Land Use Dan Land Cover Change (LULCC) Untuk Lahan di Kabupaten Dairi

LAND USE DAN LAND COVER CHANGE (LULCC) DI KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
OLEH : SRI WAHYUNI
090301179 AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH
DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

LAND USE DAN LAND COVER CHANGE (LULCC) DI KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
OLEH : SRI WAHYUNI
090301179 AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara
DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama Nim Departemen Program Studi

: Land Use Dan Land Cover Change (LULCC) Untuk Lahan di Kabupaten Dairi : Sri Wahyuni : 090301179 : Agroekoteknologi : Ilmu Tanah


Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir. Hardy Guchi, MP. Ketua

Benny Hidayat, S.P., M.P. Anggota

Mengetahui :

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SRI WAHYUNI : Land Use dan Land Cover Change (LULCC) di Kabupaten Dairi, dibimbing oleh Hardy Guchy dan Benny Hidayat.
Permintaan terhadap lahan yang terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor pendorong perubahan penggunaan lahan. Kabupaten Dairi merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara dengan luas 190.780 Ha yang sebagian lahannya belum digunakan dan dioptimalkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan lahan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2013 sampai 05 Juli 2013 dengan menggunakan metode survey dan penggunaan alat GPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tutupan lahan yaitu hutan primer, hutan sekunder, lahan budidaya, pemukiman dan lahan terbuka mengalami peningkatan lahan dalam penggunaan lahan sedangkan sawah, semak belukar dan air mengalami perubahan fungsi lahan. Hal ini disebabkan oleh faktor fisik, faktor ekonomi, kemajuan teknologi, kondisi sosial penduduk, dan jumlah penduduk yang terus meningkat di daerah tersebut yang menyebabkan permintaan penggunaan lahan untuk pemukiman akan terus meningkat.. Kata kunci : Tutupan Lahan, Penggunaan Lahan, Kabupaten Dairi dan Faktor
Pendorong Perubahan lahan
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT SRI WAHYUNI: Land Use and Land Cover Change (LULCC) in Dairi, supervised by Hardy Guchy and Benny Hidayat.
The demand for land continues to grow along with population growth and technology development to be one of the driving factors of land use change. Dairi regency is one of regencies in North Sumatra with an area of 190.780 hectares of unused land portion and optimized by society in order to meet the demand for land. This research was conducted on July 2, 2013 until July 5, 2013 using a survey method and the use of GPS equipment. The results showed that land cover conditions that primary forest, secondary forest, cultivated land, residential and open space land increased in land use, while paddy field, scrub and water have land use changes. It is caused by physical factors, economic factors, technology advances, the social conditions of the population, and an increasing number of resident in the area that led to the demand for residential land use will continue to rise. Keywords: land cover, land use, Dairi and Incentives land changes
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Land Use dan Land Cover Change (LULCC) di Kabupaten Dairi” .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini dan juga kepada kedua kakak dan keponakan yang member semangat kepada penulis. Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih Ir. Hardy Guchi, M.P. dan Benny Hidayat, S.P., M.P. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membantu penulis dari menetapkan judul, melakukan penelitian sampai menyelesaikan skripsi ini.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, Laboran Laboratorium Biologi Tanah (Kak Rosneli), kepada Syafitra Ibadillah, Arie, Rian, teman-teman dan adik asisten Laboratorium Biologi Tanah, serta semua rekan mahasiswa Ilmu Tanah stambuk 2009 yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Mei 2013
Penulis
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi pada tanggal 09 Maret 1992 dari ayah Ahmad Darbani dan ibu Nur Aini Br. Saragih. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tebing Tinggi dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih program studi Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.
Selama memulai perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA), anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek), Pengajian Al-Bayan, sebagai asisten praktikum Morfologi Tanaman (2011-2012); Mikrobiologi Pertanian (2012-2013); Pertanian Organik (2012-2013) ;Bioteknologi Pertanian (2013); Dasar Ilmu Tanah Hutan (2013). Selain itu penulis juga mengikuti Seminar Nasional seperti Keseimbangan Hara dan Pengelolaan Kesuburan Tanah Berkelanjutan pada Kopi Arabika di Sumatera Utara dan Aceh, Intensifikasi Pengelolaan Lahan Perkebunan dan Hortikultura Berbasis Lingkungan.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di kebun Balimbingan PTPN IV pada tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................ ii
ABSTRACT.......................................................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................... viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ......................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian ................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA Survey Tanah ............................................................................................................ 4 Land Use dan Land Cover Change .......................................................................... 6 Remote Sensing........................................................................................................ 13
KONDISI UMUM WILAYAH Kabupaten Dairi ....................................................................................................... 17
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ................................................................................. 18 Bahan dan Alat ........................................................................................................ 18 Metode Penelitian ................................................................................................... 18 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................................ 18 Persiapan ..................................................................................................... 18 Pelaksanaan .............................................................................................. 19 Pengumpulan Data ...................................................................................... 19 Pengolahan Data.......................................................................................... 19
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Lokasi Pengambilan Sampel ....................................................................... 20 Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi....................... 21 Perubahan Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi............................................................................................................. 22 Pembahasan.............................................................................................................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .............................................................................................................. 29 Saran ..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DATA
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR


No. Hal

1. Peta lokasi pengambilan sampel .......................................................................19

2. Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi Tahun

2003

...................................................................................................... 20

3. Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi Tahun

2013

...................................................................................................... 21

4. Peta satuan lahan .................................................................................................23

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN No. Hal 1. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel tanah di Kabupaten Dairi ............. 2. Peta satuan lahan lokasi penelitian......................................................................... 3. Hasil pengambilan data koordinat dan elevasi di Kabupaten Dairi ....................... 4. Data pH tanah......................................................................................................... 5. Data tekstur tanah................................................................................................... 6. Foto pengambilan data koordinat........................................................................... 7. Foto pengambilan sampel tanah untuk pengukuran pH dan tekstur tanah ............. 8. Lokasi pengambilan sampel dan data koordinat .................................................... 9. Foto lokasi perubahan penggunaan lahan ..............................................................
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL No. Hal 1. Perubahan Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi dari
tahun 2003 sampai tahun 2013............................................................................. 22
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SRI WAHYUNI : Land Use dan Land Cover Change (LULCC) di Kabupaten Dairi, dibimbing oleh Hardy Guchy dan Benny Hidayat.
Permintaan terhadap lahan yang terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor pendorong perubahan penggunaan lahan. Kabupaten Dairi merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara dengan luas 190.780 Ha yang sebagian lahannya belum digunakan dan dioptimalkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan lahan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2013 sampai 05 Juli 2013 dengan menggunakan metode survey dan penggunaan alat GPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tutupan lahan yaitu hutan primer, hutan sekunder, lahan budidaya, pemukiman dan lahan terbuka mengalami peningkatan lahan dalam penggunaan lahan sedangkan sawah, semak belukar dan air mengalami perubahan fungsi lahan. Hal ini disebabkan oleh faktor fisik, faktor ekonomi, kemajuan teknologi, kondisi sosial penduduk, dan jumlah penduduk yang terus meningkat di daerah tersebut yang menyebabkan permintaan penggunaan lahan untuk pemukiman akan terus meningkat.. Kata kunci : Tutupan Lahan, Penggunaan Lahan, Kabupaten Dairi dan Faktor
Pendorong Perubahan lahan
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT SRI WAHYUNI: Land Use and Land Cover Change (LULCC) in Dairi, supervised by Hardy Guchy and Benny Hidayat.
The demand for land continues to grow along with population growth and technology development to be one of the driving factors of land use change. Dairi regency is one of regencies in North Sumatra with an area of 190.780 hectares of unused land portion and optimized by society in order to meet the demand for land. This research was conducted on July 2, 2013 until July 5, 2013 using a survey method and the use of GPS equipment. The results showed that land cover conditions that primary forest, secondary forest, cultivated land, residential and open space land increased in land use, while paddy field, scrub and water have land use changes. It is caused by physical factors, economic factors, technology advances, the social conditions of the population, and an increasing number of resident in the area that led to the demand for residential land use will continue to rise. Keywords: land cover, land use, Dairi and Incentives land changes
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penggunaan lahan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Peningkatan kebutuhan lahan di Indonesia sudah tidak bisa dielakkan lagi seiring dengan pertambahan penduduk di Indonesia. Hampir semua aktivitas manusia melibatkan penggunaan lahan. Karena jumlah dan aktivitas manusia semakin bertambah dengan cepat maka lahan menjadi sumberdaya yang langka sehinnga land use dan land cover change (LULCC) atau dengan istilah land change sudah tidak bisa dihindari akibat jumlah manusia yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan penggunaan lahan.
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi dimana faktor- faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-akibat merugikan seperti erosi dan akumumulasi garam (Hardjowigeno et al. 2001).
Land-cover change dan land-use change memiliki arti yang berbeda. Landcover change diartikan sebagai perubahan fisik dan biologis penutupan tanah oleh vegetasi termasuk air. Pengamatan terhadap land-cover change biasanya dilakukan dengan remote sensing. Sedangkan land-use change memiliki arti yang lebih kompleks karena menyangkut juga perspektif alam (natural) dan sosial ekonomi terhadap perubahan penggunaan lahan atas aktivitas manusia yang berdampak terhadap perubahan proses yang terjadi di permukaan bumi termasuk biogeokimia, hidrologi
Universitas Sumatera Utara

dan keanekaragaman hayati. Dinamika perubahan penggunaan lahan seringkali menyebabkan perubahan kualitas lahan termasuk sumber daya air dikarenakan ketidaksesuaian antara kemampuan lahan dan penggunaannya. Pengamatan terhadap land-use change melibatkan pengamatan dan pengkajian langsung di lokasi.
Jenis penggunaan lahan dilokasi penelitian sampai saat ini lebih didominasi oleh penggunaan pertanian. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh berbagai sebab dan salah satunya adalah faktor fisik lingkungan. Oleh karena itu kajian faktor fisik lingkungan terhadap perubahan penggunaan lahan cukup menarik untuk dilakukan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkugan alam dan potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survei. Survei tanah dapat didefenisikan sebagai penelitian di lapangan atau laboratorium, yang dilakukan secar sistematis dengan metode-metode tertentu terhadap suatu daerah ( areal ) tertentu. Sebuah peta merupakan salah satu dokumen utama sebagai dasar dalam proyek – proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei maka akan memberi manfaat yang besar, tergantung dengan tujuan pelaksanaan survei yang dilakukan (Rayes, 2006).
BPS (2012) menyatakan bahwa Kabupaten Dairi ini mempunyai luas daerah sekitar 192.780 Ha atau sekitar 2,69% dari luas keseluruhan propinsi Sumatera Utara (7.160.000 Ha), ditinjau dari aspek topografis Kabupaten Dairi yang berada di ketinggian 400 s/d 1.700 m dpl yang terdiri dari 15 Kecamatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, melihat pentingnya kopi sebagai kebutuhan masyarakat sehingga penulis tertarik melakukan penelitian land use dan land cover change (LULCC) pada perkebunan kopi di kabupaten dairi.
Tujuan Percobaan
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kabupaten Dairi, SumatraUtara. Kegunaan Percobaan - Peta diharapkan berguna sebagai acuan dalam penggunaan lahan. - Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Survey Tanah
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik, dan biologi di lapangan maupun di laboratorium, dengam tujuan penggunaan lahan umum maupun khusus. Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika diteliti dalam meletakkannya. Relevansi sifat – sifat yang ditetapkan dengan penggunaannya atau tujuan penggunaannya harus tinggi. Untuk mencapai kegunaan tersebut perlu menetapkan pola penyebaran tanah yang dibagi – bagi berdasarkan kesamaan sifat – sifatnya, sehingga terbentuk soil mapping unit atau SPT. Dengan adanya pola penyebaran tanah ini, maka dimungkinkan untuk menduga sifat – sifat tanah yang dihubungkan dengan potensi penggunaan lahan dan responnya terhadap perubahan pengelolaannya (Abdullah, 1996).

Survei tanah dapat memberikan informasi tentang tanah. Informasi meliputi deskripsi dari tanah, lokasi tanah, kesesuaian, keterbatasan, dan pengelolaan tanah untuk keperluan tertentu. Tanah di daerah survei terjadi dalam pola teratur yang berhubungan dengan geologi, landforms, lega, iklim, dan vegetasi alam daerah. Setiap jenis tanah terkait dengan jenis tertentu dari lanskap atau segmen lanskap. Dengan mengamati tanah di daerah survei dan berkaitan dengan posisi untuk segmen tertentu dari lanskap, seorang ilmuwan tanah mengembangkan sebuah konsep, atau model, bagaimana tanah yang terbentuk (SSURGO, 1995).
Tanah harus ditentukan sifat-sifatnya di lapangan dalam keadaan yang sewajarnya dengan melihat ciri-ciri morfologi yang merupakan hasil genesa tanah yang dipengaruhi oleh : iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan wakti. Jadi jenis
Universitas Sumatera Utara

tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat data penyebarannya (Buckman and Brady, 1982).
Dasar dari semua peta survei tanah adalah bahwa daerah yang diidentifikasi memiliki karakteristik yang sama, sehingga dapat diprediksi prediksi. Para peneliti, tenaga penyuluhan, dan perencana perlu mengetahui luas areal dan distribusi jenis tertentu tanah untuk benar memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh. Misalnya, jika menemukan bahwa jenis tertentu dari pupuk meningkatkan hasil pada tanah berpasir, kemudian kita perlu tahu di mana tanah berpasir terjadi. Sebaliknya, seseorang juga perlu untuk mengetahui daerah-daerah mana ekstrapolasi mengenai tanah berpasir . Survei tanah sebagian besar dilakukan untuk daerah yang cukup besar untuk memiliki lebih dari satu jenis penggunaan lahan penting dan beberapa pengguna dengan beragam kepentingan. Beberapa survei yang dilakukan untuk melayani pengguna yang membutuhkan informasi yang tepat tentang sumber daya tanah meliputi beberapa hektar atau kurang (Coen, 1987).
Menurut Subardja (2000) dalam Siboro (2010) jenis survei sumberdaya lahan dapat dibedakan pada beberapa tingkatan, yaitu: (1) tingkat eksplorasi, (2) tingkat tinjau, (3) semi detail, dan (4) detail. Semua jenis survei ini sering digunakan , walaupaun mempunayi perbedaan yang besar dalam hal ketentuan skala dan intensitas pengamatan.
Survei tanah saat ini mengidentifikasi sifat tanah lebih banyak, menggunakan citra digital untuk overlay dengan data lain, dan lebih rinci dari survei sebelumnya. Survei tanah Awal mengidentifikasi sifat tanah sangat sedikit, seperti tekstur, warna, kedalaman, dan basah. Survei hari ini mengidentifikasi lebih dari 300 sifat-sifat tanah. Survei awal terfokus pada pertanian, sedangkan survei sekarang memberikan informasi untuk berbagai penggunaan lahan selain pertanian. Tanah mempertahankan
Universitas Sumatera Utara

kehidupan tumbuhan dan hewan. Melindungi dan melestarikan sumber daya tanah pertanian menjamin produktif bagi generasi mendatang. Survei tanah memberikan informasi ilmiah yang diperlukan untuk benar mengelola dan melestarikan tanah. Survei tanah memberikan data tentang kimia, fisika, dan biologi tanah, mereka menunjukkan hubungan tanah untuk tanaman dan air, mereka menyediakan peta untuk menampilkan hubungan untuk penilaian dan penggunaan, memberikan dasar untuk memprediksi dan meminimalkan degradasi tanah dan sumber daya air, memungkinkan penilaian dampak manajemen pada perubahan ekologi dan lingkungan, dan memungkinkan pengguna lahan untuk mengelola lahan secara berkelanjutan (NRCS, 2012).
Land Use dan Land Cover Change (LULCC)
Tutupan lahan didefinisikan oleh atribut dari permukaan tanah bumi ditangkap dan didistribusikan dalam bentuk seperti vegetasi, gurun, air, dan es yang berada langsung bawah permukaan, termasuk biota, tanah, topografi, permukaan dan air tanah, dan juga mencakup struktur yang dibuat semata-mata oleh aktivitas manusia seperti tambang eksposur dan pemukiman. Di sisi lain, penggunaan lahan adalah dimaksudkan kerja dan manajemen strategi ditempatkan pada tutupan lahan oleh manusia, atau pengelola lahan untuk mengeksploitasi penutup lahan dan mencerminkan kegiatan manusia seperti zona industri, zona pemukiman, lahan pertanian, penggembalaan, penebangan, dan pertambangan diantara banyak lainnya (Zubair, 2006)
Perubahan penggunaan lahan (land use change) didefinisikan sebagai setiap fisik, biologis atau kimia disebabkan manajemen perubahan, yang dapat mencakup konversi penggembalaan dengan tanam, perubahan penggunaan pupuk, perbaikan
Universitas Sumatera Utara

drainase, instalasi dan penggunaan irigasi, perkebunan, membangun bendungan pertanian, polusi dan degradasi lahan, penghapusan vegetasi, penyebaran gulma dan spesies eksotik, dan konversi ke non-pertanian (Quentin et al., 2006).
Penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar sebagai konversi dan modifikasi. Konversi mengacu pada perubahan dari satu sampul atau menggunakan jenis yang lain, sedangkan modifikasi melibatkan pemeliharaan dari penutup yang luas atau menggunakan tipe dalam menghadapi perubahan atributnya (Baulies dan Szejwach, 1998).
Menurut Lambin (2005) dalam Oumer (2009) penggunaan sumber daya yang berkelanjutan mengacu pada penggunaan lingkungan sumber daya untuk memproduksi barang dan jasa sedemikian rupa,dalam jangka waktu yang panjang, sumber daya alam tidak rusak sehingga kebutuhan manusia di masa depan dapat dipenuhi. Salah satu tantangan global yang paling signifikan dalam hal ini berkaitan dengan pengelolaan transformasi di permukaan bumi terjadi melalui perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan.
Menurut Codjoe ( 2007) dalam Oumer (2009) Oleh karena itu, penelitian penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan (LUCC) perlu berurusan dengan deskripsi, identifikasi kualitatif dan parameterisasi faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan, serta integrasi dari konsekuensi dan akibatnya. Namun, salah satu tantangan utama dalam analisis LUCC adalah untuk menghubungkan perilaku orang untuk biofisik dalam skala spasial dan temporal yang sesuai Namun, ia berpendapat bahwa tren penggunaan lahan dan tutupan lahan perubahan bisa dinilai dengan mudah dan terkait dengan data penduduk, jika unit analisis adalah nasional, regional, kabupaten atau kota.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai proses perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lainnya yang dapat bersifat permanen maupun sementara dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang baik untuk tujuan komersil maupun industri (Muiz, 2009).
Penggunaan lahan dan pemetaan tutupan lahan merupakan salah satu hal yang paling penting dan aplikasi yang khas dari data penginderaan jauh. Penginderaan jarak jauh adalah alat yang berguna dan memiliki nilai ilmiah untuk studi interaksi di lingkungan manusia, khususnya penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan (Codjoe, 2007 dalam Oumer , 2009).
Ada variasi yang signifikan antara kemampuan instrumen berbagai sensor dan kekayaan informasi yang ditangkap dan juga penerapan tergantung pada Tujuan dari penelitian dimaksudkan. Ada juga variasi yang jelas dalam sifat spasial dan spektral dari citra satelit yang diperoleh oleh versi berbeda dari sensor instrumen khusus. Instrumen Landsat dapat diambil sebagai barang contoh untuk menunjukkan peningkatan yang berkelanjutan dalam radiometrik dan spektral properti gambar memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang sumber daya lahan.
Sejak tahun 1972, satelit Landsat telah disediakan berulang-ulang, sinoptik, global cakupan resolusi tinggi citra multispektral. sejarah panjang Mereka dan kehandalan telah membuat mereka menjadi sumber populer untuk mendokumentasikan perubahan di tanah tutup dan gunakan dari waktu ke waktu dan evolusi mereka lebih ditandai dengan peluncuran Landsat 7 oleh pemerintah AS pada tahun 1999. Multispektral Scanner (MSS) data dari US Geological Survey ini (USGS) EROS Data Center (EDC) telah memberikan catatan sejarah dari daratan Bumi
Universitas Sumatera Utara

permukaan dari awal 1970-an ke awal 1990-an. MSS dan sensor TM terutama terdeteksi dari pantulan radiasi dari permukaan bumi dalam terlihat dan panjang gelombang IR, tetapi sensor TM menyediakan informasi lebih dari radiometrik MSS sensor (Turner et al., 2003).
Rentang panjang gelombang untuk sensor TM adalah dari yang kelihatan (biru), melalui pertengahan IR, ke bagian thermal-IR dari spektrum elektromagnetik dan memiliki resolusi spasial 30 meter untuk terlihat, dekat-IR, dan pertengahan-IR panjang gelombang dan resolusi spasial 120 meter untuk band thermal-IR. Setiap pixel gambar Landsat TM berisi banyak informasi tentang permukaan bahan yang memantulkan cahaya dari pixel itu ke sensor satelit. masing-masing band di gambar TM merupakan bagian yang terpisah dari data yang nilainya berkisar dari 0 sampai 255 memungkinkan seluruh gambar mengandung 2.565 (sekitar 1,1 miliar).
Barlowe (1978) menyatakan bahwa dalam menentukan penggunaan lahan terdapat empat faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu: faktor fisik lahan, faktor ekonomi, dan faktor kelembagaan. Selain itu, faktor kondisi social dan budaya masyarakat setempat juga akan mempengaruhi pola penggunaan lahan. Pertambahan jumlah penduduk berarti pertambahan terhadap makanan dan kebutuhan lain yang dapat dihasilkan oleh sumber daya lahan. Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian meningkat dengan adanya pertambahan penduduk. Demikian pula permintaan terhadap hasil non pertanian seperti kebutuhan perumahan dan sarana prasarana wilayah. Peningkatan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan material ini cenderung menyebabkan persaingan dalam penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan
Universitas Sumatera Utara

penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Faktor fisik yang mempengaruhi penggunaan dan penutupan lahan adalah faktor-faktor yang terkait dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor-faktor lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan budidaya tanaman, kemudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian lingkungan. Faktor fisik ini meliputi kondisi iklim sumber daya air dan kemungkinan perairan, bentuk lahan dan topografi, serta karakteristik tanah, yang secara bersama akan membatasi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan pada sebidang tanah (Sys et al., dalam Gandasasmita, 2001).
Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktorfaktor penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan beberapa hal yang diduga sebagai penyebab proses perubahan penggunaan lahan antara lain : 1. Besarnya tingkat urbanisasi dan lambatnya proses pembangunan di pedesaan 2. Meningkatnya jumlah kelompok golongan berpendapatan menengah hingga atas di wilayah perkotaan yang berakibat tingginya permintaan terhadap pemukiman (komplek-komplek perumahan) 3. Terjadinya transformasi di dalam struktur perekonomian yang pada gilirannya akan menggeser kegiatan pertanian/ lahan hijau khususnya di perkotaan 4. Terjadinya fragmentasi pemilikan lahan menjadi satuan-satuan usaha dengan ukuran yang secara ekonomi tidak efisien. (Haryani, 2011).
Universitas Sumatera Utara

Iklim merupakan faktor fisik yang sulit dimodifikasi dan paling menentukan keragaman penggunaan lahan. Unsur-unsur iklim seperti hujan, penyinaran matahari, suhu, angin, kelembaban dan evaporasi, menentukan ketersediaan air dan energi, sehingga secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Penyebaran dari unsur-unsur iklim ini bervariasi menurut ruang dan waktu, sehingga penggunaan lahan juga beragam sesuai dengan penyebaran iklimnya (Mather, 1986 dalam Gandasasmita, 2001 ).
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk didalamnya adalah perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peranan topografi terhadap penggunaan lahan dibedakan berdasarkan unsur-unsurnya adalah elevasi dan kemiringan lereng. Peranan elevasi terkait dengan iklim, terutama suhu dan curah hujan. Elevasi juga berpengaruh terhadap peluang untuk pengairan. Peranan lereng terkait dengan kemudahan pengelolaan dan kelestarian lingkungan. Daerah yang berlereng curam mengalami erosi yang terus-menerus sehingga tanah-tanah ditempat ini bersolum dangkal, kandungan bahan organic rendah dan perkembangan horison lambat dibandingkan dengan tanah-tanah di daerah datar yang air tanahnya dalam. Perbedaan lereng juga menyebabkan perbedaan air tersedia bagi tumbuh-tumbuhan sehingga mempengaruhi pertumbuhan vegetasi di tempat tersebut dan seterusnya juga mempengaruhi pembentukan tanah (Hardjowigeno, 1993).

Menurut Peng dan Wang (2011) karena pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi, banyak praktek penggunaan lahan seperti penebangan, pengembalaan dan kegiatan pertanian dilakukan. Sedangkan penggunaan lahan yang tidak tepat dapat menyebabkan erosi tanah yang parah, curah hujan juga dapat menyebabkan aliran permukaan dan erosi tanah, beberapa studi menunjukkan bahwa erosi tanah sangat tinggi di daerah karst cina barat daya karena pembentukan tanah
Universitas Sumatera Utara

rendah, lereng curam topografi, curah hujan tahunan tinggi dan tutupan vegetasi miskin.
Tanah merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi penyebaran penggunaan lahan. Sehubungan dengan fungsinya sebagai sumber hara, tanah merupakan faktor fisik lahan yang paling sering dimodifikasi agar penggunaan lahan yang diterapkan mendapatkan hasil yang maksimal. Tanah merupakan kumpulan benda alam dipermukaan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan, dan penopang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman. Tanah meliputi horison-horison tanah yang terletak diatas bahan batuan dan terbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan relief. Bahan-bahan di bawah tanah atau bahan induk tanah bukanlah selalu berasal dari batuan yang keras, tetapi dapat juga berasal dari bahan-bahan lunak seperti bahan alluvium, abu volkan, tufa volkan, dan sebagainya (Hardjowigeno, 1993).
Remote Sensing
Remote sensing atau penginderaan jarak jauh adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dengan obyek, wilayah atau fenomena yang diamati (Lillesand dan Kieffer, 2004).
Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan sutau objek. Sedangkan menurut Lillesand and Kiefer (1994), Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena
Universitas Sumatera Utara

melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Sistem pengindraan jarak jauh pasif (foto udara dan citra aster), yaitu sistem pengindraan jarak jauh yang energinya dari matahari. Panjang gelombang yang digunakan oleh sistem pasif, tidak memiliki kemampuan menembus atmosfer yang dilaluinya, sehingga atmosfer ini dapat menyerap (absorp) dan menghamburkan (scatter) energy pantulan objek yang akan diterima oleh sensor (Lillesand dan Kieffer, 1997).
Data penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara balon udara atau wahana lainnya. Data-data tersebut berasal rekaman sensor yang memiliki karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya menentukan perbedaan dari data penginderaan jauh yang di hasilkan (Richards dan Jia, 2006).
Pengumpulan data penginderaan jauh dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tenaga yang digunakan. Tenaga yang digunakan dapat berupa variasi distribusi daya, distribusi gelombang bunyi atau distribusi energi elektromagnetik (Purwadhi, 2001).
Sebuah atribut utama dari lanskap adalah pola spasial dan struktur. Ini menunjukkan bahwa deteksi proses perubahan tutupan lahan dengan penginderaan jauh adalahcmeningkat ketika kedua spektral dan spasial indikator kondisi permukaan sepertickemiringan dan topografi yang digunakan. Aspek temporal fenomena alam yang penting untuk interpretasi citra karena faktor seperti pertumbuhan vegetasi dan tanah kelembaban bervariasi sepanjang tahun, dan karenanya, hasil yang lebih positif dapatcdicapai dengan memperoleh gambar pada beberapa kali selama siklus
Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan tahunan ,Selanjutnya, perubahan lanskap spasial Pola lebih cenderung untuk mengungkapkan tutupan lahan jangka panjang dan seberapa lama perubahan dapat bertahan (Lillesand dan Kieffer, 2004).
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelomabng elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif (Kerle, et al., (2004) dalam Oumer (2009)).
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001).

pH tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui dua cara, yaitu pengaruh langsung ion hidrogen dan pengaruh tidak langsung terhadap tersedianya unsur hara tertentu serta mempengaruhi ketersediaan hara N dan P. Pada pH tanah lebih kecil dari 5.0 dan lebih besar dari 8.0 maka unsur N dalam tanah tidak dapat diserap tanaman akibat terhambatnya proses nitrifikasi. Pada pH lebih kecil dari 5.0
Universitas Sumatera Utara

unsur hara fosfat kurang tersedia pada tanah masam. Ketersediaan P didalam tanah berbanding lurus dengan pH tanah. Bila tanah masam ketersediaan P akan menurun, sebaliknya bila pH tanah meningkat sampai pH tertentu, maka ketersediaan P juga akan meningkat
Informasi yang berasal dari data penginderaan jauh telah sering digunakan untuk membantu dalam perumusan kebijakan dan memberikan wawasan tutupan lahan dan penggunaan lahan pola, dan multi-temporal yang tren. Interpretasi foto udara terus menjadi alat standar untuk pemetaan dan pemantauan tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan Selain itu, sebagai teknologi telah membaik, demikian juga memiliki jangkauan dan kesempatan untuk penginderaan jauh dinamika struktur ekosistem. Telah ada evolusi dalam cara di mana penginderaan jauh, terkait teknologi, dan teknik analisis yang digunakan untuk memetakan tutupan lahan dan penggunaan lahan perubahan di tingkat lokal, lanskap, skala regional dan benua. Remote sensing citra dari platform satelit dan udara menyediakan data digital pada skala pengamatan yang memenuhi kriteria pemetaan berbagai karakteristik permukaan antropogenik dan alami. Regional dan benua skala tutupan lahan dan penggunaan lahan dapat dipetakan secara operasional, dan tinggi rinci lokal untuk spasial lanskap skala analisis memiliki potensi besar karena satelit saat ini menyediakan skala informasi sebanding dengan foto udara. Misalnya, generasi terbaru dari satelit penginderaan jauh memberikan sangat tinggi-resolusi spasial Data (yakni IKONOS [1 m] dan Quickbird [0,60 m]) (Treitz and John, 2003).
Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Dairi

KONDISI UMUM WILAYAH

Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 22 kabupaten di Sumatera Utara. Luas areal Kabupaten Dairi pada tahun 1999 – 2002 adalah 314.000 ha dan pada tahun 2003 kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat. Pada tahun 2003 Kabupaten Dairi terdiri dari 15 kecamatan dengan luas 192.780 dan jumlah penduduk di Kabupaten Dairi adalah 255.847 jiwa.
BPS (2013) Kabupaten Dairi yang terdiri dari 15 kecamatan ini mempunyai Luas 192.780 ha atau sekitar 2,69 % dari luas Propinsi Sumatera Utara (7.160.000 ha). Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Daya Propinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan:
Universitas Sumatera Utara

• Sebelah Timur dengan Kabupaten Samosir • Sebelah Utara dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kabupaten
Tanah Karo • Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat • Sebelah Barat dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kabupaten dairi terletak sebelah Barat Daya Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terletak antara 98000’ – 980 30’ BT dan 2015’00” – 3000’00” LU. Sebagian besar tanahnya berupa gunung-gunung dan bukit- bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan sub tropis jumlah penduduk di Kabupaten Dairi Pada Tahun 2013 adalah 273.394 jiwa.
Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian antara 400 s/d 1.700 m diatas permukaan laut. Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 s/d 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang dan Kec.Tanah Pinem berada pada ketinggian antara 700 s/d 1.700 meter diatas permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara


BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara pada tanggal
02 Juli 2013 sampai dengan 05 Juli 2013. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian skala 1: 400.000 digunakan sebagai peta dasar , peta jenis tanah 1: 250000 digunakan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah pada daerah penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS digunakan untuk mengetahui koodinat lokasi penelitian dan kamera untuk dokumentasi. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang digunakan untuk memperoleh data lapangan berupa koordinat titik sampel dan menginterpretasikan hasil survei lapangan dalam bentuk peta. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan, terlebih dahulu dilakukan penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja dilapangan. Pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara

Pekerjaan dimulai dengan survei atau pengecekan lapang, pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan GPS dengan berpedoman pada peta dasar, dan peta jenis tanah. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data yaitu berupa data lapangan, jenis tanah, dan indeks vegetasi. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spasial menggunakan GIS (Geografic Information System). Output analisis spasial dan data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian untuk land use dan land cover change. Peta dihasilkan adalah:
1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel 2. Peta Penggunaan Lahan
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Lokasi Pengambilan Sampel
Berdasarkan pengambilan sampel di Kabupaten Dairi diperoleh hasil peta lokasi pengambilan sampel disajikan pada gambar 1 (lampiran 1).
Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Pada gambar 1 dapat dilihat lokasi pengambil sampel sebanyak 36 sampel
yang tersebar di kabupaten Dairi, 4 sampel diambil di kecamatan Berampu, 5 sampel diambil di kecamatan Pegagan Hilir, 2 sampel diambil di kecamatan Lae Parira, 4 sampel diambil di kecamatan Parbuluan, 1 sampel diambil di kecamatan Sidikalang, 3 sampel diambil di kecamatan Siempat Nempu Induk, 4 sampel diambil di kecamatan Siempat Nempu Hilir, 4 sampel diambil di kecamatan Siempat Hulu, 3 sampel diambil
Universitas Sumatera Utara

di kecamatan Silima Pungga-Pungga, 5 sampel diambil di kecamatan Sumbul dan 1 sampel diambil di kecamatan Sitinjo. Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diperoleh hasil peta penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 dan 2013 disajikan pada gambar 2 dan 3.
Gambar 2. Penggunaan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi Tahun 2003 Dari penelitian dilakukan, diperoleh hasil bahwa penggunaan lahan dan
tutupan lahan di Kabupaten dairi pada tahun 2003 adalah hutan primer dengan luas 85.850 Ha, hutan sekunder 21.220 Ha, lahan budidaya 24.792 Ha, semak belukar 30.913 Ha, sawah 3.358 Ha, urban dan pemukiman 2.212 Ha, lahan terbuka 31.034 Ha dan air 213 Ha.
Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Penggunaan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi Tahun 2013 Dari penelitian dilakukan, diperoleh hasil bahwa penggunaan lahan dan
tutupan lahan di Kabupaten dairi pada tahun 2013 adalah hutan primer dengan luas 90.789 Ha, hutan sekunder 22.057 Ha, lahan budidaya 40.697 Ha, semak belukar 4.615 Ha, sawah 2.478 Ha, urban dan pemukiman 2.793 Ha, lahan terbuka 35.957 Ha dan air 207 Ha. Perubahan Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi
Berdasarkan penelitian dilapangan diperoleh hasil perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kabupaten Dairi dari tahun 2003 sampai tahun 2013 yang disajikan pada tabel 1.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Perubahan Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan di Kabupaten Dairi dari

tahun 2003 sampai tahun 2013

Luasan

Perubahan

Jenis Penggunaan dan

-----Ha-----

Jumlah Luasan Persentase

Tutupan Lahan

Tahun 2003

Tahun 2013

Lahan -----Ha-----

(%)

Hutan Primer

85.850 90.789

+4.939

5,75

Hutan Sekunder

21.220 22.057

+0.837

3,94

Lahan Budidaya

24.792 40.697

+15.905

64,15

Semak Belukar

30.913

4.615

-26.298

85,07

Sawah

3.358

2.478

-0.88

26,21

Urban dan Pemukiman 2.212

2.793

+0.581

26,26

Lahan Terbuka

31.034 35.957

+4.923

15,86

Air 213 207 -6 2,82

Total

199.592 199.593

Dari tabel 1. diperoleh hasil bahwa perubahan penggunaan lahan dan tutupan

lahan di Kabupaten Dairi pada tahun 2003 sampai dengan 2013 terjadi perubahan yang

sangat signifikan pada perubahan lahan budidaya yang meningkat sebanyak 15.905 Ha

dan perubahan lahan semak belukar yang menurun sebanyak 26. 298 Ha.

Pembahasan

Berdasarkan data dilapangan diperoleh bahwa tipe penggunaan lahan yang

cenderung mengalami penambahan luas yang signifikan adalah penggunaan lahan

budidaya yaitu 15.905 Ha. Penambahan luas lahan budidaya secara dominan

diperkirakan akibat adanya pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2003 yaitu

sebesar 255.847 jiwa menjadi 273.394 jiwa pada tahun 2013, besarnya tingkat

urbanisasi dan banyaknya perubahan struktur perekonomian menyebabkan kegiatan

pertanian yang membutuhkan lahan semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan

hidup masyarakat. Hal ini sesuai dengan literatur Haryani (2011) yang menyatakan

bahwa Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-

faktor penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan beberapa hal yang diduga

sebagai penyebab proses perubahan penggunaan lahan antara lain : (1) Besarnya

tingkat urbanisasi dan lambatnya proses pembangunan di pedesaan, (2) Meningkatnya

Universitas Sumatera Utara

jumlah kelompok golongan berpendapatan menengah hingga atas di wilayah perkotaan yang berakibat tingginya permintaan terhadappemukiman (komplekkomplek perumahan), (3) Terjadinya transformasi di dalam struktur perekonomian yang pada gilirannya akan menggeser kegiatan pertanian/ lahan hijau khususnya di perkotaan , (4) Terjadinya fragmentasi pemilikan lahan menjadi satuan-satuan usaha dengan ukuran yang secara ekonomi tidak efisien.
Berdasarkan data dilapangan diperoleh bahwa tipe penggunaan lahan yang cenderung mengalami penurunan luas yang signifikan adalah semak belukar yaitu 26.298 Ha. Penurunan luas pada lahan semak belukar diakibatkan adanya peningkatan penggunaan lahan untuk lahan budidaya, lahan terbuka, hutan primer dan sekunder dari tahun 2003 sampai dengan 2013 sehingga menyebabkan perubahan yang besar terhadap penggunaan lahan semak belukar. Hal ini sesuai dengan literatur Haryani (2011) yang menyatakan bahwa Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan beberapa hal yang diduga sebagai penyebab proses perubahan penggunaan lahan antara lain : (1) Besarnya tingkat urbanisasi dan lambatnya proses pembangunan di pedesaan, (2) Meningkatnya jumlah kelompok golongan berpendapatan menengah hingga atas di wilayah perkotaan yang berakibat tingginya permintaan terhadappemukiman (komplek-komplek perumahan), (3) Terjadinya transformasi di dalam struktur perekonomian yang pada gilirannya akan menggeser kegiatan pertanian/ lahan hijau khususnya di perkotaan , (4) Terjadinya fragmentasi pemilikan lahan menjadi satuan-satuan usaha dengan ukuran yang secara ekonomi tidak efisien.
Penggunaan lahan dan tutupan lahan pada sawah pada tahun 2003 sebesar 3.358 Ha dan terjadi perubahan pada tahun 2013 menjadi 2.478 Ha sehingga pada tahun 2013 terjadi perubahan penggunaan lahan sawah yang cenderung menurun
Universitas Sumatera Utara

sebesar 0,88 Ha. Hal ini dikarenakan adanya perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi areal pemukiman yang disebabkan adanya urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, kondisi sosial, dan faktor ekonomi daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Muiz (2009) yang menyatakan bahwa perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai proses perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lainnya yang dapat bersifat permanen maupun sementara dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang baik untuk tujuan komersil maupun industri.
Perubahan penggunaan lahan pada tipe penggunaan lahan hutan primer dan sekunder dari tahun 2003 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan areal hutan di Kabupaten Dairi dilindungi oleh Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, masyarakat tidak melakukan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan lain, tetapi memanfaatkan areal hutan sebagai lahan agroforestry untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga penggunaan areal hutan tidak berkurang.
Dari hasil survei diketahui bahwa jenis tanah dan tekstur tanah di daerah Kabupaten Dairi mendukung untuk budidaya tanaman sehingga perubahan penggunaan lahan lebih banyak menjadi lahan budidaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan juga karena adanya faktor- faktor lingkungan yaitu faktor fisik yang mempengaruhi penyebaran penggunaan lahan karena tanah adalah faktor fisik yang paling sering dimodifikasi untuk penggunaan lahan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjowigeno (1993) yang menyatakan bahwa tanah merupakan salah satu faktor penentu yan