Kekayaan budaya tradisional
A. Kekayaan budaya tradisional
Indonesia dikenal memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun seiring dengan semakin lajunya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, kekayaan budaya tradisional semakin lama semakin tenggelam. Semuanya mulai tenggelam seiring dengan pengaruh budaya asing, maraknya beladiri-beladiri impor yang lebih modern serta iven- iven nasional maupun internasional digelar oleh pengiatnya. Tenggelamnya budaya beladiri tradisional tersebut tentunya merupakan suatu keprihatinan bagi kita semua. Jika generasi saat ini tidak berusaha melestarikan maka lambat laun budaya tradisional akan semakin tenggelam dan suatu saat akan punah, sehingga identitas daerah sebagai daerah yang berkebudayaan tinggi akan hilang.
Beladiri tradisional merupakan beladiri asli masyarakat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Beladiri yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, beladiri ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya. Beladiri tradisional semula tercipta dari meniru atau pengalaman gerak yang dialami oleh masyarakat sebagai pembelaan diri. Karena beladiri tersebut sangat memanfaat untuk menjaga diri dan keluarga, maka beladiri tersebut semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Beladiri ini dilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa, sesuai dengan karakter gerakkan yang dipakai. Beladiri tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek Beladiri tradisional merupakan beladiri asli masyarakat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Beladiri yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, beladiri ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya. Beladiri tradisional semula tercipta dari meniru atau pengalaman gerak yang dialami oleh masyarakat sebagai pembelaan diri. Karena beladiri tersebut sangat memanfaat untuk menjaga diri dan keluarga, maka beladiri tersebut semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Beladiri ini dilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa, sesuai dengan karakter gerakkan yang dipakai. Beladiri tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek
Salah satu etnis yang mendiami kepulauan sulawesi adalah etnis Gorontalo yang basis utama masyarakat adat, yang dulu masuk di wilayah Sulawasi Utara (Manado) sejak 16 februari 2001 telah menjadi provinsi sendiri. Etnis Gorontalo dikenal sebagai salah satu daerah dengan keindahan dan keragaman alam, warisan jati diri, filosofi, kearifan lokal, budaya, adat, seni tradisi, kuliner, hingga pola masyarakatnya yang sangat dikenal sebagai etnis perantau. Langga merupakan salah satu warisan jati diri dan kebudayaan nenek moyang masyarakat Gorontalo. Beladiri asli Gorontalo ini berfungsi sebagai pertahanan diri dan pertahanan wilayah, selain itu merupakan sarana pendidikan pembentukan karakter masyarakat.
Beladiri tradisional merupakan peninggalan leluhur yang harus tetap dilestarikan, karena memiliki peranan penting yakni sebagai identitas daerah yang mampu menyatukan dan menunjukkan jati diri suku dan daerah, karena beladiri tradisional sejatinya merupakan hasil (resultante) interaksi dari aktivitas gerak masyarakat yang memilikinilai local genius merupakan nilai-nilai beladiri itu sendiri. Selain itu sebagai asset daerah dan nasional, beladiri tradisional juga bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata sehingga pada akhirnya bisa Beladiri tradisional merupakan peninggalan leluhur yang harus tetap dilestarikan, karena memiliki peranan penting yakni sebagai identitas daerah yang mampu menyatukan dan menunjukkan jati diri suku dan daerah, karena beladiri tradisional sejatinya merupakan hasil (resultante) interaksi dari aktivitas gerak masyarakat yang memilikinilai local genius merupakan nilai-nilai beladiri itu sendiri. Selain itu sebagai asset daerah dan nasional, beladiri tradisional juga bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata sehingga pada akhirnya bisa
Beladiri langga adalah Beladiri rakyat yang merupakan refleksi dari cara hidup sehari-hari dan biasanya bersumber pada mitos, sejarah atau ceritarakyat.
Beladiri langga ini biasanya diwariskan secara turun- temurun dari generasi sebelumnya dengan menggunakan alat atau cara-cara yang sederhana, berfungsi spiritual dan sosial, serta sarat dengan makna simbolis. Nilai- nilai yang terkandung dalam Beladiri langga dapat bersifat profan atau bersifat sakral.
Gerakan langga diciptakan oleh nenek moyang Gorontalo dengan nilai local genius (bahasa Gorontalo panita), kearifan, jati diri yang merupakan hasil interaksi alam dan kehidupan yang menjadi pengalaman gerak bagi masyarakat, sebagaimana filosofi hidup masyarakat Gorontalo. Langga yang tumbuh dan berkembang di Gorontalo adalah local genius seni masyarakat Gorontalo, sekaligus pedoman orientasi kehidupan bagi dirinya. Sebagai refleksi dari nilai-nilai masyarakat, langga merupakan sebuah sistem budaya yang saling mempengaruhi dengan alam di lingkungannya dan tidak dapat terpisahkan dari derap aktivitas masyarakat setempat.
Seni dalam beladiri langga adalah tidak dapat terpisahkan, bukan hanya dalam hal olah tubuh saja, melainkan juga dalam hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Gorontalo. Langga menjadi bagian dari latihan spiritual seseorang. Sebagai aspek mental-spiritual, Langga lebih banyak menitik beratkan pada pembentukan sikap dan watak kepribadian pelangga yang sesuai dengan falsafah budi pekerti Seni dalam beladiri langga adalah tidak dapat terpisahkan, bukan hanya dalam hal olah tubuh saja, melainkan juga dalam hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Gorontalo. Langga menjadi bagian dari latihan spiritual seseorang. Sebagai aspek mental-spiritual, Langga lebih banyak menitik beratkan pada pembentukan sikap dan watak kepribadian pelangga yang sesuai dengan falsafah budi pekerti
Dalam hal ini, fakta tersebut menyatakan bahwa langga Gorontalo memiliki beberapa nilai positif yaitu, meningkatan kesehatan dan kebugaran, membangkitkan rasa percaya diri, melatih ketahanan mental, mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi, membina sportivitas dan jiwa ksatria, disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.
Bila pada tingkat perseorangan langga membina agar manusia bisa menjadi teladan “MoOdelo” yang mematuhi
norma-norma masyarakat, sedangkan pada tingkatan koletif atau sosial langga bersifat kohesif yang dapat merangkul individu- individu dan mengikat mereka dalam suatu hubungan sosial (perguruan) yang menyeluruh. Dalam perkembangannya, Langga di Gorontalo berkembang melewati perubahan peradaban dan pengaruh dimulai sejak zaman kepercayaan, masuknya islam hingga saat ini.
Langga juga berkembang menjadi berbagai aliran seperti Langga Buwa, Langga ULaI yang berbeda namun memiliki dasar kesamaan yaitu berakar kepada langga awal, yang merupakan cikal bakal langga di Gorontalo. Salah satu faktor Langga juga berkembang menjadi berbagai aliran seperti Langga Buwa, Langga ULaI yang berbeda namun memiliki dasar kesamaan yaitu berakar kepada langga awal, yang merupakan cikal bakal langga di Gorontalo. Salah satu faktor
Seiring perkembangan zaman, Langga mengalami dinamika perjalanan dalam keberadaannya. Langga tradisi Gorontalo masih banyak dipertahankan oleh pelaku langga baik di Gorontalo maupun diluar Gorontalo. Keberadaan langga saat ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Gorontalo sebagai pewaris kebudayaan ini. Namun telah diketahui oleh masyarakat luas hingga dunia internasional. Dalam perkembangan ini, para pelaku dan penggiat langga di Gorontalo juga berupaya untuk berinovasi dalam mempertahankan dan memperkenalkan langga sebagai
jati diri, kebudayaan dan beladiri asli masyarakatGorontalo. Pada akhir tahun 2016 langga sebagai beladiri tradisional yang diakui oleh pemerintah sebagai warisan budaya tanpa benda. menyadari langga sebagai jati diri, kebudayaan dan beladiri asli Gorontalo, pemerintah provinsi Gorontalo melalui dinas pendidikan, kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora), menginisiatif bahwa langga dimasukan kedalam mata pelajar di sekolah mulai tingkat SD sampai SMA, ini ditandai dengan workshop dan pencetakan buku paket untuk Guru-guru PJOK disemua jenjang pendidikan.
Program ini fokus dalam upaya mengembalikan kearifan dan jati diri, langga Tradisi sebagai bagian dari adat Gorontalo. Langga memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan sikap mental dan kualitas diri generasi muda. Hal ini tentu saja akan terkait dengan tujuan pengembangan generasi muda yang berkesinambungan, sehingga langga menjadi suatu peluang bagi lembaga-lembaga
ikut membantu meningkatkan kualitas peserta didik melalui pelatihan sikap mental dan kedisiplinan sehingga akan mencetak generasi muda yang berjiwa kesatria.
pendidikan
untuk