Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Kawasan S1 (Sesuai) di Teluk Gerupuk, NTB Berdasarkan Penginderaan Jauh dan SIG

BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii PADA KAWASAN S1
(SESUAI) DI TELUK GERUPUK, NTB BERDASARKAN
PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

SHARAH GITA KALILA LUBIS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Budidaya Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii pada Kawasan S1 (Sesuai) di Teluk Gerupuk, NTB
Berdasarkan Penginderaan Jauh dan SIG adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Sharah Gita Kalila Lubis
NIM C14090012

ABSTRAK
SHARAH GITA KALILA LUBIS. Budidaya Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii pada Kawasan S1 (Sesuai) di Teluk Gerupuk, NTB Berdasarkan
Penginderaan Jauh dan SIG. Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA dan SYARIF
BUDHIMAN.
Salah satu cara menentukan kawasan yang sesuai untuk kegiatan budidaya
rumput laut secara efisien dalam hal biaya, waktu maupun tenaga adalah
menggunakan penginderaan jauh, namun perlu dilakukan uji budidaya lebih lanjut.
Penelitian ini bertujuan membuktikan dapat atau tidaknya dilakukan penanaman
rumput laut Kappaphycus alvarezii pada kawasan S1 (sesuai) di perairan Teluk
Gerupuk, NTB berdasarkan penginderaan jauh dan SIG. Penanaman rumput laut
sebanyak 3 titik (A, B dan C) dengan tiga kali pengulangan. Hasil yang diperoleh
pada pengukuran bobot basah panen yaitu di titik A sebesar 556,67 gr; titik B
383,33 gr dan titik C 360 gr. Perhitungan SGR di titik A 3,89 %; titik B 3,00 %

dan titik C 2,86 %. Hasil pengukuran kadar karbohidrat di titik A 58,07 %; titik B
59,49 % dan titik C 64,44 %. Kadar protein di titik A 5,68 %; titik B 7,23 % dan
titik C 7,55%. Kadar lemak di titik A 0,02 %; titik B 0,08 % dan titik C 0,03 %.
Pengukuran kadar air setelah dilakukan penjemuran di titik A 27,34 %; titik B
26,27 % dan titik C 26,15 %. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan,
secara keseluruhan nilai parameter masih dalam kisaran layak untuk kegiatan
budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii.
Kata kunci: Kappaphycus alvarezii, pertumbuhan, proksimat

ABSTRACT
SHARAH GITA KALILA LUBIS. Seaweed Cultivation Kappaphycus alvarezii
in S1 (Suitable) Area at the Bay Gerupuk, West Nusa Tenggara Based on Remote
Sensing and GIS. Supervised by KUKUH NIRMALA and SYARIF
BUDHIMAN.
One way to determine suitable areas for seaweed cultivation efficiently in
terms of cost, time and energy is using remote sensing, however needs to be tested
further cultivation. This research aimed to prove the production of seaweed
Kappaphycus alvarezii cultivation process, in the suitable areas based on remote
sensing at the Bay Gerupuk, West Nusa Tenggara. Seaweed cultivation was done
at 3 points (A, B and C) with three repetitions. The results obtained on wet weight

measurements of harvest were at point A 556,67 grams, point B 383,33 grams,
point C 360 grams. SGR calculation at point A, B and C were 3,89 % ; 3,00 %
and 2,86 %. Measurements result of carbohydrate content were at point A 58,07
%; point B 59,49 % and point C 64,44 %. Protein content were at point A 5,68 %;
point B 7,23 % and point C 7,55%. Fat content were at point A 0,02 %; point B
0,08 % and point C 0,03 %. Measurements of water content after dried were at
point A 27,34 %, point B 26,27 % and point C 26,15 %. Measurement result of a
physical-chemical water parameters, overall value of each parameter was still in
the proper range for the cultivation activities of seaweed Kappaphycus alvarezii.
Keywords: Kappaphycus alvarezii, growth, proximate

BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii PADA KAWASAN S1
(SESUAI) DI TELUK GERUPUK, NTB BERDASARKAN
PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

SHARAH GITA KALILA LUBIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan

pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Kawasan S1
(Sesuai) di Teluk Gerupuk, NTB Berdasarkan Penginderaan Jauh
dan SIG
Nama
: Sharah Gita Kalila Lubis
NIM
: C14090012

Disetujui oleh

Dr Kukuh Nirmala, MSc


Syarif Budhiman, SPi, MSc

Pembimbing I

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Kawasan S1 (Sesuai) di Teluk Gerupuk,
NTB Berdasarkan Penginderaan Jauh dan SIG”. Skripsi ini disusun sebagai tugas
akhir untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini diselesaikan dengan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada
1. Bapak Dr Kukuh Nirmala, MSc dan Bapak Syarif Budhiman, SPi, MSc
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingannya selama
ini serta Koordinator Bidang Rumput Laut BBL Lombok Bapak Rusman
H, SPi, MSi selaku pembimbing lapangan yang sangat membantu dalam
proses pengambilan data.
2. Bapak Ir Dadang Shafruddin, MS selaku dosen penguji dan Ibu Yuni
Puji Hastuti, SPi, MSi selaku komisi pendidikan S1 departemen
Budidaya Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saranya.
3. Bapak Dr Ir Sukenda, MSc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan
4. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak H. Ashari Lubis dan Ibu Hj.
Syafarida yang telah memberikan semangat, nasihat dan doa-doanya.
5. Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Bapak Ir Dedy Irawadi
serta Kepala Bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut Ibu Dra
Maryani Hartuti, MSc yang telah memberikan izin untuk bergabung
dengan tim LAPAN, para peneliti Bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir
dan Laut Bapak Dr Bidawi Hasyim, MSi; Ibu Emiyati, SSi, MSi; Bapak
Dr Ir Dony Kushardono, MEng; Ibu Anneke K. S. Manoppo, SPi serta

peneliti, staf dan pegawai lainnya atas segala kebaikannya selama ini.
6. Ir Ujang Komarudin Asdani K, MSc selaku kepala BBL Lombok, para
pegawai BBL Lombok Pak ahmad; Mba Ekky; Amak War dan pegawai
BBL Lombok lainnya terima kasih atas segala bantuannya.
7. Keluarga Bapak Suherman atas segala kebaikan selama ini; Muhammad
Masyarul Rusdani, SPi, MSi atas segala bantuannya; teman sepenelitian
Arlina Ratnasari; M. Dimas FK; semua teman-teman BDP46: Nunung,
Fahrul, Peni, Devi, Wiwik, Orin, Soya, Aya dan Yeyen; Defri Herianka
serta semua pihak lainnya yang telah membantu dan memberikan
dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam skripsi
ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan para pembaca.
Bogor, November 2013

Sharah Gita Kalila Lubis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL....................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vii
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan................................................................................................................... 2
METODE................................................................................................................. 2
Waktu dan Tempat............................................................................................... 3
Metode Penelitian................................................................................................. 4
Budidaya Kappaphycus alvarezii................................................................... 5
Persiapan penanaman................................................................................5
Penanaman bibit........................................................................................ 6
Pemanenan................................................................................................ 7
Metode Pengambilan Sampel............................................................................... 7
Sampling......................................................................................................... 7
Pengukuran kualitas air................................................................................... 8
Perhitungan dan Prosedur Analisis Data.............................................................. 8
Rumus perhitungan......................................................................................... 8
Analisa data.....................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 10
Hasil....................................................................................................................10

Pembahasan........................................................................................................ 14
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................. 18
Kesimpulan......................................................................................................... 18
Saran................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18
LAMPIRAN........................................................................................................... 21
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ 23

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Kriteria kesesuaian budidaya rumput laut
Parameter utama yang diamati......................................................................
Parameter kualitas air yang diamati..............................................................
Kadar air rumput laut.....................................................................................

3

7
8
12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Diagram alir penentuan lokasi budidaya rumput laut...................................
Lokasi penanaman rumput laut.....................................................................
Long-line.......................................................................................................
Posisi penanaman titik rumput laut..............................................................
Skema prosedur penelitian............................................................................

Pertumbuhan rumput laut.............................................................................
Hasil proksimat rumput laut.........................................................................
Grafik parameter fisika perairan...................................................................
Grafik parameter kimia perairan...................................................................

3
4
5
6
9
10
11
12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Grafik pertumbuhan rumput laut di daerah Maluku, Bali dan Pulau Pari....
Kondisi klimatologi perairan Teluk Gerupuk tahun 2012............................
Kandungan klorofil dan abu rumput laut Kappaphycus alvarezii................
Dokumentasi.................................................................................................

21
21
22
22

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan penting yang
diperjual belikan secara masal. Jika ditinjau dari segi ekonomi, rumput laut
merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan nilai gizi
yang dikandungnya rumput laut dapat dijadikan bahan makanan seperti agar-agar,
algin dan karagenan yang dapat digunakan dalam industri farmasi, kosmetik dan
lainnya (Farid 2008). Sebagai salah satu komoditas unggulan, Kementrian
Kelautan dan Perikanan (KKP) mentargetkan peningkatan produksi rumput laut
mencapai 10.000.000 ton pada tahun 2014 dengan kenaikan dari tahun 2009
hingga tahun 2014 sebesar 389 % (KKPa 2011). Secara geografis, Propinsi Nusa
Tenggara Barat memiliki luas wilayah lautan yang lebih besar dari luas wilayah
daratan, yakni 29.159 km2 atau ekuivalen dengan 59,13% dari total wilayah Nusa
Tenggara Barat. Potensi produksi dari area budidaya laut yang ada cukup besar
mencapai 185.518 ton. Namun demikian, dari besarnya potensi tersebut,
pemanfaatan area masih belum optimal yakni 73,26% atau ekuivalen dengan
produksi 95.148 ton. Potensi rumput laut, terutama untuk jenis Kappaphycus
alvarezii dan Gracillaria sp., mencapai 22,8 ribu hektar dengan potensi produksi
tiap tahunnya ditaksir bisa mencapai kurang lebih 765 ton kering. Sementara
hingga 2011 tingkat pemanfaatan areal masih di bawah 10 ribu hektar (BI 2011).
Jumlah produksi rumput laut di Nusa Tenggara Barat mengalami
peningkatan mulai tahun 2009 memproduksi 147.251 ton, tahun 2010
memproduksi 162.411 ton dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang
cukup besar dimana memproduksi sebanyak 277.700 ton (KKPb 2011). Jenis
Kappaphycus alvarezii menjadi komoditas ekspor karena permintaan pasar sekitar
8 kali lebih banyak dari jenis lainnya (Sulistijo 2002). Sebagian besar rumput laut
Indonesia masih diekspor sebagai bahan baku kering atau baru sebagian kecil
diolah dalam bentuk bahan setengah jadi dan bahan jadi (Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya 2005). Penentuan kawasan budidaya rumput laut secara tepat
merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha budidaya. Salah satu cara untuk
menentukan lokasi yang baik untuk kegiatan budidaya rumput laut adalah
menggunakan Penginderaan Jauh.
Penginderaan jauh adalah salah satu cara untuk menentukan lokasi yang
baik untuk kegiatan budidaya rumput laut. Penginderaan jauh memungkinkan
untuk mengamati dan memberikan informasi mengenai berbagai objek, daerah
atau berbagai hal yang ada di permukaan bumi. Namun banyak faktor berupa
gangguan di alam yang mempengaruhi validitas dan keabsahan data penginderaan
jauh yang digunakan. Beberapa gangguan tersebut adalah fluktuasi dari sinar
matahari, topografi atau bentuk penampakan permukaan bumi, lapisan atmosfer,
awan, dll. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sarana dalam
mengumpulkan, menggabungkan, dan mengolah data dari setiap parameter yang
diperlukan. Keberadaan Sistem Informasi Geografi dapat mempermudah
pengolahan data dengan struktur yang kompleks dengan jumlah yang besar secara
efisien dan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat
(Belmondo 2007). Pemanfaatan SIG dalam bidang sumber daya wilayah pesisir

2
laut juga dapat digunakan untuk analisis daerah penangkapan ikan, kesesuaian
pemilihan lahan untuk manajemen wilayah pantai dll.
Penentuan kawasan untuk dijadikan lokasi budidaya berdasarkan
penelitian Ratnasari (2013) terbagi menjadi 3 kelas, yaitu S1 (sesuai), S2 (cukup
sesuai) dan S3 (tidak sesuai). Kawasan S1 (sesuai) merupakan kelas pada lahan
yang tidak memiliki faktor pembatas yang berarti untuk suatu keuntungan secara
lestari. Hambatan tidak mengurangi produktivitas atau keuntungan yang diperoleh
dan tidak akan meningkatkan masukan yang diperlukan sehingga melampaui
batas-batas yang masih dapat diterima (Suwargana et al. 2006). Sehingga faktorfaktor lingkungan di kawasan tersebut harus berada dalam kisaran kriteria sesuai
dari organisme yang akan dibudidayakan misalnya nilai arus, pH, suhu, salinitas,
DO, keterlindungan dll. Hasil dari data penginderaan perlu dilakukan uji budidaya
lebih lanjut. Oleh karena itu, akan dilakukan penanaman rumput laut
Kappaphycus alvarezii pada kawasan yang sesuai berdasarkan penginderaan jauh
dan SIG di perairan Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat agar dapat diketahui
hasil dari proses budidaya rumput laut tersebut.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan membuktikan kelayakan penanaman rumput laut
Kappaphycus alvarezii pada kawasan S1 (sesuai) di perairan Teluk Gerupuk, NTB
berdasarkan penginderaan jauh dan SIG.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Ratnasari
(2013) yang berjudul “Penentuan Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut di
Perairan Teluk gerupuk, NTB Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG”. Semua
metode hasil dan pembahasan lebih lengkap mengenai penginderaan jauh dan SIG
dapat dilihat pada hasil penelitian Ratnasari (2013), sedangkan pada penelitian ini
hanya dilakukan uji coba budidaya rumput laut pada kawasan S1 (sesuai) melalui
kajian pertumbuhan dan nilai gizinya. Berdasarkan hasil penelitian Ratnasari
(2013) tersebut kawasan diklasifikasi menjadi 3 kelas, yaitu S1 (sesuai), S2
(cukup sesuai) dan S3 (tidak sesuai). Luas kawasan S1 (sesuai) adalah 342,44 ha
(25,22 %), kawasan S2 (cukup sesuai) adalah 190,78 ha (14,05 %), dan kawasan
S3 (tidak sesuai) adalah 669,32 ha (49,3 %). Metode yang dilakukan dalam
penentuan lokasi budidaya rumput laut pada penelitian Ratnasari (2013) mengacu
pada metode Samad (2011) berdasarkan data satelit penginderaan jauh sebagai
berikut:

3

Studi pustaka

Konsultasi

Survei
Lapang

Citra satelit

Koreksi geometrik
Koreksi radiometrik

Kriteria kesesuaian

1. Arus
(m/detik)
2. Suhu (oC)
3. Salinitas
(ppt)
4. DO
5. pH

1. Suhu permukaan
laut
2. Muatan padatan
tersuspensi
3. Keterlindungan
lokasi

Peta tematik
Tumpang susun (overlay)
Analisis SIG
Lokasi kesesuaian budidaya
rumput laut

Gambar 1 Diagram alir penentuan lokasi budidaya rumput laut (Ratnasari 2013)
Klasifikasi berdasarkan SNI (2010) dan Sulma et al. (2005) untuk masingmasing parameter kelas tersebut adalah sbb:
Tabel 1 Kriteria kesesuaian budidaya rumput laut
No

Parameter

1
2
3
4

Keterlindungan
Arus (m/s)
Suhu (oC)
Salinitas (ppt)
Oksigen Terlarut
(mg/l)
Muatan Padatan
Tersuspensi (mg/l)

5
6

Sesuai
(S1)
Terlindung
0,2-0,4
26-32
32-35

Cukup Sesuai
(S2)
Cukup terlindung
0,1≤ x