40
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan mixed method research metode penelitian campuran dimana peneliti mengkombinasikan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif dalam satu penelitian Christensen, 2004. Penggunaan mixed method research dapat membantu untuk meningkatkan kualitas penelitian secara
menyeluruh. Keuntungan lainnya antara lain: penggunaan penelitian kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama dapat menghasilkan pengetahuan yang lebih
lengkap; dapat menjawab pertanyaan penelitian yang lebih luas dan lebih lengkap karena peneliti tidak terbatas pada satu metode atau pendekatan; dapat
memberikan bukti yang kuat bagi kesimpulan serta dapat menambah wawasan dan pemahaman yang mungkin terlewatkan jika hanya menggunakan satu metode
penelitian Christensen, 2004. Rancangan penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
Figur 1. Rancangan Penelitian
Pre-test Post-test
measure Treatment measure Follow-up Kelompok eksperimen
O
1
X O
2
O
3
Keterangan figur 1: O
1
: kategori level smoking self efficacy sebelum diberikan treatment X
: treatment berupa FGD O
2
: kategori level smoking self efficacy setelah diberikan treatment O
3
: kategori level smoking self efficacy setelah sebulan treatment berakhir
Universitas Sumatera Utara
41
3.1 Definisi Operasional
Solso Maclin 2002 menyatakan bahwa sebelum proses penelitian dilakukan, seorang peneliti harus mendefinisikan secara operasional konsep yang
akan digunakan dengan cara melakukan spesifikasi bagaimana konsep itu diukur atau dimanipulasi.
a. Focus Group Discussion FGD
FGD adalah metode atau tehnik yang dapat digunakan untuk mengubah persepsi dan menstimulasi munculnya ide-ide baru atau insight karena adanya
interaksi atau dinamika pada sekelompok kecil individu yang memiliki karakteristik tertentu berkaitan dengan topik pembicaraan. FGD dipandu oleh
seorang moderator yang bertugas mendorong peserta untuk terbuka mengemukakan pendapatnya selama proses diskusi berlangsung. Intervensi secara
berkelompok memberikan manfaat positif, antara lain: memfasilitasi pembentukan harapan agar responden tetap terlibat dalam kelompok, responden merasa tidak
sendirian dengan permasalahannya, adanya pembelajaran berbagi informasi, responden merasa berperan saat memberikan masukan kepada kelompok, belajar
sosialisasi, terjadi peniruan tingkah laku modeling dan terbentuknya kesadaran diri atas feedback yang diberikan oleh anggota kelompok.
b. Smoking Self Efficacy
Smoking self efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengontrol keinginan merokok atau tidak merokok dalam situasi
pemicu keinginan merokok. Smoking self efficacy diukur menggunakan smoking self efficacy questionnaire SSEQ yang terdiri dari 17 aitem yang
Universitas Sumatera Utara
42 berkaitan dengan high risk situation sebagai pemicu merokok. High risk
situation tersebut antara lain: saat merasa kecewa; mengalami kegagalan; perselisihan dengan orang-orang terdekat; saat sedang santai; selesai makan;
melihat teman-teman sedang merokok; sedang bersama teman yang merupakan perokok berat; tiba di rumah setelah seharian mengalami hal yang
tidak menyenangkan; duduk sendirian di rumah; menonton televisi; sedang belajar; membaca novel atau majalah; menonton secara langsung kegiatan
olah raga hiburan; sedang minum kopi atau menikmati minuman non-alkohol lainnya; ngobrol dengan teman-teman; dan saat sedang bermain kartu. Cara
pengisian kuisioner smoking self efficacy dilakukan dengan memberikan skor untuk setiap aitem yang bergerak kontinum dari angka 10 hingga 100,
sehingga skor minimal adalah 10 x 17 aitem = 170 dan skor maksimal adalah 100 x 17 aitem = 1.700 untuk masing-masing responden. Perubahan skor
menunjukkan adanya perubahan smoking self efficacy. Perubahan yang positif menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan yaitu focus group discussion
efektif meningkatkan smoking self efficacy. Perubahan positif diperoleh jika ada peningkatan level kategori smoking self efficacy dan sebaliknya perubahan
negatif diperoleh jika ada penurunan level kategori smoking self efficacy.
3.2 Responden Penelitian
a.
Karakteristik Populasi Penelitian
Peneliti berusaha meminimalisir perbedaan responden untuk menjaga homogenitas dan validitas internal penelitian dengan menetapkan karakteristik
responden sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
43 1.
Berusia dewasa awal. Masa dewasa awal dimulai sekitar usia 18 - 22 tahun dan berakhir pada
usia 35 - 40 tahun Papalia, Old Feldman, 2005. Penetapan usia dewasa awal karena pertimbangan bahwa pada usia dewasa awal sudah
mulai terbentuk pola merokok yang konsisten serta lebih mudah membentuk keyakinan terhadap kesehatannya Feist Brannon,
2007. Selain itu, tahap kognitif dewasa awal berada pada fase operasional formal Santrock, 2002 sehingga memudahkan mereka
untuk mengenali high risk situation yang merupakan situasi pemicu keinginan merokok dan mampu berpartisipasi aktif selama proses
FGD. 2.
Berjenis kelamin pria Jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
merokok pada masa dewasa awal karena pria memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mencoba merokok atau menjadi perokok tetap
dibandingkan wanita Devi, 2008. Meskipun demikian, pria memiliki kesulitan yang lebih sedikit untuk berhenti merokok dibanding wanita
karena pria tidak mempertimbangkan peningkatan berat badan sebagai salah satu dampak pengurangan atau berhenti merokok Feist
Brannon, 2007. 3.
Perokok kategori sedang Perokok kategori sedang adalah perokok yang mengkonsumsi rokok
sebanyak 11 - 20 batang hari. Perokok yang mengkonsumsi rokok
Universitas Sumatera Utara
44 dalam jumlah kecil memiliki kecenderungan lebih besar untuk berhenti
merokok Kwon Myung Gwan Seo, 2011. b.
Teknik Pengumpulan Sampel Penelitian
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah convenience sampling karena sampel diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan
untuk mendapatkannya. Dengan kata lain, sampel diambil atau terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat serta memiliki karakteristik
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kelebihan convenience sampling adalah sampel dapat diakses, mudah diukur dan biasanya sangat membantu serta mau
bekerjasama Sugiarto dan Oetomo, 2003. c.
Jumlah Responden Penelitian
Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 5 orang.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di ruang kuliah Magister Profesi Psikologi Universitas Sumatera Utara dan di beberapa tempat di sekitar lokasi USU.
Pemilihan lokasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut: tersedianya fasiltas untuk pelaksanaan FGD, lokasi bersifat netral dan kondusif sehingga
proses pelaksanaan FGD dapat dikontrol dengan baik.
3.4 Instrumen Penelitian
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik baseline, identification, treatment, evaluation, termination dan follow-up.
Universitas Sumatera Utara
45 a.
Baseline Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahapan baseline,
antara lain: 1.
Mengukur smoking self efficacy menggunakan smoking self efficacy questionnaire SSEQ untuk mengetahui kategori keyakinanan responden
terhadap kemampuannya dalam mengontrol keinginan merokok. 2.
Mengukur rentang waktu maksimal tidak merokok menggunakan laporan jadwal merokok yang akan diisi selama sehari oleh responden setiap kali ia
merokok. b.
Identification Peneliti melakukan identification menggunakan wawancara dengan
pertanyaan terbuka dan tertutup sehingga diperoleh gambaran mendalam mengenai perilaku merokok. Panduan wawancara yang digunakan adalah sebagai
berikut: 1.
Riwayat merokok, antara lain: pertama kali merokok, faktor yang mempengaruhi keinginan awal merokok dan pengalaman pertama kali
merokok. 2.
Intensitas frekuensi merokok. 3.
Dampak positif merokok dan tidak merokok. 4.
High risk situation sebagai pemicu merokok, yaitu situasi kondisi yang meningkatkan keinginan merokok paling sulit untuk mengontrol
keinginan merokok?.
Universitas Sumatera Utara
46 c.
Treatment Pada tahapan treatment, peneliti memberikan intervensi berupa penerapan
focus group discussion untuk melihat efektifitasnya terhadap peningkatan smoking self efficacy. Modul terlampir.
d. Evaluation
Pada tahapan ini, peneliti mengevaluasi perubahan-perubahan yang terjadi pada responden atau dengan kata lain mengevaluasi efektifitas focus group
discussion terhadap peningkatan smoking self efficacy. Evaluasi dilakukan secara objektif menggunakan alat ukur smoking self efficacy questionnaire maupun
secara subjektif observasi dan wawancara. Observasi yang dilakukan berkaitan dengan intonasi suara dan perilaku non-verbal dalam menceritakan perubahan-
perubahan yang dialaminya. Sedangkan wawancara yang dilakukan adalah mengenai: situasi pemicu merokok yang berhasil diatasi; tindakan yang sudah
diaplikasikan untuk mengontrol keinginan merokok; situasi tersulit untuk mengontrol keinginan merokok; kendala dalam mengontrol keinginan merokok;
perubahan perilaku merokok dibandingkan sebelum mendapatkan intervensi; dan dampak peningkatan kemampuan untuk mengontrol keinginan merokok.
e. Termination
Pada tahapan ini, peneliti menyampaikan kesimpulan hasil intervensi yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan kepada masing-masing responden
untuk menceritakan perubahan positif yang mereka alami setelah mendapatkan intervensi. Selain itu, peneliti juga menyampaikan jadwal pertemuan follow-up
serta memberikan kesempatan kepada responden untuk menghubungi peneliti jika
Universitas Sumatera Utara
47 suatu waktu membutuhkan bantuan peneliti berkaitan dengan intervensi yang
telah diberikan. f.
Follow-up Tahapan ini bertujuan untuk melihat konsistensi perubahan yang terjadi
pada responden setelah sebulan termination berakhir. Follow-up dilakukan dengan wawancara dan memberikan kuisioner berupa SSEQ. Panduan wawancara, antara
lain: 1 Perubahan berkaitan dengan kemampuan mengontrol perilaku merokok; 2 Dampaknya positif dan negatif terhadap perilaku merokok saat ini.
3.5 Jadwal Intervensi
Jadwal pelaksanaan intervensi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Intervensi Kelompok
Tahap Per-
temuan Tanggal
Waktu Lokasi
I. Pra- Intervensi
Rapport 1
2962013 17.00-18.00
Dr. Mansyur Pre-test
2 0572013
17.00-18.00 Fak. Psi USU Identifikasi
perilaku merokok 3
0872013 16.30-18.00
Fak. Psi USU II. Intervensi Psikoedukasi
4 1072013
16.00-18.30 Fak. Psi USU Analisa Kasus
5 1172013
16.00-18.00 Fak. Psi USU Evaluasi tugas
rumah 6
1472013 16.30-18.00
Fak. Psi USU III. Post-
Intervensi Post-test
7 1572013
17.00-18.00 Fak. Psi USU Terminasi
8 1772013
16.30-18.00 Fak. Psi USU Follow-up
9 2082013
20.00-21.30 Fak. Psi USU
Universitas Sumatera Utara
48
3.6 Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahapan persiapan, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Beberapa hal yang dipersiapkan oleh peneliti pada
tahap ini adalah: 1.
Mengumpulkan materi sumber pustaka mengenai merokok dan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu self efficacy dari berbagai
sumber literatur. 2.
Melakukan observasi dan wawancara terhadap beberapa mahasiswa yang merupakan perokok aktif untuk mengetahui kesulitan dalam mengontrol
keinginan merokok. 3.
Mempelajari berbagai literatur mengenai self efficacy khususnya yang berkaitan dengan smoking self efficacy dan literatur mengenai focus group
discussion yang dimanfaatkan sebagai intervensi dalam penelitian ini. 4.
Menentukan responden penelitian. 5.
Sebelum memberikan perlakuan, ada beberapa hal yang terlebih dahulu dilakukan peneliti, yaitu: a melakukan rapport; b melakukan pre-test;
dan c melakukan identifikasi perilaku merokok. 6.
Peneliti mempersiapkan modul FGD serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan
selama perlaksanaan
intervensi untuk
memfasilitasi peningkatan smoking self efficacy.
b. Tahap Pelaksanaan Intervensi
Tahap pelaksanaan intervensi dapat dilanjutkan apabila peneliti telah mempersiapkan dan melaksanakan seluruh tahap persiapan penelitian dengan
Universitas Sumatera Utara
49 baik. Pada tahap ini peneliti menerapkan focus group discussion untuk
memfasilitasi peningkatan smoking self efficacy sebagai mediator berhenti merokok. Sejalan dengan penerapan intervensi, peneliti juga melakukan
pengukuran setelah diberikannya perlakuan post-test serta melakukan follow-up untuk melihat apakah efek perlakuan tetap bertahan, menurun atau semakin
meningkat dibandingkan dengan kondisi sebelum intervensi. Selain itu, peneliti juga memberikan reinforcement dan reward agar responden termotivasi mencapai
tujuan intervensi. Ketetapan pemberian reinforcement dan reward adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Ketetapan Pemberian Reinforcement dan Reward
Reinforcement Total Poin
Reward Skor Kepuasan
Poin
40 Binder + Buku Catatan 2
80 - 100 2 poin
30 - 39 Binder + Buku Catatan
40 - 70 1 poin
20 - 29 Buku Catatan + Pulpen 2
10 - 30 -
1 - 26 Buku Catatan
c. Tahap Evaluasi Penelitian
Pada tahap evaluasi, peneliti sudah dapat membuat secara ringkas dan rinci mengenai hasil intervensi. Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
1. Mengumpulkan hasil baseline yaitu pengukuran terhadap smoking self
efficacy. 2.
Menginterpretasi hasil yang diperoleh dari pelaksanaan intervensi. 3.
Mengevaluasi laporan tugas rumah. 4.
Membandingkan hasil pengukuran antara pre-test dan post-test untuk melihat efektifitas focus group discussion terhadap peningkatan smoking self efficacy.
Universitas Sumatera Utara
50 5.
Menguraikan saran dan diskusi agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan terhadap topik
yang sama dalam penelitian ini.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik non parametric karena jumlah responden yang kecil kelompok terdiri dari 5
responden. Analisis statistik non parametric yang digunakan adalah Wilcoxon. Wilcoxon digunakan sebagai analisis data dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk menguji 2 skor dari sampel yang berpasangan related sample yaitu untuk melihat efektifitas focus group discussion terhadap peningkatan smoking self
efficacy dan untuk melihat konsistensi perubahan setelah intervensi berakhir. Cara melihat efektitifas intervensi adalah membandingkan skor pre-test dengan skor
post-test sedangkan untuk melihat konsistensi perubahan adalah membandingkan skor post-test dengan skor follow-up.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN