Dalam penelitian ini bahan kepustakaan dan studi dokumen dijadikan sebagai bahan utama sementara data lapangan yang diperoleh
melalui wawancara dengan Ketua MPD Kota Bogor dan Ketua Pengda IPPAT Kota Bogor serta Kepala Kantor Pertanahan Kota Bogor setempat
termasuk Ketua Pengda INI Kota Bogor yang akan dijadikan sebagai data pendukung atau pelengkap.
2. Spesifikasi Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis, deskriptif maksudnya menggambarkan atau menelaah permasalahan hukum hal-hal yang
berkaitan dengan pengawasan NotarisPPAT. Sedangkan analitis maksudnya data hasil penelitian diolah lebih dahulu, lalu dianalisis dan
kemudian baru diuraikan secara cermat tentang pengawasan terhadap NotarisPPAT yang dilakukan oleh Majelis Pengawas dan Kantor
Pertanahan setempat. Seperti dikemukakan oleh Soeryono Soekanto, “Penelitian deskriptif
analitis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki”.
15
3. Sumber dan Jenis Data
Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian Normatif data sekunder sebagai sumberbahan informasi dapat merupakan
15
Soerjono Soekanto, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1998, hlm. 3.
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier yang meliputi:
16
g. Bahan hukum primer yang berupa ketentuan perundang-undangan, antara lain :
1 Kitab Undang-undang Hukum Perdata; 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;
3 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
4 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004 tentang Tata Cara
Pengangkatan Anggota,
Pemberhentian Anggota,
Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis
Pengawas; 5 Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor
M.39-PW.07.10 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris;
6 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
16
. Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 2002, hlm. 14.
7 Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia INI No. Pol. B1056V2006,
Nomor : 01MoUPP-INIV2006, tanggal 5 Mei 2006; 8 Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara Republik Indonesia
dengan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Indonesia IPPAT No. Pol. B1055V2006, Nomor : 01PP-IPPATV2006, tanggal 5 Mei
2006. 9 Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia INI;
10 Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah IPPAT h. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan pakar hukum serta bahan dokumen-dokumen lainnya yang
berkaitan dengan pengawasan NotarisPPAT; i. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi
petunjuk dan penjelesan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, majalahjurnal
atau surat kabar sepanjang memuatinformasi yang relevan dengan materi penelitian ini.
17
4. Teknik Pengumpulan Data