UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI MASYARAKAT

UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI
MASYARAKAT

Disusun Oleh:
RIZAL NUR FAUZI
20120510455

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI
MASYARAKAT

MULTINATIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PACIFIC
INDONESIA’S EFFORT IN MAINTAINING GOOD IMAGE IN
COMMUNITY


SKRIPSI

Disusun Oleh:
RIZAL NUR FAUZI
20120510455

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

HALAMAN JUDUL
UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI
MASYARAKAT

SKRIPSI


Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi pada
Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
RIZAL NUR FAUZI
20120510455

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI
MASYARAKAT


Disusun Oleh:
RIZAL NUR FAUZI
20120510455
Telah Dipertahankan Dalam Ujian Pendadaran, Dinyatakan LULUS dan Disahkan
di Depan Tim Penguji Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Hari/Tanggal
Pukul
Tempat

: Selasa, 20 Desember 2016
: 11.00
: HI.B
TIM PENGUJI
Ketua

Sugeng Riyanto,S.IP, M.Si
Penguji I


Penguji II

Ali Muhammad, M.A, Ph.D

Ratih Herningtyas, S.IP, M.Si

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah asli dan belum
pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi Lain.
Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan oranglain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima
sanksiakademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.


Yogyakarta, 28 Desember 2016

Rizal Nur Fauzi

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Orangtuaku tercinta
Adik-adikku tersayang
Saudara-saudara & keluarga besar
Sahabat dan teman-teman yang ku banggakan
Dan Almamaterku tercinta

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang selalu
memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul UPAYA MULTINASIONAL
CORPORATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI
MASYARAKAT yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan
studi program Sarjana (S1) Jurusan Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis akan
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat yang tak terhitung
jumlahnya, serta kemudahan serta kelancaran dalam menyusun skripsi ini.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kami ke jalan yang di ridhoi
oleh Allah SWT.
3. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
4. Bapak Ali Muhammad, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Poltik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Ibu Siti Muslikhati, S.IP, M.Si. selaku Kepala Program Studi Ilmu

Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
6. Bapak Sugeng Riyanto, S.IP, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran,
petunjuk dan bimbingan dengan penuh ketekunan dan kesabaran
membimbing

dan

mengarahkan

menyelesaikan skripsi ini.

v

penulis

sehingga

penulis


dapat

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah

Yogyakarta

yang telah

memberikan

bekal

ilmu

pengetahuan sebagai dasar skripsi ini.
8. Kepada orang tua ku tercinta Bapak Drs.Ali Nurdin dan Ibu Yayah Juariah
S.Pdi yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang tak pernah
henti dan selalu menjadi inspirasi dalam menjalani hidup ini.
9. Adiku tersayang Fikry Nurlia Fauziah dan Fajrin Nur Cholisah yang selalu

memberikan semangat dan do’a selama proses penyusunan skripsi.
10. Kepada Partner terbaik Faizah S.Kom.I yang sudah sabar mendampingi
dan tak pernah berhenti memberikan motivasi dan semangat dalam
menyelesaikan studi ini.
11. Mahasiswa Hubungan Internasional terkhusus angkatan 2012 yang sudah
dan akan selalu menjadi teman berjuang dalam menyelesaikan studi ini,
semoga kita dapat dipertemukan kembali di tempat yang jauh lebih baik.
12. Keluarga ISLAH JOGJA khusunya ISLAH JOGJA XV ( Ikatan
Silaturahim Alumni Husnul Khotimah) yang selalu menginspirasi dan
saling berbagi dalam ukhuwah.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan
skripsi ini dari awal hingga akhir.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Desember 2016
Penulis

Rizal Nur Fauzi


vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….

i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………......

iv


KATA PENGANTAR …………………………………………………….

v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….

vii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A.

Latar Belakang ..........................................................................

1

B.

Rumusan Permasalahan ............................................................

6

C.

Kerangka Teori ..........................................................................

7

D.

Hipotesa ....................................................................................

12

E.

Metodologi Penelitian................................................................

13

F.

Tujuan Penulisan ........................................................................

13

G.

Jangkauan Penelitian ..................................................................

13

H.

Sistematika Penulisan .................................................................

13

vii

BAB II

DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC
INDONESIA .................................................................................

15

A. Sejarah PT Chevron Pacific Indonesia .....................................

15

B. Visi dan Misi PT Chevron Pacific Indonesia ...........................

20

C. Daerah Operasi PT Chevron Pacific Indonesia ........................

21

D. Struktur Organisasi PT Chevron Pacific Indonesia ..................

24

E. Kegiatan PT Chevron Pacific Indonesia ...................................

26

BAB III CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ..............................

30

A. Pengertian Corporate Social Responsibility................................

30

B. Manfaat Corporate Social Responsibility ............................... ...

32

C.

Kegiatan Corporate Social Responsibility PT.CPI...................

33

BAB IV MEDIA MASSA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA .....

48

A. Pengertian Media Massa .......................................................... ..

48

B. Karakteristik Media Massa ...................................................... ..

49

C. Peran dan Fungsi Media Massa................................................ ..

50

D. Citra Perusahaan dan Media Massa.......................................... ..

54

E. Upaya PT. CPI dalam Mempertahankan Citra............................

59

F. Respon Masyarakat Terhadap PT CPI ……………………… ...

67

BAB V KESIMPULAN……………………………………………………

72

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ...............................................

75

viii

HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MULTINASIONAL CORPORATJONS PT CHEVRON PAS]FIK
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK Di
MASYARAKAT

Disusun Oleh.

RIZAL NUR FAUZI
24]'205rc455
Telah Dipertahankan Dalam idian Pendadaran, Dinyatakan LLILUS dan Disahkan

di Depan Tim Penguji Jurusan Hubungan Internasional Fakultas llmu Sosial dan

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Hari/Tanggal

: Selasa, 20 Desernber 2016

Pukul

: 1i.00

Tempat

:HI.B
TIM PENGUJI
Ketua

Penguji

I

Penguji

nutin

n.*in#s.

ts.

II

rp. rvt.r*

BAB I

A.Latar Belakang
Multinasional Corporations (MNCs) merupakan sebuah organisasi
ekonomi yang melibatkan diri dalam kegiatan produktif di dua atau lebih negara.
Pada umumnya MNC memiliki markas besar sebagai pusat di negara asal mereka
yang kemudian diperluas ke negara lain dengan membangun atau membeli
berbagai aset usaha atau membuka cabang di negara tersebut (negara “tuan
rumah”) (Mas‟oed, Mohtar, 1997: 4-5). Dalam ekonomi politik internasional
MNC memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam transaksi
internasional. Saat ini MNC tumbuh dengan pesat, tidak hanya di negara maju
MNC dari negara berkembangpun saat ini telah tumbuh dengan pesat dan dapat di
perhitungkan dalam ekonomi internasional. Hadirnya MNC dapat memberikan
pengaruh yang sangat kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi
mereka yang sangat besar dan juga sumber finansial yang berkecukupan sebagai
relasi untuk masyarakat dan melobi politik. Karena saat ini banya perusahaan
multinasional di berbagai negara yang memiliki dana yang sangat besar bahkan
melebihi pendapatan suatu negara.
Dalam hubungan internasional MNC saat ini menjadi sebuah fenomena
yang sangat berpengaruh dalam perdagangan global dan perkembangan
perekonomian dunia. MNC sering dikaitkan dengan modernisasi karena
pengaruhnya yang dapat merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih efisien dan

1

modern/maju. Namun hal ini justru menjadi perdebatan di kalangan nasionalis
karena sejatinya hal tersebut akan

menimbulkan pergeseran nilai terhadap

budayanya sendiri karena pola pikir masyarakat yang terpengaruh oleh budaya
asing sehingga negara tersebut akan kehilangan identitas dari negaranya sendiri.
Kehadiran MNC di negara berkembang menimbulkan perdebatan antara
pihak yang menolak dan menerima kehadiran MNC, pasalnya kehadiran MNC ini
tidak hanya menimbulkan dampak yang positif tetapi ada dampak negative yang
harus di tanggung oleh Host Country. Seperti di Indonesia yang memiliki
kekayaan alam yang melimpah tentu menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para
investor asing untuk berbisnis dan menanamkan modal di Indonesia. Keterbatasan
resources menjadikan sebuah negara membutuhkan negara lain untuk membantu
dalam program-program kebijakan luar negeri suatu negara dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bantuan tersebut akan mampu di penuhi
hanya dengan melakukan kerjasama dengan actor nasional lainnya. Dalam hal ini
Indonesia juga membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan asing untuk
membangun pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan menarik investor asing
untuk berinvestasi menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satunya adalah di
bidang migas, Indonesia menerima berbagai MNC untuk masuk melakukan
ekplorasi dan eksploitasi migas di daerahnya. Sebagaimana yang tertera dalam
UU. No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, sejak saat itu banyak
MNC yang masuk berlomba-lomba untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya
adalah PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI) yang merupakan perusahaan minyak
terbesar di Indonesia.

2

PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI) merupakan salah satu perusahaan
asal Amerika Serikat yang bertugas untuk mengeksplorasi minyak di
Indonesia.Kemitraan Chevron dengan masyarakat dan pemerintah Indonesia
dimulai sejak tahun 1924. Chevron kini telah menjadi produsen minyak mentah
terbesar di Indonesia yang menghasilkan sekitar 40% produksi minyak nasional
melalui kegiatan operasi di Riau dan Kalimantan Timur serta menyediakan listrik
bagi masyarakat Indonesia melalui operasi panas bumi di Jawa Barat. Kini total
akumulasi produksi minyak Chevron telah mencapai lebih dari 12 miliar barrel.
(www.chevronindonesia.com).
Tahun 1924 merupakan langkah awal PT. Chevron Pasifik Indonesia
dalam melakukan eksplorasi dan produksi energi di Indonesia. Saat itu sebuah
perusahaan di bentuk oleh Standar Oil Company of California ( SOCAL ) dan
Texas Oil Company (TEXACO) di daerah Sumatra bernama N.V Netherlandsche
Pacific Petroleum Maatschappij atau NPPM untuk melakukan survey ekplorasi
pengeboran minyak di beberapa pulau di Indonesia dengan di awali dari pulau
Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur di pimpin oleh Emmerson
M.Butterworth. Perusahaan ini menemukan sebuah sumur minyak non-produktif
namun pada akhirnya ditutup. Pada tahun 1944, tim ahli geologi NPPM
menemukan sebuah sumur minyak di Minas yang merupakan sumur minyak
terbesar di Asia Tenggara. Minas sangat terkenal dengan jenis minyak Sumatera
Light Crude (SLC) yang baik dan memiliki kadar sulfur rendah, SLC juga di
jadikan sebagai standar minyak nasional. Minyak Minas telah di ekspor sejak
1952 hingga saat ini minyak Minas masih terus menghasilkan minyak mentah

3

hingga saat ini dengan dukungan teknologi injeksi air. Pada awal tahun 1950-an,
NPPM berubah nama menjadi Caltex Pacific Oil Company (CPOC). Sumur
minyak barupun di temukan di Duri, Bengkalis dan Petapahan. Kemudian pada
awal 1960-an nama Caltex Pacific Oil Company (CPOC) berubah menjadi Caltex
Pasific Company (CPC). Caltex mengubah kembali namanya menjadi PT. Caltex
Pacific Indonesia. Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang ditemukan di
daerah operasi Caltex, peta daerahpun dibuat. Peta daerah operasi ini biasa disebut
Kangaroo Block karena bentuknya yang seperti kangguru. Di luar Kangaroo
Block, Caltex saat itu juga mengopeasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block
(CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block). Pada tahun 1980
Caltex Pacific Indonesia membangun proyek Injeksi Uap terbesar di dunia, yaitu
Duri Steam Flood yang di resmikan oleh presiden Soeharto pada pertengahan
tahun 1980.
Proyek ini di tujukan untuk meningkatkan produksi minyak di ladang
minyak Duri. Dan pada tahun 2005 Caltex, sebagai anak perusahaan Chevron dan
Texaco Inc. diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka,
resmi nama PT Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT Chevron Pacific
Indonesia . Saat ini PT Chevron Pacific Indonesia memiliki 6.300 karyawan yang
berdedikasi dan berkeahlian tinggi di bidangnya, dan 30.000 karyawan mitra di
Indonesia dengan 97% karyawan dan manager yang merupakan orang Indonesia.
Keterbukaan Indonesia sebagai host country dalam menerima masuknya
berbagai MNC untuk membuka perusahaan tentu menjadi perhatian publik yang
menuai pro dan kontra. Pasalnya masuknya MNC di Indonesia tidak hanya
4

membawa dampak positif bagi Indonesia melainkan dampak negatif pun akan
mungkin ditimbulkan bagi Host Country ( Negara Tuan Rumah ). Salah satu
dampak negatif nya yakni MNC menimbulkan ketergantungan masyarakat
terhadap produk asing yang dapat menyebabkan tergesernya perusahaanperusahaan lokal. Kini MNC yang masuk di Indonesia tidak hanya di bidang
energi dan pertambangan melainkan telah masuk dalam berbagai bidang seperti
otomotif, fashion, media dan lain sebagainya.
Pelestarian lingkungan menjadi syarat penting masuknya MNC di
Indonesia karena tentu dengan hadirnya MNC di harapkan tidak mengganggu
keseimbangan ekologi yang akan berakibat buruk jika kita merusaknya. Namun
berbagai MNC yang masuk di Indonesia masih banyak yang kurang
memperhatikan dan lalai akan limbah yang di hasilkan oleh MNC tersebut yang
justru akan merusak lingkungan sekitar. Banyak contoh yang terjadi terhadap
kerusakan lingkungan yang di hasilkan oleh MNC, seperti di Aceh terdapat
kegiatan eksplorasi gas alam cair oleh Exxon Mobil Oil yang berakibat amblasnya
tanah seluas 33 hektar yang terjadi di empat dusun. Contoh lain adalah
pencemaran lingkungan akibat limbah merkuri yang dihasilkan oleh PT Freeport
Indonesia tahun 2004 di mimika, kasus pencemaran lingkungan akibat limbah di
Teluk Buya oleh PT Newmont Minahasa Raya tahun 2004 dan masih banyak lagi.
Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk memperketat
aturan hukum di Indonesia terhadap perusahaan multinasional sebab pencemaran
lingkungan yang dilakukan MNC akan berdampak langsung bagi masyarakat
sekitar. Oleh karena itu saat ini sudah banyak masyarakat yang peduli terhadap

5

lingkungan sehingga banyak muncul kumpulan maupun organisasi masyarakat
yang aktif dalam pemberantasan pencemaran lingkungan.
Citra negatif yang terbentuk di masyarakat tentang Perusahaan
multinasional ini tentu menjadi tantangan bagi MNC yang masuk di Indonesia
agar mampu menjawab kekhawatiran masyarakat serta persepsi masyarakat
tentang citra negatif tersebut. Dalam hal ini di butuhkan strategi atau upaya yang
perlu di lakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat setempat. Bagaimana
dengan hadirnya MNC mampu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dan
saling menguntungkan satu sama lain. Serta merubah persepsi masyarakat tentang
citra MNC agar dapat di terima di kalangan masyarakat setempat. Oleh karena itu
PT Chevron Pacific Indonesia tidak hanya berfokus terhadap pengembangan dan
menyediakan sumber energi saja di Indonesia melainkan CPI juga berupaya
membantu mengembangkan kemitraan bagi masyarakat dengan mendukung
pengembangan masyarakat dengan menerapkan gotong royong dalam menjalin
kemitraan di pemerintah, masyarakat, maupun organisasi.

B. Rumusan Masalah
- Bagaimana upaya yang dilakukan PT. Chevron Pasifik Indonesia dalam
mempertahankan citra di masyarakat??

6

C. Kerangka Teori
1. Teori Public Relations
Definisi Public Relations menurut International Public Relations
Association (IPRA),
“Public Relations is a management function, of a continuing
and planned character, through which public and private
organizations and institutions seek to win and retain the
understanding , sympathy, and support of those with whom there
are or may be concerned by evaluating public opinion about
themselves, in order to correlate, as far as possible their own
policies and procedures, to achieve by planned and widespread
information more productive corporation and more efficient
fulfillment of their common interest”.
Definisi tersebut dapat di terjemahkan sebagai berikut, Public Relation
merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan
secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum
dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada
kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat
mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai
kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang

7

lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas (
Rumanti, Maria A, 2005:11).
Definisi Public Relations yang di sepakati oleh para ahli yang bergabung
dalam IPRA di den haag itu menyatakan dengan tegas bahwa Public relations
adalah fungsi manajemen, artinya Public relation tersebut melekat pada
manajemen. Hal ini secara tidak langsung menyeragaman definisi yang begitu
banyak dalam hal hubungan antara PR dengan manajemen yang beraneka ragam.
Kemudian menurut Frank Jefkins Public Relation adalah semua bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara satu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian ( Jefkins, Frank 2003: 10 ).
Dalam hal ini Frank Jefkins memperinci unsur tujuan dalam public relations yaitu
dengan tidak terbatas hanya pada saling pengertian saja, melainkan berbagai
macam tujuan khusus lainnya saling berkaitan dengan saling pengertian itu
sendiri. tujuan-tujuan khusus itu meliputi penanggulangan masalah-masalah
komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya mengubah
sikap yang negatif menjadi positif ( Jefkins, Frank 2003: 10 ). Public relation
menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan ( management objectives ).
Oleh karena itu Public Relation merupakan kegiatan yang nyata sehingga dapat
diukur tingkat keberhasilan dan kegagalan sebuah organisasi dalam mencapai
sebuah tujuan tertentu. Hal ini sekaligus menepis anggapan yang keliru bahwa
Public Relations merupakan kegiatan yg abstrak.

8

PT Chevron Pasifik Indonesia dalam kegiatannya di Indonesia tentu
membutuhkan dukungan dari masyarakat,organisasi,maupun pemerintah agar
mampu bertahan serta menjalin hubungan kerja yang baik di Indonesia. Dalam hal
ini PT Chevron Pacific Indonesia menyadari pentingnya citra yang tumbuh di
masyarakat, karena citra yang positif akan menunjang kegiatan suatu perusahaan
agar lebih maju dalam menjalankan usahanya. PT Chevron Pacific Indonesia
melakukan upaya public relation untuk membangun citra positif di masyarakat
agar mampu menjalin hubungan baik dan mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Salah satu upaya public relation yang di lakukan oleh PT Chevron
Pacific Indonesia yakni melalui strategi advertisement. Strategi advertisement
merupakan strategi yang efektif dalam membangun citra yang positif di
masyarakat mengingat di era modern saat ini media memiliki pengaruh yang
sangat penting dalam membangun opini di masyarakat terutama media televisi.
Dalam hal ini PT Chevron Pacific Indonesia memanfaatkan media iklan sebagai
alat untuk membangun citra perusahaan di masyarakat. Salah satu iklan yang
terkenal dari PT Chevron Pacific Indonesia yakni iklan yang bertajug Chevron
Says “We Agree”. Dalam iklan tersebut menjelaskan berbagai upaya yang
dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia dalam membangun Indonesia menjadi
lebih baik.
2. Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)
Konsep dasar CSR menurut versi Uni Eropa, Corporate Social
Responsibility

merupakan

sebuah

konsep

dimana

sebuah

perusahaan

mengintegrasikan aspek social dan lingkungan dalam operasional perusahaan dan
9

dalam interaksinya dengan stakeholders. Kemudian Menurut The World Business
Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga
internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan
multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making
Good Business Sense”,pengertian CSR adalah komitmen bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para
karyawan perusahaan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat (lokal) dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan (Liliweri, 2011: 659).
Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility
ini merupakan upaya tanggung jawab yang dilakukan suatu perusahaan dalam
bentuk pengembangan social serta pembangunan secara berkelanjutan. PT
Chevron Pasific Indonesia sangat memperhatikan akan pentingnya menjaga aset
dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini CPI melakukan serangkaian
CSR baik di masyarakat maupun lingkungan sebagai upaya mendapatkan
pengakuan dan citra yang baik di masyarakat.
PT Chevron Pacific Indonesia menjalankan usahanya dengan berlandaskan
pada konsep The Chevron Way yaitu serangkaian nilai-nilai universal yang di
yakini dan menuntut integritas serta pencapaian tertinggi dari karyawannya dalam
bekerjasama dengan mitra, pemerintah, masyarakat, maupun organisasi. Dengan
konsep The Chevron Way terbukti membawa keberhasilan dengan maraih
berbagai penghargaan di Indonesia. Namun dalam hal ini PT Chevron Pacific
Indonesia juga melakukan upaya berupa berbagai kegiatan advertisement sebagai
bentuk diplomasi dengan tujuan utamanya adalah pencitraan sehingga hal ini

10

mampu merubah opini masyarakat/persepsi masyarakat agar menerima CPI dan
senantiasa mendukung usaha dan bekerjasama dengan CPI.
3. Opini Publik dan Media Massa
Pengertian Opini public menurut Leonard W Doob dalam buku yang
berjudul Public Opinion and Propaganda mengartikan Opini public adalah sikap
orang-orang mengenai sesuatu isu, dimana mereka merupakan anggota dari
sebuah masyarakat yang sama ( Djoenaesih, Sunarjo 1984:26 ).
Seperti yang di utarakan diatas, Opini publik memiliki hubungan dan
keterkaitan dengan sikap manusia, yakni sikap secara pribadi maupun sikap
sebagai anggota kelompok. Oleh karena itu Opini public terbentuk dari sikap
pribadi seseorang atau sikap kelompoknya karena itu sikapnya di tentukan oleh
pegalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula (
Djoenaesih, Sunarjo 1984:26 ).
Media massa merupakan Singkatan dari mass media of communication
atau media of mass communication. Media massa adalah “komunikasi dengan
menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyakbanyaknya dan area yang seluas- luasnya”. “Komunikasi massa tak akan lepas
dari massa, karena dalam komunikasi massa, penyampaian pesannya adalah
melalui media (McQuail 2005:3).
Namun pada era globalisasi seperti saat ini media memiliki peranan yang
sangat penting di masyarakat. Kini Media menjadi jembatan penghubung
informasi bagi masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi kini media
11

kian mudah di akses kapanpun dan di mana pun. Kemudahan untuk mendapatkan
informasi di kalangan masyarakat kini menjadi sarana bagi perusahaan atau
instansi untuk memperkenalkan produk atau programnya di media massa. Media
massa kini di gunakan sebagai penggiring opini public menuju pencitraan yang di
inginkan. Oleh karena itu media massa menjadi salah satu alat untuk membangun
citra di masyarakat karena mampu mempengaruhi pandangan atau persepsi publik
atas suatu isu.
Dalam hal ini PT Chevron Pacific Indonesia memanfaatkan media massa
sebagai alat untuk mendapatkan citra dan pengakuan di masyarakat. PT Chevron
Pacific Indonesia mengetahui pentingnya dan peranan media massa di masyarakat
oleh karena itu CPI melakukan berbagai upaya pencitraan di media massa untuk
merubah berbagai pandangan skeptis di masyarakat terhadap perusahaan asing.
Dengan mengkomunikasikan berbagai program CSR yang ada di CPI kepada
masyarakat melalui media massa.
D. Hipotesa
Dari analisis diatas penulis mencoba membuat hipotesa berdasarkan
rumusan masalah dan teori yang sudah di paparkan diatas. Upaya yang dilakukan
PT Chevron Pacific Indonesia dalam mempertahankan citra baik di masyarakat
adalah :
1.

PT Chevron Pacific Indonesia menjalankan program Corporate Social
Responsibility untuk mendapatkan kepercayaan dan citra baik di
masyarakat.

12

2. PT Chevron Pacific Indonesia melakukan strategi pencitraan melalui
media massa dengan mempublikasikan kegiatan CSR serta nilai-nilai
dalam The Chevron Ways kepada masyarakat.

E. Metodologi Penelitian
Dalam skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung. Adapun yang tergolong sumber data sekunder yaitu
: buku-buku tentang MNC dan Hubungan Internasional, Jurnal dan media internet
berupa artikel dan video.

F. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui upaya yang di lakukan PT Chevron Pacific Indonesia sebagai
MNC dalam mendapatkan citra di masyarakat.
b) Menunjukan bahwa pencitraan yang di lakukan PT Chevron Pacific
Indonesia mampu memberikan efek yang positif bagi perusahaan.

G. Jangkauan Penelitian
Dalam membahas permasalahan di atas penulis membatasi jangkauan
penelitian tehadap masalah yang diangkat. Yakni pada tahun dimana PT Chevron
Pacific Indonesia mulai melakukan berbagai pencitraannya di media pada tahun
2012 dalam sebuah iklan yang bertajug “Chevron says, We Agree”.
13

H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini penulis akan membagi menjadi lima bab dengan
masing-masing bab yang akan menjelaskan sesuai dengan permasalahan diatas.
Pada bab pertama penulis akan mejelaskan latar belakang masalah, rumusan
masalah, kerangka teori, hipotesa, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Pada bab kedua penulis akan menjelaskan tentang deskripsi umum profil
PT Chevron Pacific Indonesia yang meliputi : Sejarah PT Chevron Pacific
Indonesia, visi dan misi PT Chevron Pacific Indonesia, daerah operasi PT
Chevron Pacific Indonesia, Struktur perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia,
dan kegiatan PT Chevron Pacific Indonesia.
Pada bab ke tiga penulis akan memaparkan tentang Corporate Social
Responsibility

atau

CSR

yang

meliputi

pengertian

Corporate

Social

Responsibility, awal munculnya Corporate Social Responsibility di Indonesia,
perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia, manfaat Corporate
Social Responsibility bagi masyarakat dan perusahaan, dan Kegiatan-kegiatan
Corporate Social Responsibility PT Chevron Pacific Indonesia.
Pada bab kempat penulis memaparkan tentang media massa yakni
pengertian media massa, perkembangan dan manfaat media massa, karakteristik
media massa, fungsi dan peran media massa dalam kehidupan sosial, serta
bagaimana PT Chevron Pacific Indonesia menggunakan media massa dalam
menjalankan strategi perusahaannya untuk mempertahankan citra positif di
masyarakat. Pada bab kelima berisi kesimpulan dan daftar pustaka.

14

BAB II
DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

A. Sejarah PT Chevron Pacific Indonesia
PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan minyak
terbesar di Indonesia. Perusahaan yang dulu bernama PT Caltex Pacific Indonesia
ini adalah salah satu unit bagi hasil bagi perusahaan minyak Amerika, yakni
Chevron Corporations yang juga merupakan salah satu perusahaan energi terbesar
di dunia. Chevron memiliki cabang lebih dari 90 negara yang bergerak di bidang
minyak dan gas bumi, mencakup eksplorasi, pengolahan, produksi, pemasaran
dan transportasi, manufaktur produk kimia, serta pembangkit energi (power
generation).
Berdirinya PT. CPI diawali dari eksplorasi minyak di Pulau Sumatera,
Jawa Timur, dan Kalimantan Timur yang dipimpin oleh Emerson M. Butterworth.
Pada bulan Maret 1924, Upaya pencarian minyak dilakukan oleh Standard Oil
Company of California (SOCAL). Tim Butterworth juga melakukan survey
explorasi di bagian utara pulau Papua dan terhenti karena Indonesia masih
dibawah penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1930, tim Butterworth
mengajukan izin pengeboran minyak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk
melakukan pengeboran minyak di pulau tersebut. Karena berdasarkan survey yang
telah dilakukan terdapat kandungan minyak yang potensial pada daerah tersebut.

15

Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada SOCAL untuk
melanjutkan kegiatan eksplorasi di Sumatra Tengah. SOCAL ditawari pemerintah
daerah Hindia Belanda suatu daerah seluas 600.000ha di daerah Sumatra Tengah
dan kemudian dibentuk N.V. Nederlances Pacific Petroleoum Maatschappij
(NPPM) pada bulan Juni 1930 yang merupakan cikal bakal dari PT Chevron
Pacific Indonesia.
Untuk melakukan eksplorasi di kawasan tersebut, SOCAL bekerja sama
dengan perusahaan minyak Amerika lainnya yang bernama TEXACO (Texas Oil
Company) dan membentuk suatu perusahaan baru yang diberi nama CALTEX
(California Texas Corporation). Dengan menerima tawaran Pemerintah Hindia
Belanda tersebut dimulainya karya Caltex di Propinsi Riau. Pengeboran minyak di
kawasan Riau dimulai pada tahun 1934. Pada tahun 1940 untuk pertama kalinya
minyak mulai mengalir dari lokasi sumur di Sebanga, dan pada tahun 1941
PT.Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) menemukan ladang minyak di daerah Duri.
Dengan ditemukannya kandungan minyak di daerah tersebut, maka
dilakukanlah kegiatan eksplorasi. Kegiatan pengeboran sempat terhenti karena
adanya Perang Dunia II sekitar tahun 1946. Setelah perang berakhir, kegiatan
eksplorasi kembali dilakukan dan dipusatkan untuk pengembangan lapangan
minyak Minas. Ladang minyak Pungut ditemukan pada tahun 1951, Kota Batak
pada bulan Juli 1952, Bekasap pada bulan September 1955, lapangan gas Sebanga
Utara bulan November 1960, hingga yang terakhir Tegar dan Sakti pada bulan
Januari dan Juli 1991.

16

Nasionalisasi perusahaan penghasil minyak yang dimiliki Belanda dimulai
pada tahun 1957. Keputusan tersebut dikeluarkan oleh Presiden Soekarno yang
secara tidak langsung akan berpengaruh besar terhadap posisi Caltex sebagai salah
satu perusahaan penghasil minyak. Caltex telah menanamkan modalnya di
Indonesia sebesar US$50 juta sejak tahun 1950-an. Menjelang tahun 1958
produksi minyak Caltex talah mencapai 200.000 barrel per hari. Usaha
nasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam UU No.44 tahun
1960. Berdasarkan Undang - undang ini dinyatakan bahwa semua kegiatan
penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh negara
yang pelaksanaannya dilakukan oleh perusahaan minyak negara.
Pada bulan September 1963, diadakan "Perjanjian karya" yang
ditandatangani antar perusahaan negara dan perusahaan asing, dan termasuk di
dalamnya adalah PT. CPI dan Pertamina. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan
bahwa wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangaroo seluas 9.030 km2. Pada tahun
1968, diadakan penambahan luas wilayah yaitu sekitar Minas Tenggara, Libo
Tenggara, Libo barat, dan Sebanga, sehingga luas wilayah kerja PT CPI
seluruhnya menjadi 9898 km2.
Perjanjian karya berakhir pada 28 November 1983 dan diperpanjang
menjadi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) hingga tanggal 8
Agustus 2001 dengan wilayah kerja seluas 31.700 km2. Dalam kontrak bagi hasil
tersebut antar lain menetapkan bahwa Pertamina adalah pengendali manajemen
operasional dan yang menyetujui program kerja dan anggaran tahunan. PT. CPI
sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan operasional dan

17

menyediakan keahlian teknis, dan investasi serta biaya operasi. Kontrak bagi hasil
untuk daerah operasi baru seluas 21.975 km2 yaitu wilayah Coastal Plains dan
Pekanbaru atau CPP ditandatangani pada tanggal 9 Agustus 1971, sedang wilayah
kerja sebelumnya yang dikenal dengan sebutan Kangoroo Block seluas 9030 km2
diperpanjang masa operasinya sampai dengan tanggal 8 Agustus tahun 2001.
Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara
pemerintah (Pertamina) dan PT. CPI adalah 88% : 12%.
Jika dibandingkan dengan 52 kontraktor minyak lainnya, PT. CPI
merupakan kontraktor paling besar. Produksi minyak mentah PT. CPI mencapai
65.8 % (1974) dan menurun menjadi 46.5 % (1990), meskipun terjadi penurunan
pangsa produksi dari PT. CPI, kelima kontraktor minyak, yaitu Caltex, Arco,
Mobil Oil, Total, dan Maxus, tetap menguasai pangsa produksi sebesar 75 %,
sedangkan Pertamina dan Unocal mengalami penurunan produksi. Ladang
Minyak Duri memberikan sumbangan sumbangan sebesar 42 % dari seluruh total
produksi minyak PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi yang tajam pada
1960-an, hal ini sangat memprihatinkan pihak PT. CPI karena penurunan tersebut
akan sangat berpengaruh pada "economic life expectancy" dari perusahaan itu
sendiri.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut PT. CPI telah melaksanakan suatu
proyek yang dinamakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Maret 1990. Injeksi uap tersebut
merupakan teknologi generasi ketiga yang dimiliki oleh PT. CPI. Teknologi ini
akan mempermudah proses penyedotan minyak dari dalam perut bumi yang tidak

18

dapat dilakukan dengan teknologi penyedotan minyak "tradisional". Dengan
menerapkan teknologi tersebut PT. CPI megharapkan tidak hanya mencegah
penurunan produksi minyak yang berasal dari ladang minyak Duri tetapi juga
melipat gandakan produksi minyak yang berasal dari ladang minyak tersebut.
Untuk pengembangan ladang Duri dilakukan dalam tiga belas area yang
dimulai dengan membangun konstruksi area pertama pada tahun 1981.
Pembangunan juga mencakup fasilitas pendukung utama seperti Stasiun
Pengumpul Minyak dan Stasiun Pembangkit Uap. Sampai pengembangan area -V,
sistem injeksi yang diterapkan dikenal dengan sistem pola tujuh titik atau pola
lima dan sembilan. Dimana satu buah sumur injeksi uap dikelilingi oleh enam
buah sumur produksi.
Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah perusahaan besar Chevron dan
texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu,
maka

didirikanlah

sebuah

perusahaan

ChevronTexaco.

ChevronTexaco

merupakan perusahaan energi global teratas dengan 53.000 pegawai yang tersebar
di 180 Negara dan menjadi produsen tertinggi di negara Indonesia, Angola,
Kazakstan serta memegang daerah utama di perairan dalam Amerika Serikat.
Sebagai perusahaan energi global puncak, perusahaan raksasa ChevronTexaco
tercatat memiliki 25.000 tempat penyalur produk minyak dan gas.
Produksi untuk penjualan harian sebesar 3,5 Juta barel perhari dengan kapasitas
kilang minyak 2,2 Juta barel (http://dokumen.tips/documents/profil-perusahaan561d7b5b2901d.html).

19

Pada tahun 2005, nama Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi Chevron
Pacific

Indonesia

sesuai

ditetapkannya

surat

keputusan

No.C-25712

HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 16 September 2005. Perubahan ini dilakukan
berdasarkan pengarahan dari pemilik saham mengenai penggunaan nama Chevron
pada seluruh bisnis hulu perusahaan ini. Gambar berikut adalah lambang Chevron
yang dipakai di seluruh dunia:

LOGO CHEVRON CORPORATIONS

B. Visi dan Misi
Visi dari PT. Chevron Pacific Indonesia adalah : “To be the global energy
company most admired for its people, partnership and performance.” Visi
tersebut berarti bahwa CPI :
 Menyediakan produk-produk energi yang sangat penting untuk kemajuan
ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan manusia di seluruh
dunia

20

 Adalah orang-orang dan organisasi dengan kemampuan dan komitmen
tinggi
 Adalah mitra tepercaya

 Memberikan kinerja berkelas dunia

 Dikagumi oleh semua pihak yang berkepentingan (investor, pelanggan,
pemerintah di tempat CPI beroperasi, masyarakat setempat, dan
karyawan kami) tidak hanya karena hasil yang kami capai tapi juga
bagaimana kami mencapainya.

Misi PT. Chevron Pasific Indonesia:


As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring
for and Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI’s
Shareholders.



CPI will Independently Pursue Other Energy Related Business Opportunities
by Leveraging its Resources to Assure Continued Value Addition and Growth.

C. Wilayah dan Daerah Operasi
Wilayah kerja PT. CPI yang pertama seluas hampir 10.000 km2 dikenal
dengan nama Kangoroo Block yang terletak di Kabupaten Bengkalis. PT. CPI
selain mengerjakan sendiri daerahnya juga bertindak sebagai operator bagi
Caliastik/Chevron dan Topco/Texaco. Perjanjian yang diadakan pertama yaitu
pada tahun 1963 untuk jangka waktu selama 30 tahun, wilayah kerjanya meliputi
Blok A, B, C, dan D seluas 12.328 km2. Setelah memperoleh tambahan daerah
seluas 4.300 km2, maka pada tahun 1968 sebagian Blok A dan D dan seluruh Blok

21

C (seluruhnya 32.6% dari daerah asal) diserahkan kembali ke pemerintah
Indonesia sedangkan pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan pada
tahun 1973 dan 1978.
Penandatanganan dua perjanjian C & T yang berdasarkan kontrak bagi
hasil dilakukan pada bulan Agustus 1971 yaitu Coastal Plain Pekanbaru Block
seluas 21.975 km2 dan pada bulan Januari 1975 yaitu Mount Front Kuantan Block
seluas 6.865 km2. Setelah dilakukan pengembalian beberapa daerah dari daerah
kerja secara bertahan, sekarang Coastal Plain Pekanbaru hanya seluas 9.996 km2.
Tahun 1979 hingga tahun 1983 dilakukan penambahan kontrak-kontrak baru oleh
PT. CPI yaitu sebagai berikut :
 Joint Venture dengan Pertamina daerah Jambi Selatan Blok D seluas
5.826 km2 pada tahun 1976 dan dikembalikan seluruhnya pada tahun
1988.
 Kontrak bagi hasil (KPS) untuk wilayah Blok Singkarak pada tahun 1981
seluas 7.163 km2 di Sumatera Barat yang dikembalikan seluruhnya pada
tahun 1984.
 Kontrak bagi hasil untuk wilayah Blok Langsa pada tahun 1981 seluas
7.080 km2 di Selat Malaka, lepas pantai Sumatera Utara, dan lepas pantai
Daerah Istimewa Aceh yang dikembalikan seluruhnya pada bulan Mei
1986.
 Kontrak bagi hasil Blok Nias pada tahun 1981 seluas 16.116 km2.

22

 Perpanjangan Perjanjian Karya menjadi bentuk kontrak bagi hasil (KPS)
untuk wilayah Blok Siak selama 20 tahun terhitung mulai tanggal 28
November 1993 dengan luas wilayah kerja 8.314 km2.
Perluasan ladang minyak Duri dilakukan dalam tiga belas area yang
dimulai dengan membangun daerah konstruksi pertama pada tahun 1981. Dalam
sepuluh tahun belakangan ini sudah dikembangkan 8 area. Pembangunan juga
mencakup fasilitas pendukung utama seperti stasiun pengumpul minyak.
Area operasi PT. CPI saat ini terdiri dari lapangan Duri, satu-satunya
wilayah yang memproduksi minyak berat (heavy oil) sebanyak kurang lebih
200.000 BOPD, dan area operasi minyak ringan yang terdiri dari Sumatera Bagian
Utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani, dan Sumatera Bagian
Selatan yang meliputi Minas, Libo, Petapahan, yang secara keseluruhan
memproduksi minyak ringan sebanyak kurang lebih 250.000 BOPD. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar.

Gambar Wilayah Kerja PT. Chevron Pacific Indonesia

23

Pada awalnya PT. CPI membagi lokasi daerah operasi menjadi 6 distrik yaitu:
1.

Distrik Jakarta sebagai pusat administrasi seluruhnya.

2.

Distrik Coastal Plains Pekanbaru (CPP) merupakan pusat kerja
administrasi daerah operasi PT. CPI.

3.

Distrik Minas merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 30
km dari distrik CPP).

4.

Distrik Duri merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 112
km dari distrik CPP).

5.

Distrik

Support

Operation,

merupakan

pelabuhan

tempat

pemasaran/pengapalan minyak (sekitar 184 km dari distrik CPP).
6.

Distrik Operasi Bekasap, merupakan daerah eksplorasi minyak.

D. Struktur Organisasi
PT. CPI mengalami beberapa fase sistem organisasi. Sejak 11 Maret 1995
PT CPI menggunakan sistem ”line and staff” (sistem yang bersifat fungsional)
yang dikenal dengan SBU (Strategic Business Unit). Pada saat itu wilayah operasi
PT CPI disebut dengan Rumbai SBU, Minas SBU, Bekasap SBU, Duri SBU dan
Support Operation.
Pada bulan Maret 2004, SBU diganti dengan sistem baru yang disebut
IBUC

(Indonesian

Business

Unit

Challenge)

yang

mengatur

wilayah

operasionalnya dengan OU (Operating Unit). OU lebih bersifat kerja tim dan
sesuai dengan proses pekerjaannya yang terdiri dari Heavy Oil OU dan Sumatera
Light Oil OU. OU adalah suatu struktur organisasi yang berdasarkan proses kerja

24

bisnis dan mempunyai otoritas tersendiri atas proses produksi dari awal hingga
akhir dalam satu unit, sehingga ada pelimpahan wewenang (desentralisasi) yang
besar pada suatu unit.
Sejak Agustus 2005, Chevron mengakuisisi Unocal dan seluruh industri
hulu yang memakai nama Chevron menjadi PT Chevron Pacific Indonesia dengan
visi ”Menjadi perusahaan energi dunia yang dikagumi karena karyawan, kinerja
dan kemitraannya”.Struktur organisasi PT. CPI secara garis besar dapat dilihat
pada skema berikut:

25

Gambar Skema struktur organisasi PT. CPI

E. Kegiatan PT Chevron Pacific Indonesia
Perusahaan Chevron bergerak terutama di bidang minyak dan gas bumi.
PT Chevron Pacific Indonesia dalam kegiatannya mencakup

eksplorasi,

pengolahan dan produksi, manufaktur produk kimia serta pembangkit energi.
Secara spesifik kegiatan yang dilakukan PT. Chevron Pasific Indonesia yaitu
Operasi Sumatra, Operasi Kalimantan, Operasi Geothermal dan Energi Listrik.
1. Operasi Sumatra
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengoperasikan dua lapangan
migas utama di Sumatera, Duri dan Minas. Selain itu, CPI juga
mengoperasikan Pelabuhan Dumai, terminal pengangkutan minyak
terakhir.Sebagian besar produksi CPI di Sumatera pada tahun 2015 berasal

26

dari lapangan-lapangan di Blok Rokan. Duri, sebagai lapangan terbesar,
telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi uap (steamflood) untuk
meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan
injeksi uap terbesar di dunia. Pada tahun 2015, teknologi injeksi uap
diterapkan untuk pengelolaan 77 persen lapangan-lapangan di Duri.

PT Chevron Pacific Indonesia terus mengimplementasikan proyekproyek yang dirancang untuk menunjang kesinambungan produksi,
peningkatan perolehan minyak dan keandalan sumber cadangan yang ada.
Proyek pengembangan injeksi uap Area 13 Lapangan Duri telah
diselesaikan pada tahun 2015 dengan mulai berproduksinya semua sumur
dan tuntasnya tahap injeksi pada akhir tahun.Kami terus mengoptimalkan
program injeksi air (waterflood) di Lapangan Minas. Pada tahun 2015,
kami melanjutkan proyek percontohan yang menggunakan proses injeksi
kimia untuk meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di lapangan
Minas dan sekitarnya.

2. Operasi Kalimantan

Operasi Chevron di Kalimantan termasuk empat wilayah kontrak
kerja sama (KKS) lepas pantai seluas 11.100 km persegi (2,8 juta hektar)
di Kutei Basin. Di Kutei Basin, Kalimantan Timur, sebagian besar
produksi Chevron di tahun 2015 berasal dari 14 lapangan lepas pantai di
wilayah KKS East Kalimantan, dan sisanya berasal dari lapangan laut
dalam West Seno di KKS Makassar Strait. Pada tahun 2016, Chevron

27

mengumumkan bahwa perusahaan tidak akan memperpanjang KKS East
Kalimantan dan berencana untuk mengembalikan aset-aset tersebut kepada
pemerintah pada saat kontrak berakhir di tahun 2018. Terdapat dua proyek
pengembangan gas laut dalam di Kutei Basin yang dikenal dengan
Indonesia Deepwater Development (IDD).

Chevron memiliki 62 persen kepemilikan di proyek Bangka dan
mengumumkan pencapaian produksi gas dari proyek tersebut pada 31
Agustus 2016. Proyek ini termasuk pipa bawah laut ke unit produksi
terapung (FPU) dan kapasitas terpasang sebesar 110 juta kaki kubik gas
alam dan 4.000 barel kondensat per hari. Persetujuan pemerintah terhadap
keputusan investasi final dicapai pada tahun 2014. Kami memulai proyek
dengan kegiatan pengeboran dua sumur pengembangan di semester kedua
2014.

Proyek lainnya, Gendalo-Gehem, termasuk pengembangan dua hub
terpisah, yang masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah
laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di
darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek ini akan dijual
untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair.
Proyek ini memiliki rencana kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki
kubik gas alam dan 47.000 barel kondensat per hari. Kepemilikan
perusahaan adalah sebesar 63 persen. Chevron terus berupaya untuk
mencapai keputusan investasi final (FID).

28

3. Operasi Geothermal dan Energi Listrik

Chevron adalah salah satu produsen energi panasbumi terbesar di
dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi panasbumi
dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini
mampu menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca. Dua
anak perusahaan Chevron mengoperasikan fasilitas energi panasbumi di
Pulau Jawa. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd mengelola Darajat dan
Chevron Geothermal Salak, Ltd., mengoperasikan Salak. Operasi Darajat
memasok uap panas bumi ke pembangkit yang mampu menghasilkan
listrik berkapasitas 270 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari
operasi Darajat dijual langsung ke perusahaan jaringan listrik nasional.
Chevron memiliki 95 persen kepemilikan operasi di Darajat.

Chevron mengembangkan operasi Salak, salah satu operasi
panasbumi terbesar di dunia. Lapangan ini memasok uap ke enam unit
pembangkit listrik dan tiga di antaranya merupakan milik perusahaan
dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt. Hasil gabungan
dari operasi panasbumi kami di Darajat dan Salak saat ini mampu
memproduksi energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sekitar 3 juta rumah di Indonesia. (www.chevronindonesia.com).

29

BAB III
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

A. Pengertian Corporate Social Responsibility
Corporate social responsibility atau disingkat CSR merupakan sebuah
program yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab social kepada
masyarakat. Menurut Kotler dan Nancy Corporate Social Responsibility (CSR)
didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian
sumber daya perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate
Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara
transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung
tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
Kemudian Menurut The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri
tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30
negara di dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense”,pengertian
CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, dan
masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan
(Liliweri, 2011: 659). Dalam Hal ini setiap perusahaan memiliki tanggung jawab
dan kode etik bisnis yang harus dilakukan sebagai bentuk upaya perusahaan
30

dalam mempertahankan kontrak kerjanya. Kode etik bisnis ini yang mewajibkan
perusahaan untuk lebih memperhatikan social maupun lingkungan dalam setiap
operasi yang dijalankan perusahaan.
Dalam perkembangannya, CSR atau Corporate Social Responsibility
mulai di rasakan penting oleh masyarakat terutama masyarakat sekitar yang
memang satu wilayah dengan daerah operasi perusahaan. Kesadaran masyarakat
akan pentingnya CSR berkembang seiring dengan disahkannya UU No.40 tahu