ANALISIS PELAKSANAAN DAN PERMASALAHAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN DAIRI.
ANALISIS PELAKSANAAN DAN PERMASALAHAN
PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI
SEKABUPATEN DAIRI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
WINARTO SILABAN NIM. 8146174045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
(2)
ABSTRAK
Winarto Silaban, Analisis Pelaksanaan dan Permasalahan Praktikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui frekuensi pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI berdasarkan KTSP di SMA negeri Se Kabupaten Dairi., (2) Untuk mengetahui kondisi sarana dan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi., (3) Untuk mengetahui kelengkapan buku penuntun praktikum/LKS di SMA Negeri Se kabupaten Dairi untuk melaksanakan praktikum biologi pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dikelas XI IPA., (4) Untuk mengetahui perananan laboran dalam membantu kegiatan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi dalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Frekuensi pelaksanaan pratikum Biologi selama semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Dairi masih sangat rendah sebagaimana yang dituntut dalam KTSP. Dari 20 jenis pratikum Biologi yang harus dilaksanakan ternyata pada sekolah tersebut paling tinggi melaksanakan pratikum hanya 80% saja dari jumlah pratikum yang ada sedangkan yang paling rendah 5% jika dirata-ratakan maka pelaksanaan pratikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi hanya bekisar 25% yang tergolong kedalam kategori tidak baik, (2) Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pratikum Biologi semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Dairi adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan pratikum (40%). Lalu disusul dengan keadaan laboratorium 51%, perlengkapan laboratorium 60%, tata tertib laboratorium 58%. Begitu juga halnya pada laporan dan evaluasi pratikum 33%, kesehatan dan keselamatan kerja 41%, persiapan dan pelaksanaan pratikum menurud guru 52%, sedangkan untuk minat siswa terhadap kegiatan laboratorium tergolong dalam kategori sangat baik yakni 86%.
Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Dairi masih tergolong tidak baik (25%) dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang dibutuhkan selama semester gasal jumlahnya masih belum mencukupi untuk menampung siswa untuk satu kali pratikum bahkan ada juga alat dan bahan yang tidak dimiliki sekolah tersebut sama sekali. Dalam proses pembelajaran Biologi, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan. Disimpulkan bahwa frekuensi praktikum se Kabupaten Dairi tergolong tidak baik dan pemanfaatan laboratorium juga masih rendah.
(3)
iv
ABSTRACT
Winarto Silaban, Implementation Analysis and Practical Problems of Biology in SMA se Dairi. Thesis: Graduate School, State University of Medan, 2016.
This study aims to: (1) To determine the frequency of implementation of the biology lab class XI based SBC in public SMA Se Dairi. (2) To determine the condition of facilities and completeness of facilities and infrastructure biology lab class XI SMAN Se district of Dairi. (3) to determine the completeness of the handbook practicum / LKS in SMA Se Dairi district to carry out the biology lab in the second semester of the 2015/2016 school year in class XI. (4) to know perananan laboratory in helping the biology lab activities in class XI SMA Se Dairi regency in supporting the practical implementation is done.
The results showed: (1) Frequency of implementation pratikum Biology for odd semester class XI SMAN se Dairi is still very low as demanded in SBC. Of the 20 types of pratikum Biology that should be implemented turned out at the school the highest execute pratikum only 80% of the amount pratikum there while the lowest 5% when averaged the implementation pratikum Biology in SMA se Dairi only 25% classified into categories is not good, (2) Problems encountered in implementing the odd semester pratikum Biology class XI SMAN se Dairi is the lack of time available for the implementation of pratikum (40%). Then followed by a state laboratory 51%, 60% of laboratory equipment, laboratory disciplines 58%. So is the case in the reports and evaluations pratikum 33%, health and safety 41%, the preparation and implementation of teacher menurud pratikum 52%, while for the students' interest towards laboratory activities classified in the excellent category that is 86%.
Utilization Laboratory in SMA se Dairi still considered not good (25%) with the availability of tools and laboratory materials needed for the odd semester numbers are still not sufficient to accommodate students for one pratikum even some tools and materials that are not owned by the school is the same once. Biology in the learning process, teachers may not be able to teach all the content in science. It was concluded that the frequency of practicum se Dairi classified as not good and laboratory utilization is still low.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala anugerah dan kasih penyertaan-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik yang berjudul:“ ANALISIS PELAKSANAAN DAN PERMASALAHAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SEKABUPATEN DAIRI”.
Tesis ini merupakan hasil pemikiran penulis secara ilmiah yang di bangun berdasarkan teori-teori yang penulis dapatkan selama masa perkuliahan. Tesis ini di tujukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Strata Dua (S-2) jurusan pendidikan biologi program Pasca Sarjana UNIMED.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Tesis ini. Oleh karenanya, penulis menerima dengan hati terbuka setiap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan sebelumnya. Dalam proses penyelesaian Tesis ini penulis tidak sendiri, akan tetapi penulis dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Ketua Prodi Biologi Program Pasca Sarjana.
3. Bapak Prof.Dr.rer.nat. Binari Manurung, M,Si., selaku Dosen Pembimbing satu dan Dr. Hasruddin, M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing dua, yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.,Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc., dan Dr. Syahmi Edi, M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan Tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang telah mendidik penulis selama kuliah.
6. Ibu Kepala Dinas Pendidikan Dairi, dan Bapak/ibu Kepala Sekolah SMA Negeri se Kabupaten Dairi yang telah memberikan ijin kepada penulis
(5)
vi
untuk melakukan penelitian Tesis ini, serta guru biologi dan staf pegawai yang telah meluangkan waktunya dalam penelitian Tesis ini.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Ayahanda Alm. S. Silaban, S.Pd dan Ibunda A. Situmorang, S.Pd., yang telah membesarkan, memberikan dorongan dan motivasi serta bantuan moril maupun material kepada penulis.
8. Keluargaku yang sangat kusayangi, Kak Fitri, Abangku Roni Tua Bernando Silaban dan kedua adik-adikku Jenrico dan Irfan Silaban. Terima kasih telah memberikan dukungan dan doanya.
9. Terspesial kepada Florida Imanuel Situmorang yang memberikan motivasi dan bimbingan belajar Quin dan semua sahabat dan rekan kerja, juga terkhusus buat teman-teman sekelas Pendidikan Biologi eksekutif B-2 Program Pasca sarjana Unimed saya ucapkan banyak terimakasih.
Semoga damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai kita semua. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga tesis ini bermanfaat dalam dunia pendidikan secara khusus bagi penulis.
Medan, Juni 2016 Penulis,
Winarto Silaban
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Keadaan Populasi SMA Negeri Se Kabupaten Dairi 21
Tabel 3.2. Kisi-kisi AngketUntuk Siswa 25
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Untuk Guru 25
Tabel 3.4. Kegiatan Praktikum Biologi Berdasarkan Materi
Pembelajaran Biologi 26
Tabel 3.5. Kriteria Persentase 27
Tabel 4.1. Pelaksanaan Praktikum Biologi SMA Kelas XI Semester Gasal 29 Tabel 4.2. Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan Praktikum Biologi
dan Permasalahannya di SMA Negeri se Kabupaten Dairi 33 tabel 4.3. Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Praktikum Biologi
dan Permasalahannya di SMA Negeri se Kabupaten Dairi 34 Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Laboratorium di SMA Negeri
(7)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Frekuensi Pelaksanan Praktikum Biologi di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 34
Gambar 4.2. Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan dan Permasalahan
Praktikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi 36 Gambar 4.3. Persentase Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan
dan Permasalahan Praktikum Biologi di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 36
Gambar 4.4. Indikator Minat Siswa Terhadap Kegiatan laboratorium 37
Gambar 4.5. Indikator Pelaksanaan praktikum 38
Gambar 4.6. Indikator keadaan 38
Gambar 4.7. IndikatorPelaksanaan praktik 39
Gambar 4.8. Indikator Persiapan dan Pelaksanaan 40 Gambar 4.9. Indikator Waktu dan Pelaksanaan Praktikum di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 40
Gambar 4.10. Indikator Keadaan Laboratorium Sekolah di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 41
Gambar 4.11. Indikator Laporan dan Evaluasi Praktikum Sekolah di SMA
Negeri se Kabupaten Dairi 42
Gambar 4.12. Indikator Keadaan Laboratorium di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 43
Gambar 4.13. Indikator Kesehatan dan Keselamatan Kerja di SMA Negeri
se Kabupaten Dairi 44
Gambar 4.14. Perbandingan Persepsi Siswa dan Guru 44
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Angket Kegiatan Siswa 74
Lampiran 2.Angket Pelaksanaan Praktikum Siswa 78
Lampiran 3.Angket Kegiatan Praktikum Guru 79
Lampiran 4.Angket pelaksanaan praktikum guru 83
Lampiran 5.Permasalahan dalam Pelaksanaan Praktikum 84 Lampiran 6.Daftar Kelengkapan Alat dan Bahan Laboratorium 85
Lampiran 7.Daftar Pertanyaan Wawancara 86
Lamiran 8. Rekapitulasi Angket siswa 87
Lampiran 9.Perhitungan Angket Siswa 88
Lampiran 10. Hasil Angket Guru 89
Lampiran 11.Perhitungan Angket Guru 90
(9)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Praktikum biologi merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran biologi terutama dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran. Tercapainya kegiatan belajar mengajar apabila telah dilaksanakannya praktikum, karena kegiatan praktikum sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan praktikum adalah salah satu proses yang penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotor. Apabila proses kegiatan praktikum tidak dilaksanakan dengan sesuai, tentunya tujuan pembelajaran aspek psikomotor tidak dapat tercapai oleh siswa, dan ini nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di sekolah.
Praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang dimaksudkan untuk memperoleh pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan material sampai kepada observasi fenomena. Menurut Rustaman (2006:2), setidaknya ada empat alasan tentang pentingnya kegiatan praktikum dalam belajar sains. Pertama, praktikum dapat meningkatkan motivasi untuk mempelajari sains.Kedua, praktikum dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar bereksperimen.Ketiga, praktikum dapat menjadi sarana belajar ilmiah.Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. Melalui kegiatan laboratorium dapat menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap apa yang dilakukan. Setiap praktikan dapat langsung melakukan sendiri, melihat suatu objek secara langsung, yang pada akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan dari
(10)
apa yang dilakukannya. Kegiatan laboratorium dapat dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok besar, kunjungan ke museum atau kegiatan lapangan.
Keberadaan laboratorium biologi di SMA sangat dibutuhkan jika dikaitkan dengan keberadaan mata pelajaran biologi yang merupakan tuntutan kurikulum, hal ini wajar karena biologi merupakan pelajaran sains. Proses pembelajaran sains mempunyai karakteristik khusus menurut Sudirman (2008:90) yaitu; menekan pada tiga komponen berikut: sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. komponen tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk berkembang secara maksimal, jika proses pembelajaran berlangsung dalam ruang kelas tanpa diintregasikan dengan kegiatan praktikum di laboratorium.
Laboratorium berperan penting dalam kurikulum dan pendidikan sains, sebagaimana tertulis dalam Permendinas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa komponen fasilitas laboratorium IPA di SMA meliputi: (1) bangun/ruang laboratorium; (2) perabot; (3) peralatan pendidikan; (4) alat dan bahan percobaan; (5) media pendidikan; (6) bahan habis pakai, dan (7) perlengkapan lainnya. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium sekolah harus memperhatikan kondisi dan mutu fasilitas, karena faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan.
Menurut Sutaya (2008:1112) keberadaan laboratorium sains disekolah menengah atas sudah merupakan keharusan, namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap.Disebabkan mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terutama untuk harga peralatan laboratorium yang paling banyak dikeluarkan oleh pihak sekolah. Alasan lainnya bahwa jarangnya pemanfaatan laboratorium untuk
(11)
3
kegiatan praktikum dikarenakan keterbatasan waktu tidak adanya guru bantu (asisten praktikum) dan laboran, serta kerumitan pelaksanaanya yang dilakukan diluar jam belajar (Sudargo, 2008:4).
Dalam Silabus Biologi SMA kelas XI beberapa tujuan pembelajaran harus dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Misalnya pada pembelajaran struktur hewan siswa melakukan pengamatan jaringan epitel, otot, tulang, dan syaraf, sedangkan pada pembelajaran struktur tumbuhan siswa melakukan pengamatan susunan jaringan pada akar, batang, daun serta difusi dan osmosis, sementara itu kenyataan yang ada di lapangan masih terkendala.
Berdasarkan observasi awal dan data yang diperoleh terhadap kegiatan belajar mengajar di beberapa SMA Negeri se Kabupaten Dairi memperlihatkan bahwa kegiatan praktikum masih dilakukan dalam jumlah yang terbatas.Dari 13 SMA Negeri di Kabupaten Dairi hanya 3 (tiga) sekolah yang rutin melaksanakan praktikum, namun belum semua materi yang seharusnya dipraktikumkan dilaksanakan.Sedangkan 9 (Sembilan) sekolah lainnya dari 12 sekolah tersebut dalam pencapaian tujuan pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dengan metode ceramah dan penugasan, padahal materi tersebut dituntut untuk dipraktikumkan, selain itu permasalahan lainnya yang ditemukan adalah tidak adanya Laboran yang membantu kegiatan praktikum sehingga kegiatan praktikum menjadi terkendala baik penyediaan alat dan pelaksanaan praktikum itu sendiri.
Kegiatan praktikum ini masih jarang dilakukan dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ketidaklengkapan sarana dan prasarana di
(12)
laboratorium, kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan, tidak tersedianya penuntun praktikum Biologi, lembar kerja praktikum atau LKS masih sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa, ketiadaan jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada, bahkan juga laboratorium dipergunakan sebagaimana tempat belajar biasa dan ada yang memanfaatkan sebagai gudang dan kegiatan praktikum yang berlangsung tanpa adanya keselamatan dan keamanan kerja.
Belajar secara teori belum tentu menjadikan siswa benar-benar tahu dengan apa yang mereka pelajari. Diperlukan praktik langsung penerapan suatu teori untuk mendapatkan makna lebih dari suatu materi yang sedang dikajinya.Siswa perlu melakukan sendiri, menyentuh, mengamati, mengukur untuk membuktikan suatu teori.Sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengkaji suatu teori, dan secara tidak langsung rasa keingintahuan siswa juga dapat berkembang.
Permasalahan yang sering dialami peserta didik dalam kegiatan praktikum dapat terjadi pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengkomunikasian data hasil praktikum dan referensi bahan perencanaan pelaksanaan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.
Selain itu yang menyebabkan peseta didik kesulitan belajar praktikum adalah dapat terjadi karena masih kurangnya pemahaman peserta didik dalam mengetahui alat dan bahan dalam praktikum serta cara menggunaan alat dan bahan tersebut. Hal lainnya yang ditemukan dibeberapa sekolah adalah tidak adanya buku penuntun praktikum ataupun LKS sebagai penunjang kegiatan
(13)
5
praktikum, dalam hal ini buku penuntun berperan sebagai sarana membantu siswa dalam memahami langkah kegiatan praktikum.
Berkaitan dengan kondisi yang ditemukan dilapangan maka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, prodiktif dan berprestasi yang tercapainya ketuntasan belajar.Alasan yang sering kali dikemukakan adalah tidak adanya laboratorium di sekolah, kurangnya alat dan bahan untuk praktikum, banyaknya waktu yang harus dihabiskan untuk melakukan praktikum, dan sejumlah alasan lainnya.Kalaupun ada dilakukan praktikum hasil yang diperoleh ternyata belum maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil belajar siswa maupun untuk tujuan mengenalkan siswa tentang tujuan sains.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan dan permasalahan praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Dairi, antara lain:
1. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran biologi dikarenakan frekuensi dan pelaksanaan jadwal praktikum belum sesuai standar kurikulum.
2. Persepsi guru dan siswa tentang pelaksanaan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Sekabupaten Dairi.
3. Tidak baiknya keadaan laboratorium di SMA Se kabupaten Dairi.
4. Kurangnya persiapan dan pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi dalam menunjang pelaksanaan praktikum. 5. Tidak adanya laporan dan evaluasi praktikum di SMA Negri se Kabupaten
(14)
1.3.Pembatasan masalah
Ditinjau dari identifikasi masalah yang muncul, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan ilmiah siswa dibutuhkan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai. Sehingga disini peneliti membatasi beberapa permasalahan dan akan hanya membahas tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium biologi dimasing-masing sekolah serta pelaksanaan praktikum biologi apakah sudah sesuai dengan standar kurikulum dan permasalahan yang dihadapi yang dihadapi dalam pelaksanaan praktikum biologi di SMA Negeri Se Kabupaten Dairi. Analisis pelaksanaan praktikum biologi ini dilaksanakan pada kelas XI IPA semester gasal tahun ajaran 2015/2016 se Kabupaten Dairi.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimanakahfrekuensi pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI berdasarkan KTSP di SMA negeri Se Kabupaten Dairi?
2. Bagaimanakah persepsi guru dan siswa tentang pelaksanaan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Sekabupaten Dairi?
3. Bagaimanakah keadaan laboratorium di SMA Se kabupaten Dairi?
4. Bagaimanakah persiapan dan pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi dalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan?
5. Bagaimanakah laporan dan evaluasi praktikum di SMA Negri se Kabupaten Dairi?
(15)
7
1.5.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui frekuensi pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI berdasarkan KTSP di SMA negeri Se Kabupaten Dairi.
2. Untuk mengetahui persepsi guru dan siswa tentang pelaksanaan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi.
3. Untuk mengetahui keadaan laboratorium di SMA Se kabupaten Dairi.
4. Untuk mengetahui persiapan dan pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas XI di SMA Negeri Se kabupaten Dairi dalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah laporan dan evaluasi praktikum di SMA Negri se Kabupaten Dairi.
1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan dan empiris tentang pentingnya keberadaan laboratorium biologi berstandar sebagai sarana pendukung sebagai pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Manfaat teoritis berupa (1) dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, terkhusus tentang pelaksanaan praktikum biologi di tingkat SMA yang sesuai dengan standar kurikulum; dan (2) dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut praktikum biologi di sekolah. Secara praktis dapat bermanfaat, yaitu: (1) sebagai bahan masukan bagi para guru biologi dalam meningkatkan potensi dalam mendukung kegiatan praktikum yang berjalan semestinya; (2) sebagai bahan masukan bagi dinas pendidikan dan kepala sekolah setempat bagaimana pentingnya kegiatan praktikum dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
(16)
67 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Frekuensi pelaksanaan pratikum Biologi selama semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Dairi masih tergolong kurang baik sebagaimana yang dituntut dalam KTSP. Dari 20 jenis pratikum Biologi yang harus dilaksanakan ternyata pada sekolah tersebut paling tinggi melaksanakan pratikum hanya 80% saja dari jumlah pratikum yang ada sedangkan yang paling rendah 5% jika dirata-ratakan maka pelaksanaan pratikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi hanya bekisar 25% yang tergolong kedalam kategori tidak baik.
2. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pratikum Biologi semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Dairi adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan pratikum (40%). Lalu disusul dengan keadaan laboratorium 51%, perlengkapan laboratorium 60%, tata tertib laboratorium 58%. Begitu juga halnya pada laporan dan evaluasi pratikum 33%, kesehatan dan keselamatan kerja 41%, persiapan dan pelaksanaan pratikum menurud guru 52%, sedangkan untuk minat siswa terhadap kegiatan laboratorium tergolong dalam kategori sangat baik yakni 86%.
(17)
68
3. Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Dairi masih tergolong tidak baik (25%) dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang dibutuhkan selama semester gasal jumlahnya masih belum mencukupi untuk menampung siswa untuk satu kali pratikum bahkan ada juga alat dan bahan yang tidak dimiliki sekolah tersebut sama sekali. Dalam proses pembelajaran Biologi, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan.
4. Berdasarkan hasil analisis data mengenai persipan dan pelaksanaan praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Dairi termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase sebesar 52% yang terdiri dari pengelompokkan siswa 56%, peran guru 70%, penuntun praktikum 40%, dan permasalahan praktikum 41%. 5. Berdasarkan hasil analisis data mengenai laporan dan evaluasi praktikum
Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi termasuk dalam kategori tidak baik sebesar 33% terdiri dari tes/ujian yang tidak baik (29%), sedangkan unutuk laporan praktikum (39%), dan hasil diskusi laporan praktikum (33%) yang juga masih menunjukkan kategori tidak baik.
(18)
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan gambaran dan masukkan kepada pendidik atau guru bahwa pengelolaan pratikum Biologi belum berjalan secara maksimal masih banyak terdapat permasalaha.Penerapan metode pratikum dalam pembelajaran Biologi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan metode pratikum di SMA Negeri se kabupaten Dairi pada umumnya belum berlangsung sesuai dengan yang diharapkan baik kuantitas maupun kualitasnya.Hal tersebut dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana laboratorium, kurangnya alokasi waktu serta kurangnya kreatifitas dan kemampuan guru dalam mengelola laboratorium dan kegiatan pratikum. Diketahui bahwa bila siswa sering melakukan pratikum di sekolah maka akan memberikan dampak yang positif terhadap siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman baru dalam proses melakukan kegiatan pratikum Biologi. Sehingga siswa langsung mengenal pelajaran atau materi yang diberikan guru.
Maka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penerapan metode pratikum dalam pembelajaran Biologi diperlukan guru Biologi SMA dengan kompetensi menguasai keterampilan proses IPA dan penglolaan laboratorium serta memiliki kemauan dan motivasi kuat untuk menerapkan pratikum dalam pembelajaran Biologi dan juga memiliki kreativitas untuk mencari alternatif lain apabila alat dan bahan tidak tersedia di laboratorium sehingga pratikum masih dapat berjalan.
(19)
70
5.3 Saran
1. Mengingat rendahnya daya dukung fasilitas peralatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Dairi dalam upaya peningkatan kualitas pratikum Biologi di harapkan kepada pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pengadaan fasilitas laboratorium (alat dan bahan pratikum) secara bertahap dan terprogram.
2. Kepada kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Dairi Agar dapat menyusun struktur organisasi pengelolaan laboratorium sehingga fasilitas laboratorium yang telah ada dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan pemanfaatannya sedangkan perlatan yang belum dimiliki dan sangat dibutuhkan segera dapat diajukan ke pihak pemerintahan untuk dapat dilengkapi.
3. Untuk meningkatkan frekuensi pelaksanaan pratikum perlu adanya pengkajian lanjut untuk pembinaan terhadap tiap personil yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium Biologi (Kepala Sekolah, guru Biologi dan laboran )
4. Perlunya pembenahan dalam pelaksanaan pratikum Biologi sehingga setiap pratikum yang dilaksanakan benar-benar bermanfaat bagi siswa dalam menunjang pemahamannya terhadap materi pelajaran.
5. Perlu adanya pembinaan lebih lanjut dari pihak Dinas Pendidikan terhadap gur-guru Biologi untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dalam upaya peningkatan kualitas pratikum sekolah.
(20)
71
DARTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. 2008.Kegiaan Praktikum dalam Pendidikan Sains. Bandung: Bio-UPI.
Anonim a. 2002.Pengelolaan Laboratorium Sains.Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Anonim b. 2006.Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarata: Depdiknas.
Anonim c. 2007. Peraturan Mendiknas RI, Nomor 24, Tahun 2007, Tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Pendidikan Umum.
Arikunto, S. 2006(a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Cahyono. 2007. Tinjauan Pelaksanaan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi di SMAN se kota Padang.
http://www.scribd.com/doc/590356226/12/tinjauan-pelaksanaan-laboratorium-dalam-pembelajaran-biologi. Diakses tanggal 16 Januari 2016. Daddy.2008. Penerapan Metode Praktikum dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Siswa dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP.Artikel.http://www.pascaldady512.wordpress.com/penerapan-metode-praktikum.Diakses 15 Oktober 2015.
Emha, M.S. 2002. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: Remaja Rosakarya.
Emosda. 2008. Konsepsi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jurnal Tabularasa PPs Unimed. 5(2): 230-239.
Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: McMillan Publishing Company.
Hamalik, O. 1994.Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Indriwati, E. 1996.Pengajaran Praktikum dengan Diskusi pada Bidang Studi Biologi.Chimera, Th. 1 no.2.
(21)
72
Jahro, dan Susilawati.2008.Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan 20-26.
Kadarohman, Asep. 2007. Manajemen Laboratorium IPA. Program STEP-2.Departemen Agama Republik Indonesia.
Lubis, M. 1993. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Muhammad, Hamid. 2003. Ilmu Pengetahuan alam. Materi Pelatihan Terintegrasi. Depdiknas Dirjen DikNasMen.
Nasution, S. 2008.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdin, W.B. 2009. Peranan Laboratorium Fisika di Perguruan Tinggi dalam
Proses Standarisasi pengukuran Besaran Massa, Panjang dan Waktu di Masyarakat.Litbang.
Pophom, J.W dan Eva, L. B. 2001.Teknik Mengajar Secara Sistematis. Penerjemah T. Amirul Hadi. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, N.E. 2009. Peranan Praktikum yang Sesuai dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi dan Aplikasinya di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi.FMIPA Unimed.
Riduan, 2010.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N.; Dirdjosoemarto, S.; Yudianto, S. A.; Achmad, Y.; Subekti, R.; Rochintaniawati, D. & Nurjhani, M. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.
Sapriati, A. 2006. Pengembangan Instrumen Penilaian Fotosintesis. Jurnal Pendidikan. 7(1): 1-10.
Singarimbun, M dan Efendi, S. 1989. Metode Penelitian survei. Jakarta: LP3ES. Sobiroh, A. 2006.Pemanfaatan Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjar Negara Semester 1 Tahun 2004/2005.Skripsi. Semarang: FMIPA Unes.
Sudirman.2008. Potret Laboratorium Biologi SMA di Wilayah Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat.Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan. 1(3): 89-98.
Sudjana, N. 2009.Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
(22)
Susilo, H. 2000. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutaya, I. 2008. Profil manajemen Laboratorium dalam Menunjang Proses pembelajaran Kimia.(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51081110112 3.pdf) diakses tanggal 25 Oktober 2015.
Suwarto.2011. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Praktikum IPA Sekolah Menengah Atas. Temanggung: Cipta Karya.
Widodo, A. & Ramdhaningsih, V. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologi dengan Menggunakan Video. Metalogika.9(2), 146- 158.
Wirjosoemarto, K.; Adisendjaja, Y. H.; Supriatno, B. & Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.
Yuliati, 2010.Tahap Pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium dan Keselamatan Kerja.Yogyakarta : UNY.
(1)
68
3. Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Dairi masih tergolong tidak baik (25%) dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang dibutuhkan selama semester gasal jumlahnya masih belum mencukupi untuk menampung siswa untuk satu kali pratikum bahkan ada juga alat dan bahan yang tidak dimiliki sekolah tersebut sama sekali. Dalam proses pembelajaran Biologi, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan.
4. Berdasarkan hasil analisis data mengenai persipan dan pelaksanaan praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Dairi termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase sebesar 52% yang terdiri dari pengelompokkan siswa 56%, peran guru 70%, penuntun praktikum 40%, dan permasalahan praktikum 41%. 5. Berdasarkan hasil analisis data mengenai laporan dan evaluasi praktikum
Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Dairi termasuk dalam kategori tidak baik sebesar 33% terdiri dari tes/ujian yang tidak baik (29%), sedangkan unutuk laporan praktikum (39%), dan hasil diskusi laporan praktikum (33%) yang juga masih menunjukkan kategori tidak baik.
(2)
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan gambaran dan masukkan kepada pendidik atau guru bahwa pengelolaan pratikum Biologi belum berjalan secara maksimal masih banyak terdapat permasalaha.Penerapan metode pratikum dalam pembelajaran Biologi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan metode pratikum di SMA Negeri se kabupaten Dairi pada umumnya belum berlangsung sesuai dengan yang diharapkan baik kuantitas maupun kualitasnya.Hal tersebut dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana laboratorium, kurangnya alokasi waktu serta kurangnya kreatifitas dan kemampuan guru dalam mengelola laboratorium dan kegiatan pratikum. Diketahui bahwa bila siswa sering melakukan pratikum di sekolah maka akan memberikan dampak yang positif terhadap siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman baru dalam proses melakukan kegiatan pratikum Biologi. Sehingga siswa langsung mengenal pelajaran atau materi yang diberikan guru.
Maka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penerapan metode pratikum dalam pembelajaran Biologi diperlukan guru Biologi SMA dengan kompetensi menguasai keterampilan proses IPA dan penglolaan laboratorium serta memiliki kemauan dan motivasi kuat untuk menerapkan pratikum dalam pembelajaran Biologi dan juga memiliki kreativitas untuk mencari alternatif lain apabila alat dan bahan tidak tersedia di laboratorium sehingga pratikum masih dapat berjalan.
(3)
70
5.3 Saran
1. Mengingat rendahnya daya dukung fasilitas peralatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Dairi dalam upaya peningkatan kualitas pratikum Biologi di harapkan kepada pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pengadaan fasilitas laboratorium (alat dan bahan pratikum) secara bertahap dan terprogram.
2. Kepada kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Dairi Agar dapat menyusun struktur organisasi pengelolaan laboratorium sehingga fasilitas laboratorium yang telah ada dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan pemanfaatannya sedangkan perlatan yang belum dimiliki dan sangat dibutuhkan segera dapat diajukan ke pihak pemerintahan untuk dapat dilengkapi.
3. Untuk meningkatkan frekuensi pelaksanaan pratikum perlu adanya pengkajian lanjut untuk pembinaan terhadap tiap personil yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium Biologi (Kepala Sekolah, guru Biologi dan laboran )
4. Perlunya pembenahan dalam pelaksanaan pratikum Biologi sehingga setiap pratikum yang dilaksanakan benar-benar bermanfaat bagi siswa dalam menunjang pemahamannya terhadap materi pelajaran.
5. Perlu adanya pembinaan lebih lanjut dari pihak Dinas Pendidikan terhadap gur-guru Biologi untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dalam upaya
(4)
71
DARTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. 2008.Kegiaan Praktikum dalam Pendidikan Sains. Bandung: Bio-UPI.
Anonim a. 2002.Pengelolaan Laboratorium Sains.Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Anonim b. 2006.Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Jakarata: Depdiknas.
Anonim c. 2007. Peraturan Mendiknas RI, Nomor 24, Tahun 2007, Tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Pendidikan Umum.
Arikunto, S. 2006(a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Cahyono. 2007. Tinjauan Pelaksanaan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi di SMAN se kota Padang.
http://www.scribd.com/doc/590356226/12/tinjauan-pelaksanaan-laboratorium-dalam-pembelajaran-biologi. Diakses tanggal 16 Januari 2016. Daddy.2008. Penerapan Metode Praktikum dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Siswa dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP.Artikel.http://www.pascaldady512.wordpress.com/penerapan-metode-praktikum.Diakses 15 Oktober 2015.
Emha, M.S. 2002. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung: Remaja Rosakarya.
Emosda. 2008. Konsepsi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jurnal Tabularasa PPs Unimed. 5(2): 230-239.
Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: McMillan Publishing Company.
Hamalik, O. 1994.Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Indriwati, E. 1996.Pengajaran Praktikum dengan Diskusi pada Bidang Studi Biologi.Chimera, Th. 1 no.2.
(5)
72
Jahro, dan Susilawati.2008.Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan 20-26.
Kadarohman, Asep. 2007. Manajemen Laboratorium IPA. Program STEP-2.Departemen Agama Republik Indonesia.
Lubis, M. 1993. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Muhammad, Hamid. 2003. Ilmu Pengetahuan alam. Materi Pelatihan Terintegrasi. Depdiknas Dirjen DikNasMen.
Nasution, S. 2008.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdin, W.B. 2009. Peranan Laboratorium Fisika di Perguruan Tinggi dalam
Proses Standarisasi pengukuran Besaran Massa, Panjang dan Waktu di Masyarakat.Litbang.
Pophom, J.W dan Eva, L. B. 2001.Teknik Mengajar Secara Sistematis. Penerjemah T. Amirul Hadi. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, N.E. 2009. Peranan Praktikum yang Sesuai dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi dan Aplikasinya di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi.FMIPA Unimed.
Riduan, 2010.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N.; Dirdjosoemarto, S.; Yudianto, S. A.; Achmad, Y.; Subekti, R.; Rochintaniawati, D. & Nurjhani, M. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.
Sapriati, A. 2006. Pengembangan Instrumen Penilaian Fotosintesis. Jurnal Pendidikan. 7(1): 1-10.
Singarimbun, M dan Efendi, S. 1989. Metode Penelitian survei. Jakarta: LP3ES. Sobiroh, A. 2006.Pemanfaatan Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjar Negara Semester 1 Tahun 2004/2005.Skripsi. Semarang: FMIPA Unes.
Sudirman.2008. Potret Laboratorium Biologi SMA di Wilayah Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat.Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan. 1(3): 89-98.
Sudjana, N. 2009.Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
(6)
Susilo, H. 2000. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutaya, I. 2008. Profil manajemen Laboratorium dalam Menunjang Proses pembelajaran Kimia.(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51081110112 3.pdf) diakses tanggal 25 Oktober 2015.
Suwarto.2011. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Praktikum IPA Sekolah Menengah Atas. Temanggung: Cipta Karya.
Widodo, A. & Ramdhaningsih, V. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologi dengan Menggunakan Video. Metalogika.9(2), 146- 158.
Wirjosoemarto, K.; Adisendjaja, Y. H.; Supriatno, B. & Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.
Yuliati, 2010.Tahap Pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium dan Keselamatan Kerja.Yogyakarta : UNY.