Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam angka
2 dan
3 diberikan
tanpa melalui
penerbitan SKB.
JASA KONSTRUKSI
a. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan danatau pelaksanaan
beserta pengawasan
yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masing-masing beserta
kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. b. Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang
pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan
dalam bentuk
dokumen perencanaan bangunan fisik lain.
c. Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional
di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu
hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik
lain, termasuk
di dalamnya
pekerjaan konstruksi
terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam
model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan
engineering, procurement
and construction serta model penggabungan perencanaan
dan pembangunan design and build. d. Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang
pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang
mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan
diserahterimakan. e. Tarif dan Dasar Pengenaan PPh Final:
6
JASA KONSTRUKSI
mempunyai kualifikasi
usaha Tidak
mempunyai kualifikasi
usaha Dengan
kualifikasi usaha
tanpa kualifikasi
usaha kecil
Selain kecil
TARIF 6
4 4
3 2
PPh bersifat final
PerencanaPengawas Konstruksi
Pelaksana Konstruksi
Gambar 2. Tarif dan Dasar Pengenaan PPh Final atas Jasa Konstruksi Peraturan-peraturan perpajakan yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan
pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 adalah: 1. Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang PPh;
2. PP Nomor 48 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 71 Tahun 2008;
3. PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 5 Tahun 2002; 4. PP Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 40 Tahun
2009; 5. Keputusan Menteri Keuangan 635KMK.041994 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243PMK.032008; 6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394KMK.041996 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120KMK.032002; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187PMK.032008 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153PMK.032009; 8. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-227PJ.2002.
7