E-Democracy: Evaluasi pemanfaatan web oleh KPU pada pemilu 2014 dan pengembangan prototipe web KPU

E-DEMOCRACY: EVALUASI PEMANFAATAN WEB OLEH
KPU PADA PEMILU 2014 DAN PENGEMBANGAN
PROTOTIPE WEB KPU

KRISTIAN AKOSWAMIN BATLAYERI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul E-Democracy: Evaluasi
Pemanfaatan Web oleh KPU pada Pemilu 2014 dan Pengembangan Prototipe
Web KPU adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015
Kristian Akoswamin Batlayeri
NIM G64100086

ABSTRAK
KRISTIAN AKOSWAMIN BATLAYERI. E-Democracy: Evaluasi Pemanfaatan
Web oleh KPU pada Pemilu 2014 dan Pengembangan Prototipe Web KPU.
Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.
Pengembangan e-government terutama web dapat meningkatkan pelayanan
publik suatu institusi pemerintahan. Namun dilihat berdasarkan beberapa
penelitian, pemanfaatan web di Indonesia masih belum memadai. Pemanfaatan egovernment pada proses pemilu merupakan basis dari pelaksanaan e-democracy.
E-democracy adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
merupakan instansi pemerintah yang bertugas untuk menyelenggarakan pemilu
dan melayani publik selama proses pemilu berlangsung. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan web oleh KPU pada pemilu 2014
dengan melakukan evaluasi terhadap variabel-variabel yang ada dalam web KPU.

Analisis dilakukan terhadap 264 web KPU dari 531 KPU yang terdiri dari KPU
Pusat, KPU Provinsi, KPU Kota dan KPU Kabupaten. Analisis ini memakai
variabel-variabel yang terbagi dalam kategori informasi, transaksi dan partisipasi
berdasarkan definisi e-democracy serta kemudahan penggunaannya. Hasil
penelitian menunjukkan web KPU masih dalam tahap menyediakan informasi
kepada masyarakat. Web KPU Pusat mendapatkan poin tertinggi yaitu 15 dari 24
variabel yang dianalisis. Prototipe web KPU dikembangkan sesuai dengan
variabel-variabel yang digunakan dalam tahap analisis. Rekomendasi yang
terdapat dalam prototipe web KPU yaitu adanya klasifikasi informasi berdasarkan
user, informasi mengenai partai dan kandidat pemilu, informasi hasil pemungutan
suara, adanya transaksi online serta adanya forum pemilu.
Kata kunci : e-democracy, e-government, pemilu, variabel, web

ABSTRACT
KRISTIAN AKOSWAMIN BATLAYERI. E-Democracy: An Evaluation of the
Web Utilization by Election Commission in the 2014 General Election and the
Development Prototype of KPU Website. Supervised by YANI
NURHADRYANI.
E-government development, especially webs can improve the public
services of a government institution. However, according to some studies, the use

of the web in Indonesia remains inadequate. Utilization of e-government in the
electoral process is the basic of the e-democracy implementation. E-democracy is
the utilization of information technology to improve the public participations in
democracy. Election Commisions (KPU) is a government institution that holds
elections and serves the public during the election process. The aim of this study
is to determine the utilization of the web by the KPU in the 2014 election process.
To this end, we evaluate the variables that exist in the KPU web in Indonesia.
The analysis was performed on 264 webs of the 531 KPUs that consist of Central

KPU, Provincies KPUs, Cities KPUs and Regencies KPUs . The analysis is based
on the following variables: 1) categories of information, 2) transactions , 3)
participation based on the definition of e-democracy and 4) ease of use. The
results show that the KPU web is still in the stage of providing information to the
public. The Central KPU web obtains the highest points of 15 out of 24 variables.
The prototype of KPU web is developed according to the result of the analysis
phase. The prototype of KPU web has some recomendations. These
recomendations are: 1) user-based information classification, 2) information about
parties and election candidates, 3) information about voting results, 4) online
transactions and 5) an election forum.
Keyword : e-democracy, e-government, election, variable, web


E-DEMOCRACY: EVALUASI PEMANFAATAN WEB OLEH
KPU PADA PEMILU 2014 DAN PENGEMBANGAN
PROTOTIPE WEB KPU

KRISTIAN AKOSWAMIN BATLAYERI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji :

1 Firman Ardiansyah, SKom MSi
2 Auzi Asfarian, SKom MKom

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Desember
2014 ini adalah pemanfaatan web Komisi Pemilihan Umum, dengan judul EDemocracy: Evaluasi Pemanfaatan Web oleh KPU pada Pemilu 2014 dan
Pengembangan Prototipe Web KPU.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi, MT
selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Agus Buono, Msi Mkom
selaku Ketua Departemen Ilmu Komputer IPB, seluruh dosen di lingkungan
Departemen Ilmu Komputer serta seluruh staff dan karyawan Departemen Ilmu
Komputer IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
keluarga serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

Kristian Akoswamin Batlayeri
NIM G64100086

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Variabel Evaluasi Web KPU
Komisi Pemilihan Umum dan Pemilu 2014
Definisi E-Democracy
METODE
Penetapan Web KPU yang akan Dievaluasi
Evaluasi Web KPU

Rekomendasi dan Pengembangan Prototipe Web KPU
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pencarian Alamat Web dan Penetapan Web KPU
Hasil Evaluasi Web KPU
A Hasil Evaluasi Penyediaan Informasi di Web KPU
B Hasil Evaluasi Fungsi Transaksi
C Hasil Evaluasi Fungsi untuk Berpartisipasi
D Hasil Evaluasi Kemudahan Penggunaan Web KPU
Rekomendasi dan Pengembangan Prototipe Web KPU
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii
1

1
3
3
3
3
3
3
4
4
5
5
5
6
7
7
8
9
11
11
12

13
19
19
19
20
22
52

DAFTAR TABEL
1 Jumlah web KPU yang dianalisis berdasarkan tingkatan daerah

7

DAFTAR GAMBAR
1 Jumlah web KPU yang dievaluasi berdasarkan ekstensi web
8
2 Rata-rata hasil evaluasi kategori penyediaan informasi, transaksi, partisipasi
dan kemudahan penggunaan web dari 264 web KPU yang dievaluasi
8
3 Hasil persentase variabel-variabel kategori penyediaan informasi berdasarkan

persen dari 264 web KPU yang dievaluasi
10
4 Hasil persentase variabel-variabel kategori transaksi berdasarkan persen dari
264 web KPU yang dievaluasi
11
5 Hasil persentase variabel kategori partisipasi berdasarkan persen dari 264 web
KPU yang dievaluasi
12
6 Hasil persentase variabel kategori kemudahan penggunaan berdasarkan
persen dari 264 web KPU yang dievaluasi
13
7 Context Diagram prototipe web KPU
14
8 Data Flow Diagram (DFD) level 1 prototipe web KPU
14
9 Entity Relationship Diagram (ERD) prototipe web KPU
15
10 Struktur program prototipe web KPU
16
11 Halaman rekomendasi R1: Klasifikasi informasi berdasarkan tiga kategori

user yaitu pemilih, kandidat pemilu, dan pemantau pemilu
16
12 Halaman rekomendasi R2: Daftar riwayat hidup kandidat pemilu
17
13 Halaman rekomendasi R3: Hasil pemilu yang disajikan dengan bantun grafik
batang
17
14 Halaman rekomendasi R4: Formulir online untuk mendaftar sebagai
pemantau pemilu
18
15 Halaman Halaman rekomendasi R5: Forum pemilu sebagai tempat untuk
membahas berbagai hal mengenai pemilu
18

DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskripsi variabel – variabel yang dipakai dalam evaluasi web KPU
22
2 Jumlah kursi calon anggota DPRD Provinsi pemilu legislatif 2014 daerah
Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua
24
3 Tampilan beberapa web KPU yang dievaluasi
28
4 Hasil evaluasi dari 264 web KPU yang dievaluasi
32
5 Jumlah likes dan talking about KPU Pusat dan KPU Provinsi yang memiliki
page facebook
41
6 Jumlah tweets dan followers KPU Pusat dan KPU Provinsi yang memiliki
twitter
42
7 Hasil pengujian black box prototipe web KPU
43
8 Hasil pengujian black box prototipe admin web KPU
48

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak tahun 2003, pemerintah menetapkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia nomor 3 tahun 2003 mengenai e-government yaitu penggunaan
teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan publik. Teknologi informasi
yang sekarang sedang berkembang adalah internet serta aplikasinya seperti web
dan media sosial. Media tersebut dapat meningkatkan efisiensi sumber daya,
mengurangi biaya komunikasi, mempercepat pencarian dokumen dan formulir
yang dibutuhkan serta mempercepat permintaan informasi sehingga pelayanan
publik semakin meningkat (NOIE 2003). Selain itu, e-government dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pemerintahan, memberikan jasa
pelayanan yang lebih baik, menyediakan akses informasi yang lebih luas kepada
publik, dan menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab
(accountable) serta transparan kepada masyarakat (Satriya 2006).
Akan tetapi, beberapa penelitian mengenai e-government di Indonesia
terutama pemanfaatan web oleh pemerintahan menunjukkan belum memadainya
hal tersebut. Misalnya Akbar dan Nurhadryani (2014) mengevaluasi pelayanan
elektronik penilangan kendaraan oleh kepolisian, hasilnya menunjukkan hanya
31.9% Kepolisian Resor (Polres) dan 12.4% Satuan Lalu Lintas (Satlantas) di
Indonesia yang memiliki web, namun hanya dua web Polres serta dua web
Satlantas yang digunakan untuk pelayanan polisi dalam menginformasikan data
tilang. Hal tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Barokah et al.
(2013). Barokah melakukan evaluasi pelayanan perizinan melalui web, hasilnya
menunjukkan bahwa hanya 26% dari 508 kabupaten/kota Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPPT) di Indonesia yang memiliki web dan dari 57% web
tersebut hanya digunakan untuk menyampaikan informasi tanpa adanya proses
transaksi seperti registrasi perizinan.
Pemanfaatan e-government dapat dilakukan dalam proses pemilihan umum
(pemilu). Pemilu merupakan kegiatan rutin dalam jangka waktu tertentu yang
dilakukan di negara-negara demokrasi untuk memilih pemimpin. Aktor penting
dalam pemilu adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), partai politik, dan pemilih.
KPU merupakan komisi yang dibentuk dan bersifat nasional, tetap, dan mandiri
untuk mengadakan pemilu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 22E.
Partai politik merupakan wadah aspirasi masyarakat yang dapat menjadi peserta
pemilu. Pemilih merupakan masyarakat yang memiliki hak dan memenuhi syarat
untuk menggunakan suaranya dalam pemilu, misalnya berada dalam usia pemilih
yaitu di atas 17 tahun dan berkewarganegaraan Indonesia.
Penggunaan e-government dalam pemilu merupakan bagian dari edemocracy karena e-government merupakan platform untuk e-democracy
(Nurhadryani 2009a). E-democracy memiliki definisi minimal dan definisi yang
lebih luas. Definisi minimal yaitu publik dapat mengakses informasi pelayanan
secara elektronik, berinteraksi dan melakukan transaksi dengan pihak pemerintah
secara online. Definisi yang lebih luas yaitu masyarakat dapat ikut berpartisipasi
secara elektronik dalam program pemerintahan yang rutin, dalam proses
pembuatan kebijakan, dan demokrasi lainnya seperti pemilu (Norris 2007).

2

Pengembangan e-government di Indonesia pada pemilu memiliki potensi
yang besar karena pengguna internet pada tahun tahun 2013 yaitu 71.19 juta.
Besar pertumbuhannya dari tahun 2012 hingga 2013 sebesar 13% dan akan terus
meningkat (APJII 2014). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) melakukan
riset pada dua ribu orang pengguna Internet di 42 kota di Indonesia berdasarkan
usia. Usia diatas 17 tahun (usia pemilih) 90.1% merupakan pengguna internet
yang aktif (APJII 2012).
Penelitian mengenai penggunaan media elektronik terutama web dan media
sosial oleh partai politik pada pemilu 2014 dimulai sejak tahun 2013 oleh
Amirullah dan Nurhadryani (2013). Penelitian tersebut menunjukkan web partai
politik di Indonesia masih kurang interaktif. Hal ini membuat penyebaran
informasi dilakukan masih satu arah tanpa adanya komunikasi dan partisipasi.
Penelitian mengenai penggunaan media elektronik oleh KPU dilakukan pleh
Armadyah (2009) dan Kurniawan (2011). Armadyah mengevaluasi web KPU
Pusat dengan menggunakan metode Human-Organization-Technology Fit Model
dan hasilnya masih terdapat informasi penting yang belum ada dalam web KPU
seperti data partai, data pemilih, data calon legislatif dan data calon presiden dan
wakil presiden. Kurniawan (2011) meneliti kesiapan KPU Provinsi Jawa Barat
dalam menerapkan e-government dalam hal infrastruktur, konektivitas, sumber
daya manusia, anggaran, perangkat hukum dan perubahan paradigma. Kurniawan
mendapatkan bahwa KPU Provinsi Jawa Barat telah siap untuk menerapkan egovernment dalam bentuk web (kpu.jabarprov.go.id1).
Centre of Law and Democracy atau CLD (2012) melakukan penelitian
dalam bentuk studi banding terhadap web-web komisi pemilihan di beberapa
negara. Penelitian itu menghasilkan 22 variabel penting yang sebaiknya
diimplementasikan pada web KPU untuk proses pemilu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana KPU memanfaatkan
web dalam proses e-democracy di Indonesia pada pemilu 2014. Penelitian ini
mengevaluasi web KPU Pusat, web KPU tingkat provinsi dan web KPU tingkat
kota/kabupaten dengan menggunakan variabel-variabel dari penelitian CLD
(2012). Variabel-variabel tersebut dikategorikan sesuai dengan kategori Nooris
(2007) yaitu penyampaian informasi mengenai pemilu, transaksi online, dan
partisipasi pemilih. Penyampaian informasi berarti sejauh mana web dapat
menyampaikan informasi penting mengenai pemilu. Transaksi berarti sejauh mana
web melakukan pelayanan publik secara online misalnya mengunduh formulir
penting dan registrasi online. Partisipasi berarti sejauh mana web KPU membuat
masyarakat aktif berpartisipasi dalam proses pemilu misalnya aktif dalam forum
diskusi online, menjadi pemantau pemilu bahkan di masa yang akan datang dapat
melakukan e-voting. Hasil evaluasi web KPU diharapkan memberikan
rekomendasi fungsi-fungsi yang penting yang harus dikembangkan dalam web
KPU. Pengembangan prototipe web KPU dilakukan untuk menunjukkan hasil
evaluasi tersebut serta penambahan variabel yang sebaiknya ada di dalam edemocracy. Prototipe juga dapat menjadi acuan untuk web KPU di daerah-daerah
sehingga variabel yang ada dalam web sama dan terintegrasi dari tingkat pusat
hingga tingkat kota/kabupaten.
1

KPU Provinsi Jawa Barat. 2014. Web KPU Provinsi Jawa Barat [Internet]. [diakses 2014 Mei].
Tersedia pada: http://kpu.jabarprov.go.id/

3

Perumusan Masalah
Pengembangan web sebagai salah satu e-democracy telah dilakukan dalam
proses pemilu. Akan tetapi, diperlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
KPU telah memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pemilu. Evaluasi
tersebut dilakukan berdasarkan ada tidaknya variabel-variabel penting yang
seharusnya ada dalam web KPU. Hasil evaluasi tersebut dijadikan untuk
rekomendasi dalam mengembangakan web KPU yang lebih baik lagi sesuai
dengan definisi e-democracy.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pemanfaatan web KPU
Pusat, web KPU tingkat provinsi dan web KPU tingkat kota/kabupaten dalam
penyediaan informasi pemilu, transaksi online untuk meningkatkan pelayanan
publik dan partisipasi aktif masyarakat dalam berlangsungnya pemilu. Penelitian
ini juga bertujuan mengembangkan prototipe web KPU yang sesuai dengan hasil
rekomendasi berdasarkan variabel e-democracy.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan gambaran sejauh mana KPU Pusat, KPU
tingkat provisi dan KPU tingkat kota/kabupaten menggunakan web sebagai
implementasi dari e-democracy pada pemilu 2014. Prototipe yang dikembangkan
juga dapat menjadi acuan bagi web KPU baik di tingkat provinsi maupun di
tingkat kota/kabupaten agar memiliki variabel-variabel e-democracy di dalam web
KPU.

Ruang Lingkup Penelitian
Web yang dianalisis yaitu web KPU Pusat di tingkat nasional, web KPU
Provinsi di tingkat provinsi dan KPU Kota/Kabupaten di tingkat kota/kabupaten
pada pemilu 2014.

TINJAUAN PUSTAKA
Variabel Evaluasi Web KPU
Centre of Law and Democracy (CLD 2012) telah melakukan suatu studi
banding terhadap election commissions di beberapa negara terhadap fungsionalitas
web yang dipakainya. Variabel yang dipakai berjumlah 22 variabel. Sebagian
besar variabel menunjukkan informasi-informasi penting yang seharusnya ada

4

dalam web komisi pemilihan. CLD juga menggunakan evaluasi kemudahan
penggunaan web dalam melakukan penelitian ini.

Komisi Pemilihan Umum dan Pemilu 2014
Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan
pemilihan umum di Indonesia. Kewenangan KPU sebagai penyelenggara
pemilihan umum sudah ditegaskan dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 yaitu
pemilu diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang nomor 3
tahun 1999 tentang pemilu, KPU memiliki tugas dan kewenangan diantaranya:
merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum, menerima,
meneliti dan menetapkan partai-partai politik berhak sebagai peserta Pemilihan
Umum, membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara (TPS), menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD
I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan, menetapkan keseluruhan hasil
pemilihan umum di semua daerah serta pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD
II, mengumpulkan dan mensistematisasikan bahan-bahan serta data hasil
Pemilihan Umum dan memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Pemilu 2014 terdiri dari Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) dan
Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau biasa disebut Pemilu
Legislatif (Pileg). Pemilu tahun ini diawali dengan Pileg pada tanggal 9 April
2014 kemudian dilanjutkan Pilpres tanggal 9 Juni 2014 (KPU Pusat 2014).

Definisi E-Democracy
Menurut Norris (2007), e-democracy memiliki definisi minimal dan definisi
yang lebih luas. Definisi minimal memiliki tiga komponen, yaitu:
1 Mengakses secara elektronik informasi dan pelayanan publik
pemerintahan.
2 Mengakses secara elektronik untuk berinteraksi dengan lembaga
pemerintahan.
3 Transaksi online dengan pihak pemerintah.
Sedangkan definisi yang lebih luas memiliki tiga komponen, yaitu:
1 Memfasilitasi masyarakat ikut berpartisipasi dalam program pemerintahan
yang rutin.
2 Partisipasi masyarakat secara elektronik dalam proses pembuatan
kebijakan.
3 Berpartisipasi secara elektronik dalam pemilu.

5

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan seperti yang dijelaskan
berikut:
Penetapan Web KPU yang akan Dievaluasi
Web KPU yang dievaluasi terdiri atas KPU Pusat, KPU Provinsi dan KPU
Kota/Kabupaten. Alamat Web KPU didapat dengan cara mencari alamat web
dengan bantuan mesin pencari Google. Pencarian dilakukan dengan memasukkan
keyword KPU diikuti daerah yang dicari sebagai contoh “KPU PROVINSI JAWA
TENGAH”. Pencarian dihentikan bila sampai halaman ke-5 pada hasil pencarian
Google tidak ditemukan hasil yang relevan.
Pemungutan suara pada Pileg berlangsung pada tanggal 9 April 2014
sedangkan Pilpres berlangsung pada tanggal 9 Juli 2014. Pengambilan data
dimulai sebelum dilakukan pemungutan suara sampai hasil pemungutan suara
Pileg tersebut keluar, yaitu pada 5 maret 2014 - 31 Mei 2014 di Laboratorium
Software Engineering and Information System (SEIS), Ilmu Komputer IPB.
Evaluasi Web KPU
Variabel yang digunakan berdasarkan variabel-variabel dari CLD (2012)
ditambah variabel-variabel berdasarkan definisi e-democracy (Norris 2007).
Penambahan variabel ini dilakukan agar dapat terlihat sudah sejauh mana web
KPU menjadi e-democracy yang baik. Variabel-variabel tersebut dikategorikan
menjadi empat kategori yaitu informasi, transaksi dan partisipasi dan kemudahan
penggunaan web. Penjelasan lebih rinci mengenai variabel – variabel yang dipakai
dapat dilihat di Lampiran 1. Berikut adalah variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini:
A Informasi
Web komisi pemilihan mempunyai informasi mengenai:
A1 Cara berpartisipasi dalam pemilu misalnya mengecek sudah terdaftar
sebagai pemilih atau belum.
A2 Tanggal pemilu selanjutnya.
A3 Pindah tempat memilih.
A4 Sistem demokrasi yang diterapkan.
A5 Teknis pembagian kursi.
A6 Hal penting untuk peserta pemilu misalnya aturan kampanye, pendaftaran
dan syarat peserta pemilu.
A7 Data partai dan peserta pemilu yang berpartisipasi dalam pemilu calon
legislatif.
A8 Kerangka hukum yang ada misalnya undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden dan peraturan KPU.
A9 Hasil keputusan yang diambil KPU dalam bentuk surat keputusan.
A10 Visi dan misi KPU.
A11 Struktur organisasi KPU.

6

A12
A13
A14
A15
A16

Laporan keuangan KPU.
Notulensi rapat KPU.
Hasil pemungutan suara.
Pemilu sebelumnya.
Evaluasi pemilu sebelumnya.

B Transaksi
Web komisi pemilihan memiliki fungsi transaksi seperti:
B1 Dokumen penting yang dapat diunduh, misal: formulir pendaftaran,
kerangka hukum.
B2 Pengisian formulir online.*
B3 Terdapat notifikasi atau informasi terbaru melalui surat elektronik.*
C Partisipasi
Web komisi pemilihan dapat membuat masyarakat aktif dalam berlangsungnya
proses pemilu dengan:
C1 Informasi pendaftaran pemantau pemilu.
C2 Terdapat fungsi untuk berinteraksi seperti forum diskusi.
D Kemudahan Penggunaan
Web komisi pemilihan dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan
website dengan:
D1 Memiliki navigasi yang mudah misalnya terdapat peta situs atau
breadcrumb.
D2 Terdapat fungsi pencarian.
D3 Dapat diakses dengan perangkat mobile.**
Keterangan:
* Variabel yang ditambahkan.
** Penilaian tampilan perangkat mobile dilakukan dengan menggunakan bantuan
extensions User-AgentSwitcher 1.8.6 yang ada pada browser Google Chrome.
Dalam penelitian ini ditambahkan variabel pada kategori transaksi agar
dapat lebih terlihat sejauh mana web KPU memiliki fungsi transaksi. Formulir
online dan notifikasi melalui surat elektronik merupakan hal penting dalam
melakukan transaksi antara KPU dan masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan
pelayanan publik KPU terhadap masyarakat pada pemilu dan mewujudkan edemocracy yang baik.
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis variabel tersebut pada masingmasing web KPU. Penilaian dilakukan jika variabel yang dievaluasi terdapat pada
web maka bernilai 1 dan sebaliknya bernilai 0.

Rekomendasi dan Pengembangan Prototipe Web KPU
Pengembangan prototipe akan dimulai dari tahap analisis kebutuhan,
perancangan prototipe lalu pengujian prototipe. Berikut langkah-langkah dalam
mengembangkan prototipe:

7

A Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan 24 variabel yang dipakai dalam
mengevaluasi web KPU yang terdiri atas kategori informasi, transaksi,
partisipasi dan kemudahan penggunaan. Pada analisis kebutuhan diperoleh
fungsi yang dimiliki oleh web KPU dan data yang dibutuhkan. Proses bisnis
dan data yang telah dianalisis dibuat dalam bentuk Context Diagram dan Entity
Relationship Diagram (ERD).
B Perancangan Prototipe
Perancangan prototipe dilakukan dengan merancang antarmuka sistem.
Perancangan prototipe akan menghasilkan prototipe yang dapat dilihat sebagai
acuan untuk mengimplementasikan web KPU.
C Pengujian Prototipe
Pengujian prototipe dilakukan dengan menggunakan metode black box.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pencarian Alamat Web dan Penetapan Web KPU
Menurut daerah pemilihan yang telah dibagi oleh KPU, terdapat 531 KPU
yang bertugas mengadakan pemilihan di berbagai daerah. Pencarian dengan mesin
pencari Google terdapat 368 (69%) KPU dari 531 KPU yang mempunyai web.
KPU yang dievaluasi terdiri atas semua KPU di pulau Pulau Sumatera, Jawa dan
Kalimantan yang memiliki web. Sedangkan KPU di Pulau Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua hanya mengambil
KPU yang mendapat pembagian kursi paling banyak. Pembagian jumlah kursi di
daerah tersebut dapat dilihat di Lampiran 2. Jumlah website KPU yang dievaluasi
sebanyak 264 (50%) web KPU dari 531 KPU yang ada (Tabel 1).
Tabel 1 Jumlah web KPU yang dievaluasi berdasarkan tingkatan daerah
Tingkat daerah

Jumlah KPU

KPU Pusat
KPU Provinsi
KPU Kota
KPU Kabupaten
Total

1
33
97
400
531

Memiliki web
Jumlah
Persen (%)
1
100
30
91
77
79
260
65
368
69

Web yang dievaluasi
Jumlah
Persen (%)
1
100
25
76
56
58
182
46
264
50

Web KPU merupakan sebuah web badan pemerintahan yang seharusnya
memiliki ekstensi web go.id. Akan tetapi tidak semua web KPU yang dievaluasi
memiliki ekstensi go.id. Hanya 71% web KPU dari 264 web yang dievaluasi
memilki ekstensi go.id (Gambar 1).

8
com lain-lain
3%
11%
blogspot.com
10%
wordpress.com
4% org
1%
go.id
71%

Gambar 1 Jumlah web KPU yang dievaluasi berdasarkan ekstensi web

Hasil Evaluasi Web KPU
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar web KPU telah
diperhatikan kemudahan penggunaannya. Akan tetapi bila dilihat berdasarkan
konsep e-democracy, web KPU masih dalam arti minimal yaitu web hanya
digunakan untuk menyampaikan informasi saja, namun belum digunakan
sepenuhnya untuk melakukan transaksi juga partisipasi (Gambar 2). Nilai yang
paling tinggi dari hasil evaluasi adalah KPU Pusat (kpu.go.id2, Lampiran 3a)
dengan nilai 15 variabel dari 24 variabel yang dianalisis sedangkan web KPU
yang mendapat nilai paling rendah dengan nilai nol adalah web KPU Kabupaten
Musi Rawas, Sumatera Selatan (kpu.musi-rawas.go.id3) dan Kabupaten Barito
Utara, Kalimantan Tengah (kpu-barutkab.go.id4, Lampiran 3b). Data lengkap hasil
evaluasi dapat dilihat di Lampiran 4.

Rata-rata (%)

100,0
80,0
60,0
40,0

38,3

34,0
24,4

20,0

3,7

0,0
Informasi

Transaksi

Partisipasi

Kemudahan
penggunaan

Gambar 2 Rata-rata hasil evaluasi kategori penyediaan informasi, transaksi,
partisipasi dan kemudahan penggunaan web dari 264 web KPU yang
dievaluasi
2

KPU Pusat. 2014 Web KPU Pusat [Internet]. [diakses 2014 Mei]. Tersedia pada:
htttp://kpu.go.id/
3
KPU Kabupaten Musi Rawas. 2014. Web KPU Kabupaten Musi Rawas [Internet]. [diakses 2014
Mei]. Tersedia pada: http://kpu.musi-rawas.go.id/
4
KPU Kabupaten Barito Utara. 2014. Web KPU Kabupaten Barito Utara [Internet]. [diakses 2014
Mei]. Tersedia pada: http://kpu-barutkab.go.id/

9

Bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Armadyah (2009) web
KPU Pusat mengalami perbaikan dengan tersedianya informasi mengenai data
pemilih. Hasil penelitian juga mendukung penelitian Kurniawan (2011) yang
menyatakan KPU Provinsi Jawa Barat telah siap menerapkan e-government dalam
bentuk web. Hal ini ditunjukkan web tersebut (kpu.jabarprov.go.id) mempunyai
nilai 13 variabel dari 24 variabel yang dievaluasi.
KPU juga melakukan penyampaian informasi pemilu kepada masyarakat
melalui media sosial. Akan tetapi bila dilakukan pencarian dengan mesin pencari
Google terhadap media sosial yang dipakai KPU Pusat dan KPU Provinsi hanya
terdapat 38.24% KPU yang memiliki page facebook dan 41.18% KPU yang
memiliki twitter dari 34 KPU yang dicari. Hal ini menunjukkan masih sedikit
KPU yang memanfaatkan media sosial dalam penyampaian informasi pemilu
kepada masyarakat. KPU Pusat memiliki page facebook dengan jumlah likes dan
jumlah talking about tertinggi yaitu sebesar 12445 likes dan 63 talking about.
KPU Pusat juga memiliki twitter dengan jumlah followers terbanyak yaitu sebesar
44462 followers. Data lengkap mengenai page facebook dan twitter KPU terdapat
di Lampiran 5 dan Lampiran 6. Tingkat aktivitas akun media sosial KPU hanya
meningkat pada masa pemilu berlangsung. Ketika masa pemilu sudah berakhir,
tingkat aktivitas akun media sosial KPU ikut berkurang.

A Hasil Evaluasi Penyediaan Informasi di Web KPU
Hasil penilaian pada kategori informasi menghasilkan persentase terbesar
kedua dibandingkan kategori lainnya yaitu 34%. Banyak KPU sudah
menyampaikan informasi mengenai visi dan misi serta struktur organisasi KPU,
landasan hukum pemilu seperti undang-undang, keputusan yang diambil KPU di
dalam web (Gambar 3). Informasi penting yang harus diperhatikan masyarakat
seperti informasi partai dan calon peserta pemilu sudah banyak disediakan dalam
web. Akan tetapi, informasi partai dan calon peserta pemilu sebagian besar hanya
menyajikan daftar nama saja, padahal yang diperlukan adalah latar belakang dan
profil peserta pemilu secara rinci. Hanya web KPU Provinsi Jawa Barat
(kpu.jabarprov.go.id, Lampiran 3c) yang menampilkan profil singkat partai
peserta pemilu disertai dengan kontak yang dapat dihubungi.
Sebanyak 50% KPU telah menginformasi hasil pemungutan suara, tidak
lama dari kurun waktu pemungutan suara tanggal 9 April 2014. Pengambilan data
variabel hasil pemungutan suara dilakukan dari bulan Mei – Juni, karena
rekapitulasi suara resmi akan dipublikasikan satu bulan setelah pemungutan suara
legislatif yaitu tanggal 9 Mei 2014.
Informasi cara berpartisipasi dalam pemilu hanya terdapat pada 12,9 % web
saja. Padahal informasi ini sangat penting sebagai edukasi pemilu bagi pemilih
pemula. Web KPU belum bisa digunakan untuk mendaftar pemilih secara online.
KPU Provinsi Bali (kpud-baliprov.go.id5, Lampiran 3d) menggunakan pendekatan
yang berbeda dengan menyajikan pendaftaran online bagi masyarakat yang mau

5

KPU Provinsi Bali. 2014. Web KPU Provinsi Bali [Internet]. [diakses 2014 Mei]. Tersedia pada:
http:// kpud-baliprov.go.id/

10

menjadi pemilih namun ketika penelitian ini dilakukan pendaftaran tersebut sudah
tidak dapat diakses.
Isu penting pada pemilu tahun 2014 yaitu surat edaran nomor
127/KPU/III/2014 mengenai peraturan baru yang memperbolehkan pemilih untuk
pindah tempat memilih karena suatu kondisi khusus. Akan tetapi, hanya sekitar
5.3% web KPU saja yang menyajikan informasi ini. KPU masih mengandalkan
teknis secara manual dalam keseluruhan proses ini.

Cara berpartisipasi dalam pemilu (A1)

12,9

Tanggal pemilu selanjutnya (A2)

70,8

Pindah tempat memilih (A3)

5,3

Sistem demokrasi yang diterapkan (A4)

1,1

Teknis pembagian kursi (A5)

6,4

Hal penting untuk peserta pemilu (A6)

39,8

Data partai dan peserta pemilu (A7)

72,7

Kerangka hukum yang ada (A8)

47,3

Surat keputusan yang diambil KPU (A9)

62,9

Visi dan misi KPU (A10)

78

Struktur organisasi KPU (A11)

62,5

Laporan keuangan KPU (A12)

0,8

Notulensi rapat KPU (A13)

2,7

Hasil pemungutan suara (A14)

50

Pemilu sebelumnya (A15)

29,9

Evaluasi pemilu sebelumnya (A16)

0,8
0

20

40

60

80

100

KPU yang dievaluasi (%)

Gambar 3 Hasil persentase variabel-variabel kategori penyediaan informasi
berdasarkan persen dari 264 web KPU yang dievaluasi
KPU sebagai salah satu badan publik di Indonesia belum menggunakan web
sebagai media transparansi keuangan KPU terlihat hanya 0.8% yang menyediakan
laporan keuangan KPU yaitu web KPU Provinsi Riau (kpu-riauprov.go.id6) dan
Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (kpubanjarnegarakab.wordpress.com7,
Lampiran 3e). Hal ini sebenarnya telah diatur dalam undang-undang nomor 14
tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Undang-undang tersebut
menyatakan setiap badan publik wajib mengumumkan informasi publik secara
berkala, salah satu diantaranya adalah laporan keuangan badan publik tersebut.
6

KPU Provinsi Riau. 2014. Web KPU Provinsi Riau [Internet]. [diakses 2014 Mei]. Tersedia
pada: http://kpu-riauprov.go.id/
7
KPU Kabupaten Banjarnegara. 2014. Web KPU Kabupaten Banjarnegara [Internet]. [diakses
2014 Mei]. Tersedia pada: http://kpubanjarnegarakab.wordpress.com/

11

Masih sedikit KPU yang menyajikan data-data mengenai berlangsungnya
pemilu sebelumnya. Data-data tersebut misalnya hasil perolehan suara dalam
pemilu yang lalu, laporan situasi dan kondisi berlangsungnya pemilu yang lalu
dan evaluasi yang ada ketika pemilu yang lalu berlangsung. Hanya terdapat 0.8%
web KPU yang menyediakan informasi evaluasi pemilu yang telah berlangsung
sebelumnya. Web KPU Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (kpudntbprov.go.id8, Lampiran 3f) cukup berbeda karena memiliki menu khusus yang
berisi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pemilu sebelumnya disertai
dengan saran solusi permasalahan tersebut.

B Hasil Evaluasi Fungsi Transaksi
Hasil kategori transaksi merupakan hasil paling kecil dibandingkan kategori
lainnya yaitu sebesar 3.7%. Hal ini disebabkan proses transaksi memerlukan
database yang hidup. Hanya 11 % KPU yang menyajikan formulir-formulir
penting yang dapat diunduh oleh masyarakat misalnya formulir pendaftaran
anggota KPU atau formulir untuk pindah tempat memilih (Gambar 4). KPU
Kabupaten Garut (kpud-garutkab.go.id9, Lampiran 3g) memberikan contoh dalam
menyediakan formulir pendaftaran calon anggota KPU Kabupaten Garut.
Dokumen penting yang dapat diunduh (B1)

11

Pengisian formulir online (B2)

0

Terdapat notifikasi (B3)

0
0

20

40

60

80

100

KPU yang dievaluasi (%)

Gambar 4 Hasil persentase variabel-variabel kategori transaksi berdasarkan
persen dari 264 web KPU yang dievaluasi
Sampai saat ini tidak ada web KPU yang memiliki fungsi untuk pengisisan
formulir secara online dan notifikasi untuk masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa KPU belum siap untuk melakukan komunikasi dua arah dengan pengguna.
KPU masih bergantung pada cara manual dalam pelayanan publiknya. Web belum
digunakan sebagai alat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan
pelayanan publik saat pemilu.

C Hasil Evaluasi Fungsi untuk Berpartisipasi
Total hasil perolehan persentase pada kategori ini sebesar 24.4% web KPU.
Variabel yang dievaluasi dalam kelompok ini adalah variabel informasi
8

KPU Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2014. Web KPU Provinsi Nusa Tenggara Barat [Internet].
[diakses 2014 Mei]. Tersedia pada: http://kpud-ntbprov.go.id/
9
KPU Kabupaten Garut. 2014. Web KPU Kabupaten Garut [Internet]. [diakses 2014 Mei].
Tersedia pada: http://kpud-garutkab.go.id/

12

pendaftaran pemantau pemilu dan fungsi interaksi seperti forum. Hasil evaluasi
kedua variabel tersebut dapat dilihat di Gambar 5. KPU memberikan kesempatan
kepada publik untuk menjadi pemantau pemilu legislatif tahun 2014 sesuai
dengan Peraturan KPU nomor 10 tahun 2012. Dalam peraturan tersebut tertulis
syarat untuk menjadi pemantau pemilu perseorangan diantaranya tidak
berkedudukan sebagai pengurus partai politik, bersifat independen, terdaftar dan
memperoleh akreditasi dari KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. Ada
sebanyak 23.5% KPU yang menyampaikan informasi mengenai hal ini. Web KPU
Provinsi DI Yogyakarta (www.kpud-diyprov.go.id10, Lampiran 3h) menyediakan
informasi yang jelas mulai dari persyaratan, teknis pendaftaran bahkan terdapat
formulir yang dapat langsung diunduh.
Hanya terdapat 25.4% KPU menyadari pentingnya berinteraksi dengan
masyarakat melalui web. Hal ini ditandai dengan adanya fungsi untuk
menampung pendapat masyarakat dalam web atau hanya memberikan alamat
surat elektronik saja untuk berinteraksi antara KPU dengan masyarakat. Dalam
tahap ini sudah mulai terlihat partisipasi masyarakat dalam proses pemilu sebagai
pemantau pemilu maupun pemberi pendapat melalui web KPU walaupun masih
sedikit web KPU yang memiliki fungsi tersebut.

Informasi pendaftaran pemantau pemilu (C1)

23,5

Terdapat fungsi untuk berinteraksi (C2)

25,4
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

KPU yang dievaluasi (%)

Gambar 5 Hasil persentase variabel kategori partisipasi berdasarkan persen dari
264 web KPU yang dievaluasi

D Hasil Evaluasi Kemudahan Penggunaan Web KPU
Total hasil perolehan persentase pada kategori ini sebesar 38.3%. Secara
umum hasil ini menunjukkan banyak web KPU yang belum memberikan
kemudahan dalam penggunaan web berdasarkan tiga variabel yaitu terdapat peta
situs atau breadcrumb untuk navigasi, terdapat fungsi pencarian dan dapat diakses
melalui komputer maupun perangkat mobile (Gamber 6). Hanya 22.3% dari
keseluruhan web KPU yang dievaluasi memiliki peta situs atau breadcrumb untuk
kemudahan navigasi pengguna dalam mengakses web. Banyak web KPU sebesar
56.4% yang memiliki fungsi pencarian untuk memudahkan pengguna dalam
mencari informasi. Di jaman perangkat mobile ini, sebesar 36.0% web KPU dapat
diakses dengan perangkat tersebut. Misalnya web KPU Pusat (kpu.go.id) yang
memiliki versi mobile sendiri dan sebagian besar yang lain mengembangkan web
KPU yang responsive.
10

KPU Provinsi DI Yogyakarta. 2014. Web KPU Provinsi DI Yogyakarta [Internet]. [diakses
2014 Mei]. Tersedia pada: http://www.kpud-diyprov.go.id/

13

Terdapat peta situs atau breadcrumb (D1)

22,3

Terdapat fungsi pencarian (D2)

56,4

Dapat diakses dengan perangkat mobile (D3)

36
0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KPU yang dievaluasi (%)

Gambar 6 Hasil persentase variabel kategori kemudahan penggunaan berdasarkan
persen dari 264 web KPU yang dievaluasi

Rekomendasi dan Pengembangan Prototipe Web KPU
Terdapat beberapa rekomendasi hasil evaluasi KPU dalam pengembangan
web, yaitu:
1 Rekomendasi R1
Informasi yang diklasifikasikan berdasarkan user web KPU seperti user
sebagai pemilih, kandidat pemilu, atau pemantau pemilu.
2 Rekomendasi R2
Informasi partai dan kandidat pemilu dengan profil dan latar belakang yang
rinci.
3 Rekomendasi R3
Informasi hasil pemungutan suara yang disajikan dengan bantuan tabel atau
grafik untuk memudahkan user memahami data yang ada.
4 Rekomendasi R4
Transaksi online seperti pengisian formulir pendaftaran pemantau online
beserta notifikasi yang dikirimkan sebagai tanda berhasil mendaftar.
5 Rekomendasi R5
Fungsi untuk melakukan interaksi antara masyarakat dan KPU seperti forum
sebagai tempat untuk membahas berbagai hal mengenai pemilu.
Pembuatan prototipe dilakukan dengan mengimplementasikan semua
variabel-variabel yang telah dievaluasi. Langkah-langkah pembuatan prototipe
adalah sebagai berikut:
A Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan menghasilkan Context Diagram dan Data Flow
Diagram level 1 (DFD Level 1) yang ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8.
Hasil analisis kebutuhan menunjukkan 24 variabel yang dipakai dalam
mengevaluasi web KPU adalah fungsi-fungsi yang terdapat dalam prototipe web
KPU. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa tiga kategori utama terdapat dalam
prototipe web KPU yaitu kategori informasi, transaksi dan partisipasi. Kategori

14

informasi terdapat pada adanya informasi mengenai pemilu, kategori transaksi
terdapat pada pendaftaran pemantau pemilu online dan kategori partisipasi
terdapat pada fungsi forum. Pada analisis kebutuhan juga diperoleh data yang
dibutuhkan dalam pengembangan prototipe web KPU. Terdapat 7 entitas yang
diperlukan yaitu tabel pemantau pemilu, daerah pemilihan, peserta forum, topik
forum, balasan forum, partai politik dan kandidat pemilu. Gambar 9 menunjukkan
Entity Relantionship Diagram (ERD) dari prototipe web KPU.
Peserta Forum
Data Forum

Info Forum

Informasi Pemilu

Data Pemantau
dan Forum

1
Web
KPU

Pemilih dan
Partai Peserta
Pemilu

Admin
Informasi Pemilu,
Pemantau dan Forum
Info Pemantau

Data Pemantau
Pemantau
Pemilu

Gambar 7 Context Diagram prototipe web KPU

Pemilih dan
Kandidat Pemilu

Informasi pemilu
berdasarkan
kategori/menu

Informasi
Pemilu

1.1
Mengelola
Informasi
Pemilu

Evaluasi pemilu yang
sudah dikonfirmasi
Data calon
pemantau

1.2
Mengelola
Transaksi
Pemantau
Pemilu

Pemantau Pemilu
Konfirmasi pemantau dan
evaluasi pemilu

Permintaan konfirmasi pemantau
dan evaluasi pemilu
Admin
Data pemantau yang
sudah dikonfirmasi
Data Pemantau

Data Pemantau

Data Pemantau
Akun peserta,
topik dan komentar
forum
Peserta Forum
Balasan forum

1.3
Mengelola
Partisipasi
Forum

Data Forum

Data forum
berdasarkan hak
akses admin

Topik dan komentar
admin
Data Forum

Data Forum

Gambar 8 Data Flow Diagram (DFD) level 1 prototipe web KPU

15
member_forum
pemantau_pemilu

partai_politik

id_pemantau
nama_pemantau
email_pemantau
no_hp_pemantau
dapil

id_parpol
nama_parpol
ketua_parpol
alamat_parpol
web_parpol
visi_parpol

0..n

id_member
nama_member
email_member
username_member
password_member
avatar
1

1
membuat
memantau di

memiliki
1..n
0..n

1

1
kandidat_pemilu

daerah_pemilihan

id_kandidat
nama_parpol
dapil
nomor_urut
nama_kandidat
riwayat_pendidikan
riwayat_pekerjaan
riwayat_organisasi

id_dapil
dapil
provinsi
1

1

1..n
mencalonkan di

topik_forum
id_topik
topik
isi_topik
pengirim
tanggal_pembuatan
1

1

memiliki
0..n
balasan_forum
id_balasan
id_topik
isi_balasan
penjawab
tanggal_pembuatan

Gambar 9 Entity Relationship Diagram (ERD) prototipe web KPU

B Perancangan Prototipe
Prototipe dibuat berdasarkan 24 variabel yang digunakan untuk melakukan
evaluasi web KPU. Perancangan dilakukan dengan membuat antarmuka web dan
terdapat beberapa fungsi yang sudah berjalan. Fungsi yang sudah berjalan adalah
fungsi untuk melakukan transaksi pada pendaftaran pemantau pemilu dan fungsi
partisipasi yang ada dalam forum. Perancangan antarmuka dilakukan dengan
menggunakan framework Foundation dalam bentuk script HTML dan CSS.
Sedangkan fungsi-fungsi yang sudah berjalan, dibuat dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai Database Management System
(DBMS). Gambar 10 menunjukkan struktur program prototipe web KPU. Gambar
11, 12, 13, 14, dan 15 menunjukkan beberapa tampilan prototipe web KPU yang
dikembangkan sesuai rekomendasi.

16
Prototipe Web KPU

Penyediaan
Informasi

Produk Hukum
(A8)

Informasi untuk
Pemilih
(A1)

Peraturan KPU
(A9)

Tanggal Pemilu
Selanjutnya
(A2)

Visi Misi KPU
(A10)

Pengumuman untuk
Pemilih
(A3)

Struktur Organisasi
KPU
(A11)

Edukasi Pemilu
(A4), (A5)

Laporan Keuangan
KPU
(A12)

Pengumuman untuk
Kandidat Pemilu
(A6)

Transaksi

Partisipasi

Unduh Publikasi
KPU dan Produk
Hukum
(B1)

Informasi
Pendaftaran
Pemantau Pemilu
(C1)

Pendaftaran
Pemantau Pemilu
Online
(B2)

Forum Pemilu
(C2)

Kemudahan
Penggunaan

Pencarian
(D1)

Peta Situs
(D2)

Notifikasi
Pendaftaran
Pemantau Pemilu
Online
(B3)

Publikasi KPU
(A13)

Info Partai Peserta
Pemilu
(A7)

Hasil Pemilu
(A14)
Hasil Pileg

Daftar Kandidat
Pemilu
(A7)

Hasil Pilpres

Daftar Kandidat
Pileg

Daftar Kandidat
Pilpres

Info Pemilu
Sebelumnya
(A15)

Evaluasi Pemilu
(A16)

Gambar 10 Struktur program prototipe web KPU

Gambar 11 Halaman rekomendasi R1: Klasifikasi informasi berdasarkan tiga
kategori user yaitu pemilih, kandidat pemilu, dan pemantau pemilu

17

Gambar 12 Halaman rekomendasi R2: Daftar riwayat hidup kandidat pemilu

Gambar 13 Halaman rekomendasi R3: Hasil pemilu yang disajikan dengan
bantun grafik batang

18

Gambar 14 Halaman rekomendasi R4: Formulir online untuk mendaftar sebagai
pemantau pemilu

Gambar 15 Halaman rekomendasi R5: Forum pemilu sebagai tempat untuk
membahas berbagai hal mengenai pemilu

19

C Pengujian Prototipe
Hasil pengujian black box dalam beberapa skenario menunjukkan bahwa
seluruh fungsi yang ada pada prototipe web KPU telah berjalan dengan baik. Hasil
pengujian black box pada prototipe web KPU dan prototipe admin web KPU
dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini mengevaluasi pemanfaatan web oleh KPU sebagai teknologi
informasi yang dipakai dalam pemilu legislatif 2014. Hasil evaluasi menunjukkan
web KPU belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai e-democracy. Hal ini
berdasarkan hasil persentase semua kategori yang dibawah 50%. Kategori yang
mendapat persentase terbesar adalah kategori kemudahan penggunaan yaitu
38.3% web KPU yang dievaluasi. Kategori terbesar kedua berikutnya adalah
kategori informasi sebesar 34% web. Hal ini menunjukkan web KPU masih dalam
tahapan penyediaan informasi satu arah. KPU masih kurang dalam menyediakan
transaksi online dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam forum. Hasil
evaluasi web KPU paling tinggi hanya mendapatkan 15 poin dari 24 poin variabel
yaitu web KPU Pusat.
Prototipe yang dikembangkan sudah memenuhi setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Rekomendasi yang ada pada prototipe diantaranya
informasi yang sudah diklasifikasikan berdasarkan user, informasi profil dan latar
belakang kandidat pemilu yang rinci, informasi hasil pemilu yang berbentuk
grafik atau tabel, transaksi online dalam pengisian formulir beserta notifikasinya,
dan forum untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam pemilu.

Saran
Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian terhadap media-media
sosial yang dipakai oleh KPU untuk mendukung web yang telah ada. Penelitian
selanjutnya juga dapat melakukan penilaian langsung terhadap web komisi pemilu
negara lain sehingga dapat dibandingkan dengan web KPU di Indonesia.

20

DAFTAR PUSTAKA
Amirullah F, Nurhadryani Y. 2013. Campaign 2.0: An analyze of the utilization
social network sites of political parties in Indonesia. Advanced Computer
Science and Information System. 243-248. doi:
10.1109/ICACSIS.2013.6761583
Akbar IT, Nurhadryani Y. 2014. E-Government: Pengembangan pelayanan sistem
penilangan melalui e-violation. Di dalam: Raffiudin R, Supena EDJ,
Widyastuti U, Purwatiningsih, Sumaryada TI, Sitanggang IS, Kusuma WA,
Sulistyani, Indahwati, Effendi S, Kusnanto A editor. Semirata 2014 Bidang
MIPA BKS-PTN-Barat; 2014 Mei 9-11; Bogor, Indonesia. Bogor(ID):
FMIPA Institut Pertanian Bogor. hlm 603-611.
[APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2012. Profil Pengguna
Internet Indonesia 2012 [Internet].[diunduh 2014 Jun 11]. Tersedia pada:
http://www.apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil%20Internet%20Indonesia%
202020%20(INDONESIA).pdf
[APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2014. Press Release
Profil Terkini Internet Industri Indonesia [Internet].[diunduh 2014 Jan 3].
Tersedia pada: http://www.apjii.or.id/v2/read/content/info-terkini/213/pressrelease-profil-terkini-internet-industri-ind.html
Armadyah A. 2009. Review Sebuah Website (www.kpu.go.id) [skripsi].
Yogyakarta (ID): STMIK AMIKOM.
Barokah S. Nurhadryani Y, Nurrahmi H. 2013. E-government development:
Online industrial business license services system in Indonesia. Advanced
Computer Science and Information System. 77-82. doi:
10.1109/ICACSIS.2013.6761555.
[CLD] Centre for Law and Democracy, [TAF] The Asia Foundation. 2012.
Komisi Pemilihan Umum dan Penyediaan Informasi: Studi Banding
Mengenai Praktek Global yang Lebih Baik. San Fransisco(US): CLD,
Halifax and TAF.
Instruksi Presiden. 2003. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun
2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan eGovernment [Internet]. [diunduh 2014 April]. Tersedia pada:
http://kepustakaanpresiden.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/government_regulation/normal/Inpre
s_3_2003_megawati.pdf
Kurniawan DS.2011. Pengaruh Kesiapan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa
Barat Menerapkan E-Government Terhadap Efektivitas Pelayan Sistem
Informasi Pemilu (studi kasus Pada Pemilihan Gubenur)[skripsi].
Bandung(ID):Universitas Komputer Indonesia.
[NOIE] The National Office for the Information Economy. 2003. E-government
Benefits Study. Canberra(AU):Commonwealth of Australia.
Norris, Donald F. 2007. Electronic Democracy at the American Grassroots, Di
dalam: Norris, Donald F. (ed.). Current Issues and Trends in E-Government
Research, Hershey(US): Cyber Tech Publishing.
Nurhadryani Y. 2009a. Memahami konsep e-Governance serta hubungannya
dengan e-Government dan e-Demokrasi. Di dalam: [Editor tidak diketahui].

21

Seminar Nasional Informatika; 2009 Mei 23; Yogyakarta, Indonesia.
Yogyakarta(ID): UPN ”Veteran” Yogyakarta. hlm 111-117.
Nurhadryani Y. 2009b. „Democracy 1.0‟ meets „Web 2.0‟: E-campaigning and the
role of ICTs in Indonesia‟s political reform process since 1998.
Interdisciplinary Information Sciences. 15(2): 211-222. doi:
10.4036/iis.2009.211.
Peraturan KPU nomor 10. 2012. Peraturan KPU nomor 10 tahun 2012 tentang
Pemantau dan Tata Cara Pemantauan Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014
[Internet]. [diunduh 2014 Mei]. Tersedia pada:
http://www.kpu.go.id/index.php/arsip/view/181
Satriya E. 2006. Pentingnya Revitalisasi e-Government di Indonesia. Di dalam:
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk
Indonesia; 2006 Mei 3-4; Bandung, Indonesia. Bandung(ID): Institut
Teknologi Bandung. hlm 38-43.
Surat Edaran 127/KPU/III/2014. 2014. Surat Edaran
127/KPU/III/2014 tentang surat pindah memilih (model a.5-kpu) [Internet].
[diunduh 2014 Mei]. Tersedia pada:
http://www.kpu.go.id/index.php/arsip/view/566
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 22E. 2001. Undang-undang Dasar 1945 pasal
22E tentang Pemilihan Umum [Internet]. [diunduh 2014 Agustus 15].
Tersedia pada: http://www.dpr.go.id/id/uu-dan-ruu/uud45
Undang-Undang nomor 3. 1999. Undang-Undang nomor 3 tahun 1999 tentang
pemilihan umum [Internet]. [diunduh 2014 Oktober]. Tersedia pada:
http://www.dpr.go.id/uu/uu1999/UU_1999_3.pdf
Undang-Undang nomor 14. 2008. Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik [Internet]. [diunduh 2014 Mei]. Tersedia pada:
http://www.kpu.go.id/index.php/arsip/view/11

22

LAMPIRAN
Lampiran 1 Deskripsi variabel – variabel yang dipakai dalam evaluasi web KPU
Kode

Variabel

Deskripsi

Penyediaan Informasi
Ada tidaknya informasi mengenai cara berpartisipasi dalam pemungutan suara, waktu dan cara mendaftar, cara
memberikan suara.
Ada tidaknya informasi tanggal pemilu yang akan berlangsung selanjutnya, misal: tanggal 9 April 2014, hitung
mundur hari pemilu

A1

Cara berpartisipasi dalam pemilu

A2

Tanggal pemilu selanjutnya

A3

Pinda