk Menjaga Kelestarian TNL Kepulauan Seribu ................
Persepsi Responden Tentang Upaya yang Dilakukan Aparat Setempat
Untuk Menjaga Kelestarian TNL Kepulauan Seribu .............................

Persepsi Responden Tentang Ada Tidaknya Sosialisasi ymg
DiIakukan Aparat Terhadap Masyarakat Setempat untuk Menjaga
Kelestarian TNL Kepulauan Seribu .......................................................

Halaman
60.

Struktur Organisasi Proyek Taman Nasional h u t Kepdauan Seribu ... 1 59

61 .
62.

............. 161
Kelembagaan Tman Nasional yang Partisipatif....................................
164

63 .

Konsep Pemberdayaan Nelayan

Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu

............................................................

167

DAFTAR LAMPIRAN

Pulau-pulau dalam Zonasi TNKpS berdasarkan Peruntuhmya pada
SK Gub. 1814 Tahun 1989, SK Gub. No. 1516 Tahun 1997 dan
RTRWTahun 1999-2010 .......................................,............. .. 181

Pulau-pulau &lam Zonasi TNKpS berdasarkan Kondisi Eksisting
Penggunaan Lahannya ......................... ..........,.,.,................. .. ... ... 183

.
.

Data Skoring Input Rapfish Atribut Sosial .........................

.
.............

185

Data Skoring Input Rapfish Atribut Ekonomi ................................,...... 1 86
Analisis Valuasi Ekonomi dengan Pendekatan Loss of Productivity ..... 1 87

Produksi lkan di Kepulauan Seribu dari Tahun 1990-2001 ................... 188
Grafik Produksi b n di Kepulauan Seribu dari Tahun 1990-2001

.......

1 89

Data Perkembangan Sosial Ekonomi di Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara, Kepulam Seribu .......................................... ,,,.,,,.... ,.. ,............ 190

1.1.

Latar Belakang

Daerah Kepulauan Swibu terletak di sebelah utara kota metrojmlitan
Jakarta, yaitu pada posisi 5°10'00"

- 5'59'30"

LS dan 106°19'30"

- 106'44'50"

BT (BAPPEDA DKI Jakarta, 2000). Luas wilayah daratan sekitar 834,65 Ha
(Halirn, 2000) sedangkan luas perairan laut sekitar 7.000 km2 (BAPPEDA DKI
Jakarta, 2000).

Data BAPPEDA DKI Jakarta (2000) d m UNESCO (2000)

rnemperlihath bahwa jumlah pulau di Kepulauan Seribu sebanyak 1 05 buah.
Kepulauan Seribu mempunyai jarak yang dekat dengan Jakarta, ha1 ini

mendapat tekanan yang cukup berat untuk rnendukung kehidupan manusia bukan
saj a penduduk setempat tetapi juga penduduk Jakarta. Pada tahun 200 1, ppulasi

Kepulauan Seribu sudah lebih dari 18.277 orang sebagian besar tinggal di

Kelurahan Pulau Kelapa d m Pulau Panggang (Data d e m o 6 Kabupaten
Kepulauan Seribu tahun 200 1 j. Sumber utama kehidupan penduduk Kepulauan

Seribu addah kegiatan-kegiatan kelautan seperti penangkapan ikan skala kecil,
pemeliharaan ikan laut, dan budidaya tanaman laut.

Berdasarkan UU No. 5 tahun 1974, Kepulauan Seribu merupakan salah
satu dari

tujuh kecamatan di wilayah Jakarta Utara. Kernudian melalui UU No. 34

tahun 1999 (pasal 3 2), Kecamatan Kepulauan Seribu dirubah statusnya menjadi
Kabupaten Administrasi (BAPPEDA DKI Jakarta, 200 1). Berdasarkan penataan

kelembagaan pemerintahan yang baru ini maka Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu terdiri atas 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Kecamatan Kepulauan Seribu

Utara terdiri atas 3 kelurahan yaitu K e l d a n P, Harapan, Kelurahan P. Kelapa,

dan Kelurahan P. Panggang. Sementara Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan

juga terdiri atas 3 kelurahan yaitu Kelurahan P. Tidung, Kelurahan P. Pari, clan

Kelurahan P. Untung Jawa.

Sebagai kawasan yang wilayah lautnya lebih besar dari wilayah daratnya,
wilayah laut Kepdauan Seribu beserta sumberdaya yang dimiliki mempunyai arti
penting bagi pembangunan ekonomi penduduk setempat sejak dahulu.

Pemdaatan sumberdaya kelautan ini j i b tidak dikelola dengan baik, dapat

berakibat pada penurunan mutu surnberdaya dan lingkungan yang pada akhirnya
menurunkan manfaat ekonomi dan sosial nelayan setempat. Menyadari ha1 ini

maka pemerintah kernudian menetapkan sebagiam wilayah Kepulauan Seribu
menjadi Kawasan Taman Nasional Laut (Kawasan Lindung).
Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 162Kpts-IV1995 tentang
penetapan Kepulauan Seribu sebagai Taman Nasional Laut, 108.000 Ha kawasan

yang berada di Kepulauan Seribu merupalcan kawasan Taman Nasional Laut

(TNL) Kepulauan Seribu (Abdullah, 1999). Secara geografis TNL Kepulauan
Seribu ini terletak pada koordinat 5"24' - 5'45' LS dan 10695

-

106'40'

BT .

Hampir seluruh wilayah Kecmtan Kepulauan Seribu Utara rnasuk ke dalam
kawasan TNL Kepulauan Seribu. Sebaliknya harnpir seluruh wilayah Kecamatan

Kepulauan Seribu Selatan be&

di luar kawasan TNL Kepulauan Seribu.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan no. 185/kptdY 1997, tertanggal 3 1
Maret 1997, mengatur pengelolaan taman nasional, yang krtujuan antara lain :

perlindungan terhadap sistem yang mendukung kehidupan, perlindungan terhadap
binatang dan tanaman yang ada &lam ekosistem, dan penggunaan sumberdaya

yang ada dalarn ekosistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan

pernbagian wilayah (zonasi) di Kep. Seribu sebagai h i k u t : Core Zone (Core

Zone I, 11, III), Protection Zone, Intensive Use Zone, Traditionul Utilization Zone,

dan Bufer Area (Abdullah, 1 999).
Kebijakan pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Peternakan, Perikanan
dm Kelautan akan memperhatikan kegiatan Perikanan dan Kelautan sebagai sdah

satu motor penggerak usaha skala kecil masyarakat yang dapat menyerap banyak

tenaga kerja. Oleh sebab itu dhrapkan dapat rnenggugah kesrtdaran masyarakat

untuk melindungi d m merehabilitasi ekosistem perairan laut, sungai dan situ agar
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan usaha budidaya ikan, Hal ini mendorong

pengelolaan hasil perikanan dm kelautan y ang dilakukan sesuai dengan
permintam pasar baik lokal dan kebutuhan ekspr. Potensi lestari laut Kepulauan
Seribu Jakarta diperkirakan 35.000 ton per tahun, ha1 ini memberikan peluang
untuk pemberdayaan petani nelayan agar kesejahteraannya meningkat. (Dinas

Petemakan Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, 2002).

Penetapan sebagian wilayah Kepulauan Seribu menjadi Kawasan TNL

Kepulauan Seribu pada satu sisi dapat mempertahankan kondisi lingkungan dm
sumberdaya kelautan di wilayah ini sehingga manfaatnya dapat diambil secara

krkelanjutan. Sementara itu pada sisi lain, penetapan TNL tersebut sedikit
banyak juga membatasi rung gemk nelayan tradisional yang selama ini

memanfaatkan surnberdaya yang berada di kawasan ini. Bagaimanapun juga
penetapan suatu wilayah menjadi kawasan lindung akan berdampak pada aspek

sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Semestinya penetapan kawasan lindung

memberikan manfaat secara sosial dan ekonomi bagi rnasyamkat setempat agar

pengelolaan wilayah atau kawasan dapat berjalan sesuai dengan konsep

pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan wilayah pesisir termasuk pulau-pulau kecil barus memenuhi
kriteria pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dahuri ef

al. (1 996) mengemukakan bahwa kriteria-kriteria pem-

berkelanjutan

mencakup 4 aspek pembangunan yaitu ekologis, sosial-ekonomi, sosial politik,
serta hukum

dm kelernbagaan. Kay dan Alder (1 999) serta OECD (1 993) juga

menyebutkan beberapa kriteria yang dapat menjadi acuan pembangunan yang

berkelanjutan yang pada prinsipnya j uga menyangkut aspek ekonomis dan sosialbudaya.

Berdawkan ha1 ini maka di dalam disertasi ini kami mencoba

menganalisis manfaat ekonomi dan sosial penetapan kawasan lindung di

Kepulauan Seribu terhadap komunitas nelayan setempat.

1.2.

Perurnusan Masalah
Penetapan kawasan lindung laut (marine protected area / MPA) haruslah

diartikan sebagai &ah satu upaya untuk mewujudkm suatu p e d a a t a n
sumkrdaya yang krkelanjutan. Salm et al. (2000) mengatakan bahwa

pemanfaatan berkelanju&n terhadap sumberdaya pesisir mensyaratkan bahwa
sebagian wilayah tersebut di pertahankan kondisinya sealamiah mungkin.
Penetapan kawasan lindung dimaksudkan untuk mengamankan habitat kritis

untuk produksi ikan, melestarikan sumberdaya genetis, menjaga keindahan alam

dan warisan alam.

Hal ini berarti bahwa pernanfaatan berkelanjutan

mengharuskan adanya pemanfaatan yang bijaksana (wise we) dan pengelolaan
yang berhati-hati (konsewasi) terhadap sumberdaya dm ekosistemnya, sehingga

pemanfaatan saat ini tidak mengurangi baik langsung maupun tidak langsung
kesempatan pemanfaatan oleh masyarakat pengguna genemi mendatang.

SaIm dan Clark (1984) rnengatakan bahwa walaupun saat ini terdapat
tuntutan yang makin kuat untuk menunjukkan manfaat sosial ekonomi kawasan

lindung laut lebih besar dari pada biaya untuk pembuatan d m pemeliharaannya,
namun ha1 ini memang tidak mudah. Mereka menyebutkan bahwa adalah sangat

sulit untuk menampilkan dalarn bentuk uang (moneter) untuk menghitung
keuntungan kawasan lindung.

Hal ini kelihatannya menjadi penyebab masih

sedikitnya suatu kajian tentang manfaat kawasan lindung terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat setempat. Analisis sosial ekonomi manfaat kawasan
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu juga belurn banyak dilakukan secara

khusus. Padahal sebenarnya analisis manfaat sosial ekonomi kawasan lindung
terhadap masyarakat lokal khususnya para nelayan tidak harus dilakukan Marn
s a w uang.

Perkembangan bebwapa variabel sosial ekonomi masyarakat

nelayan dapat menjadi indikator ada tidaknya manfaat kawasan lindung terhadap
masyarakat setempat.

Fauzi dan Buchary (2002) rnengatakan bahwa saat ini masih terus

berlangsung perusakan habitat atau ekosistem serta surnberdaya laut di TNL

Kepulauan Seribu.

Berbagai Eaktor sosial ekonomi dikemukakan sebagai

penyebab masih adanya pelanggaran tersebut. Salah satu faktor yang penting

adalah kumgnya komunikasi dan inforrnasi kepada nelayan tentang manfaat
kawasan lindung ini. Di antara nelayan setempat mash terdapat persepsi bahwa

keberadaan TNL Kepulauan Seribu tidak memberikan manfaat apapun bagi
merela. Persepsi masyarakat yang negatif ini masih dapat diubah ke arah yang

positif jika terdapat komunikasi yang baik antara pemerintah dengan nelayan.

Komunikasi ini disa-6 dengan data yang nyata dan mudah dimengerti tentang

adanya keuntungan sosial ekonomi atas keberadaan TNL Kepulauan Seribu.

Fauzi dan Buchari (2002) mencatat adanya dua faktor sosial utarna yang
menyebabkan masih berlangsungnya kerusakan TNL Kepulauan Seribu, yaitu
partisipasi penduduk setempat yang kurang dm komunikasi yang ti&

efektif.

Dua faktor ini pada akhirnya menyebabkan sikap "masa bodoh" penduduk
setempat dan ketidaktahuan penduduk tentang TNL itu sendiri. Pada akhirnya

sikap penduduk setempat ditambah dengan pengembangan daerah wisata yang

belum ramah lingkungan menyebabkan kerusakan habitat dan sumberdaya alarn
yang ada.

Semen-

itu terdapat empat faktor ekonomi utama yang

menyebabkan masih krlangsungnya perusakan TNL Kepulauan Seribu, yaitu
mutu tenaga kerja yang masih rendah, alat tangkap yang kurang produktif, tenaga
pengawas TNL yang tidak efekti f, dan rnasih tingginya permintaan karang sebagai

bahafi bangunan. Secara sederhana faktor sosid ekonomi yang menyebabkan
masih berlangsungnya perusakan TNL Kepdauan Seribu ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Apabila manfaat kawasan lindung di Kepulauan Seribu dapat dibuktikan

dari hasil penelitian ini maka diharapkan komunikasi dan partisipasi rnasyarakat
dapat diperbaiki. Dengan demikian rnaka diharapkan h i 1 penelitian ini dapat

membantu mengurangi laju perusakan TNL Kepulauan Seribu.

Gambar 1.

13.

Faktor Sosial Ekonomi Yang Menyebabkan Masih Berlangsungnya
Perusakan TNL Kepulauan Seribu (Dimodifikasi dari Fauzi dan
Buchary, 2002)

Kerangka Perneeahan Masalab
Seperti telah dijelaskan seklumnya, penetapan kawasan lindung di suatu

perairan sebenarnya bertujuan untuk menjamin agar surnberdaya alam dapat

dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penetapan kawasan lindung merupakan salah

satu metode pengelolaan sumberdaya dam menuju pemanfaatan yang
berkelanjutan.

Oleh karena itu penetapan kawasan lindung dapat dianggap

sebagai instrumen yang terkait dengan aspek ekologis dan kelembagdukum
secara h a m a a n .

Sementara itu pemanfaatan yang berkelanjutan j uga

mensyaratkan adanya keuntungan sosial ekonomi bagi rnasyarakat.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, penetapan kawasan lindung laut pada
prinsipnya untuk mempertahankan fungsi biofisik, sosial, dan ekonomi

sumberdaya d m Iingkungan laut agar peManfaatan sumberdaya laut tersebut dapat

berkelanjutan. Pemanfaatan sumberdaya laut yang merupakan common property
selalu akan berdampak kerusakan sumberdaya itu sendiri, bila tidak mengikuti

kaidah ramah lingkungan.

Dalam kaitan ini kawasan lindung berperan

mengembalikan fungsi sosial, ekonomi dan ekologis sumberdaya dan lingkungan
laut menuju ke pemanfaatan sosial ekonomi yang optimal
mempertahankan kelestarian sumberdaya tersebut (Gambar 2).

dengan tetap

Manfaat sosial ekonomi keberadaan TNL Kepulauan Seribu terhadap
nelayan setempat harus &pat dikomunikasikan dm disertai dengan data-data

sosial ekonomi yang mudah dirnengerti oleh nelayan tersebut.

Melalui

komunikasi ini maka persepsi masyarakat dapat dirubah ke arah yang positif.
Dalarn kaitan ini perlu ditunjukkan kepada masyarakat secara tramparan ada

tidaknya manfaat yang didukung oleh data yang nyata.

Untuk mendeteksi manfaat sosial ekonomi kawasan lindung terhadap
komunitas nelayan maka perlu dilakukan analisis terhadap beberapa variabel
sosial dan ekonomi nelayan sebelum d m setelah adanya kawasan lindung.
Adanya manfaat kawasan lindung bagi sosial ekonomi masyarakat setempat akan

menjamin keberlangsungan kawasan lindung itu sendiri. Sebaliknya keberadaan
kawasan lindung haruslah memberi d a a t kepada nelayan setempat agar
pemanfaatan surnkrdaya a l m laut di daerah itu dapat berkelanjutan.

Beberapa variabel ekonomi dan sosial masyarakat setempat &pat

digunakan sebagai indikator adanya manfaat kawasan lindung tersebut. Variabelvariabel tersebut misalnya tingkat perhunbuhan penduduk, tingkat petumbuhan

kondisi fisik rumah tinggal, tingkat perturnbuhan pendid-

tingkat

pertumbuhan sarana ekonomi seperti toko, warung, pasar, bank, dan koperasi;
tingkat pertumbuhan panjang jalan, tingkat perturnbuhan sarana pendidikan dan
olah raga, tingkat pertumbuhan sarana peribadsttan, tingkat pertumbuhan sarana
penerangan dan tingkat perturnbuhan sarana pariwisata.
Dari kerangka pemikiran ini rnaka dalam penelitian ini dilakukan analisis
terhadap bebempa variabel sosial ekonomi masyarakat nelayan tersebut di
Kepulauan Seribu untuk mendeteksi adanya manfaat sosial ekonomi penetepan

Taman Nasiond Laut (TNL) Kepulauan Seribu bagi masyarakat nelayan di daerah

ini.

1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan urnum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek sosial
ekonomi dari keberadaan Tarnan Nasional Laut Kepulauan Seribu. Secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk :
(1).

Mengetahui dampak sosial dari keberadaan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu.

(2).

Mengetahui konsekuensi ekonomi Taman Nasional Laut Kepdauan Sexibu.

(3).

Mengetahui implikasi kebijakan yang bisa dihasilkan dari keberadaan
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

1.5.

Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah :

(I).

Sebagai kajian ilmiah dari hasil penelitian penulis yang dapat menjadi
acuan dalarn penenturn kebijakan akan keberadaan Taman Nasional Laut

pada umurnnya dan TNL Kepulauan Seribu pada khususnya
(2). Sebagai masukan kepada Pemerintah Daaah atau masyarakat luas &pat
secara jelas mengetahui berdasarkan data kuantitatif tentang manfaat sosial

ekonomi keberadaan TNL Kepulauan Seribu bagi masyarakat nelayan
setempat.

(3).

Dengan adanya trahspamsi clan komunikasi tentang manfaat kawasan

lindung ini maka bebentpa faktor yang menyebabkan masih berlangsungnya
perusakan TNL Kepulauan Seribu ini diharapkan &pat ditekan.

1.6.

Hipot~is

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah " apakah penetapan
Taman Nasiod Kepulauan Seribu pada tahun 1995 oleh pemerintah memberikao
Manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat setempat khususnya nelayan ? "

2, TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Manfaat Sosial Ekonomi ffiwasan Konservasi Laut

Surnberdaya pesisir merupakan ptensi hayati dan non hayati di wilayah
pesisir berinti pada sumberdaya a l m produktif yang dapat berperan sebagai
surnber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi ataupun
rekreasilpariwisata. Sumbwdaya pesisir merupakan sumber kekayaan alam dan
atau jasa lingkungan yang potensial untuk dikernbangkan, baik dalam skala

ekonomi regional ataupun nasional (Dahuri, 2000). Dari uraian tersebut, maka
sumberdaya pesisir dapat diartikan sebagai kekayaan darn baik hayati maupun

non hayati yang ptensial untuk dikembangkan dan &pat dirnanfaatkan sebagai
sumber pangan, tambang dan energi, media komunikasi ataupun rekreasi.
Pengertian wilayah pesisir sampai saat ini belurn ada satu kesepakatan
yang baku, walaupun terdapat kesepakatan urnurn di dunia bahwa wilayah pesisir

adalah suatu wilayah perdihan antara daratan dm lautan (Dahuri, 2000; Beatley
ei

ai., 1994). Apabila ditinjau dari garis pantai (coasl line), maka suatu wilayah

pesisir memiliki 2 kategori (boundaries), yaitu : batas y m g sejajar dengan garis
pantai (longshore) dm batas tegak lurus terhadap garis pantai (mosshure). Untuk

kepentingan pengelolaan, penetapan batas-batas wilayah pesisir dan laut yang
sejajar dengan pantai retatif mudah, misainya batas wilayah pesisir DKI Jakarta

adalah antara Sungai Dadap di sebelah barat clan Tanjung Karawang di sebelah
timur. Akan tetapi, penetapan batas-batas suatu pesisir yang tegak lurus terhadap
garis pantai, sejauh ini masih berbeda antara satw negara dengan negara lain. Hal
ini dapat dimengerti sebab setiap negara memiliki W e r i s t i k lingkungan,

sumberdaya dan sistem pemerintahan sendiri. Untuk keperluan pengelolaan di

Indonesia, batas wilayah pesisir tegak lurus terhadap garis pantai tidak perlu

di perlakukan secara kaku (Dahuri, 2000). Selanjutnya ia mendefinisikan wilayah
pesisir sebagai wilayah dimana berbatasan dengan laut; batas di daratan meliputi

daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air akan tetapi
rnasih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti pasang surut, angin laut dan

instrusi alarni di daratan seperti sedimentasi dan mengalimya air laut ke tawar,

sedangkan batas di lautan meliputi bagian laut yang rnasih dipen-

oleh

proses-proses dami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar

maupun yang disebabkan oleh kegiatan m w i a di darat.
Berbagai negara kini menyadari betapa pentingnya wilayah pesisir
disamping juga betapa rapuhnya wilayah ini terhadap darnpak kegiatan manusia.

Beatley et al. (1 994) menyebutkan bahwa wilayah pesisir di planet bumi ini
merupakan wilayah yang sangat rnengagumkan (amazing).

bernilainya wilayah ini ti&

Penting dan

dapat diabaikan. Wilayah ini merupakan wilayah

paling produktif yang dapat dijangkau oleh rnanusia, namun sangat rentan
terhdap gmgguan baik dari dam maupun akibat kegiatan manusia Oleh karena

itu pemanfaahn wilayah ini memerlukan suatu pendekatan pengelolaan yang
bersifat terpadu (integrated)dan m e n y e l d (holistik).
Manajemen wilayah pesisir rnerupakan bidang kajian serta penerapan

konsep ilmiah yang relatif baru (Dutton dan Hotta, 1995). Walaupun demikian
pkembangan b i h g ini termasuk cukup pesat dengan semakin tingginya
perhatian berbagai bangsa di dunia untuk melindungi clan rnelestarikan lingkungan

dan surnkrdaya alamnya. Di dalam mengantisipasi pengelolaan wilayah pesisir

dan lautan, Indonesia telah mengklaim wilayah teritorial selebar 12 mil diukur
dari garis dasar teriuar (konsep negara kepulauan) pada tahun 1957. Pada tahun
1 969 Indonesia mengklaim untuk pemanfatan wilayah paparan benua.
Selanjutnya pada tahun 1980 Indonesia juga teiah rnengklaim Zona Ekonomi

Eksklusif (ZEE) di luar laut teritorial hingga batas 200 mil.
Basis Maim terhadap wilayah pesisir dan lautan tersebut, Indonesia

kemudian mengelwkan berbagai peraturan yang digunakan sebagai acuan
pemanfatan selrsligus perlindungan terhadap sumberdaya dm Iingkungan di

wilayah pesisir dan lautan. Peraturan-peraturan tersebut diantaranya adalah U U

No. 42 tahun 1982 tentang perlindungan lingkungan hidup, UU tahun 1994
tentang perlindungan ekosistem, UU tahun 1972 tentang peraturan jalur hijau di

wilayah pesisir, W tahun 1995 tentang peraturan perlindungan keanekaragarnan
hayati, termasuk juga UU tahun 1985 tentang perikanan nasional. Bahkan di

bidang perikanan ini telah cukup banyak p t u r a n yang dikeluarkan sebelurnnya
yang bertujuan untuk melindungi sumhrdaya perikanan wilayah pesisir seperti

berbagai Keputusan Menteri Pertanian tentang pengaturan alat tangkap trawl yang
sangat tidak selektif hingga Keputusan Presiden No. 39 tahun 1 980 yang melarang

beropeminya trawl di Indonesia.

Manajemen wilayah pesisir di Indonesia mempunyai pola yang sedikit
berbsda dengan telah diundangkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang
pernerin-

daerah yang rnemberikan otonomi pengelolaan sumberdaya alarn

kepada daerah Kabupakn dm Kota serta daerah propinsi dan daerah istimewa.
Undang-undang ini juga disertai dengan UU No. 25 tahun 1999 tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Pada bagian terdahulu telah disinggung pentinpya wilayah pesisir dirnana
wilayah ini mengandung sumkrdaya alarn rnaupun jasa lingkungan yang sangat
besar. Sementara itu wilayah ini juga mempunyai llngkungan yang cukup rentan

terhadap kegiatan manusia baik yang b e d di wilayah pesisir itu sendiri, di
daratan, maupun di lautan. Kekayaan yang terkandung di wilayah pesisir ini
secara turun temurun telah menarik berbagai kegiatan manusia di

berbagai bidang

(sektor). Kompleksitas sektor yang berkepentingan dengan wilayah pesisir ini

mengharuskan adanya konsep pengelolaan yang terpadu dan menyeluruh yang

kemudian dikenal sebagai Manajemen Wiiayah Pesisir seem Terpadu (MWPT).
Konsep MWPT ini dimulai oleh F A 0 pada saat membuat konsep

pengelolaan wilayah pesisir sebagai input United Nation Conference on

Environment and Development (UNCED) pada akhir tahun 80-an. Konsep ini

kemudian juga menjadi acuan berbagai ahli dan organismi dunia untuk digunakan

sebagai pola manajemen wilayah pesisir. Akhirnya k o w p ini menjadi bagian
integral dari Agenda 21 UNCED (Chapter 17). Pada Bagian 17.5 Deklarasi-Rio,
UNCED, tahun 1992, disebutkan bahwa :

"Coastal states commit themselves to integrated management and
sustainable development of coastal arem and the marine emironmenf under
their nationaljuridiction. To this end, it is necessary to inter alia :
provide for an integrated policy and decision making process including all
involved sectors, to promote compatibility and a balance of uses

(Kenchington, 1995).

"

Cicin-Sain clan Knecht ( 1998) mendefinisikan manajemen wilayah pesisir
terpadu sebagai sebuah proses yang terus rnenerus dan dinamis di dalam membuat

keputusan (kebijakan) mtuk p e d a a t a n yang berkelanjutan, pernban-

dan

perlindungm wilayah dm sumberdaya pesisir dan lautan. Proses yang pertama
dan paling utama ini adalah menangani terpecah-pecahnya pendekatan
manajemen sektoral dan perbedaan kewenangan antar tingkat pemerintahan.

Penanganan ini dilakukan dengan menjamin bahwa kebijakan semua sektor dan
semua tingkat pemerintahm diselaraskan dan konsisten dengan kebijakan nasiod
tentang wilayah pesisir. Runci dari semua ha1 tersebut adalah rancangan proses

kelembagaan untuk mencapai keharmon