HASIL DAN PEMBAHASAN

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian

pada tanggal 28 Januari – 21 Februari tahun 2014 di Pusat Antar Studi

(PAU) Pangan dan Gizi Pascasarjana Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Trigliserida Pre-

Test dan Post-Test Tikus Putih Hiperlipidemia

UGM. Data

kadar

Trigliserida

ditunjukkan pada tabel berikut ini. Dari data di atas dapat diketahui

Tabel 1. Kadar Trigliserida Sebelum dan Sesudah Pemberian Rebusan Daun Salam pada Tikus Putih

bahwa terjadi penurunan kadar

Hiperlipidemia (satuan dalam mg/dl)

Trigliserida tikus putih hyperlipidemia n setelah pemberian rebusan daun

B ol ti /2 /2 B /2 B ta B s

salam selama 2 minggu, baik pada

v a dosis 0.18 gr/200 gr BB; 0.27 gr/200

gr BB; 0.36 gr/200 gr BB maupun

pada pemberian simvastatin yang

da t) 169.23 175.82 186.81

ditunjukkan pada selisih antara Pre-

a dar s e -Tes 172.16 184.62 180.22

Test dan Post-Test. Semakin tinggi

K li g re 175.82 189.01

dosis rebusan daun salam maka

penurunan kadar trigliserida juga semakin tinggi.

Data dianalisis dengan metode

One Way Anova diperoleh signifikansi

ta ra

0.000 (p<0.05), maka terdapat perbedaan

penurunan kadar

87.64 74.16 67.42 trigliserida antar kelompok yaitu

da ri t) 170.79 130.34

89.89 75.66 69.66 kelompok perlakuan dosis 0.18; 0.27

a dar e s -Tes 173.03 124.34

90.64 80.15 74.16 dan 0.36 gr/200 gr BB. Hasil uji Post

K g li ost 176.78 118.35

(LSD) didapatkan

Tri (P

97.38 77.9 68.91 perbedaan yang signifikan antara kelompok rebusan daun salam dosis

ta -ra

0.18; 0.27;0.36 gr/ 200 gr BB. Hasil uji

korelasi digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variable bebas

Sumber : Data Primer Terolah

dengan variable terikat. Hasil dari uji ini

didapatkan signifikan 0.000 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik

(p<0.01) dan mempunyai nilai R rata-rata kadar Trigliserida pada pre- 2 sebesar 0.943 dan R sebesar 0.889

test dan post-test yang ditunjukkan dengan jumlah sampel (N) 15. Artinya, berikut ini.

kejadian penurunan kadar trigliserida 88.90% karena rebusan daun salam dan 11.10% karena adanya faktor lain.

3.2. Pembahasan 3.2. Pembahasan

diduga dapat lemak berupa pakan standar BR II

senyawa

yang

menurunkan kadar trigliserida yaitu ditambah dengan minyak babi 20 %

flavonoid dan tanin. Menurut Marks mengalami

flavonoid dapat trigliserida. Sesudah 2 minggu diberi

aktivitas enzim pakan standar, kadar trigliserida tidak

meningkatkan

lipoprotein lipase. Enzim lipoprotein terlalu banyak mengalami perubahan,

lipase berfungsi untuk meghidrolisis hal ini menunjukkan bahwa untuk

trigliserida menjadi asam lemak. menurunkan

Sebagaian asam lemak ini kemudian diperlukan

kadar

trigliserida

dibebaskan ke dalam plasma darah panjang.

metabolisme

yang

untuk diangkut menuju otot rangka Dalam penelitian ini tidak

dan jantung dan sebagian lagi diserap digunakan kontrol negatif sehingga

ke dalam jaringan adipose untuk tidak diketahui apakah kenaikan kadar

diubah menjadi senyawa trigliserida trigliserida

kembali untuk disimpan. Dengan disebabkan oleh pemberian minyak

pada kontrol

positif

enzim lipoprotein babi 20% atau karena kadar

meningkatnya

lipase, kadar trigliserida dalam darah trigliserida tikus putih memang sudah

dapat turun karena diserap oleh tinggi sejak awal sebelum pemberian jaringan adipose [7].

minyak babi 20%. Senyawa tanin diketahui dapat Pada serum tikus percobaan

mengendapkan mukosa protein yang terjadi peningkatan kadar trigliserida

ada di dalam permukaan intestin karena tingginya kandungan lemak

(usus halus) yang akan mengurangi dalam minyak babi sehingga absorbsi

lemak. Dengan trigliserida didalam usus meningkat.

penyerapan

absorbsi trigliserida Trigliserida dan kolesterol yang

dihambatnya

dalam saluran pencernaan maka berasal dari makanan, di dalam usus

jumlah trigliserida yang masuk ke akan diubah menjadi kilomikron.

dalam pembuluh darah menjadi Peningkatan absorbsi kilomikron di

Hasil penelitian usus

berkurang.

menunjukkan bahwa pada kelompok asam lemak bebas dalam plasma

menyebabkan

peningkatan

perlakuan rebusan daun salam dosis yang dapat meningkatkan sekresi

0.18; 0.27 da 0.36 gr/200 gr BB sintesis VLDL yang kaya trigliserida di

adanya penurunan hepar sehingga terjadi peningkatan

menunjukkan

trigliserida berturut-turut kadar trigliserida dalam serum tikus

kadar

31.70%; 47.43% dan putih.

sebesar

60.55%, bahkan pada dosis 0.36 gr/ Hasil penelitian sebelumnya

gr BB penurunan kadar yang dilakukan oleh Wati pada tahun

trigliserida hampir mendekati dosis 2011 menunjukkan bahwa rebusan

standar simvastatin sebesar 60.72%. daun salam dengan dosis 10 lembar

Pemberian rebusan daun salam daun salam yang direbus dengan 600

terbukti dapat menurunkan kadar ml air hingga tersisa 200 ml mampu

trigliserida tikus putih hiperlipidemia. menurunkan kadar kolesterol total sebesar 44,48%. Hal ini membuktikan

4. KESIMPULAN

bahwa selain dapat menurunkan Pemberian rebusan daun kadar kolesterol total, rebusan daun

salam dapat menurunkan kadar salam juga dapat menurunkan kadar

pada tikus putih trigliserida [10]. hiperlipidemia. Rata-rata persentase

trigliserida

penurunan kadar tigliserida dengan penurunan kadar tigliserida dengan

4. Sulistia, G.G. (2009). Farmakologi 0.18; 0.27 dan 0.36 gr/200 gr BB

dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: berturut-turut

49.17%, dan 60.55%. Rata-rata

(2010). Pengaruh persentase

5. Yunita.

Pemberian Jus Buah Naga Putih tigliserida dengan pemberian rebusan

penurunan

kadar

undatus H.) daun salam yang paling optimal pada

(Hylocereus

Kadar Trigliserida dosis 0.36 gr/200 gr BB sebesar

Terhadap

Darah Tikus Putih (Rattus 60.55% mendekati dosis standar

norvegicus). Skripsi. Diunduh simvastatin yaitu 60.72%.

tanggal

30 November 2013.dglib.uns.ac.id/abstrak.pdf.p

5. SARAN

hp?d_id=23088.

1. Masyarakat dapat menggunakan

H. (2008). rebusan daun salam sebagai

6. Wijayakusuma,

Lengkap Herbal ramuan

Ramuan

Taklukkan Penyakit. Jakarta: trigliserida

herbal

penurun

Pustaka Bunda.

2. Penggunaan rebusan daun salam

7. Farida, N., Abdul, G., Sri, R.L. sebagai ramuan herbal penurun

(2013). Pengaruh Ekstrak Kulit trigliserida perlu dipertimbangkan

Buah Rambutan Terhadap Kadar manusia dengan lebih dahulu diuji

Kolesterol Total dan Trigliserida toksisitasnya

Pada Tikus yang Diberi Diet percobaan.

pada

hewan

Tinggi Kalori. Artikel. Diunduh tanggal

6 Juli 2014.

DAFTAR PUSTAKA

http//scholar.google.co.idscholarhl

1. Hardhani, A.S. (2008).Pengaruh =id&q=flavonoid+dan+trigliserida Pemberian Ekstrak Daun Salam

&btnG=

8. Septina, M. (2013). Pengaruh Kadar Trigliserida Serum Tikus

(Eugenia polyantha) Terhadap

Pemberian Seduhan Jati Belanda Jantan

Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Hiperlipidemia.Karya

Galur

Wistar

(Rattus norvegicus) Ilmiah.Diunduh

Tulis

Putih

20 Hiperlipidemia. Karya Tulis Ilmiah. November

tanggal

Politeknik Kesehatan Yogyakarta. eprints.undip.ac.id/24175/1/Angel

2013.

9. Suharmiati dan Maryani, H. a.pdf.

(2003). Sehat dengan Ramuan

2. Soeharto, I. (2004). Serangan Tradisional Khasiat dan Manfaat Jantung

Belanda. Surabaya: Hubungannya dengan Lemak &

Agromedia Pustaka. Kolesterol. Edisi ke-2. Jakarta: PT

10. Wati, F.Y. (2011). Pengaruh Gramedia Pustaka Utama.

Pemberian Rebusan Daun Salam

3. Agromedia. (2009). Solusi Sehat

polyantha Wight) Mengatasi

(Eugenia

Penurunan Kadar Koroner. Jakarta: Agromedia

Kolesterol Pada Serum Rattus Pustaka.

norvegicus. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL METODE BIURET DENGAN SAMPEL SERUM DAN PLASMA

1 1 Anik Nuryati 1 , Siti Nuryani Siti Siswantini

1 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran MJ III/62, Yogyakarta 55143

Intisari

Latar belakang penelitian adalah telah diketahuinya tentang plasma masih mengandung fibrinogen, sedangkan dalam serum tidak mengandung Fibrinogen lagi (Baron, 1998). Masih adanya pemeriksaan protein total dengan bahan plasma darah sedangkan dalam prosedur disebutkan menggunakan serum menjadi permasalahan bagi suatu laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar protein total pada sampel serum dan plasma.

Metode pemeriksaan kadar protein total menggunakan metode pemeriksaan biuret, metode berat jenis dan metode reflaktometer. Batas rujukan protein total yang diperiksa dalam serum adalah 6,2 – 8,0 gr/d1. Pemeriksaan kadar protein total pada serum dan plasma digunakan sebagai salah satu uji ada tidaknya gangguan metabolik atau fungsi dari hati, dan memberikan petunjuk apakah hati normal atau sakit. Jenis penelitian adalah descriptive yaitu penelitian yang akan mengetahui perbedaan kadar protein total pada serum dan plasma. Ada 3 (tiga) variabel dalam penelitian ini, yaitu serum dan plasma sebagai variabel bebas, kadar protein total sebagai variabel terikat. Serta variabel penganggu dari dalam yaitu hemoglobin, tligiserid, bilirubin dan variabel variabel penganggu dari luar yaitu waktu pembacaan. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSUD Wonosari pada bulan Juli 2014, berusia 31 – 40 tahun, laki-laki dan perempuan, dengan hasil kadar trigliserida, kadar haemoglobin, dan kadar billirubinnya normal.

Hasil penelitian didapatkan kadar protein total dengan menggunakan sampel serum dengan nilai maksimal 7,9 dan nilai minimal 4,3. Kadar protein total dengan menggunakan sampel plasma dengan nilai maksimal 8,0 dan nilai minimal 4,5 dengan selisih rata-rata 0,1633 atau 2,33% dengan nilai Sig 0,495. Kesimpulannya tidak ada perbedaan yang bermakna pada kadar protein total dengan sampel serum dan plasma.

Kata kunci : Metode Biuret, Serum, Plasma.

1. PENDAHULUAN

dalam tubuh dapat Protein penting bagi tubuh

protein

digunakan sebagai penunjang karena

dalam menilai keadaan fisiologik fungsi yang diperlukan bagi tubuh

mempunyai

berbagai

tubuh manusia. Pengukuran kadar yaitu sebagai zat pengatur dan zat

protein sangat penting untuk pembangun

perubahan

kadar

menilai masalah klinis yang terjadi menilai masalah klinis yang terjadi

Laboratorium kadar protein total peningkatan keadaannya [1]. dengan metode Biuret dilakukan

penurunan

maupun

Bahan pemeriksaan untuk terhadap sampel plasma dan menentukan kadar protein total

serum. Penelitian ini dilaksanakan adalah serum atau plasma. Serum

pada bulan Juli 2014. Lokasi diperoleh apabila darah penuh di

penelitian ini adalah di RSUD diamkan beberapa lama sehingga

Wonosari. Sampel penelitian ini akan tejadi bekuan dan cairan

adalah darah yang berasal dari yang tertinggal setelah bekuan

semua pasien rawat inap di RSUD diambil inilah yang disebut serum.

Wonosari pada bulan Juli 2014, Sedangkan plasma diperoleh bila

yang memeriksakan protein total, sejumlah volume darah ditambah

berusia 31 – 40 tahun, laki-laki zat pencegah pembekuan (anti

dan perempuan, dengan hasil koagulan)

trigliserida, kadar suatu wadah, dan diputar dengan

dan kadar kecepatan 3000 rpm selama 30

haemoglobin

billirubinnya normal. Data hasil menit, maka akan terdapat bagian

pemeriksaan laboratorium yang yang terpisah dari bagian yang

diperoleh kemudian dilakukan padat, cairan inilah yang disebut

entry data, selanjutnya data diolah plasma [1]. dengan program SPSS 17 dengan

Batas rujukan protein total jenis analisa uji t independent. dalam serum dan plasma juga berbeda. Hal ini disebabkan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

karena komposisi serum dan

3.1. Hasil Penelitian

plasma juga berbeda, terutama Penelitian Perbedaan Hasil kandungan fibrinogennya. Plasma

Pemeriksaan Protein Total Metode masih mengandung fibrinogen,

Biuret dengan Sampel Serum dan sedangkan dalam serum tidak

dilaksanakan di mengandung Fibrinogen lagi [1].

Plasma

Klinik RSUD Penelitian

Laboratorium

Wonosari dari tanggal 01 Juli 2014 untuk

ini bertujuan

sampai dengan tanggal 31 Juli kadar protein total pada sampel

mengetahui

perbedaan

2014. Sampel yang diteliti adalah serum dan plasma. Manfaat

pasien yang memeriksakan kadar penelitian

protein total dengan kriteria laki- kesehatan atau analis dapat

laki dan perempuan berusia 31 dijadikan

sampai 40 tahun dengan kadar menentukan

pedoman

dalam

trigliserida, kadar hemoglobin dan pemeriksaan kadar protein total

sampel

untuk

kadar bilirubinnya normal. Hasil metode biuret. Sampel serum dan

yang sudah diperoleh kemudian plasma dapat digunakan bila tidak

dilakukan uji statistic secara ada perbedaan yang bermakna

deskriptif.

diantara keduanya.

Tabel 1. Statistik Deskriptif

Kadar

Protein Kadar Protein

2. METODE PENELITIAN

Total pada Total pada Plasma

Jenis penelitian

adalah

Serum

descriptive yaitu penelitian yang Jumlah

sampel

akan mengetahui ada perbedaan

Standar

atau tidak ada perbedaan kadar

kesalahan

protein total pada sampel serum Standar

kesalahan

Pada tabel 2 hasil uji normalitas

Shapiro

Wilk

dan Liliefors

menunjukkan nilai signifikansi

Rata-rata 0,1633

pada kelompok satu selisih sebesar 0,587 kelompok dua sebesar

0,426, karena kedua kelompok Berdasarkan tabel 1 dapat mempunyai nilai signifikansi > diketahui bahwa hasil deskriptif

0,05 maka kedua kelompok sama- kadar Protein Total pada serum

berdistribusi normal dari 30 sampel didapatkan kadar

sama

berdasarkan uji Shapiro Wilk. minimal

hasil penelitian maksimal 7,9 dengan standar

dilakukan uji kesalahan sebesar 0,9629 dan homogenitas dan didapatkan hasil standar

kemudian

homogen. Hasil uji homogenitas 0,1758. Hasil statistik deskriptif ditunjukkan pada tabel 3. kadar protein total pada plasma

kesalahan

rata-rata

Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas

dari 30 sampel didapatkan kadar

Levene df1 df2 Sig.

minimum sampel 4,5, kadar

Statistic

maksimal 8,0 dengan standar 58 .981

kadar Based on

protein Mean

kesalahan 0,9547 dan standar

total

kesalahan rata-rata 0,1743.

Based on

Median Based on

Grafik hasil pemeriksaan kadar

Median and

protein total dengan sampel serum with

adjusted df

dan plasma

Based on

trimmed mean

Tabel 3 menunjukkan hasil uji homogenitas

dengan metode Levene’s Test, nilai levene ditunjukkan pada baris nilai based on mean yaitu 0,001 dengan p

value (sig) 0,981 dimana 0,981 > 0,05

yang

berarti terdapat

Gambar 2. Grafik Hasil Pemeriksaan kadar

kesamaan varians antar kelompok

Protein Total dengan sample serum dan plasma.

atau yang berarti homogen. Data hasil

penelitian kemudian Data hasil penelitian kemudian

dilakukan uji tes t independent, dilakukan uji normalitas data dan

hasil uji t independent ditunjukkan didapatkan hasil data berdistribusi

pada tabel 4.

normal. Hasil uji normalitas

ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas Data

Kolmogorov- a Shapiro-

jenis sampel

Smirnov Wilk Stati df Sig Stati

Sig

stic

stic df .

Kadar seru .110 30 .20 protein

total

plas .134 30 .17 .966 30 .42

ma

Tabel 4 : Hasil Uji Test t Independent

Levene’s Test for Equality

t-test for Equality of Means

of Variances 95% Confidence interval of the Difference

Std. Error Difference Difference Lower Upper kadar

F Sig

df Sig.(2-tailed)

Mean

.2476 -.6655 .3255 protein

variances total

assumed

Equal

.2476 -.6655 .3255 variances not assumed

yang sudah dilakukan diperoleh Tabel 4 menunjukkan nilai

besarnya sig 0,495, dengan signifikansi (2 tailed) atau p value

ketentuan dimana apabila sig > sebesar

0,05 maka tidak ada perbedaan tersebut > 0,05 yang berarti bahwa

bermakna pada hasil tidak

yang

pemeriksaan protein total dengan bermakna pada kadar protein total

ada perbedaan

yang

menggunakan sampel serum dan dengan

plasma. Penelitian Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Total Metode

PEMBAHASAN

Biuret dengan Sampel Serum dan Berdasarkan

Plasma didapatkan hasil hipotesa penelitian

hasil

perbedaan yang protein total pada sampel serum

bermakna pada kadar protein total dengan nilai minimal 4,3 dan nilai

sampel serum dan maksimal

dengan

plasma, sehingga keduanya dapat protein total dengan menggunakan

Pemeriksaan

digunakan untuk pemeriksaan sampel serum kadar protein

protein total.

totalnya lebih akurat daripada Hasil penelitian ini sama dengan menggunakan sampel

dengan hasil penelitian yang plasma, karena serum tidak

dilakukan oleh D.A. Intan pada mengandung fibinogen dan faktor-

dengan judul faktor pembekuan II, V, VIII.

tahun

“Perbedaan Kadar Total Protein Berdasarkan

Darah antara Serum dan Plasma penelitian

hasil

[1,4], didapatkan hasil tidak ada protein total pada sampel plasma

didapatkan

kadar

perbedaan kadar total protein didapatkan hasil nilai minimal 4,3

darah dengan sampel serum dan dan nilai maksimal 8,0. Dengan

plasma.

sampel plasma didapatkan kadar Kekurangan dari penelitian protein total lebih tinggi daripada

peneliti tidak dengan menggunakan sampel

ini

adalah

memperhitungkan waktu serum, karena pada plasma masih

penyimpanan reagen sudah lama mengandung fibinogen dan faktor-

atau masih baru, konsentrasi faktor pembekuan II, V, VIII.

reagen masih sesuai atau tidak, Berdasarkan

peneliti tidak memperhitungkan penelitian dan pengolahan data

hasil

masa aktif lampu spektrofotometer masa aktif lampu spektrofotometer

kesehatan atau analis penelitian lampu 1000 jam) , Peneliti tidak

dijadikan sebagai menggunakan sampel full serum

ini

dapat

dalam menentukan dan full plasma dan tidak bisa

pedoman

sampel untuk pemeriksaan kadar melihat diagnosa pasien.

protein total dapat menggunakan sampel serum atau plasma.