21
d. Tidak menarik diri dari semua kegiatan.
2.3 Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Ahmadi 2002 menyebutkan bahwa keluarga adalah suatu kesatuan
sosial terkecil yang terdiri atas suami isteri dan jika ada anak-anak serta didahului oleh perkawinan. Menurut Friedman 1998 keluarga adalah dua orang atau lebih
yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiadaan anak tidak menggugurkan ikatan keluarga, meskipun salah satu faktor pembentukan
keluarga adalah untuk mendapatkan anak atau keturunan. Hal ini dikarenakan terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan seseorang membentuk suatu keluarga,
yaitu Ahmadi, 2002 : a. Untuk memenuhi kebutuhan biologis atau kebutuhan seks.
b. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, status, penghargaan dan sebagainya. c. Untuk pembagian tugas, misalnya mendidik anak, mencari nafkah dan
sebagainya. d. Demi hari tua kelak, yaitu pemeliharaan di hari tua.
Keluarga yang merupakan suatu kesatuan sosial, ternyata memiliki sifat-sifat tertentu yang sama dimana saja dalam satuan masyarakat manusia. Sifat-sifat khusus
yang dimiliki oleh suatu keluarga antara lain Ahmadi, 2002 : a. Universalitet, merupakan bentuk yang universal dari seluruh organisasi social.
b. Dasar emosional, artinya ada rasa kasih sayang, kecintaan sampai kebanggaan suatu ras.
c. Pengaruh yang normatif, artinya suatu keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama bagi seluruh bentuk kehidupan yang tertinggi dan membentuk
watak individu.
22
d. Besarnya keluarga yang terbatas. e. Kedudukan yang sentral dalam struktur sosial.
f. Pertanggungjawaban daripada anggota-anggota. g. Adanya aturan-aturan sosial yang homogen.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut maka tidak dapat disangkal bahwa pada keluargalah terletak peranan yang penting di dalam membentuk kepribadian seseorang di
dalamnya tingkah laku dan pengalamannya. Hal ini dikarenakan di dalam keluargalah seseorang belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki norma-
norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain. Selain itu, menurut Effendi 1998 terdapat beberapa tugas keluarga yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
d. Merawat dan menjaga anggota yang sakit. e. Sosialisasi antar anggota keluarga.
f. Pengaturan jumlah anggota keluarga. g. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarganya.
h. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. i. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Seperti yang disebutkan oleh Ahmadi 2002, pengalaman interaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan pula terhadap cara-cara tingkah laku seseorang
terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya dengan masyarakat juga
berlangsung dengan tidak lancar. Jadi selain keluarga berperan sebagai tempat manusia berkembang sebagai manusia sosial, terdapat pula peranan-peranan tertentu
di dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk sosial.
23
Pada teori konseptual sehat-sakit, keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau dalam keadaan sakit. keluarga
merupakan salah satu indikator dalam masyarakat baik masyarakat sehat atau sakit. Sehingga peran dan tugas keluarga dalam kesehatan yang dikembangkan dalam ilmu
kesehatan masyarakat dapat meningkatkan peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga Effendi, 1998.
2.4 Dukungan Keluarga