Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus Ukuran 4-5 Cm Dengan Hydrilla Verticillata Sebagai Fitoremediator
KINERJA PRODUKSI BENIH IKAN NILA Oreochromis niloticus
UKURAN 4-5 CM DENGAN Hydrilla verticillata SEBAGAI
FITOREMEDIATOR
ZULSUSYANTO
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi Benih
Ikan Nila Oreochromis niloticus ukuran 4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai
Fitoremediator” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Zulsusyanto
NIM C14110090
ABSTRAK
ZULSUSYANTO. Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus ukuran
4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai Fitoremediator. Dibimbing oleh
KUKUH NIRMALA dan DANIEL DJOKOSETIYANTO.
Peningkatan produksi ikan nila (Oreochromis niloticus) dilakukan dengan
sistem intensif. Intensifikasi budidaya melalui peningkatan padat penebaran dan laju
pemberian pakan yang tinggi berakibat pada menurunnya kualitas air, menghambat
pertumbuhan ikan, dan membahayakan kelangsungan hidup ikan. Salah satu upaya
untuk menanggulangi masalah tersebut melalui sistem fitoremediasi dengan
menggunakan tanaman Hydrilla verticillata. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan bobot Hydrilla verticillata yang optimal terhadap kinerja produksi benih
ikan nila. Benih ikan nila berukuran panjang rata-rata 4,64±0,1 cm dan bobot ratarata 1,73±0,06 g dengan padat tebar 3 ekor/L. Ikan nila dipelihara selama 30 hari di
dalam akuarium berukuran 493230 cm yang diisi air sebanyak 30 L dengan
perlakuan pemberian Hydrilla verticillata sebanyak 25 g, 50 g, dan 75 g serta kontrol
(Hydrilla verticillata 0 g). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Hydrilla
verticillata 75 g memberi hasil yang terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak, dan konversi pakan
dibandingkan dengan perlakuan lainya.
Kata kunci: Fitoremediasi, Hydrilla verticillata, Oreochromis niloticus
ABSTRACT
ZULSUSYANTO. Performance of Production Tilapia Fry Oreochromis niloticus
Size 4-5 cm By Hydrilla verticillata as Phytoremediation. Supervised by KUKUH
NIRMALA and DANIEL DJOKOSETIYANTO.
Production improvement of tilapia (Oreochromis niloticus) by use intensive
systems. Intensification of aquaculture with high stocking density and high rate of
feeding that impacted to decrease of water quality, inhibit growth of fish, and
harmful to survival of fish. One of efforts to overcome the problem is
phytoremediation by Hydrilla verticillata. This study aim to determine optimum
weight ratio Hydrilla verticillata on production performance of tilapia fry. Tilapia
fry have size of length body 4.64±0.1 cm and mean weight 1.73±0.06 g with stock
density 3 fish per litre. Tilapia was reared for 30 days in the aquarium 493230
centimetre that filled of water 30 L with treatment Hydrilla verticillata of 25 gram,
50 gram, 75 gram, and control (Hydrilla verticillata 0 gram). Results of the study
showed the treatment of Hydrilla verticillata 75 g have the best result on survival
rate, specific growth rate, absolute length of the growth, and feed conversion ratio.
Key Words: Hydrilla verticillata, Oreochromis niloticus, phytoremediation
KINERJA PRODUKSI BENIH IKAN NILA Oreochromis niloticus
UKURAN 4-5 CM DENGAN Hydrilla verticillata SEBAGAI
FITOREMEDIATOR
ZULSUSYANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah “Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis
niloticus ukuran 4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai Fitoremediator”.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 di Laboratorium
Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Halimatussadiah dan Khaidir atas doa, kasih sayang,
dukungan, dan motivasinya;
2. Bapak Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc dan Bapak Prof Dr Ir Daniel Djokosetiyanto
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
nasehat;
3. Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum, SSi MSi dan Bapak Dr Ir Eddy Supriyono,
MSc selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan departemen atas saran
bagi perbaikan skripsi;
4. Dr Ir Sukenda, MSc selaku ketua departemen Budidaya Perairan;
5. Bapak Jajang, Kang Abe, Dessy, Nurul, Rini dan teman teman Malingers atas
dukungan, bantuan dan kerjasamanya;
6. Keluarga besar BDP 48 atas bantuan dan kerjasamanya.
Semoga karya
membutuhkannya.
ilmiah
ini
bermanfaat
bagi
seluruh
pihak
yang
Bogor, September 2015
Zulsusyanto
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... viii
PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
Latar Belakang………………………………………………………………… 1
Tujuan…………………………………………………………………………. 2
METODE………………………………………………………………………… 2
Rancangan Penelitian………………………………………………………….. 2
Prosedur Penelitian…………………………………………………………….. 2
Persiapan Wadah……………………………………………………………..2
Ikan Uji……………………………………………………………………… 2
Sampling…………………………………………………………………….. 3
Pengelolaan Kualitas Air……………………………………………………. 3
Parameter Uji…………………………………………………………………...3
Tingkat Kelangsungan Hidup……………………………………………….. 3
Laju Pertumbuhan Harian…………………………………………………… 4
Pertumbuhan Panjang Mutlak………………………………………………. 4
Konversi Pakan……………………………………………………………… 4
Keuntungan Usaha………………………………………………………….. 4
Analisis Data………………………………………………………………....... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….. 5
Hasil…………………………………………………………………………… 5
Pembahasan……………………………………………………………………. 9
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 13
Kesimpulan……………………………………………………………………. 13
Saran…………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 13
DAFTAR TABEL
1 Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air. ............................. 3
2 Laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak, dan
konversi pakan ikan nila selama penelitian ............................................ 6
3 Hasil pengamatan kualitas air media pemeliharaan ikan nila
selama penelitian .................................................................................... 7
4 Analisis usaha pendederan ikan nila dalam satu siklus produksi ........... 9
DAFTAR GAMBAR
1 Kelangsungan hidup ikan nila selama penelitian ................................... 5
2 Bobot rata-rata ikan nila selama penelitian dengan perlakuan
penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ......................... 6
3 Panjang rata-rata ikan nila selama penelitian dengan perlakuan
penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ......................... 7
4 Pengamatan parameter kualitas air ikan nila selama penelitian dengan
perlakuan penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ........ 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Desain wadah pemeliharaan ikan nila menggunakan fitoremediasi
tanaman Hydrilla verticillata selama penelitian .................................. 15
2 Anova dan hasil uji Duncan kelangsungan hidup ................................ 16
3 Anova dan hasil uji Duncan laju pertumbuhan harian ......................... 16
4 Anova dan hasil uji Duncan pertumbuhan panjang mutlak ................. 16
5 Anova dan hasil uji Duncan konversi pakan ........................................ 17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
budidaya air tawar yang bernilai ekonomis dan banyak dikembangkan di Indonesia.
Ikan nila menjadi komoditas unggulan dikarenakan cepat berkembangbiak, mudah
dibudidayakan, tahan terhadap perubahan lingkungan, mampu mencerna makanan
secara efisien, memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap serangan
penyakit (Suyanto 2010). Produksi ikan nila mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014), produksi ikan nila
pada tahun 2011 sebanyak 567.078 ton, pada tahun 2012 sebanyak 695.063 ton, dan
903.016 ton pada tahun 2013. Peningkatan produksi ikan nila dapat dicapai melalui
aplikasi sistem budidaya secara intensif. Intensifikasi budidaya melalui peningkatan
padat penebaran dan laju pemberian pakan yang tinggi kepada ikan dapat
mengakibatkan penumpukan bahan organik dalam wadah baik dari sisa
metabolisme ikan maupun sisa pakan yang terbuang (Djokosetiyanto et al. 2006).
Akumulasi bahan organik dapat menyebabkan terjadinya pembentukan senyawasenyawa yang beracun bagi ikan, sehingga mempercepat penurunan kualitas air
seperti berkurangnya oksigen terlarut dan konsentrasi amonia semakin meningkat.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat atau bahkan
mengakibatkan kematian. Salah satu solusi untuk mengatasi penurunan kualitas air
adalah dengan menerapkan teknologi fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan salah satu pemanfaatan tumbuhan, dimana
tumbuhan tersebut bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media untuk
mengubah, menstabilkan, atau menghancurkan zat kontaminan menjadi berkurang
atau tidak berbahaya sama sekali, bahkan menjadi bahan yang berguna secara
ekonomi (Artiyani 2011). Keuntungan teknologi fitoremediasi yaitu prosesnya
masih alami yaitu adanya sinergi antara tanaman, mikroorganisme, dan habitat
hidupnya serta biaya yang relatif murah untuk memperbaiki kualitas air di media
budidaya (Purwaningsih 2009). Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai fitoremediator adalah tanaman Hydrilla verticillata. Penelitian Hydrilla
verticillata sebagai fitoremediator telah dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya Artiyani (2011), Sumiyati et al (2009), dan Yusuf (2008). Menurut
Artiyani (2011) Hydrilla verticillata dapat menurunkan kosentrasi N Total sebesar
75,39% dan P Total sebesar 85,29% pada limbah cairan tahu. Selanjutnya Sumiyati
et al. (2009) Hydrilla verticillata dapat menurunkan kadar Cu sebesar 84% pada
limbah kerajinan perak. Yusuf (2008), menyatakan bahwa Hydrilla verticillata
yang dikombinasikan dengan mendong (Iris sibirica), teratai (Nymphaea firecrest),
dan kiambang (Spirodella polyrrhiza) dapat memperbaiki kualitas air meliputi
kualitas fisik, kimia, dan biologi limbah rumah tangga yang memenuhi syarat untuk
dilepaskan ke lingkungan. Beberapa penelitian tentang penggunaan Hydrilla
verticillata sebagai fitoremediator, belum banyak yang mengkaji berapa banyak
kapasitas Hydrilla verticillata yang digunakan dalam budidaya intensif ikan nila.
Oleh karena itu, penelitian tentang penggunaan Hydrilla verticillata dengan bobot
berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kualitas air ikan
nila (Oreochromis niloticus) dalam sistem terkontrol perlu dilakukan.
2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemanfaatan Hydrilla verticillata
sebagai fitoremediator terhadap kinerja produksi benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) ukuran 4-5 cm dengan kepadatan 3 ekor/L.
METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
yang terdiri atas empat perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas tiga
ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan bobot
Hydrilla verticillata pada media air bervolume 30 liter. Perlakuan tersebut adalah:
Kontrol
: Tanpa penambahan Hydrilla verticillata
Perlakuan A : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 25 g bobot basah
Perlakuan B : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 50 g bobot basah
Perlakuan C : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 75 g bobot basah
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 493230 cm sebanyak
12 unit. Akuarium dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang
menempel dan didesinfeksi dengan cara direndam menggunakan kalium
permanganat (KMnO4). Setelah 24 jam, akuarium dibilas menggunakan air bersih
dan dikeringkan. Setelah kering, akuarium diisi air sampai ketinggian 20 cm atau
hingga volume 30 L. Selanjutnya dilakukan pemasangan aerasi dan top filter di
setiap akuarium (Lampiran 1). Filter yang digunakan adalah kapas sebagai filter
fisik dan zeolit 500 g sebagai filter kimia dan biologi.
Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang berasal dari pembudidaya ikan di daerah Laladon.
Ikan nila terlebih dahulu diaklimatisasi selama 7 hari. Setelah masa aklimatisasi
selesai, ikan uji dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan sisa pakan
dalam tubuh ikan. Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang dan penimbangan
bobot awal pada ikan nila. Ikan nila yang digunakan memiliki panjang total ratarata 4,64±0,1 cm/ekor dan bobot rata-rata 2,33±0,04 g/ekor. Selanjutnya ikan uji
ditebar ke dalam akuarium penelitian dengan kepadatan 3 ekor/L. Selanjutnya
tanaman Hydrilla verticillata yang diperoleh dari pembudidaya tanaman di daerah
Gunung Bunder ditempatkan ke dalam akuarium sesuai perlakuan yang diberikan.
Pemeliharaan ikan nila berlangsung selama 30 hari.
3
Pemberian Pakan
Selama 30 hari pemeliharaan, ikan nila diberi pakan berupa pakan komersil
dengan kandungan protein 37–38%. Pakan diberikan dengan feeding rate 5% dari
biomassa ikan setiap akuarium. Pemberian pakan dilakukan setiap tiga kali sehari
yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB.
Sampling
Kegiatan sampling panjang dan bobot dilakukan setiap tujuh hari sekali
dengan jumlah sampel ikan sebanyak 30 ekor setiap akuarium. Alat yang digunakan
dalam sampling panjang yaitu penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dan alat yang
digunakan dalam sampling bobot yaitu timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air selama pemeliharaan dilakukan dengan cara
penyiponan kotoran dan pergantian air setiap satu minggu sekali setelah
pengukuran kualitas air. Pergantian air dilakukan sebanyak 30% dari volume awal.
Serta dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada tanaman setiap
seminggu sekali agar proses fitoremediasi tanaman Hydrilla verticillata berjalan
dengan baik. Pengamatan parameter kualitas air dilakukan setiap seminggu sekali
sebelum pergantian air. Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian
meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, bahan organik total,
dan kekeruhan. Alat dan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air.
Parameter
Satuan
Metode/alat ukur
o
C
Suhu
Termometer digital
Oksigen terlarut
mg/L
DO-meter
pH
Unit
pH-meter
Amonia
mg/L
Spektrofotometer
Nitrit
mg/L
Spektrofotometer
Nitrat
mg/L
Spektrofotometer
Fosfat
mg/L
Spektrofotometer
Bahan organik total
mg/L
Titrimetri
Kekeruhan
NTU
Turbidimeter
Parameter Uji
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) merupakan persentase jumlah ikan
hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. TKH dihitung berdasarkan persamaan (Effendie 1979).
TKH (%)
=
∑ total ikan akhir (ekor)
100
∑ total ikan awal (ekor)
4
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian (LPH) merupakan persentase dari selisih berat
akhir dan berat awal ikan dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan (Handajani
dan Widodo 2010).
In Wt − In Wo
x
LPH % =
t
Keterangan:
LPH = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt
= Bobot rata-rata ikan pada waktu ke-t pemeliharaan (g/ekor)
Wo
= Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g/ekor)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan perubahan panjang rata-rata
individu pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Pengukuran
panjang mutlak menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendi (1979) yaitu.
Pm = Lt − Lo
Keterangan:
Pm
= Pertumbuhan mutlak ikan (cm)
Ĺt
= Panjang rata-rata akhir ikan (cm)
Ĺ0
= Panjang rata-rata awal ikan (cm)
Konversi Pakan
Nilai konversi pakan (KP) merupakan jumlah pakan yang diberikan selama
masa pemeliharaan untuk menghasilkan satu kg daging. KP dihitung dengan
menggunakan rumus (Handajani dan Widodo 2010).
F
KP = [
]x
Bt + Bm − Bo
Keterangan:
F
=Jumlah pakan (g)
Bt
=Biomassa ikan pada waktu ke-t pemeliharaan (g)
Bm
=Biomassa ikan mati (g)
Bo
=Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha diperoleh berdasarkan selisih antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan selama masa pemeliharaan. Total penerimaan
bergantung pada jumlah ikan dan harga produk yang dijual. Total penerimaan dapat
dihitung menggunakan rumus (Nurmalina et al. 2010):
TR = Q x P
Keterangan:
TR
= Total penerimaan (Rp)
Q
= Jumlah ikan yang dijual (Ekor)
P
= Harga (Rp/ekor)
Keuntungan didapat dari hasil pengurangan total penerimaan dengan biaya
pengeluaran. Berikut ini merupakan rumus keuntungan (Nurmalina et al. 2010):
5
Keterangan:
π
= Keuntungan (Rp)
TR
= Total penerimaan (Rp)
TC
= Total pengeluaran (Rp)
π = TR − TC
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS
versi 20. Uji lanjut yang digunakan untuk melihat perbedaan pada tiap perlakuan
adalah uji Duncan. Parameter yang dianalisis secara statistik kuantitatif adalah
tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak,
dan konversi pakan. Parameter uji yang dianalisis secara deskriptif adalah
parameter kualitas air dan perhitungan keuntungan usaha.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengamatan kelangsungan hidup ikan nila menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. Nilai kelangsungan hidup ikan nila pada perlakuan bobot Hydrilla
verticillata 25 g, 50 g, dan 75 g serta kontrol berturut-turut adalah 71,5±7,56%,
68,5±2,3%, 78,1±3,9%, dan 57,8±5,77% tersaji pada Gambar 1.
90
Kelangsungan Hidup (%)
80
70
78,1±3,9a
71,5±7,56a
68,5±2,3a
57,8±5,77b
60
50
40
30
20
10
0
0
25
50
75
Bobot Hydrilla verticillata (g)
Keterangan : Nilai yang tertera pada ujung grafik merupakan rata-rata± standar deviasi dan huruf di
belakang standar deviasi yang berbeda menunjukan perbedaan nyata (P
UKURAN 4-5 CM DENGAN Hydrilla verticillata SEBAGAI
FITOREMEDIATOR
ZULSUSYANTO
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi Benih
Ikan Nila Oreochromis niloticus ukuran 4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai
Fitoremediator” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Zulsusyanto
NIM C14110090
ABSTRAK
ZULSUSYANTO. Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus ukuran
4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai Fitoremediator. Dibimbing oleh
KUKUH NIRMALA dan DANIEL DJOKOSETIYANTO.
Peningkatan produksi ikan nila (Oreochromis niloticus) dilakukan dengan
sistem intensif. Intensifikasi budidaya melalui peningkatan padat penebaran dan laju
pemberian pakan yang tinggi berakibat pada menurunnya kualitas air, menghambat
pertumbuhan ikan, dan membahayakan kelangsungan hidup ikan. Salah satu upaya
untuk menanggulangi masalah tersebut melalui sistem fitoremediasi dengan
menggunakan tanaman Hydrilla verticillata. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan bobot Hydrilla verticillata yang optimal terhadap kinerja produksi benih
ikan nila. Benih ikan nila berukuran panjang rata-rata 4,64±0,1 cm dan bobot ratarata 1,73±0,06 g dengan padat tebar 3 ekor/L. Ikan nila dipelihara selama 30 hari di
dalam akuarium berukuran 493230 cm yang diisi air sebanyak 30 L dengan
perlakuan pemberian Hydrilla verticillata sebanyak 25 g, 50 g, dan 75 g serta kontrol
(Hydrilla verticillata 0 g). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Hydrilla
verticillata 75 g memberi hasil yang terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak, dan konversi pakan
dibandingkan dengan perlakuan lainya.
Kata kunci: Fitoremediasi, Hydrilla verticillata, Oreochromis niloticus
ABSTRACT
ZULSUSYANTO. Performance of Production Tilapia Fry Oreochromis niloticus
Size 4-5 cm By Hydrilla verticillata as Phytoremediation. Supervised by KUKUH
NIRMALA and DANIEL DJOKOSETIYANTO.
Production improvement of tilapia (Oreochromis niloticus) by use intensive
systems. Intensification of aquaculture with high stocking density and high rate of
feeding that impacted to decrease of water quality, inhibit growth of fish, and
harmful to survival of fish. One of efforts to overcome the problem is
phytoremediation by Hydrilla verticillata. This study aim to determine optimum
weight ratio Hydrilla verticillata on production performance of tilapia fry. Tilapia
fry have size of length body 4.64±0.1 cm and mean weight 1.73±0.06 g with stock
density 3 fish per litre. Tilapia was reared for 30 days in the aquarium 493230
centimetre that filled of water 30 L with treatment Hydrilla verticillata of 25 gram,
50 gram, 75 gram, and control (Hydrilla verticillata 0 gram). Results of the study
showed the treatment of Hydrilla verticillata 75 g have the best result on survival
rate, specific growth rate, absolute length of the growth, and feed conversion ratio.
Key Words: Hydrilla verticillata, Oreochromis niloticus, phytoremediation
KINERJA PRODUKSI BENIH IKAN NILA Oreochromis niloticus
UKURAN 4-5 CM DENGAN Hydrilla verticillata SEBAGAI
FITOREMEDIATOR
ZULSUSYANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah “Kinerja Produksi Benih Ikan Nila Oreochromis
niloticus ukuran 4-5 cm dengan Hydrilla verticillata sebagai Fitoremediator”.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 di Laboratorium
Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Halimatussadiah dan Khaidir atas doa, kasih sayang,
dukungan, dan motivasinya;
2. Bapak Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc dan Bapak Prof Dr Ir Daniel Djokosetiyanto
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
nasehat;
3. Ibu Dr Dinamella Wahjuningrum, SSi MSi dan Bapak Dr Ir Eddy Supriyono,
MSc selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan departemen atas saran
bagi perbaikan skripsi;
4. Dr Ir Sukenda, MSc selaku ketua departemen Budidaya Perairan;
5. Bapak Jajang, Kang Abe, Dessy, Nurul, Rini dan teman teman Malingers atas
dukungan, bantuan dan kerjasamanya;
6. Keluarga besar BDP 48 atas bantuan dan kerjasamanya.
Semoga karya
membutuhkannya.
ilmiah
ini
bermanfaat
bagi
seluruh
pihak
yang
Bogor, September 2015
Zulsusyanto
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... viii
PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
Latar Belakang………………………………………………………………… 1
Tujuan…………………………………………………………………………. 2
METODE………………………………………………………………………… 2
Rancangan Penelitian………………………………………………………….. 2
Prosedur Penelitian…………………………………………………………….. 2
Persiapan Wadah……………………………………………………………..2
Ikan Uji……………………………………………………………………… 2
Sampling…………………………………………………………………….. 3
Pengelolaan Kualitas Air……………………………………………………. 3
Parameter Uji…………………………………………………………………...3
Tingkat Kelangsungan Hidup……………………………………………….. 3
Laju Pertumbuhan Harian…………………………………………………… 4
Pertumbuhan Panjang Mutlak………………………………………………. 4
Konversi Pakan……………………………………………………………… 4
Keuntungan Usaha………………………………………………………….. 4
Analisis Data………………………………………………………………....... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….. 5
Hasil…………………………………………………………………………… 5
Pembahasan……………………………………………………………………. 9
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 13
Kesimpulan……………………………………………………………………. 13
Saran…………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 13
DAFTAR TABEL
1 Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air. ............................. 3
2 Laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak, dan
konversi pakan ikan nila selama penelitian ............................................ 6
3 Hasil pengamatan kualitas air media pemeliharaan ikan nila
selama penelitian .................................................................................... 7
4 Analisis usaha pendederan ikan nila dalam satu siklus produksi ........... 9
DAFTAR GAMBAR
1 Kelangsungan hidup ikan nila selama penelitian ................................... 5
2 Bobot rata-rata ikan nila selama penelitian dengan perlakuan
penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ......................... 6
3 Panjang rata-rata ikan nila selama penelitian dengan perlakuan
penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ......................... 7
4 Pengamatan parameter kualitas air ikan nila selama penelitian dengan
perlakuan penambahan bobot Hydrilla verticillata yang berbeda. ........ 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Desain wadah pemeliharaan ikan nila menggunakan fitoremediasi
tanaman Hydrilla verticillata selama penelitian .................................. 15
2 Anova dan hasil uji Duncan kelangsungan hidup ................................ 16
3 Anova dan hasil uji Duncan laju pertumbuhan harian ......................... 16
4 Anova dan hasil uji Duncan pertumbuhan panjang mutlak ................. 16
5 Anova dan hasil uji Duncan konversi pakan ........................................ 17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
budidaya air tawar yang bernilai ekonomis dan banyak dikembangkan di Indonesia.
Ikan nila menjadi komoditas unggulan dikarenakan cepat berkembangbiak, mudah
dibudidayakan, tahan terhadap perubahan lingkungan, mampu mencerna makanan
secara efisien, memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap serangan
penyakit (Suyanto 2010). Produksi ikan nila mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014), produksi ikan nila
pada tahun 2011 sebanyak 567.078 ton, pada tahun 2012 sebanyak 695.063 ton, dan
903.016 ton pada tahun 2013. Peningkatan produksi ikan nila dapat dicapai melalui
aplikasi sistem budidaya secara intensif. Intensifikasi budidaya melalui peningkatan
padat penebaran dan laju pemberian pakan yang tinggi kepada ikan dapat
mengakibatkan penumpukan bahan organik dalam wadah baik dari sisa
metabolisme ikan maupun sisa pakan yang terbuang (Djokosetiyanto et al. 2006).
Akumulasi bahan organik dapat menyebabkan terjadinya pembentukan senyawasenyawa yang beracun bagi ikan, sehingga mempercepat penurunan kualitas air
seperti berkurangnya oksigen terlarut dan konsentrasi amonia semakin meningkat.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat atau bahkan
mengakibatkan kematian. Salah satu solusi untuk mengatasi penurunan kualitas air
adalah dengan menerapkan teknologi fitoremediasi.
Fitoremediasi merupakan salah satu pemanfaatan tumbuhan, dimana
tumbuhan tersebut bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media untuk
mengubah, menstabilkan, atau menghancurkan zat kontaminan menjadi berkurang
atau tidak berbahaya sama sekali, bahkan menjadi bahan yang berguna secara
ekonomi (Artiyani 2011). Keuntungan teknologi fitoremediasi yaitu prosesnya
masih alami yaitu adanya sinergi antara tanaman, mikroorganisme, dan habitat
hidupnya serta biaya yang relatif murah untuk memperbaiki kualitas air di media
budidaya (Purwaningsih 2009). Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai fitoremediator adalah tanaman Hydrilla verticillata. Penelitian Hydrilla
verticillata sebagai fitoremediator telah dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya Artiyani (2011), Sumiyati et al (2009), dan Yusuf (2008). Menurut
Artiyani (2011) Hydrilla verticillata dapat menurunkan kosentrasi N Total sebesar
75,39% dan P Total sebesar 85,29% pada limbah cairan tahu. Selanjutnya Sumiyati
et al. (2009) Hydrilla verticillata dapat menurunkan kadar Cu sebesar 84% pada
limbah kerajinan perak. Yusuf (2008), menyatakan bahwa Hydrilla verticillata
yang dikombinasikan dengan mendong (Iris sibirica), teratai (Nymphaea firecrest),
dan kiambang (Spirodella polyrrhiza) dapat memperbaiki kualitas air meliputi
kualitas fisik, kimia, dan biologi limbah rumah tangga yang memenuhi syarat untuk
dilepaskan ke lingkungan. Beberapa penelitian tentang penggunaan Hydrilla
verticillata sebagai fitoremediator, belum banyak yang mengkaji berapa banyak
kapasitas Hydrilla verticillata yang digunakan dalam budidaya intensif ikan nila.
Oleh karena itu, penelitian tentang penggunaan Hydrilla verticillata dengan bobot
berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kualitas air ikan
nila (Oreochromis niloticus) dalam sistem terkontrol perlu dilakukan.
2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemanfaatan Hydrilla verticillata
sebagai fitoremediator terhadap kinerja produksi benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) ukuran 4-5 cm dengan kepadatan 3 ekor/L.
METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
yang terdiri atas empat perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas tiga
ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan bobot
Hydrilla verticillata pada media air bervolume 30 liter. Perlakuan tersebut adalah:
Kontrol
: Tanpa penambahan Hydrilla verticillata
Perlakuan A : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 25 g bobot basah
Perlakuan B : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 50 g bobot basah
Perlakuan C : Penambahan Hydrilla verticillata sebesar 75 g bobot basah
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 493230 cm sebanyak
12 unit. Akuarium dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang
menempel dan didesinfeksi dengan cara direndam menggunakan kalium
permanganat (KMnO4). Setelah 24 jam, akuarium dibilas menggunakan air bersih
dan dikeringkan. Setelah kering, akuarium diisi air sampai ketinggian 20 cm atau
hingga volume 30 L. Selanjutnya dilakukan pemasangan aerasi dan top filter di
setiap akuarium (Lampiran 1). Filter yang digunakan adalah kapas sebagai filter
fisik dan zeolit 500 g sebagai filter kimia dan biologi.
Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang berasal dari pembudidaya ikan di daerah Laladon.
Ikan nila terlebih dahulu diaklimatisasi selama 7 hari. Setelah masa aklimatisasi
selesai, ikan uji dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan sisa pakan
dalam tubuh ikan. Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang dan penimbangan
bobot awal pada ikan nila. Ikan nila yang digunakan memiliki panjang total ratarata 4,64±0,1 cm/ekor dan bobot rata-rata 2,33±0,04 g/ekor. Selanjutnya ikan uji
ditebar ke dalam akuarium penelitian dengan kepadatan 3 ekor/L. Selanjutnya
tanaman Hydrilla verticillata yang diperoleh dari pembudidaya tanaman di daerah
Gunung Bunder ditempatkan ke dalam akuarium sesuai perlakuan yang diberikan.
Pemeliharaan ikan nila berlangsung selama 30 hari.
3
Pemberian Pakan
Selama 30 hari pemeliharaan, ikan nila diberi pakan berupa pakan komersil
dengan kandungan protein 37–38%. Pakan diberikan dengan feeding rate 5% dari
biomassa ikan setiap akuarium. Pemberian pakan dilakukan setiap tiga kali sehari
yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB.
Sampling
Kegiatan sampling panjang dan bobot dilakukan setiap tujuh hari sekali
dengan jumlah sampel ikan sebanyak 30 ekor setiap akuarium. Alat yang digunakan
dalam sampling panjang yaitu penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dan alat yang
digunakan dalam sampling bobot yaitu timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air selama pemeliharaan dilakukan dengan cara
penyiponan kotoran dan pergantian air setiap satu minggu sekali setelah
pengukuran kualitas air. Pergantian air dilakukan sebanyak 30% dari volume awal.
Serta dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada tanaman setiap
seminggu sekali agar proses fitoremediasi tanaman Hydrilla verticillata berjalan
dengan baik. Pengamatan parameter kualitas air dilakukan setiap seminggu sekali
sebelum pergantian air. Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian
meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, bahan organik total,
dan kekeruhan. Alat dan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat dan metode pengukuran parameter kualitas air.
Parameter
Satuan
Metode/alat ukur
o
C
Suhu
Termometer digital
Oksigen terlarut
mg/L
DO-meter
pH
Unit
pH-meter
Amonia
mg/L
Spektrofotometer
Nitrit
mg/L
Spektrofotometer
Nitrat
mg/L
Spektrofotometer
Fosfat
mg/L
Spektrofotometer
Bahan organik total
mg/L
Titrimetri
Kekeruhan
NTU
Turbidimeter
Parameter Uji
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) merupakan persentase jumlah ikan
hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. TKH dihitung berdasarkan persamaan (Effendie 1979).
TKH (%)
=
∑ total ikan akhir (ekor)
100
∑ total ikan awal (ekor)
4
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian (LPH) merupakan persentase dari selisih berat
akhir dan berat awal ikan dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan (Handajani
dan Widodo 2010).
In Wt − In Wo
x
LPH % =
t
Keterangan:
LPH = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt
= Bobot rata-rata ikan pada waktu ke-t pemeliharaan (g/ekor)
Wo
= Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g/ekor)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan perubahan panjang rata-rata
individu pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Pengukuran
panjang mutlak menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendi (1979) yaitu.
Pm = Lt − Lo
Keterangan:
Pm
= Pertumbuhan mutlak ikan (cm)
Ĺt
= Panjang rata-rata akhir ikan (cm)
Ĺ0
= Panjang rata-rata awal ikan (cm)
Konversi Pakan
Nilai konversi pakan (KP) merupakan jumlah pakan yang diberikan selama
masa pemeliharaan untuk menghasilkan satu kg daging. KP dihitung dengan
menggunakan rumus (Handajani dan Widodo 2010).
F
KP = [
]x
Bt + Bm − Bo
Keterangan:
F
=Jumlah pakan (g)
Bt
=Biomassa ikan pada waktu ke-t pemeliharaan (g)
Bm
=Biomassa ikan mati (g)
Bo
=Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha diperoleh berdasarkan selisih antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan selama masa pemeliharaan. Total penerimaan
bergantung pada jumlah ikan dan harga produk yang dijual. Total penerimaan dapat
dihitung menggunakan rumus (Nurmalina et al. 2010):
TR = Q x P
Keterangan:
TR
= Total penerimaan (Rp)
Q
= Jumlah ikan yang dijual (Ekor)
P
= Harga (Rp/ekor)
Keuntungan didapat dari hasil pengurangan total penerimaan dengan biaya
pengeluaran. Berikut ini merupakan rumus keuntungan (Nurmalina et al. 2010):
5
Keterangan:
π
= Keuntungan (Rp)
TR
= Total penerimaan (Rp)
TC
= Total pengeluaran (Rp)
π = TR − TC
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS
versi 20. Uji lanjut yang digunakan untuk melihat perbedaan pada tiap perlakuan
adalah uji Duncan. Parameter yang dianalisis secara statistik kuantitatif adalah
tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak,
dan konversi pakan. Parameter uji yang dianalisis secara deskriptif adalah
parameter kualitas air dan perhitungan keuntungan usaha.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengamatan kelangsungan hidup ikan nila menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. Nilai kelangsungan hidup ikan nila pada perlakuan bobot Hydrilla
verticillata 25 g, 50 g, dan 75 g serta kontrol berturut-turut adalah 71,5±7,56%,
68,5±2,3%, 78,1±3,9%, dan 57,8±5,77% tersaji pada Gambar 1.
90
Kelangsungan Hidup (%)
80
70
78,1±3,9a
71,5±7,56a
68,5±2,3a
57,8±5,77b
60
50
40
30
20
10
0
0
25
50
75
Bobot Hydrilla verticillata (g)
Keterangan : Nilai yang tertera pada ujung grafik merupakan rata-rata± standar deviasi dan huruf di
belakang standar deviasi yang berbeda menunjukan perbedaan nyata (P